Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LERENG
>40%
SKL
Kemampuan lahan dari morfologi
tinggi
24-40%
Kemampuan lahan dari morfologi
cukup
15-25%
Kemampuan lahan dari morfologi
sedang
2-15%
Kemampuan lahan dari morfologi
kurang
0-2%
Kemampuan lahan dari morfologi
rendah
Sumber: Pemen PU No. 20 Tahun 2007
NILAI
1
2
3
4
5
SKL
NILAI
Tinggi
(sama)
Semak,
belukar,
ladang
Kestabilan
Lereng
Rendah
24-40%
Cukup
Tinggi
(sama)
Kestabilan
Lereng Kurang
15-25%
Sedang
(sama)
Kebun,
hutan
hutan
belukar
Semua
2-15%
0-2%
Rendah
Sangat
Rendah
(sama)
(sama)
Semua
Semua
Kestabilan
Lereng
Sedang
Kestabilan
Lereng Tinggi
LERENG
TINGGI
Gunung/Pegu
nungan dan
Bukit/Perbukit
an
Gunung/Pegu
nungan dan
Bukit/Perbukit
an
Bukit/Perbukit
an
>40%
Datar
Datar
AIR
TANAH
DANGKAL
CURAH
HUJAN
MORFOLOGI
GEOLOGI
4
5
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
24-40%
Bukit/Perbukitan
15-25%
GUNA
LAHAN
Semak,
belukar,
ladang
Kebun,
hutan
hutan
belukar
Semua
Datar
Datar
2-15%
0-2%
Semua
Semua
MORFOLOGI
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
GEOLOGI/
GEOHIDROLOGI
HIDROLOGI &
KLIMATOLOGI
SKL
NILAI
Ketersediaan
air sangat
rendah
Ketersediaan
air rendah
Ketersediaan
air sedang
Ketersediaan
air tinggi
4
5
6. SKL Drainase
Bertujuan Mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan
air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat
lokal ataupun meluas dapat dihindari. Data yang dibutuhkan adalah
peta morfologi, kemiringan lereng, topografi, geologi, geologi
permukaan, guna lahan eksisting, curah hujan, dan data klimatologi
serta hidrologi. Keluaran dari SKL ini adalah peta SKL drainase, tingkat
kemampuan lahan dalam proses pematusan, dan daerah-daerah yang
cenderung tergenang di musim hujan. Drainase berkaitan dengan
aliran air, serta mudah tidaknya air mengalir. Drainase tinggi artinya
aliran air mudah mengalir atau mengalir lancar. Drainase rendah
berarti aliran air sulit dan mudah tergenang.
Analisis SKL Drainase
MORFOLOGI
LERENG
TINGGI
Gunung/Pegununga
n dan
Bukit/Perbukitan
Gunung/Pegununga
n dan
Bukit/Perbukitan
>40%
Tinggi
24-40%
Cukup
Tinggi
15-25%
Sedang
Bukit/Perbukitan
GEOLOGI
HIDROLOGI &
KLIMATOLOGI
GUNA
LAHAN
Semak,
belukar,
ladang
Kebun,
hutan
hutan
belukar
Semua
SKL
NILAI
Drainase
Tinggi
Drainase
Datar
Datar
2-15%
0-2%
Rendah
Sangat
Rendah
Sumber: Pemen PU No. 20 Tahun 2007
Semua
Semua
Cukup
Drainase
Kurang
2
1
LERENG
Gunung/Pegununga
n dan
Bukit/Perbukitan
Gunung/Pegununga
n dan
Bukit/Perbukitan
Bukit/Perbukitan
>40%
24-40%
15-25%
GUNA
LAHAN
Semak,
belukar,
ladang
Kebun,
hutan hutan
belukar
Semua
Datar
2-15%
Semua
Datar
0-2%
Semua
GEOLOGI
HIDROLOGI &
KLIMATOLOGI
SKL
NILAI
Erosi Tinggi
Erosi
Cukup
Tinggi
Erosi
Sedang
Erosi
Sangat
Rendah
Tidak Ada
Erosi
3
4
HIDROLOGI &
KLIMATOLOGI
GUNA
LAHAN
Semak,
belukar,
ladang
Kebun,
hutan
hutan
belukar
Semua
MORFOLOGI
LERENG
TINGGI
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
>40%
Tinggi
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
24-40%
Cukup
Tinggi
Bukit/Perbukitan
15-25%
Sedang
Datar
Datar
2-15%
0-2%
Rendah
Semua
Sangat
Semua
Rendah
Sumber: Pemen PU No. 20 Tahun 2007
SKL
NILAI
Potensi
Bencana Alam
Tiggi
Potensi
Bencana Alam
Cukup
Potensi
Bencana Alam
Kurang
4
5
Jadi, morfologi gunung dan perbukitan dinilai tinggi pada peta rawan
bencana gunung api dan longsor. Sedangkan lereng datar yang dialiri
sungai dinilai tinggi pada rawan bencana banjir. Penentuan kelas pada
rawan bencana ini ada lima. Kelas 1 artinya rawan bencana alam dan
kelas 5 artinya tidak rawan bencana alam.
Analisis SKL Bencana Alam
GEOLOGI
HIDROLOGI &
KLIMATOLOGI
GUNA
LAHAN
Semak,
belukar,
ladang
Kebun,
hutan
hutan
belukar
Semua
MORFOLOGI
LERENG
TINGGI
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
>40%
Tinggi
Gunung/Pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
24-40%
Cukup
Tinggi
Bukit/Perbukitan
15-25%
Sedang
Datar
Datar
2-15%
0-2%
Rendah
Semua
Sangat
Semua
Rendah
Sumber: Pemen PU No. 20 Tahun 2007
SKL
NILAI
Potensi
Bencana Alam
Tiggi
Potensi
Bencana Alam
Cukup
Potensi
Bencana Alam
Kurang
H. Metode Pembobotan
Metode overlay pada analisis spasial tidak begitu saja dapat dilakukan.
Untuk menghasilkan analisis lahan yang akurat dan tepat sesuai dengan
fungsi pemanfaatan, setelah dilakukan overlay diperlukan pembobotan
dari setiap variabel/karakteristik lahan yang dimiliki. Pembobotan ini
bertujuan untuk memberikan proporsi pada masing-masing variabel data
sesuai urgensi dan pengaruhnya, sehingga selanjutnya dihasilkan
klasifikasi lahan berdasarkan konteks analisis dan jenis SKL yang
dibutuhkan.
2
1