2

BAB 2
LAPORAN KASUS
Tn H., laki-laki usia 57 tahun, bertempat tinggal di Jalan Pertanian No. 25
Sekaran RT 1 RW 1 Sekaran Lamongan, datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) pada hari Minggu tanggal 10
Desember 2016 pukul 8.20 pagi, rujukan dari Balai Pengobatan Rahman Medika.
Pasien mengeluhkan BAB berwarna hitam sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit dengan frekuensi enam kali sehari dan konsistensi lembek seperti petis dan
volume kira-kira setengah gelas kecil tiap kali BAB. Badan pasien terasa lemas.
BAK normal. Pasien tidak muntah darah dan tidak terdapat benjolan di anus.
Riwayat penyakit dahulu diabetes mellitus dan hipertensi disangkal. Sejak
enam tahun yang lalu pasien mengeluh sering nyeri ulu hati yang disangka maag
dan pernah dirawat di RSUD dr. Soegiri karena keluhan sakit perutnya. Mata
kanan telah didiagnosa katarak sejak lama dan telah dilakukan operasi
pengangkatan katarak tiga hari sebelum masuk RSML. Pasien juga memiliki
riwayat kadar asam urat tinggi sejak lama dan terkontrol dengan pengobatan
dokter. Tidak ada riwayat transfusi darah dan sakit kuning sebelumnya.
Tidak ditemukan riwayat keluhan yang sama pada keluarga pasien.
Riwayat sosial, pasien merokok sejak lama dan telah berhenti + 6 bulan
terakhir. Pasien telah berhenti bekerja, sebelumnya pasien bekerja sebagai penjual
tanaman hias. Pasien sering meminum obat herbal untuk mengobati nyeri
perutnya,
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak lemah dengan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 123/61 mmHg, frekuensi nadi 120

x/menit, suhu badan 38.30 C, frekuensi nafas 32 x/menit. Didapatkan konjungtiva

anemis, sklera ikterik. Pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar
getah bening ataupun kelainan lain. Pemeriksaan dada didapatkan hiperpigmentasi
kulit di leher, pergerakan dinding dada saat bernafas simetris dan tidak ditemukan
retraksi. Perkusi paru kanan kiri sonor. Terdengar ronchi basah kasar di seluruh
lapang paru kanan. Bunyi jantung normal, dan tidak ditemukan suara tambahan.
Pada pemeriksaan abdomen tampak distended, terdapat eritema di regio
hipokondrium kanan yang meluas sampai regio iliaka kanan. Terlihat pelebaran
vena-vena kolateral terutama di regio abomen kanan. Pada auskultasi, terdengar
bising usus normal. Palpasi didapatkan nyeri tekan abdomen hampir di seluruh
lapang abdomen kecuali di regio iliaka kanan kiri dan supra pubis, lien sulit di
evaluasi, dan ballottement test positif. Pada perkusi abdomen terdengar timpani
dan ditemukan shifting dullness, ditemukan perkusi redup hepar mulai
intercostalis space 4 sampai intercostalis space 7. Pada pemeriksaan ekstrimitas
didapatkan akral hangat kering, terdapat eritema palmaris serta edema tungkai
kanan dan kiri.
Pada pemeriksaan penunjang tanggal 10 Januari 2016, didapatkan Hb 5,0
g/dl, hematokrit 16,2%, eritrosit 2,13 juta sel/mm3, lekosit 10.600 sel/mm3
dengan komposisi limfosit 4,4%, eosinofil 0,8%, basofil 1,6%, monosit 4,6%,
neutrofil 88,6%, MCH 23,50 pg, MCHC 30,90 g/dl, MCV 76,10 fl, MPV 4 fl,
RDW 25%, trombosit 208.000 keping/mm3, HbsAg negatif, bilirubin direk 0,45
mg/dl, bilirubin total 0,73 mg/dl, SGOT 1611 u/l, SGPT 1783 u/l, albumin 1,9
mg/dl, globulin 1,40 mg/dl, urea 138 mg/dl, kreatinin serum 1,4 mg/dl, GDA 70
mg/dl.

