Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KURNIASIH, S.Kep
0806457104
UNIVERSITAS INDONESIA
KURNIASIH, S.Kep
0806457104
Nama
: Kurniasih, S.Kep
NPM
: 0806457104
Tanda Tangan :
Tanggal
: 9 Juli 2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini.
Penulisan KIA-N ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam penyusunan KIA-N ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan KIA-N ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Bu Riri Maria, SKp., MANP, selaku koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIA-N);
(2) Bu Henny Permatasari, SKp., M.Kep, Sp. Kom, selaku dosen pembimbing
saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan KIA-N;
(3) Masyarakat RW 05 Cisalak Pasar khususnya keluarga Bpk M yang telah
memberikan data untuk tersusunnya KIA-N ini;
(4) Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
(5) Teman-teman saya yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners
ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
iv
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama
: Kurniasih, S.Kep
NPM
: 0806457104
Program Studi : Profesi Ners
Departemen : Keperawatan
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M Dengan Ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes Mellitus Di RW 05 Kelurahan
Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 7 Juli 2013
Yang menyatakan
(Kurniasih, S.Kep)
ABSTRAK
Nama
: Kurniasih
Program Studi : Ners Keperawatan
Judul
: Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M Dengan Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes
Mellitus Di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Perkembangan global yang terjadi saat ini menyebabkan Indonesia khususnya di
daerah perkotaan mendapat pengaruh dari luar seperti pengaruh pola makan gaya
barat yang mengandung makanan-makanan instan yang banyak mengandung kadar
gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, dan zat-zat campuran lainnya. Hal tersebut
mengakibatkan masyarakat perkotaan semakin rentan penyakit yaitu salah satunya
diabetes mellitus (DM) yang disebabkan pola makan yang tidak baik tersebut.
Diabetes mellitus ini juga banyak diderita di salah satu kota di Indonesia yaitu Depok
dengan salah satu kelurahannya yaitu Cisalak Pasar khususnya di RW 05. Oleh
karena itu, penulis membina salah satu keluarga yang menderita DM di RW 05 yaitu
di RT 01 dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
pada keluarga Bpk M dengan DM. Intervensi unggulan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan tersebut yaitu manajemen diet. Evaluasi dari intervensi unggulan ini
yaitu dengan manajemen diet yang baik, maka kadar glukosa darah dapat terkontrol
dengan baik pula.
Kata kunci: Diabetes mellitus, manajemen diet, pola makan
vi
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
Study Program
Title
: Kurniasih
: Ners Keperawatan
: Nursing care of Mr. Ms family with ineffective self health
management in Diabetes Mellitus at RW 05 Cisalak Pasar,
Cimanggis, Depok
Global development is being on today make Indonesia especially urban areas got
outside influences such as the influence of western style diet that containing instant
foods that contain lots of high sugar levels, cholesterol, preservatives, and other
mixed substances. This resulted make more vulnerable diseases on urban
communities, that is diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus also suffered in one
of the cities in Indonesia, that is Depok with one of the urban village Cisalak Pasar
especially in RW 05. Therefore, the authors caring one of the family who suffer from
diabetes is in RT 05 RW 01 with a nursing diagnosis ineffective self health
management at the Mr. Ms family with DM. The best interventions to resolves that
nursing diagnoses is dietary management. Evaluation from this intervention is if the
people have a good dietary management, so the blood glucose levels can be
controlled.
Key words: Diabetes mellitus, diet, dietary management
vii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
viii
Universitas Indonesia
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM)
yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun dapat
dikontrol (Smeltzer, 2002). Data WHO pada tahun 2003 menyebutkan bahwa
194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia menderita DM
(MADINA, 2013). Penderita DM di seluruh dunia meningkat pada tahun
2010 yaitu diperkirakan sebesar 285 juta (6,4%) dan pada tahun 2030
diperkirakan akan meningkat menjadi 439 juta (7,7%) (Prijadi, Nila, dan
Hartono, 2013).
Jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia atau lebih dari 60% berada di
Asia. Penderita diabetes di India meningkat dari 40 juta menjadi 70 juta,
China meningkat dari 39 menjadi 59 juta, Bangladesh dari 3,8 juta meningkat
Universitas Indonesia
menjadi 7,4 juta penderita (Vivalife, 2009). Menurut WHO tahun 2000
bahwa penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta
penderita dan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2010
(Republika, 2011). Berdasarkan peningkatan yang cukup tajam tersebut,
Indonesia diperkirakan akan menempati posisi ke-4 jumlah penyandang
diabetes terbanyak di seluruh dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat
Riskesdas (2007).
Universitas Indonesia
bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu oleh gaya hidup tidak sehat salah
satunya bersumber dari makanan. Menurut Ketua Pengurus Besar
Perhimpunan Endokrinologi Indonesia, Prof. Pradana Soewondo dalam
Kompas (2013) juga menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mengalami
perubahan pola makan yaitu menyukai makanan dengan kandungan gula,
garam, dan natrium berlebih serta minimnya konsumsi sayur dan buah, dapat
memicu meningkatnya terjadinya diabetes. Selain itu, disebutkan bahwa
perubahan gaya hidup dan lingkungan menjadi salah satu penyebab
meningkatnya angka penderita diabetes seperti mayoritas mengkonsumsi
junk food, jarang melakukan aktivitas fisik, dan banyak mengonsumsi rokok
(OKEZONE, 2012).
Hal tersebut juga terbukti pada gaya hidup salah satu kelurahan di Depok
yaitu Kelurahan Cisalak Pasar khususnya di RW 05 yaitu berdasarkan hasil
penyebaran 48 kuesioner, 51,25% memiliki pengetahuan cukup tentang DM,
46,25% mengatakan mengkonsumsi makanan yang manis (mengandung gula)
lebih dari 3 kali dalam sehari, keluarga sering mengemil makanan atau
minuman manis dalam seminggu sebesar 13,75%, 40% keluarga menyatakan
tidak pernah berolahraga, dan 48% tidak pernah melakukan pemeriksaan gula
darah.
Universitas Indonesia
Gaya hidup yang tidak sehat jika tidak dicegah atau dikontrol maka akan
memperburuk kesehatan yakni dapat memunculkan komplikasi pada
penderita DM. Komplikasi yang dapat timbul antara lain kebutaan, impotensi,
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi, dan amputasi (Smeltzer,
2002). Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencegah maupun
mengontrol DM antara lain edukasi, diet, latihan jasmani, dan intervensi
farmakologis (PERKENI, 2011) sedangkan upaya di wilayah RW 05 yaitu
telah diadakannya penyuluhan terkait DM di wilayah RW 05 oleh residen
FIK UI dan tersedianya Posbindu yang diadakan sebulan sekali untuk
mengontrol kesehatan dengan salah satunya yaitu adanya pemeriksaan gula
darah. Upaya yang telah dilakukan tersebut belum optimal, ini dibuktikan
dengan masih banyaknya angka kejadian DM.
Keluarga yang mahasiswa bina yaitu keluarga Bpk M (62 tahun). Bpk M
memiliki gaya hidup seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah jika diingatkan
oleh istrinya, gula darah sewaktu didapatkan yaitu 248 mg/dl (saat
pengecekkan, klien mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama
yaitu
mengkonsumsi
semangkuk
bubur
sampai
akhirnya
dilakukan
Universitas Indonesia
Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang
tidak stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet.
Ini dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan
manajemen diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa
darah 300 mg/dl dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola
makan yang telah diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada
kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan
bahwa ia makan cemilan manis yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan
begadang, pagi hari makan bubur ayam 1 mangkok penuh. Monitoring terus
dilakukan pada kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 447 mg/dl karena
Bpk M mengatakan makan nasi padang 1 porsi, makan soto ayam, nasi juga
tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur seporsi, lalu diselingi makan
nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318 mg/dl dengan
Universitas Indonesia
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1
Tujuan Umum
1.2.2
Tujuan Khusus
Keluarga
Hasil dari penulisan ini bertujuan untuk memandirikan keluarga dan sebagai
informasi untuk merawat anggota keluarga dengan diagnosis ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.
1.3.2 Masyarakat
Hasil dari penulisan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,
memberdayakan masyarakat, dan aktif dalam pencegahan masalah kesehatan
DM khususnya dengan diagnosis ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Allender, Rector, dan Warner (2010) menyebutkan bahwa kota juga dapat dilihat
dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek sosial dan aspek hukumnya.
