Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TANAH LONGSOR
Disusun Oleh:
Ulul Karima
14020113120054
Choiri Suhaila
14020113120062
140201131200
Berikut
uraian
dari
keenam
jenis
tanah
longsor
tersebut:
1. Longsor Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsor Rotasi
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak
kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang
terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar
dapat menyebabkan kerusakan parah.
5. Rayapan Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan
halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi
longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan
miring kebawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di
sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung
pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis materialnya.
C. Faktor-faktor yang menyebabkan longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari
gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi
batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan
penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan
sebagai faktor alam dan faktor manusia:
1. Faktor Alam
- Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu
-
lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
Iklim : curah hujan yang tinggi.
Keadaan topografi : lereng yang curam.
Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi
hilang.
Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.
dekat pemukiman
Buatlah terasering ( sengkedan ) pada lereng yang terjal bila membangun
pemukiman.
Segera menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
bergerak sejauh 1,2 kilometer. Bencana tersebut, terjadi berulang. Pada Jumat
pagi, terhitung sembilan rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dua rumah
rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor susulan. Sebanyak 158 jiwa warga
RT 3-5 di RW I mengungsi ke SD 2 Clapar, Madukara.
Sebanyak 300 personel gabungan dari BPBD Kabupaten Banjarnegara, bersama
Kodim 0704 Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, Tagana, Bela
Negara, dan relawan membantu evakuasi warga ke tempat yang aman.
Seorang warga, Ani, 32 tahun, khawatir longsor akan merembet ke tempat
tinggalnya. Warga RT 001/RW 001, itu sudah mengemasi barangnya. Nanti
malam atau besok akan kami bawa ke tempat pengungsian, kata saat ditemui di
rumahnya. Saat ini dia masih beraktifitas seperti biasanya sambil menunggu
instruksi dari petugas BPBD. Tipe longsoran yang terjadi adalah longsoran
merayap (soil creep) yang bergerak secara perlahan-lahan sehingga masyarakat
dapat mengantisipasi dengan melakukan evakuasi. (KOMPAS, 27 maret 2016)
"Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan
BPBD terdekat, seperti BPBD Kabupaten Wonosobo, Banyumas, Purbalingga,
dan Cilacap membantu evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi.
Logistik dan peralatan dikerahkan ke lokasi. Posko penting, seperti pengungsian
dan dapur umum, telah didirikan".
H. Rayapan (CREEP)
Tipe longsoran yang terjadi di banjarnegata yaitu , Rayapan (CREEP).
Rayapan atau rangkak didefinisikan sebagai gerakan tanah atau batuan pembentuk
lereng yang kurang lebih kontinyu dalam arah tertentu. Rayapan ini bisa terjadi pada
tanah didekat permukaan maupun dalam kedalaman tertentu. Proses rayapan sering
digambarkan sebagai pristiwa geser kental (viscous shear) yang menyebabkan
deformasi permanen, tapi tidak ada keruntuhan seperti longsoran.
Umumnya, besarnya gerakan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : kuat
geser lempung, sudut lereng, tinggi lereng, waktu kondisi kelembaban dan ketebalan
zona rayapan aktip (Lytton dan Dyke, 1980).
I. Macam-macam Rayapan
Ter-Stepanian (1966) membedakan deformasi oleh akibat rayapan menjadi
tiga macam , yaitu :
a. Rayapan Translasional (translational atau planar creep)
b. Rayapan rotasional (rotational creep)
c. Rayapan umum (general creep)
Gambar 1.1
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah di Jawa Tengah
DAFTAR PUSTAKA
Christady Hari. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS
Sudibyakno. 2011. Manajemen Bencana di Indonesia Kemana?. Yogyakarta: GADJAH
MADA UNIVERSITY PRESS
Referensi Lain :
http://regional.kompas.com/read/2016/03/25/20301391/Longsor.di.Banjarnegara.158.Orang.
Mengungsi
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/27/058757192/tanah-longsor-di-banjarnegara-terusbergerak
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam