Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ROM
KELOMPOK : II
KELAS : VII B
: ROM
Sasaran
Tempat
Waktu
: 20 menit
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 6 orang
2. Ruangan
a. Ukuran ruangan 3x4 meter
b. Keadaan penerangan dan ventilasi cukup memadai dengan besar ruangan .
c. Prasarana yang tersedia dalam ruangan dan tempat kursi.
3. Penyuluh
Fasilitator adalah mahasiswa STIKES Mataram semester VIIB
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta diharapkan mampu melakukan teknik
ROM dengan benar
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu :
1.
2.
3.
D. MATERI ( Terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Konta indikasi ROM
3. Cara kerja ROM
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Redomontrasi
F. MEDIA
-
Lembar balik
LCD
TAHAP / WAKTU
Pembukaan
1.
Penyuluh
Mengucapkan salam.
3 menit
2.
Memperkenalkan diri.
2.
Mendengarkan.
3.
3.
Mendengarkan.
Penyajian (pengembangan)
1.
penyuluhan
Menjelaskan pengertian ROM
1.
Mendengarkan penjelasan.
15 menit
2.
Menjelaskan
2.
Mendengarkan penjelasan.
3.
Mendengarkan
tujuan
kontraindikasi ROM
3.
1.
Peserta
Menjawab salam.
dan
memperhatikan penjelasan.
kerja ROM
4.
Mendemonstrasikan
cara
4.
memperhatikan penjelasan
5.
Bertanya
6.
mendemontrasikan
7.
menjawab
1.
Mendengarkan.
2.
Menjawab salam
melakukan ROM
5.
Memberikan
kepada
kesempatan
klien
untuk
mendemontrasikan ROM
7.
Memberikan
reinforcement
1.
5 menit
soal.
Menyimpulkan
penyuluhan
hasil
yang
sudah
dilakukan.
2.
H. EVALUASI
1. Standar Evaluasi
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian ROM
b. Peserta dapat menyebutkan kontraindikasi ROM
c. Peserta mampu mendemonstrasikan cara melakukan ROM
2. Pertanyaan Evaluasi
a. Sebutkan pengertian ROM
b. Sebutkan konta indikasi ROM
3. Evaluasi Struktur
Waktu untuk memulai acara, persiapan alat, persiapan media, kelengkapan
jumlah mahasiswa dan kelengkapan alat yang digunakan
4. Evaluasi Proses
Bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran, ada hambatan atau tidak,
keaktifan peserta saat proses pembelajaran dan tanya jawab bisa hidup atau tidak
5. Evaluasi Hasil
-
Materi
MASSAGE
A. Pengertian
Massage adalah tindakan keperawatan dengan cara memberikan massage pada klien
dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfesial atau pada
otot atau tulang.
B. Tujuan massage
1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang di massage
2. Meningkatkan relaksasi
3. Tindakan massage ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri
akibat terganggunya sirkulasi
C. Alat dan bahan
1. Minyak untuk massage
2. Handuk
D. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Lakukan massage pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
4. Lakukan massage dengan menngunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan
halus
a. Tehnik massage dengan gerakan tangan selang seling (tekanan pendek, cepat
dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
memberikan tekanan ringer
b. Tehnik remasan (mengusap otot bahu)
Dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah sekitar bahu
c. Tehnik massage dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari
dan gerakan memutar . Massage ini bisa dilakukan bila nyeri dirasakan di
daerah punggung dan pinggang secara menyuluruh
d. Tehnik eflurasi dengan ke dua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang
5.
6.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar teori dengan kenyataan yang
ditemukan di lahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia dengan diagnosa medis
REOMATOID ARTRITHIS.
A. PENGKAJIAN
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia dengan reomatoid artrithis data yang
perlu dikaji adalah nyeri, aktivitas, istirahat, neorosensori, kardiovaskuler, makanan/ cairan, hygiene,
interaksi social, keamanan dan integritas ego, sedangkan pada pengkajian kasus ditampilkan data
biografi, riwayat keluarga, riwayat pekerjaan, riwayat lingkungan hidup, riwayat rekreasi, system
pendukung, deskripsi kekhususan, alasan mengapa kelayan masuk panti, keluhan utama yang
dirasakan kelayan, aktivitas sehari-hari, tinjauan system, status kognitif, afektif, dan sosial kelayan.
Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data yang menunjukkan masalah-masalah
kesehatan kelayan, antar lain :
1. Nyeri pada lutut
2. Resiko cedera fisik
3. Gangguan persepsi sensori auditori
Di dalam konsep teori, tidak ditampilkan diagnosa gangguan persepsi sensori auditori, tetapi
pada kenyatannya hal tersebut di alami kelayan. Sehingga penulis mengangkat masalah tersebut
karena nantinya sangat menghambat proses pemberian asuhan keperawatan jika masalah tersebut
tidak diperhatikan
B. Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan keperawatannya, terdapat 6 diagnosa,
sedangkan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 2 diagnosa yang ada di teori dan 1 diagnosa di
luar konsep dasar teorinya. Dalam proses pengkajian, penulis menemukan hambatan seperti kelayan
dengna gangguan pendengaran sehingga penulis harus mengulang pertanyaan jika jawaban yang
diberikan kelayan tidak sesuai dengan jawaban yang diberikan.
C. Perencanaan
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti
dokter untuk memberikan terapi. Hal ini tidak direncanakan pada perencanaan kasus karena
disesuaikan dengan tenaga yang ada di PSTW Puspakarma Mataram. Tidak semua perencanan yang
ada di perencanaan teoritis dimasukkan dalam perencanaan kasus karena disesuaikan dengan
tujuandan kebutuhan asuhan keperawatan.
D. Pelaksanaan
Pemberian tindakan keperawatan pada kelayan disesuaikan dengan perencanaan yang telah
dibuat. Focus pelaksanan tindakan keperawatan adalah healt education tentang bagaimana
penanganan jika nyeri lutut dirasakan lagi. Ada tindakan keperawatan yang langsung menangani
nyeri kelayan seperti mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi dan memijat. Sedangkan penanganan
untuk masalah gangguan pendengaran, tindakan difokuskan bagaimana menciptakan komunikasi
yang lancar misalnya dengan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk kelayan dlam mengikuti
kegiatan sehingga komunikasi kelayan dengan perawat lancar. Untuk masalah resiko cedera tindakan
difokuskan pada modifikasi lingkungan dan sedikit informasi tentang penyakitnya (RA)
E. Evaluasi
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan asuhan keperawatan kepada
kelayan dilakukan setelah 2 x 24 jam, tetapi evaluasi tindakan tetap dilakukan setiap selesai
melakukan tindakan keperawatan.
Pada saat evaluasi akhir, kelayan menunjukkan pencapaian kriteria evaluasi, misalnya untuk
diagnosa i kelayan mampu mendemonstrasikan cara mengurangi / menangani nyeri yang berarti
sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Reumathoid Artrithis adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita
masyarakat Indonesia baik tua maupun muda. Di masyarakat, masih terus
berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitosmitos ini menyesatkan bila dikaji daru susu medis dan bias merugikan penderita.
Salah satu mitos tersebut adalah bahwa dengan seringnya mandi malam diusia muda
akan memicu rematik di usia tua. Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang
menguatkan hal tersebut.
Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1% orang dewasa, predominan pada
perempuan. Perempuan 3x lebih sering menderita RA dibandingkan dengan lakilaki. Penyakit ini mengenai semua etnis, dengan insidensi pada orang berusia di atas
18 tahun berkisar 0.1 % - 0.3 %, sedangkan pada anak-anak dan renaja yang berusia
kurang dari 18 tahun 1/100.000 orang.
Pada tahun 2000, jumlah penderita RA sekitar 120.000 orang. Walaupun
prevalensi penyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan paling sering
LATAR BELAKANG
2.
TUJUAN PENULISAN
3.
METODE PENULISAN
4.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP DASAR (MASALAH UTAMA)
a. PENGERTIAN
b. ETIOLOGI
c. PATOFISIOLOGI
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
c. PERENCANAAN
d. PELAKSANAAN
e. EVALUASI
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN
4. PELAKSANAAN
5. EVALUASI
BAB IV
PEMBAHASAN
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN
4. PELAKSANAAN
5. EVALUASI
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. LAPORAN PENDAHULUAN
2. SAP (Jika Ada Penyuluhan Kesehatan)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR (Masalah Utama) : Resiko Cedera Fisik
1. PENGERTIAN
REUMATHOID ARTRITHIS adalah penyakit inflamasi kronis yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi
membrane sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis
dan deformitas. Penyakit sistemik ini ditandai terutama oleh inflamasi kronik
lapisan sinovial sendi secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
bahkan terjadi kerusakan bagian dalam sendi. (Doengoes, 1990 & Carpenito
1999)
2. ETIOLOGI
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga dapat
berasal dari factor genetic, factor resikolingkungan tertentu yang dapat
menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun. (Price, S.A.
2006)
3. Manifestasi Klinis
Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah dan
terasa hangat.
Malaise,
demam,
penurunan
berat
badan.
(http://drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/reumatoid-artritis-ta.html)
4. PATOFISIOLOGI
Produksi anion
superoksid
Gangguan
citra tubuh
sakit
Produsi
prostaglandin
Destruksi sendi
Nyeri
Defisit perawatan
diri
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
h. Keamanan
a. DIAGNOSA I
1) Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya)
Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan managemen
nyeri dan keefektifan program
2) Sarankan kelayan menggunakan matras / kasur keras dan bantal kecil
Rasiona : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stress pada sendi yang sakit
3) Bantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Rasional : pada penyakit ynag berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri
4) Motivasi kelayan untuk sering mengubah posisi
Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
5) Berikan massage lembut
Rasional : meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot
6) Ajarkan managemen stress, seperti teknik relaksasi
Rasional : meningkatkan relaksasi, memberi rasa control dan
kemampuan koping
7) Kolaborasi : berikan obat-obatan yang sesuai Petunjuk
Rasional : sebagai anti inflamasi
b. DIAGNOSA II
1) Kriteria Evaluasi
2) Intervensi
resiko cedera
c. DIAGNOSA III
1) Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur
Rasional : gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif,
persepsi dan penurunan control emosi. Ini juga menurunkan ambang
nyeri dan mengurangi produksi ketokolamin
2) Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur seperti
membaca atau minum hangat
Rasional : membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur
3) Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur
Rasional : kelayan dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami
gejala memburuk pada malam hari
4) Anjurkan posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur
Rasional : posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur
5) Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus tidur
lengkap
Rasional : siklus tidur mempunyai interval 70-100 menit
d. DIAGNOSA IV
1) Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan
Rasional : mendukung kemandirian fisik / emosional
2) Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam perawatan diri
Rasional : meningkatkan kemandirian
3) Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi okupasi
Rasional : berguna untuk menentukan alat Bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual
e. DIAGNOSA V
1) Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada pasien / orang terdekat,
bagaimana pandangan pribadi pasien dalam fungsi gaya hidup sehari-hari
Rasional : mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan
intervensi
2) Perhatikan perilaku menarik diri, terlalu memperhatikan perubahan
Rasional : dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping
maladaptif
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi koping adaptif
Rasional : membantu pasien untuk mempertahankan control diri
4) Ikut sertakan pasien dalam merencakan perawatan dan membuat jadwal
aktivitas
Rasional : meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian
dan partisipasi dalam terapi
5) Kolaborasi : rujuk pada konseling psikiatri
Rasional : pasien / orang terdekat membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka panjang
f. DIAGNOSA VI
1) Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan
Rasional : memberi pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
2) Tekankan pentingnya patuh pada terapi farmakologis
Rasional : keuntungan penggunaan obat-obatan tergantung pada
ketepatan dosis
3) Berikan informasi mengenai alat Bantu
Rasional : keuntungan penggunaan obat-obatan tergantung pada
ketepatan dosis
4) Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas
Rasional : mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya
hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri
5) Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional : meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan atau
regenerasi jaringn
4. PELAKSANAAN
a. Diagnosa I
1) Mengkaji keluhan nyeri
2) Menyarankan kelayan menggunakan matras / kasur keras dan bantal
kecil
3) membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman
4) Memotivasi kelayan untuk sering mengubah posisi
5) Memberikan massage lembut
6) Mengajarkan managemen stress, seperti teknik relaksasi
7) Kolaborasi : Memberikan obat-obatan yang sesuai Petunjuk
b. Diagnosa II
1) Mengendalikan lingkungan (modifikasi lingkingan)
2) Mengizinkan kemandirian dan kebebasan maksimum
3) Memberikan obat-obatan sesuai petunjuk
c. Diagnosa III
1) Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur
2) Mendorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur seperti
membaca atau minum hangat
3) Melakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur
4) Menganjurkan posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur
5) Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus tidur
lengkap
d. Diagnosa IV
1) Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan
5. EVALUASI
a. Diagnosa I
1) Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol
2) Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat
3) Kelayan mampu mengikuti program farmakologis yang diresepkan
b. Diagnosa II
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji
: NURLAILA SYUKRIANTI
: Papuq R
c. Pendidikan Terakhir
d. Agama
: Katolik
e. Status Perkawinan
f. TB / BB
: 150 cm / 52 Kg
g. Penampilan
: -
j. Alamat
: -
2. Riwayat Keluarga
a. Genogram
Keterangan :
Perempuan / laki-laki hidup
Perempuan / laki-laki meninggal
Kelayan
Hubungan Perkawinana
Cerai
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan Saat Ini
Alamat Pekerjaan
: Tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: Permanen
Jumlah kamar
Jumlah tongkat
: tidak ada
: Baik
Tetangga terdekat
5. Riwayat Rekreasi
Hoby / minat
: Nonton TV
Keanggotaan organisasi
: Tidak ada
Liburan perjalanan
: Tidak pernah
6. System Pendukung
Di PSTW Puspakarya Mataram terdapat Poliklinik yang melayani
kesehatan seluruh kelayan, dibantu oleh 2 orang perawat dan 6 orang
relawan dari STIKES Mataram. Selain itu, dalam 3 bulan sekali ada
Dokter yang datang.
7. Deskripsi Kekhususan
Papuq KR beragama Katolik, kelayan hanya berdoa di kamarnya saja.
8. Status Kesehatan
Kelayan mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang parah, tapi kelayan
hanya merasakan lututnya sakit.
9. Alasan Dating Ke PSTW
Quality
tusuk
Region
Severity scale
Timming
Indeks Katz
dalam hal
makan, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.
2.
Oksigenasi
mengalami
gangguan dalam bernafas.
3.
air putih
1-2 gelas sehari. Kadang-kadang minum
teh
4.
Nutrisi
: kelayan mengatakan
mendapatkan jatah
makan dari panti sebanyak 3x dengan menu
yang berbeda, yaitu nasi, sayur, daging.
Dan porsi yang diberikan selalu habis
5.
Aktivitas
merapikan
tempat tidurnya, mandi, makan, dan
berpakaian secara mandiri. Kelayan juga
menonton TV dan kadang berjalan-jalan di
depan wisma.
6.
Istirhat/tidur
pada pukul
14.00 dan tidur malam kira-kira pukul
20.00
7.
Personal hygien
sehari,
keramas 3 x seminggu, gosok gigi setiap
mandi, tidak ada ketombe, rambut tidak
berminyak, kulit bersih tidak bersisik.
8.
Sexual
9.
Rekreasi
pergi
Rekreasi, kelayan hanya nonton tv.
10.
Psikologis
a. Persepsi kelayan
b. Konsep diri
c. Emosi
d. Adaptasi
b. Tingkat kesadaran
: CM (Compos Mentis)
b. MMSE
c. IDB
: nilai 14
d. APGAR Keluarga
: nilai 4
:-
c. CT Scan
:-
d. Radiologi
:-
e. USG
:Analisa Data
No
1 DS :
Symptomp
Etiologi
Reaksi imunologi
Problem
Nyeri
Inflamasi membran
sinovial
Destruksi sendi
Nyeri
yang kanan
DS :
kelayan mengatakan tidak
kuat berjalan jauh
2
Proses menua
DO:
pembatasan rentang gerak
kelayan tampak hati-hati
fisik
Penurunan fungsi
tulang
waktu berjalan
kekuatan otot
Resiko cedera
Gangguan
DS:
Proses menua
kelayan mengatakan
persepsi sensori
auditori
Penurunan fungsi
tulang
pendengarannya kurang
jelas
3
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi sendi ditandai dengan :
DS:
kelayan mengatakan sakit pada lututnya yang kanan jika terlalu lama
duduk.