Kota jika dilihat dari bentuk fisiknya yaitu memiliki gedung yang tinggi, memiliki
tranportasi yang memadai, bentuk bangunan rumah lebih terlihat moderen dan
mengikuti perubahan zaman. Kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu
jumlah penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya. Kota dilihat dari aspek sosialnya yaitu masyarakat yang tinggal di kota
terlihat lebih bersifat individual. Kota dilihat dari segi ekonominya yaitu cara
hidup masyarakat kota lebih moderen atau mengikuti tren dunia dan dilihat dari
aspek hukumnya, kota memiliki hak-hak dan kewajiban hukum bagi penghuni
suatu wilayah.
8
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data tahun 2003 bahwa diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular yang banyak diderita di daerah perkotaan yaitu
sebesar 14,7% dibandingkan di pedesaan yaitu sebesar 7,2% (Depkes RI, 2009).
Tanda dan gejala DM yang dapat timbul yaitu cepat lapar, cepat haus, sering
buang air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal (Smeltzer,
2002). Perawat berperan penting untuk mengatasi tanda dan gejala DM tersebut
sebelum penyakit DM bertambah parah. Peran perawat untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut menurut Friedman (2003) antara lain dapat sebagai advokat,
koordinator, kolaborator, memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum
seperti mengatasi masalah kesehatan dengan memberikan perawatan langsung
serta memberikan bimbingan atau konseling kepada keluarga, dan sebagai
pengawas kesehatan.
Universitas Indonesia
10
pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia.
Universitas Indonesia
11
hambatan
internal
(kurang
pengetahuan,
kurang motivasi,
kurang
bagaimana
lingkungan
keluarga
dalam
memodifikasi
agar
mendukung
Universitas Indonesia
12
pelayanan
kesehatan.
Universitas Indonesia
13
dapat
bermakna
untuk
keluarga.
Contoh
rencana
keperawatan
untuk
2.3.4 Intervensi
Intervensi menurut Wright dan Bell (1994 dalam Friedman, 2003) merupakan
suatu tindakan atau respon perawat yang meliputi tindakan terapeutik nyata dari
perawat,
yang
terjadi
dalam
konteks
hubungan
perawat-klien
untuk
diabetes
(Smeltzer,
2002).
Penatalaksanaan
diet
DM
adalah
penatalaksanaan diet yang meliputi 3 hal utama yaitu jumlah makanan, jenis
makanan, dan jadwal makan (PERKENI, 2011). Menurut ADA (2010)
manajemen diet adalah pembatasan jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh, dan
natrium. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen diet adalah salah satu
penatalaksanaan DM yang memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan, dan
jadwal makan dengan membatasi pula jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh,
dan natrium.
Universitas Indonesia
14
Tujuan utama dari manajemen diet menurut Smeltzer (2002) adalah memberikan
semua unsur makanan esensial seperti mineral dan vitamin; mencapai dan
mempertahankan berat badan yang sesuai; memenuhi kebutuhan energi;
mencegah fluktuasi kadar glukosa darah dengan mengupayakan kadar glukosa
darah mendekati normal; dan menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini
meningkat. Cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni perlu memperhatikan
kebutuhan energi serta zat gizi penderita DM.
Universitas Indonesia
15
sendok teh) garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
e) Serat
Makanan yang mengandung serat seperti kacang-kacangan, buah dan sayuran
serta sumber karbohidrat yang tinggi serat seperti gandum. Anjuran konsumsi
serat adalah 25 g/1000 kkal/hari.
f) Alkohol
Jika penderita DM ingin mengkonsumsi alkohol sebaiknya pada saat lambung
tidak kosong agar tidak terjadi hipoglikemia. Penderita DM harus membatasi
konsumsi alkohol.
g) Pemanis alternatif
Pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan pemanis tak
bergizi. Pemanis bergizi adalah gula alkohol (seperti isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol) dan fruktosa karena mengandung karbohidrat
kompleks. Pemanis tak bergizi termasuk yaitu aspartam, sakarin, acesulfame,
potassium, sukralose, dan neotame
sederhana.
2.3.4.2.2 Kebutuhan Energi
Kebutuhan kalori perlu ditentukan pada penderita DM. Ada cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita DM yaitu dengan cara
menghitung kebutuhan kalori. Kebutuhan kalori didapatkan dengan menghitung
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk
wanita dan 30 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk pria, ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa jenis kelamin, faktor umur, aktivitas, dan
berat badan.
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI.
Universitas Indonesia
16
Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m)2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal); (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal); (3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat
ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari
kebutuhan basal diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan
aktivitas sedang, dan 30% dengan aktivitas berat); (4) berat badan (bila masuk
dalam kategori kegemukan, maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal
sedangkan jika kategori kurus ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori
normal tidak perlu ada penambahan maupun pengurangan).
Menurut Waspadji, Kartini, dan Suharyanti (2010) pula bahwa makanan yang
mengandung karbohidrat mudah diserap seperti sirup, gula, dan sari buah adalah
jenis makanan yang harus dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat
Universitas Indonesia
17
tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit,
dan bayam adalah jenis sayuran yang harus dibatasi. Sayuran yang bebas untuk
dikonsumsi yaitu sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, labu,
lobak, selada, jamur, dan tomat. Buah-buahan berkalori tinggi seperti nanas,
anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, dan sawo adalah jenis buah yang
sebaiknya dibatasi.
Waktu Makan
Makan pagi
07.00
Selingan
10.00
Makan siang
13.00
Selingan
16.00
Makan sore/malam
19.00
Selingan
21.00
Universitas Indonesia
18
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi berguna untuk
mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tercapai atau
tidak. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota
keluarga
(bagaimana
respon
keluarga)
daripada
intervensi
yang
Universitas Indonesia
BAB 3
LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN
Bapak M merupakan kepala keluarga yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak
M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun. Mereka beragama Islam dan berasal dari
suku Betawi. Mereka memiliki tingkat pendidikan sampai sekolah dasar.
Pekerjaan Bapak M adalah seorang tukang ojek dan sebagai ketua RT 01
sedangkan Ibu H adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga
mengkreditkan pakaian kepada tetangga di sekitar rumahnya. Mereka memiliki 5
orang anak yaitu anak MH (42 tahun), anak E (38 tahun), anak H (36 tahun), anak
A (32 tahun), dan anak AN (31 tahun). Berdasarkan usia anak pertama, maka
keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia dewasa. Anak
Bapak M dan Ibu H telah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan mereka, hanya
anak ke 5 bersama istri dan anaknya yang tinggal serumah dengan mereka. Oleh
karena itu, tipe keluarga Bapak M adalah keluarga extended family.
3.2 Pengkajian
Keluarga Bapak M mengatakan bahwa Bapak M telah menderita DM sejak 2
tahun lalu, memiliki riwayat TB serta pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu sedangkan Ibu H, anak ke 5, menantu serta cucunya mengatakan tidak
memiliki masalah kesehatan. Bapak M mengatakan pula bahwa ia memiliki ibu
yang menderita DM. Sebelum ia mengetahui dirinya DM, ia memang memiliki
gaya hidup yang kurang baik seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, minum kopi 2 kali sehari dengan gula, tidak terlalu suka
sayur, konsumsi buah jika diingatkan oleh istrinya, merokok 1 bungkus padahal
istri sudah selalu mengingatkan agar kurangi atau berhenti merokok, suka
begadang jika ada acara kesukaan, tidak pernah olahraga setelah keluar dari club
19
Universitas Indonesia
20
sepak bola tahun 1995 namun hanya jalan kaki saat pagi. Setelah mengetahui
dirinya DM, Bapak M mengatakan belum juga mengubah gaya hidupnya. Selain
itu, istri Bapak M juga mengatakan terkadang Bapak M stres jika melihat perilaku
anak ke 3 yang memang rumah mereka sangat berdekatan dan karakteristik dari
Bapak M yang lebih sering memendam masalah daripada menceritakannya
kepada orang lain. Selain itu, Bapak M juga mengatakan jika mengetahui gula
darahnya naik, ia langsung kepikiran. Bapak M mengatakan agar stresnya
berkurang, ia hanya jalan-jalan saja dengan menggunakan motornya.
minum kopi manis saat berbincang, dan terlihat agak murung saat membicarakan
masalah anak ke 3 nya.