Pemeriksaan foto polos dada tidak ditemukankan kelainan.

Dari data anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
penunjang dan pemeriksaan radiologis diagnosis sirosis hepatis dapat ditegakan
Pasien ini mendapatkan terapi infus Ringer Asetat 1500 cc dalam 24 jam dan
transfusi PRC 3 kantong. Cefotaxime 3 x 1 gr IV, N-Asetilsistein 2 x 600 mg,
Vitamin K 3 x 10 mg IV, Pantoprazole 2 x 40 mg IV, Furosemid 2 x 40 mg IV dan
lactulosa.
Prognosis pasien ini secara quo ad vitam dubia ad malam, quo ad
functionam dubia ad malam, quo ad sanationam dubia ad malam. Edukasi
diberikan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan perjalanannya,
etiologi, tatalaksana pengobatan yang dilakukan, komplikasi serta prognosis.
Dalam masa perawatan, tanggal 11 Januari 2016 dilakukan pemeriksaan
darah lengkap dengan hasil Hb 8,8 g/dl, hematokrit 27,2%, eritrosit 3,58 juta
sel/mm3, lekosit 10.100 sel/mm3, trombosit 108.000 keping/mm3.
Tanggal 15 Januari 2016 dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
dengan hasil bilirubin direk 0,52 mg/dl, bilirubin total 0,90 mg/dl, SGOT 69 u/l,
SGPT 406 u/l, alkali fosfatase 219 u/l, urea 19 mg/dl, kreatinin serum 0,8 mg/dl,
dan asam urat 6,4 mg/dl. Terapi infus cairan diturunkan menjadi Ringet Asetat
1000 cc/24 jam
Pada tanggal 18 januari, pasien mengeluh kondisi perutnya semakin besar,
dari pemeriksaan didapatkan ascites dan edema tungkai, lalu dilakukan
pemeriksaan kadar albumin dengan hasil 2,0 mg/dl.
Tanggal 19 Januari 2016 kembali dilakukan pemeriksaan darah lengkap
dengan hasil Hb 7,3 g/dl, hematokrit 23,5%, eritrosit 2,98 juta sel/mm3, leukosit

4.500 sel/mm3, trombosit 167.000 keping/mm3, bilirubin direk 0,64 mg/dl,

bilirubin total 1,33 mg/dl, SGOT 54 u/l, SGPT 79 u/l, albumin 2,2 mg/dl. Lalu
direncanakan pemberian PRC 2 kantong pada esok harinya.
Tanggal 21 Januari 2016 pasien mengalami beberapa kali penurunan
kesadaran, pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 124, tekanan darah 107/62
mmHg, nadi 116 x/menit, RR 25 x/menit, dan suhu tubuh 36.70 C, pasien tampak
sesak. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara nafas paru kanan menurun dan
didapatkan ronchi serta wheezing. Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
kalium serum 2,8 mmol/L, natrium serum 134 mmol/L, klorida serum 97 mmol/L,
dan gula darah acak 99 mg/dl. Pasien mendapatkan terapi infus cairan Ringer
Asetat 500 ml premix dengan KCL 50 mEq, Kaen Mg3 500 ml, Aminoleban 500
ml.
Tanggal 22 Januari 2016 pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien
tampak lemah, Tekanan darah 111/69, Nadi 120x/menit, RR 30x/menit,
temperatur 37.90C, pemeriksaan thorax ditemukan adanya retraksi dinding dada,
suara nafas paru kanan kiri menurun dan didapatkan suara ronchi basah kasar di
paru kanan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9,9 g/dl, eritrosit 3,89
juta sel/mm3, leukosit 9.200 sel/mm3, trombosit 110.000 keping/mm3.
Tanggal 23 Januari 2016 pukul 04.15 pasien dilaporkan tidak bernafas oleh
keluarga, lalu pada pukul 04.30 pasien dinyatakan meninggal akibat komplikasi
ensefalopati hepatikum.