DO:
skala nyeri 2 (0-4)
kelayan tampak meringis
kelayan memijat kakinya yang kanan
2. Resiko cedera fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tulang ditandai
dengan
DS:
kelayan mengatakan tidak kuat berjalan jauh
DO:
pembatasan rentang gerak
kelayan tampak hati-hati waktu berjalan
kekuatan otot
C. PERENCANAAN
NO
DIAGNOSA
TUJUAN
RENCANA
KEPERAWATAN
TINDAKAN
1
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Bina
tindakan
hubungan
dengan
destruksi
keperawatan
saling
sendi
ditandai selama 2 x 24 jam
percaya
diharapkan kelayan 2. Anjurkan
dengan :
memahami
kelayan
DS:
managemen nyeri
untuk
dengan KH :
memberikan
kelayan
kelayan dapat
kompres
hangat pada
mengatakan
mendemonstras
daerah yang
ikan
teknik
sakit pada
nyeri
jika
managemen
sakitnya
lututnya
nyeri
yang
kambuh
diajarkan
yang kanan
kelayan tidak 3. anjurkan
kelayan
jika terlalu
mengeluh nyeri
untuk
lama duduk. skala nyeri (0memijit
1)
lututnya
DO:
yang sakit
skala nyeri 2
4. ajarkan
tehnik
(0-4)
relaksasi dan
kelayan
distraksi
5. anjurkan
tampak
RASIONAL
1. panas dapat
meningkatka
n
relaksasi
otot
2. mengurangi
ketegangan
otot
3. memberi rasa
kontrol
4. tirah baring
diperlukan
untuk
membatasi
nyeri
meringis
kelayan
memijat
kakinya
yang kanan
posisi yang
nyaman bagi
kelayan jika
sakitnya
kambuh
Setelah dilakukan
tidnakan
keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan kelayan
mampu melakukan
aktivitas di luar
panti dengan KH:
kelayan dapat
meningkatkan
rentang
geraknya
1. lingkungan
yang bebas
bahaya akan
mengurangi
terjadinya
resiko cedera
2. hal ini akan
memberikan
pasien rasa
otonomi
berhubungan
dengan penurunan
fungsi tulang
ditandai dengan
DS:
3
kelayan
mengatakan
tidak kuat
berjalan
jauh
DO:
pembatasan
rentang
gerak
kelayan
1.
Setelah melakukan
tindakan
2.
keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan kelayan
dapat
berkomunikasi
lebih efektif dengan
KH:
mengerti setiap 3.
informasi yang
diberikan
tampak
hati-hati
waktu
berjalan
kekuatan
otot
Gangguan persepsi
sensori
4.
5.
Bina
hubungan
saling
percaya
kendalikan
lingkungan
(modifikasi
lingkungan) 1. lingkungan
yang
tidak
ramai
memungkink
izinkan
an
kelayan
kemandiria
lebih
n
dan
konsentrasi
kebebasan
dengan apa
maksimum
yang
kita
dengan
sampaikan
memberika 2. memudahkan
n
kelayan
kebebasan
mengerti apa
dalam
yang
kita
lingkungan
sampaikan
yang aman 3. memudahkan
lakukan
kelayan
KIE
membaca
Ajarkan
gerak bibir
penggunaan
kita.
berhubungan
alat Bantu
dengan penurunan
fungsi
pendenganran
ditandai dengan
DS:
kelayan
mengatakan
pendengara
1.
nnya kurang
jelas
DO:
2.
kelayan
tidak
merespon
3.
4.
5.
Bina
hubungan
saling
percaya
ciptakan
lingkungan
yang
mendukung
komunikasi
kelayan
dengan
perawat
gunakan
bahasa
verbal dan
non verbal
yang
sederhana
yang
mudah
dimengerti
oleh
kelayan dan
bicara
perlahan
posisikan
diri
di
depan
kelayan
kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik
D. IMPLEMENTASI
NO Hari /
No.