3.3 Perencanaan
Berdasarkan pengkajian keluarga yang telah dilakukan, maka mahasiswa
menegakkan
diagnosa
keperawatan.
Diagnosa
yang
pertama
adalah
Universitas Indonesia
21
Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M
khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan tingkah laku anak ke
3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita tentang masalah dan lebih
sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau gula darah naik. Data
objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.
Universitas Indonesia
22
Rencana asuhan keperawatan yang dibuat memiliki tujuan umum yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan,
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat
teratasi. Tujuan khusus mengarah pada 5 tugas keluarga yaitu TUK 1 mengenal
masalah kesehatan, TUK 2 memutuskan, TUK 3 merawat, TUK 4 memodifikasi
lingkungan, dan TUK 5 pemanfaatan pelayanan kesehatan. Rencana keperawatan
pada diagnosa keperawatan utama yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan
mendiskuskan definisi (gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah
sewaktu & 2 jam setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl),
penyebab (faktor keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang
olahraga, dan stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang
air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga
dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2
menjelaskan akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal, hipertensi, amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang menderita DM; TUK 3 menjelaskan dan mengajarkan
kepada keluarga cara perawatan DM yang dapat dilakukan yaitu manajemen diet,
motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam kaki, motivasi
olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan intervensi
yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi lingkungan
seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5 memotivasi
penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula darah secara
berkala.
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
saja dalam berjalan; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut
adalah TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya dipatuhi, senam kaki dan
perawatan kaki sudah baik. Perencanaan selanjutnya adalah memonitoring diet
dan mengevaluasi senam kaki.
Universitas Indonesia
26
perawatan DM, GDS Bapak M yaitu 318 mg/dl (turun dari sebelumnya), TD=
120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut yaitu TUK 1-5 berhasil.
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS SITUASI
27
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
28
perusahaan besar untuk mata pencaharian mereka. Menurut Allender, Rector, dan
Warner (2010) pula bahwa kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu jumlah
penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan budaya.
Hal ini juga terbukti bahwa penduduk yang heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya di Kelurahan Cisalak Pasar tersebar pada 9 RW. Menurut Laporan
Rekapitulasi Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar pada bulan April 2012, bahwa
RW 05 adalah penduduk paling banyak daripada 8 RW lainnya yaitu sebesar
15,4% atau terdiri dari 2816 jiwa.
Universitas Indonesia
29
Perawat keluarga dalam hal ini diperankan oleh penulis. Penulis mengelola satu
keluarga yaitu keluarga Bapak M dengan masalah DM yakni dengan diagnosa
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri. Penulis berperan sebagai
perawat yang memberi perawatan langsung dan sebagai edukator. Peran ini telah
sesuai dengan peran perawat menurut Friedman (2003). Penulis juga telah
melakukan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi
dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri serta
telah menggunakan konsep keluarga menurut Friedman (2003) dalam melakukan
asuhan keperawatan.
Pengkajian yang penulis telah lakukan yaitu Bapak M merupakan kepala keluarga
yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun.
Beragama Islam dan berasal dari suku Betawi. Mereka memiliki tingkat
pendidikan sampai sekolah dasar.
Menurut Erikson (1982, dalam Potter & Perry, 2005) tugas perkembangan utama
pada usia ini adalah mencapai generativitas yakni keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Ini terbukti bahwa Bpk M ada keinginan untuk merawat
DM nya itu. Teori Havighurst (1972, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan
bahwa ada 7 tugas perkembangan pada dewasa tengah yaitu pencapaian tanggung
jawab sosial orang dewasa, menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan,
membantu anak-anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia, mengembangkan aktivitas luang, berhubungan dengan pasangannya
sebagai individu, menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia. Tugas perkembangan tersebut telah dilakukan oleh Bpk M dengan baik.
Universitas Indonesia
30
pertama, maka keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia
dewasa. Tugas perkembangan pada keluarga dengan dewasa menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yaitu (1) memperluas lingkaran keluarga dari keluarga
inti menjadi keluarga besar; (2) memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan; (3) membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit; (3) membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat;
dan (4) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Tugas
perkembangan keluarga tesebut sudah dicapai oleh keluarga Bapak M.
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif (NANDA, 2012) pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan
tingkah laku anak ke 3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita
tentang masalah dan lebih sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau
gula darah naik. Data objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.
Rencana keperawatan yang telah dibuat yaitu memiliki tujuan umum dan tujuan
khusus. Perencanaan yang telah dibuat ini telah sesuai dengan Friedman (2003)
bahwa pada fase perencanaan memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
pada fase perencanaan yang dilakukan yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan, ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat teratasi. Tujuan
khususnya yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan mendiskuskan definisi
(gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah sewaktu & 2 jam
setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl), penyebab (faktor
keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang olahraga, dan
stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil
Universitas Indonesia
33
terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2 menjelaskan
akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi,
amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM; TUK 3 menjelaskan cara perawatan DM yang dapat dilakukan
yaitu manajemen diet, motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam
kaki, motivasi olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan
intervensi yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi
lingkungan seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5
memotivasi penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula
darah secara berkala.
Implementasi pada dewasa secara umum yaitu mengubah kebiasaan hidup sehat
dan peningkatan kesehatan. Perawat mengubah kebiasaan kesehatan dapat dengan
melakukan penyuluhan dan konseling kesehatan yaitu peran perawat sebagai
pendidik dan fasilitator. Selain itu, seorang perawat dalam hal ini hanya dapat
memberikan penjelasan terkait perubahan kebiasaan dan menawarkan infomasi
tentang risiko kesehatan serta memberikan penguatan positif untuk perilaku dan
keputusan sehat. Hal ini telah sesuai dengan peran perawat menurut Friedman
(2003). Peran ini seperti implementasi yang telah dilakukan oleh penulis untuk
diagnosa utama yaitu dimulai pada kunjungan ke 3 pada tanggal 29 Mei 2013,
penulis melakukan TUK 1, 2, dan 3. TUK 1 yaitu mengenal masalah dengan
mendiskuskan definisi, penyebab, tanda dan gejala DM sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM, TUK 2 menjelaskan
Universitas Indonesia
34
akibat DM dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM, dan TUK 3 yang dilakukan yaitu pemilihan makanan sesuai
dengan triguna makanan serta pemilihan jenis makanan yang dibatasi dan boleh
untuk dikonsumsi dengan menggunakan gambar serta motivasi minum obat secara
teratur. Evaluasi dari kunjungan tersebut yaitu keluarga mampu mendefinisikan
kembali definisi DM yaitu gula darah diatas 200; dapat menyebutkan 2 dari 5
penyebab DM yaitu keturunan dan makanan yang tidak terkontrol, 2 dari 5 tanda
dan gejala DM yaitu lemes dan sering buang air kecil, 2 dari 7 akibat DM yaitu
amputasi dan kebutaan; 2 dari 6 cara perawatan DM yaitu minum obat dan makan
teratur; dan dapat menyebutkan kembali contoh jenis makanan sesuai triguna (zat
tenaga: nasi, kentang; zat pengatur: sayur dan buah; zat pembangun: tempe, tahu,
ikan, ayam) serta dapat membedakan jenis makanan yang dibatasi dan dibolehkan
yaitu makanan yang dibatasi makanan yang manis, duren, dodol, kue sedangkan
makanan yang dibolehkan yang kandungan gulanya sedikit seperti beras merah,
apel, dan pir serta Bapak M setiap hari sudah rajin minum obat; TD= 110/70
mmHg. Analisa yang didapat dari implementasi tersebut adalah TUK 1, 2, dan
sebagian TUK 3 (sebagian manajemen diet tercapai, minum obat berhasil), maka
direncanakan untuk kunjungan berikutnya yaitu akan mengajarkan manajemen
diet.
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait
Penulis menganalisis salah satu intervensi dari diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri yaitu manajemen diet. Menurut penelitian Rahmawati,
Amminuddisyam, dan Hidayanti (2011) bahwa sebanyak 82,1% responden yang
memiliki pola makan (risiko kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan untuk
terjadinya DM) yang tinggi, memiliki kadar glukosa darah tidak terkontrol
sedangkan 39,6% responden yang memiliki pola makan yang rendah memiliki
kadar glukosa darah terkontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian Riskesdas (2007
dalam Kemenkes, 2012) menyatakan bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu
oleh gaya hidup tidak sehat salah satunya bersumber dari makanan. Hal tersebut
juga terlihat dari kondisi Bapak M yaitu jika ia melaksanakan manajemen diet
dengan baik, maka gula darahnya dapat terkontrol dengan baik begitupun
sebaliknya. Oleh karena itu, manajemen diet menjadi intervensi unggulan yang
penulis angkat untuk mengatasi diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri dengan DM.
Universitas Indonesia
38
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
untuk Bapak M adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
= 90% x (156-100) x 1 kg= 50,4 kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI. Berdasarkan hasil perhitungan, BBI Bapak M
adalah 50,4 kg dan saat ini BB Bapak M yaitu 54 kg. Ini berarti BB Bapak M
masuk dalam rentang 10% BBI dan termasuk dalam kriteria normal.
Universitas Indonesia
39
Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m2)
= 54/(1,56)2 = 22,2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30. Berdasarkan hasil perhitungan,
IMT Bapak M adalah 22,2 dan termasuk kedalam klasifikasi normal.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal), maka kebutuhan basal Bapak M = 30 kal/kg dari BBI=30x50,4
= 1512 kal; (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal), maka Bapak M berusia 62 tahun sehingga 5%x1512= 75,6 kal;
(3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan
intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal
diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan aktivitas sedang, dan
30% dengan aktivitas berat), maka Bapak M beraktivitas sedang sehingga
20%x1512= 302,4 kal; (4) berat badan (bila masuk dalam kategori kegemukan,
maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal sedangkan jika kategori kurus
ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori normal tidak perlu ada
penambahan maupun pengurangan), karena BB Bapak M termasuk dalam
kategori normal sehingga tidak ada penambahan maupun pengurangan.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka:
Kebutuhan kalori Bapak M= kebutuhan basal-umur (sudah > 40 tahun)+aktivitas
= 1512 kal - 75,6 kal + 302,4 kal = 1738,8 kal
Setelah kebutuhan kalori untuk Bapak M diketahui, penulis membuat contoh
menu berdasarkan jumlah kalori tersebut yakni dibulatkan menjadi 1700 kal
karena penulis mengacu pada contoh menu menurut Tjokroprawiro (1989).
Universitas Indonesia
40
Hal yang perlu diperhatikan lainnya dalam manajemen diet yaitu pemilihan jenis
makanan. Penulis telah menjelaskan jenis makanan yang dibatasi dan boleh untuk
dikonsumsi oleh Bapak M dengan media gambar dan memberikan serta
menjelaskan daftar makanan pengganti. Ini dilakukan agar pemilihan jenis
makanan tidak membosankan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Suyono
(2009) bahwa agar ada variasi makanan, dapat diganti dengan makanan penukar
lain asalkan kandungan zat gizinya sama dengan makanan yang digantikannya.
Pengaturan jadwal makan juga penting dalam manajemen diet. Penulis juga telah
membuat contoh jadwal makan sekaligus dengan contoh menu yang diberikan.
Jadwal makan yang diberikan yakni 3 kali makan utama dengan 3 kali selingan.
Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Rozaline (2006).
Universitas Indonesia
41
mengingatkan bahwa Bpk M pernah bercerita akan menunaikan ibadah haji tahun
depan sehingga kondisi tubuh Bpk M harus dalam keadaan sehat.
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran
gaya hidup di wilayah perkotaan salah satunya yaitu pergeseran pola makan. Hal
ini dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti timbulnya penyakit degeneratif
yaitu DM. Salah satu keluarga yang terkena DM yaitu Bpk M telah dibina oleh
penulis selama 5 minggu. Asuhan keperawatan telah dilakukan penulis kepada
keluarga Bpk M.
Pengkajian kepada keluarga Bapak M terutama difokuskan kepada 5 tugas
kesehatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian, dapat ditegakkan 3 diagnosa
yaitu pertama ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan
DM, kedua yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bpk M
khususnya Bpk M, dan yang ketiga adalah koping individu tidak efektif pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M. Penulis hanya mengintervensi diagnosa utama
yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM
khususnya intervensi manajemen diet.
42
Universitas Indonesia
43
Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang tidak
stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet. Ini
dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan manajemen
diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa darah 300 mg/dl
dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola makan yang telah
diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan bahwa ia makan cemilan manis
yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan begadang, pagi hari makan bubur ayam 1
mangkok penuh. Monitoring terus dilakukan pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 447 mg/dl karena Bpk M mengatakan makan nasi padang 1
porsi, makan soto ayam, nasi juga tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur
seporsi, lalu diselingi makan nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318
mg/dl dengan pengakuan bahwa Bpk M telah mematuhi pengaturan makan
kembali setelah mengetahui saat pemeriksaan kunjungan lalu GDS nya tinggi.
Jadi, berdasarkan intervensi unggulan manajemen diet yang diterapkan kepada
Bpk M adalah intervensi berhasil sebagian karena dengan manajemen diet yang
baik dan terkontrol, ternyata Bpk M memiliki kadar glukosa darah yang terkontrol
pula begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
Saran penulis ditujukan untuk keluarga, masyarakat, perawat Puskesmas, dan
keilmuan. Saran yang dapat penulis berikan dari karya ilmiah akhir ini, yaitu:
5.2.1
Keluarga
masyarakat
dapat
meningkatkan
pengetahuannya
dan
dapat
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
45
Universitas Indonesia
46
Prijadi, B., Nila, K.F., & Hartono, R. (2013). Hubungan asupan serat larut dan
aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. 9 Juni 2013.
fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gizi/RUDI%20HARTONO.pdf.
Rahmawati, Amminuddisyam, & Hidayanti, H. (2011). Pola makan dan aktivitas
fisik dengan kadar glukosa darah penderita DM tipe 2. 9 Juni 2013.
http://www. journal.unhas.ac.id.
Republika. (2011). Wew, penderita diabetes di Indonesia melonjak pesat. 30 Juni
2013. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/06/08/lmh6cjwew-penderita-diabetes-di-indonesia-melonjak-pesat
RISKESDAS. (2007). Laporan nasional 2007. Depkes RI.
Rozaline, H. (2006). Terapi jus buah & sayur. Jakarta: Puspa Swara.
Smeltzer, S.C.(2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta: EGC.
Suyono, S. (2009). Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes
mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Tim Vitahealth. (2004). Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tjokroprawiro, A. (1989). Diabetes mellitus (klasifikasi, diagnosis, dan dasardasar terapi). Jakarta: PT Gramedia.
Vivalife. (2009). Diabetes banyak menyerang kaum muda di Asia. 30 Juni 2013.
http://life.viva.co.id/news/read/61354diabetes_menyerang_kaum_muda_di_asia
Waspadji, S. (2007). Pedoman diet diabetes mellitus. Jakarta: FK UI.
Waspadji, S., Kartini, S., & Suharyanti. (2010). Daftar bahan makanan penukar
edisi 3. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Wibisono, A.H. (2012). Pengalaman klien diabetes mellitus tipe 2 dalam
mengontrol glukosa darah secara mandiri di Kota Depok. Tesis FIK UI.
Universitas Indonesia
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama keluarga (KK)
: Bpk M
3. Komposisi Keluarga
No
Nama
:
Jenis
Hub dengan KK
Umur
Pendidikan
Kelamin
1.
Bpk M
Laki-laki
Kepala keluarga
62 thn
SD
2.
Ibu H
Perempuan
Istri
60 thn
SD
3.
Anak M
Perempuan
Anak kandung
42 thn
SMP
4.
Anak E
Perempuan
Anak kandung
38 thn
SMP
5.
Anak H
Perempuan
Anak kandung
36 thn
SMP
6.
Anak A
Laki-laki
Anak kandung
32 thn
STM
7.
Anak AN
Laki-laki
Anak kandung
31 thn
STM
Genogram
DM
Ibu H
60 thn
Bpk M
62 thn,
DM
DM
Keterangan :
O : Perempuan
: Laki-laki
x+ : Meninggal
: Meninggal
: Tinggal dalam 1 rumah
Keterangan:
Orangtua Bpk M (ibu) meninggal karena DM sedangkan ayahnya juga
telah meninggal dengan penyebab yang tidak diketahui. Bpk M saat ini
juga menderita DM sudah 2 tahun. Orangtua Ibu H (ayah) saat ini
masih hidup dengan kondisi sudah sangat tua namun ibu dari Ibu H
telah meninggal karena sakit tua. Bpk M dan Ibu H tinggal bersama
anak ke 5 yang telah menikah dan memiliki 1 orang anak. Anggota
keluarga selain Bapak M, tidak memiliki masalah kesehatan.