Tindakan Keperawatan
tanggal Dx
1
Jumat
I
1. menganjurkan kelayan
20 -06untuk
memberikan
2008
kompres hangat pada
Jam
daerah yang nyeri jika
09.00
sakitnya kambuh
wita
2. menganjurkan kelayan
untuk memijit lututnya
yang sakit
3. mengajarkan
tehnik
relaksasi dan distraksi
2
II
Jam
10.00
wita
III
Jam
11.00
wita
4. menganjurkan
posisi
yang
nyaman
bagi
kelayan jika sakitnya
kambuh
Evaluasi Tindakan
1. kelayan
kooperatif,
kelayan
memperhatikan
dengan seksama
penjelasan yang
diberikan
2. kelayan memijat
kakinya pada
saat sakit
3. kelayan aktif
mengikuti teknik
relaksasi dan
distraksi
4. kelayan duduk
dengan
meluruskan
kakinya pada
saat kakinya
sakit
1. Mengendalikan
lingkungan (modifikasi 1. kelayan
lingkungan)
kooperatif
2. mengizinkan
kemandirian
dan
kebebasan maksimum
dengan
memberikan
Paraf
I
Sabtu
21-062008
Jam
11.00
wita
Jam
11.10
wita
Jam
11.20
wita
II
III
kebebasan
dalam
lingkungan yang aman
1. ciptakan
lingkungan 1. kelayan
yang
mendukung
kooperatif
komunikasi
kelayan 2. kelayan
dengan perawat
mengatakn sudah
2. gunakan bahasa verbal
siap untuk
dan non verbal yang
mengikuti
sederhana dan bicara
kegiatan hari ini
perlahan
3. komunikasi
3. posisikan diri di depan
kelayan dengan
kelayan
perawat lebih
efektif
1. menanyakan
pada 1. kelayan
kelayan cara-cara yang
menyebutkan
bisa dilakukan untuk
beberapa cara
mengurangi rasa sakit
yang bisa
dilakukan untuk
mengurangi
2. meminta kelayan untuk
nyeri
memperagakan
cara- 2. kelayan
cara tersebut
memperagakan
cara memijat
kakinya
1. memberitahu kelayan
tentang hal-hal yang
dapat
menyebabkan
terjadinya cedera pada 1. kelayan
kelayan
mendengarkan
dengan seksama
setiap penjelasan
1. menciptakan
yang diberikan
lingkungan
yang
mendukung komunikasi
kelayan dengan perawat 1. kelayan bisa
2. menggunakan bahasa
merespon apa
verbal dan non verbal
yang dikatakan
yang sederhana dan
perawat dengan
bicara perlahan
benar
3. memposisikan diri di
depan kelayan
E. EVALUASI
NO
1
HARI /
DIAGNOSA KEPERAWATAN
EVALUASI
TANGGAL
Sabtu,
21-06-2008
sekarang mengerti
jam 16.00
DS:
bagaimana cara
kelayan mengatakan
S : kelayan mengatakan
mengurangi/menangani
kambuh
duduk.
O : kelayan mampu
mendemonstrasikan
DO:
skala nyeri 2 (0-4)
teknik relaksasi,
distraksi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
S : kelayan mengatakan
ditandai dengan
DS:
kelayan mengatakan
membatasi rentang
gerak)
pembatasan rentang
gerak
A : masalah terasi
P : intervensi dihentikan
S : kelayan mengatakan
Gangguan persepsi sensori
dengan
merespon perawat
DS:
kelayan mengatakan
pendengarannya kurang
disampaikan perawat
jelas
meskipun perawat
DO:
kelayan tidak merespon
komunikasi tidak efektif
Latar Belakang
Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud di sini adalah kebutuhan rasa nyaman
bebas dari nyeri dan hipo/ hipertermia mengingat nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
keadaan yang dapat memengaruhi perasaan tidak nyaman bagi tubuh. Rasa tidak
nayaman ini ditunjukkan dengan tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri, pasien
menunjukkan perilaku protektif dan tidak tenang, peningkatan tekanan darah, frekuensi
nadi, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan. Diaforesis, wajah menyeringai
dan perilaku distraksi, seperti menangis dan merintih.
Rasa ketidaknyamanan ( nyeri ) dapat disebabkan oleh terjadinya kerusakan
syaraf sensorik atau juga diawali ransangan aktivitas sel T ke korteks serebri dan
menimbilkan persepsi neyeri. Hipo/hipertermia terjadi akibat gangguannya pusat
pengatur suhu ( dalam hal ini adalah termoregulasi )
Prosedur keperawatan yang dapat dilakukan yang berhubungan dengan
kebutuhan rasa nyaman ( nyeri, hipo/hipertermia ) adalah teknik masase.
.