4. Tipe keluarga
Keluarga Bpk M memiliki tipe keluarga extended family dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa. Anak pertama sampai keempat telah
menikah dan tinggal terpisah sedangkan anak terakhir telah menikah
dan memiliki 1 orang anak serta tinggal bersama Bpk M dan Ibu H.
5. Suku
Bpk M dan Ibu H berasal dari Depok dengan suku Betawi. Bahasa
yang digunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia.
Makanan, cara berpakaian, dekorasi rumah tidak menunjukkan suku.
Makanan yang disukai yaitu apa saja tidak ada kegemaran khusus. Cara
berpakaian Bpk M lebih sering kaos dan celana panjang begitupun
dengan anak yang ke 5, Ibu H lebih suka mengenakan daster atau baju
gamis panjang sedangkan menantunya lebih suka mengenakan kaos
dan celana pendek. Keluarga Bpk M lebih memilih pengobatan modern
daripada tradisional, namun ia pernah juga ke alternatif untuk
mengobati matanya karena pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu.
6. Agama
Keluarga Bpk M beragama Islam. Kegiatan ibadah yang dilakukan
seperti sholat dan mengaji. Ibu H lebih aktif dalam pengajian daripada
Bpk M.
Friedman
(1998
dalam
Suprajitno,
2004),
tugas
keluarga
mulai
melepas
anak
sebagai
dewasa.
Tugas
III. LINGKUNGAN
13. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bpk M adalah bangunan permanen dengan status
kepemilikan sendiri. Luasnya sekitar 6 x 9 m2, terdiri dari 3 kamar
tidur, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV, 1 kamar
mandi, dan ada halaman. Terdapat furniture seperti sofa, bufet dan
barang elektronik seperti kulkas, TV, ada koleksi foto, terdapat
halaman dengan ada pot tanaman, kandang ayam yang selalu terkunci,
dan tempat untuk parkir motor. Pencahayaan sangat baik, sumber air
juga bersih, dan ada tempat pembuangan sampah. Denah dari rumah
keluarga Bpk M, yaitu:
Kamar
mandi
r. makan
r. tidur
Dapur
r. TV
&
r.tamu
r. tidur
r. tidur
Teras
Tempat
parkir
motor
Kandang
ayam yg
terkunci
Keterangan:
Pintu
Jendela
V. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga siap untuk saling membantu, jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain berusaha untuk
merawat.
Saat ditanya terkait DM, yang ia tahu gula darah tinggi namun tidak
tahu angkanya. Terkait penyebab, yang ia tahu adalah pola makan
yaitu suka makanan manis dan ia mengakuinya. Tanda dan gejala yang
ia tahu dan rasakan adalah rasa sering lapar dan badan lemas. Bpk M
selalu mengatakan rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Setiap hari minum obat Glibenclamide dan Metformin 1x1 secara
teratur.
Bpk M tidak pernah olahraga setelah keluar dari club sepak bola tahun
1995 namun jalan pagi saja. Bpk M mengeluh sering kesemutan pada
tangan dan kaki jika menjelang istirahat. Bpk M aktif merokok 1
bungkus/hari, konsumsi kopi 2 kali sehari dengan gula yang sedikit.
Untuk tidur, Bpk M mulai tidur pkl 20.00- 04.30. Jika ada acara bola,
ia begadang. Perawatan diri, mandi dan gosok gigi dilakukan 2 kali
sehari, keramas 2 hari sekali, memotong kuku, membersihkan telinga
jika kotor.
VII.
HARAPAN KELUARGA
Keluarga Bpk M mengatakan, semoga setiap anggota keluarga tetap
sehat agar dapat menjalankan aktivitas masing-masing dan berharap
mahasiswa memberikan informasi yang dibutuhkan keluarga.
VIII.
PEMERIKSAAN FISIK
Jenis
Bpk M
Ibu H
N (menantu)
pemeriksaan
Suhu
Nadi
RR
TD
BB
TB
Kepala
36 oC
80 x/menit
14 x/menit
130/80 mmHg
54 kg
156 cm
tidak ada lesi,
penyebaran rambut
merata.
36 oC
72 x/menit
16 x/menit
110/80 mmHg
50 kg
150 cm
tidak ada lesi,
penyebaran
rambut merata.
36 oC
80 x/menit
12 x/menit
120/80 mmHg
50 kg
150 cm
tidak ada lesi,
penyebaran
rambut merata.
Mata
konjungtiva tidak
anemis, pupil isokor,
ada seperti lingkaran
putih di tepi bola
mata.
Telinga
Hidung
Mulut dan gigi
Leher
Dada/thorax
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
konjungtiva tidak
anemis, pupil
isokor, ada seperti
lingkaran putih di
tepi bola mata,
mata terlihat
juling.
tidak ada keluhan,
bersih
tidak ada keluhan,
tidak ada sekret
Tidak ada lesi
pada mulut, gigi
sudah ada yang
tanggal.
tidak ada
pembesaran
kelenjar getah
bening, tidak ada
keluhan
tidak ada
pembesaran, tidak
ada ronkhi dan
tidak ada
wheezhing, S1 &
S2 normal
tidak ada keluhan
tidak ada keluhan,
hanya kalau
kecapean badan
terasa pegal.
Turgor kulit
kurang baik
karena sudah
lansia, tidak ada
lesi, ada seperti
pengurangan
pigmentasi kulit.
konjungtiva tidak
anemis, pupil
isokor.
ANALISA DATA
No.
1.
DS:
2.
DO:
DS:
DO:
3.
DS:
Data
Tidak pernah memantang makanan
(masih suka makanan manis, suka
cemilan apa saja)
Tidak menakar makanan, dan jadwal
makanpun tidak diatur (makan jika
lapar)
Sudah mengetahui terkena DM 2 tahun
lalu tapi sulit untuk mengubah gaya
hidup
Tidak pernah olahraga setelah keluar
dari club sepak bola thn 1995, namun
jalan pagi dilakukan
Tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah
jika diingatkan istri
Mengeluh sering kesemutan pada
tangan dan kaki
Pernah mengalami kebutaan beberapa
bulan lalu, saat itu gula darahnya 300
an, sekarang penglihatan sudah normal
kembali
Setiap hari minum obat Glibenclamide
dan Metformin 1x1
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri
pada Bpk M dengan DM
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko pada
keluarga Bpk M
khususnya Bpk M
DO:
SKORING MASALAH
Skor
Sifat
masalah :
aktual
Angka
Tertinggi
3
Kemungkin
an masalah
untuk
diubah :
mudah
Potensi
masalah
untuk
dicegah :
cukup
Menonjolnya masalah
2
: segera
ditangani
TOTAL
4 2/3
SKOR
Bobot
Perhitungan
Pembenaran
3/3 x 1 = 1
2/2 x 2 = 2
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
Skor
Sifat
masalah :
aktual
Angka
Tertinggi
3
Kemungkin
an masalah
untuk
diubah :
sebagian
Potensi
masalah
untuk
dicegah :
cukup
Menonjolnya masalah
: segera
ditangani
TOTAL
SKOR
Bobot
Perhitungan
Pembenaran
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
3 2/3
Skor
Sifat
masalah :
aktual
Angka
Tertinggi
3
Kemungkin
an masalah
untuk
diubah :
sebagian
Potensi
masalah
untuk
dicegah :
rendah
Menonjol2
nya masalah
: tidak perlu
segera
ditangani
TOTAL
3 1/3
SKOR
Bobot
Perhitungan
Pembenaran
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
1/3 x 1 = 1/3
2/2 x 1 = 1
1.
Diagnosa
Keperawatan
Jangka
Panjang
Ketidakefektif Setelah
an manajemen dilakukan
kesehatan diri tindakan
pada Bpk M
keperawata
dengan
n selama 5
Diabetes
minggu,
Mellitus
ketidakefekt
ifan
manajemen
kesehatan
diri pada
Bpk M
dengan
Diabetes
Mellitus
dapat
teratasi
Tujuan
Jangka Pendek
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Rencana Intervensi
Standar
Setelah dilakukan
pertemuan I sebanyak
1x60 menit, keluarga:
1. Mampu mengenal
masalah diabetes
mellitus, dengan:
Menyebutkan definisi
diabetes mellitus
Respon
verbal
Keluarga menyebutkan
pengertian diabetes
mellitus yaitu gangguan
yang ditandai dengan
kenaikan kadar gula darah
sewaktu & 2 jam setelah
makan > 200 mg/dl dan
gula darah puasa > 140
mg/dl
2
Menyebutkan penyebab
diabetes mellitus.
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari 5
penyebab diabetes
mellitus yaitu kekurangan
insulin, yang di picu oleh:
- faktor keturunan
- kegemukan
- sering makan makanan
manis
- kurang olahraga
- stres
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan 3dari 5
tanda dan gejala diabetes
mellitus, yaitu:
- cepat lapar,
- cepat haus,
- sering buang air kecil
terutama pada malam
hari,
- lemas,
- kulit gatal-gatal
3
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Mengidentifikasi anggota
keluarga yang menderita
diabetes mellitus.
Respon
afektif
Keluarga mengatakan
Bpk M menderita
penyakit diabetes
mellitus.
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari 7
akibat diabetes mellitus
jika tidak diatasi, yaitu:
- kebutaan,
- impotensi,
- penyakit jantung,
- stroke,
- gagal ginjal,
- hipertensi,
- amputasi
2. Mampu mengambil
keputusan dalam merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:
Menyebutkan akibat
diabetes mellitus
4
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Mengambil keputusan
untuk mengatasi masalah
kesehatan diabetes
mellitus.
Respon
afektif
Keluarga mengatakan
akan mengatasi penyakit
diabetes mellitus.
Respon
verbal dan
psikomotor
Keluarga dapat
menyebutkan 4dari 6cara
perawatan diabetes
mellitus, yaitu:
Pertemuan ke-1 & 2:
- diet makan (memilih
makanan yang dianjurkan
dan yang tidak untuk DM)
- olahraga teratur,
3. Mampu merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:
Menyebutkan cara
perawatan diabetes
mellitus.
Pertemuan ke-3:
Mendemontrasikan cara
senam kaki untuk
penderita diabetes
mellitus
f.
Respon
psikomotor
Pertemuan ke-4:
Keluarga dapat
mendemonstrasikan
senam kaki untuk
mengurangi kebas dan
kesemutan pada penderita
diabetes mellitus
Respon
Keluarga dapat
Setelah dilakukan
pertemuan ke 4 sebanyak
1x45 menit, keluarga:
4. Mampu memodifikasi
lingkungan yang sesuai
untuk penderita diabetes
mellitus, dengan mampu:
Menyebutkan cara
6
memodifikasi lingkungan
untuk penderita diabetes
mellitus.
verbal
menyebutkan
memodifikasi lingkungan
yang dapat dilakukan
terkait diabetes mellitus
yaitu gaya hidup, stres,
dan makanan
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan fasilitas
kesehatan yang dapat
dikunjungi:
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Klinik dokter
5. Mampu menggunakan
fasilitas kesehatan yang
ada untuk melakukan
pengobatan dan
perawatan diabetes
mellitus, dengan:
Menyebutkan tempat
pelayanan kesehatan
untuk dirujuk.
7
Menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan
Respon
verbal
Keluarga dapat
Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat
menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
kunjungan ke fasilitas
a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat
kesehatan yaitu
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
mendapatkan
b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
pemeriksaan,
mendapatkan perawatan,
mendapatkan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan
Mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan
untuk memeriksa kadar
gula darah minimal
sebulan sekali.
Respon
afektif
Keluarga mengunjungi
pelayanan kesehatan
untuk memeriksa kadar
gula darah minimal
sebulan sekali.
No.
2.
Diagnosa
Keperawatan
Perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko pada
Bpk. M
Tujuan
Jangka pendek
Jangka
panjang
Setelah
1. Setelah pertemuan
dilakukan
ke 5 selama 1x60
tindakan
menit keluarga
keperawatan
mampu mengenal
selama 5
masalah rokok.
minggu,
1.1.Menyebutkan
keluarga dapat
pengertian
mengurangi
merokok
atau
menghilangkan
perilaku
cenderung
berisiko.
1.2.Menyebutkan
kandungan
yang
terkandung
dalam rokok
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Standar
Rencana Intervensi
Respon
verbal
Merokok adalah
menghisap zat-zat yang
dapat menimbulkan
gangguan pada tubuh.
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan kandungan
dalam rokok, yaitu dalam
rokok mengandung 4000
bahan kimia yang
merusak dan
menghancurkan sistem
tubuh, diantaranya:
- Karbonmonoksida
9
yang berisiko
menimbulkan
penyakit jantung
- Nikotin, mempercepat
detak jantung dan
meningkatkan TD
- Tar, dapat
mengakibatkan
kanker paru-paru
positif
Respon
verbal
Keluarga menyebutkan
akibat rokok:
- Terkena berbagai
penyakit seperti kanker
paru-paru, infeksi
saluran napas, jantung
- Ketagihan
1.3.Mampu
mengidentifikasi anggota
keluarga yang
mengalami
perilaku
berisiko
(merokok)
10
menyebutkan
akibat lanjut
dari merokok
- Penambahan biaya
untuk membeli rokok
Respon
verbal
Keputusan keluarga
untuk merawat dan
mengatasi masalah rokok
Keluarga dapat
menyebutkan 4 dari cara
agar berhenti merokok,
yaitu:
- Tetapkan hari untuk
berhenti merokok
2.2. Keluarga
mampu
mengambil
keputusan
untuk
mengatasi
anggota
keluarga yang
merokok
11
merokok
3.2.Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
perawatan
anggota
keluarga
yang
merokok
dengan
mengurangi
efek dari
merokok
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan 2 dari 4
cara mengurangi efek
berhenti merokok, yaitu:
- Minum air putih yang
banyak
- Banyak makan buah
dan sayuran
- Olahraga ringan dan
teratur
- Cari kesibukan yang
positif
12
4.2.Mampu
menciptakan
lingkungan
untuk
mengatasi
masalah
rokok
Respon
Psikomotor
Cara memodifikasi
lingkungan mengatasi
rokok
- Tidak menyediakan
rokok dirumah
- Tidak bergaul
bersama dengan yang
merokok
- Bersama-sama
dengan anggota
keluarga lain untuk
berkomitmen
berhenti merokok
13
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan yang
ada untuk
mengatasi rokok
5.1.Mampu
menjelaskan
jenis fasilitas
pelayanan
kesehatan
terdekat
Respon
verbal
Puskesmas, dokter
praktik dan rumah sakit
5.2.Mampu
menyebutkan
manfaat
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Respon
verbal
Manfaat fasilitas
5.2.1. Diskusikan bersama
kesehatan: sebagai sarana
keluarga tentang
untuk pemeriksaan,
manfaat fasilitas
perawatan/pengobatan
kesehatan
penyakit, sebagai sarana 5.2.2. Beri kesempatan
untuk mendapatkan
keluarga untuk
informasi yang akurat
mengulangi dan beri
dan tepat untuk
pujian atas jawaban
14
mengatasi rokok
5.3.Keluarga
mampu
memutuskan
untuk
membawa
anggota
keluarga
apabila ada
yang sakit
terutama
akibat rokok
ke fasilitas
kesehatan
Respon
verbal
Keluarga memutuskan
untuk membawa anggota
keluarga yang sakit ke
fasilitas pelayanan
kesehatan: Puskesmas,
dokter praktek, RS
yang benar
5.3.1. Motivasi keluarga untuk
membawa anggota
keluarga yang penyakit
ke fasilitas pelayanan
kesehatan
5.3.2. Beri reinforcement
positif pada keluarga
atas usaha yang telah
dilakukan
15
No
3.
Diagnosa
Keperawatan
Koping individu
tidak efektif pada
keluarga Bpk M
khususnya Bpk M
Tujuan
Jangka
Panjang
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 5
minggu,
diharapkan
koping individu
tidak efektif
pada keluarga
Bpk M
khususnya Bpk
M dapat
teratasi
Jangka Pendek
Setelah dilakukan
pertemuan ke 6
selama 1x60 menit,
diharapkan :
1. Keluarga dapat
mengenal tentang
manajemen stress :
a. Menjelaskan
pengertian stress
dengan bahasa
yang sederhana
b. Menyebutkan
penyebab stress
Evaluasi
Kriteria
Standar
Rencana Tindakan
Respon
verbal
1. Diskusikan pengertian
stress
2. Anjurkan keluarga
mengungkapkan
kembali pengertian
stress dengan bahasa
sederhana
3. Beri pujian atas
kemampuan keluarga.
Respon
verbal
Menyebutkan minimal 3
penyebab stress dari
faktor internal dan
eksternal :
Faktor internal :
1. Perasaan tertekan,
bersalah
2. Kurang percaya diri
3. Keinginan untuk
mandiri
1. Identifikasi
kemampuan keluarga
tentang faktor
penyebab stress
2. Diskusikan penyebab
stress
3. Beri kesempatan
keluarga bertanya
4. Dorong keluarga untuk
menyebutkan penyebab
16
4. Penyakit kronis
Faktor eksternal :
1. Keluarga sakit/ me
ninggal
2. Tekanan dari
kelompok
3. Kondisi perkejaan
tidak menentu
4. Status ekonomi tidak
memadai
5. Lingkungan tidak
aman/ nyaman
6. Support sistem tidak
adekuat.
c. Menyebutkan
tanda dan gejala
stress
Respon
verbal
Menyebutkan minimal 4
dari 11 tanda dan gejala
stress :
1. Keringat berlebihan
2. Sakit kepala
3. Mudah marah
4. Sulit tidur
5. Tegang pada tengkuk
6. Cemas
7. Mudah lelah
8. Sesak nafas
9. TD dan gula darah
meningkat
17
10. Menarik diri
11. Sulit konsentrasi
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera melakukan
manajemen stress
a. Menjelaskan
akibat yang terjadi
bila stress tidak
dikelola dengan
baik
Respon
Verbal
Menyebutkan 3 dari 7
akibat lanjut dari stress
bila tidak dikelola
dengan baik :
1. Munculnya penyakit
fisik : HT, DM,
kolestreol meningkat,
jantung koroner
2. Gangguan psikologis :
depresi, tidak dapat
mengontrol diri,
penggunaan obat/
minuman keras/ rokok
3. Gangguan hubungan
sosial
4. Kurang motivasi kerja
5. Kreatifitas menurun
6. Ibadah tidak optimal
7. Risiko kecelakaan
18
b. Mengambil
keputusan yang
tepat untuk
segera
melakukan
manajemen
stress
3. Keluarga dapat
menyebutkan cara
mencegah dan
mengatasi stress di
rumah
a. Menjelasksn
cara mencegah
timbulnya stress
di rumah
Respon
Verbal dan
afektif
Keluarga dapat
mengambil keputusan
untuk segera melakukan
manajemn stress agar
tidak terjadi konflik
dalam keluarga
Respon
verbal
Menyebutkan minimal 3
dari 6 cara mencegah
timbulnya stress
dirumah :
1. Makan makanan
seimbang secara
2. Hindari/ kurangi
makanan yang dapat
1. Gali pengalaman
keluarga dalam
mencegah timbulnya
stress di rumah
2. Beri pujian atas usaha
keluarga yang sudah
tepat
3. Diskusikan cara
19
b. Menjelasksn
cara mengatasi
bila timbul stress
di rumah
Respon
verbal
merangsang timbulnya
stress : makanan
berlemak, terlalu asin,
terlalu manis, kopi,
teh, coklat
3. Hindari/ kurangi
konsumsi rokok/
minuman alkohol
4. Olah raga secara
teratur
5. Istirahat/ tidur cukup
(6-8 jam sehari)
6. Berpikir positif
mencegah timbulnya
stress di rumah
4. Dorong keluarga untuk
mengungkapkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
Menyebutkan minimal 3
cara mengatasi stress
ringan dan sedang dan
cara mengatasi stress
berat dirumah :
Stress ringan :
1. Relaksasi nafas dalam
2. Relaksasi autogenik/
imajinasi
3. Relaksasi progresif
4. Yoga
5. Meditasi
6. Massase/ pemijatan
7. Mendengarkan musik
ringan
1. Gali pengalaman
keluarga dalam
mengatasi stress yang
selama dilakukan
2. Beri pujian atas usaha
keluarga yang sudah
tepat
3. Diskusikan berbagai
cara mengatasi stress di
rumah dengan
manajemn stress
4. Dorong keluarga untuk
mengungkapkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
20
8. Tertawa
Stress sedang :
1. Relaksasi progresif
2. Imajinasi terpimpin
3. Meditasi
4. Massase/ pemijatan
5. konseling
Stress berat :
1. Konseling
c.
Mendemonstrasi
kan cara
mengatasi stress
bila timbul
sewaktu-waktu
di rumah
Respon
psikomotor
Mendemonstrasikan
cara sederhana untuk
mengatasi stress ringan
dirumah yaitu
- Relaksasi nafas dalam
dengan menarik nafas
dalam melalui hidung,
tahan nafas selama 3
detik lalu hembuskan
lewat mulut, lakukan
selama 10 kali.
1. Gali pengalaman
keluarga dalam
mengatasi stress yang
selama dilakukan
2. Beri pujian atas usaha
keluarga yang sudah
tepat
3. Diskusikan minimal 6
cara untuk mengatasi
stress di rumah dengan
manajemen stress
4. Dorong keluarga untuk
mendemostrasikan cara
mengatasi stress yang
telah dipelajari
5. Beri pujian atas
21
kemampuan keluarga
mendemontraskan
secara benar
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
tepat untuk
meminimalkan
terjadinya stress
a. Menyebutkan
lingkungan yang
tepat untuk
meminimlkan
stress
Respon
verbal
Menyebutkan lingkungan
yang tepat untuk
meminimal-kan stress di
rumah :
1. Ruangan tidak terlalu
panas/ dingin
2. Perabotan bersih dan
teratur
3. Tata ruang tidak
membahayakan
4. Terhindar dari
kebisingan
5. Aman dari bahaya
kriminal
1. Diskusikan
lingkungan yang tepat
untuk meminimalkan
stress
2. Identifikasi dengan
keluarga lingkungan
yang ada dalam
keluarga
3. Dorong keluarga
untuk menyebutkan
kembali penjelasan
yang diberikan
4. Motivasi keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang tepat
untuk meminimalkan
stress.
22
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
untuk mengatasi
stress sedang atau
berat
Respon
a. Menyebutkan
verbal
fasilitas
kesehatan yang
tersedia
b. Menyebutkan
manfaat fasilitas
kesehatan
Respon
verbal
1. Diskusikan jenis
Fasilitas kesehatan yang
fasilitas kesehatan
dapat digunakan oleh
yang tersedia
keluarga untuk mengatasi
dilingkungan keluarga
stress sedang dan berat :
2. Bantu keluarga
1. Puskesmas
memilih fasilitas
2. Dokter praktek
kesehatan yang sesuai
3. Mantri/ bidan
4. Psikolog/ psikiater
dengan kondisi
keluarga
3. Anjurkan keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan sesuai
pilihan
Manfaat fasilitas
kesehatan :
1. Memberikan informasi
kesehatan
2. Memberikan
pengobatan
3. Memberikan
pelayanan konseling
1. Klarifikasi
pengetahuan keluarga
tentang manfaat
fasilitas kesehatan
2. Diskusikan manfaat
fasilitas kesehatan
3. Dorong keluarga
mengungkapkan
23
4. Membantu
meningkatkan
kesehatan
c. Memanfaatkan
fasilitas
kesehatan yang
ada bila
mengalami stess
sedang dan berat
Respon
psikomotor
kembali manfaat
fasilitas kesehatan yang
ada.
Keluarga membawa
1. Motivasi keluarga
keluarga yang mengalami
untuk memanfaatkan
stress sedang atau berat
fasilitas kesehatan yang
ke fasilitas kesehatan
ada
yang ada
2. Beri pujian atas
kemampuan keluarga.
Evaluasi
TTD
Kurniasih
S: - gula darah >
200
- Penyebabnya
makanan tidak
terkontrol,
keturunan.
- Tanda &
gejalanya
lemas, sering
kencing.
- Akibat jika
tidak dirawat
yaitu amputasi,
penglihatan bisa
buta.
- Cara
mengontrolnya
dengan minum
obat, makan
diatur, tidak
makan yang
manis-manis.
O:
- TD= 110/70
mmHg
- dapat
menyebutkan
kembali definisi
DM.
- Dapat
menjawab
penyebab 2
dari 5.
- Dapat
menjawab tanda
& gejala 2 dari
5.
- Dapat
menjawab
akibat 2 dari 7.
- Dapat
menjawab cara
perawatan DM
2 dari 6
- Dapat
menyebutkan
dan memilih
gambar
makanan yang
boleh &
dibatasi untuk
dikonsumsi
serta
mengetahui gizi
seimbang.
A: TUK 1,2, 3
tercapai sebagian
P:
- evaluasi TUK
1,2,3
(menyebutkan
kembali tentang
gizi seimbang
dan makanan
yang boleh dan
dibatasi)
- TUK 3: Ajarkan
manajemen diet
- Cek gula darah
31/5
Pertemuan
ke- 4
S:
-
Kurniasih
manajemen
diet adalah
pengaturan
makanan
dengan gizi
seimbang.
Tujuannya
untuk gula
darah supaya
normal dan
mencegah
komplikasi.
Yang perlu
diperhatikan
pada orang DM
yaitu waktu,
jenis, jumlah
O:
-
A:
P:
4/6
Pertemuan
ke- 5
1. Mengevaluasi TUK 3
tentang diet
2. Mengajarkan senam
kaki
3. Mengecek gula
S:
-
O:
-
makanan.
Akan mencoba
untuk makan
sesuai contoh
menu makanan.
GDS= 334
mg/dl
TD= 120/80
mmHg
Klien mengerti
akan contoh
menu yang
diberikan dan
akan
melakukannya.
TUK 3
(manajemen
diet) tercapai.
evaluasi TUK
3 tentang diet.
TUK 3: ajarkan
senam kaki.
Cek gula
Kurniasih
Makan sudah
mulai diatur,
setiap hari
mulai makan
buah dan sayur.
Jadwal makan
mulai
diusahakan
untuk tepat
waktu.
Setiap bangun
tidur akan
mempraktikkan
senam kaki.
GDS= 300
mg/dl
TD= 110/80
mmHg
Menjalankan
manajemen
diet.
Dapat
mempraktikkan
gerakan senam
kaki dengan
baik.
A: TUK 3: senam
kaki tercapai.
P:
- Evaluasi diet
- Evaluasi senam
kaki
- TUK 3:
perawatan kaki
- TUK 4 dan 5
- Cek gula darah
1. Mengevaluasi diet
S:
2. Mengevaluasi senam kaki
- Semalam
3. Mengedukasi tentang
makan cemilan
perawatan kaki
manis yaitu roti
4. Mengedukasi modifikasi
isi kacang ijo 3
lingkungan
bungkus dan
5. Mengingatkan untuk
begadang, pagi
terus minum obat secara
hari makan
tertur dan menganjurkan
bubur ayam 1
klien untuk ke yankes
mangkok
jika terjadi keparahan
penuh.
DM
- Setiap bangun
6. Mengecek gula darah
pagi sudah
melakukan
senam kaki dan
juga
melakukannya
jika ada rasa
kesemutan,
kesemutan
dapat
berkurang.
- Pernah
merendam kaki
dengan air
hangat.
- Di rumah
kadang
memakai alas
kaki kadang
tidak.
- Akan
-
8/6
Pertemuan
ke- 6
Kurniasih
menggunakan
pelembab pada
kaki.
Setiap hari
sudah minum
obat secara
teratur.
O:
-
11/6
Pertemuan
ke- 7
1. Memonitoring diet
2. Mengevaluasi senam
kaki
3. Mengevaluasi
perawatan kaki
4. Menjelaskan TUK 1-5
diagnosa perilaku
kesehatan cenderung
berisiko
TD= 120/70
mmHg
- GDS= 417
mg/dl
A: TUK 1-5 tercapai,
namun diet masih
belum patuh.
P:
- Monitor diet
- Evaluasi senam
kaki
- Evaluasi
perawatan kaki
- TUK 1-5
diagnosa
perilaku
cenderung
berisiko
Kurniasih
S:
- Makan kadang
baik kadang
tidak
- Senam kaki
dilakukan setiap
hari dan rasa
kesemutan
sudah
berkurang
- Perawatan kaki
sekadar
menggunakan
sepatu atau
sendal jika
keluar rumah
namun di dalam
rumah belum
menggunakann
ya, hanya hatihati saja dalam
berjalan.
O:
-
A:
-
Merokok:
menghisap
rokok, isinya
zat-zat nikotin,
tar.
Akibat: kanker,
jantung, sesak
napas
Rokok bahaya,
mau mencoba
untuk
mengurangi.
Cara
mengurangi
rokok: coba
kurangi perhari.
Cara perawatan:
olahraga,
makan buah dan
sayur, cari
kesibukan yang
bermanfaat.
Coba untuk
mulai
menjauhkan
bungkus rokok.
Sudah ke
pelayanan
kesehatan
sebulan sekali.
TD= 120/80
mmHg
Keluarga
mengerti
penkes tentang
rokok dan
antusias untuk
mencoba
mengurangi
rokok.
TUK 3
manajemen diet
belum
sepenuhnya
dipatuhi, senam
kaki dan
P:
-
15/6
Pertemuan
ke- 8
1. Memonitoring diet
2. Mengevaluasi senam
kaki
3. Mengevaluasi
perilaku merokok
4. Menjelaskan TUK 15 diagnosa koping
individu tidak efektif
S:
-
perawatan kaki
sudah baik.
TUK 1-4
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko
tercapai.
Monitor diet
Evaluasi senam
kaki
Evaluasi
perilaku
merokok
TUK
1-5
diagnosa
koping individu
tidak efektif
Kurniasih
Makan nasi
padang 1 porsi,
makan soto
ayam, nasi juga
tidak ditakar,
pagi hari
kemudian
makan bubur
seporsi, lalu
diselingi makan
nasi uduk
Senam kaki
dilakukan setiap
hari dan
sekarang sudah
tidak
kesemutan.
Sudah
mengurangi
rokok,
sebelumnya
habis 1
bungkus, akhirakhir ini pasti
tidak habis 1
bungkus.
Stres: keadaan
O:
-
A:
-
tubuh yang
tidak seperti
biasanya
mungkin ada
tekanan.
Penyebab:
memikirkan
penyakit,
masalah
keluarga.
Tanda dan
gejala: susah
konsentrasi,
gula darah dan
tekanan darah
naik, susah
tidur.
Akibat:
kambuhnya
penyakit, malas
kerja.
Cara mengatasi:
nafas dalam dan
akan bercerita
tentang masalah
kepada orang
terdekat.
GDS= 443
mg/dl
TD= 120/80
mmHg
Keluarga
mengerti
tentang koping
efektif akibat
stres.
Diet belum
sepenuhnya
dipatuhi
Senam kaki
berhasil
TUK 1-4
diagnosa
koping individu
tidak efektif
tercapai.
P:
-
18/6
Pertemuan
ke- 9
1. Memonitoring diet
S:
2. Mengevaluasi sumatif
diagnosa
ketidakefektifan
manajemen kesehatan
diri
3. Mengevaluasi
perilaku merokok
4. Mengevaluasi
manajemen stres
Monitor diet
Evaluasi
sumatif
diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri.
Evaluasi
perilaku
merokok
Evaluasi
manajemen
stres
Kurniasih
Mematuhi
kembali
manajemen diet
yang disarankan
karena kemarin
sempat tinggi
gula darahnya
takut
komplikasi
seperti dulu
yaitu kebutaan.
Gula darah
diatas 200
Penyebabnya:
keturunan,
makanan tidak
terkontrol dan
stres,
Tanda dan
gejala: sering
haus, sering
buang air kecil
serta gatalgatal,
Akibat: luka
tidak sembuh,
kesemutan dan
baal serta sakit
jantung;
Cara perawatan:
diet, minum
obat teratur,
perawatan kaki,
O:
-
senam kaki,
olahraga, dan
kontrol gula
darah minimal
sebulan sekali
Sudah banyak
mengurangi
rokok, sekarang
sehari hanya
batang saja.
Hanya stres
ringan, karena
kecapean jadi
nafas dalam,
kalau ada
masalah sudah
coba
diceritakan ke
istri.
Dapat
menyebutkan
kembali definisi
DM
Dapat
menyebutkan 3
dari 5 penyebab
DM
Dapat
menyebutkan 3
dari 5 tanda dan
gejala DM
Dapat
menyebutkan 3
dari 7 akibat
DM
Dapat
menyebutkan 6
dari 6 cara
perawatan DM
TD= 120/80
mmHg
Terlihat
sebatang rokok
tidak langsung
dihabiskan
dalam sekali
waktu.
A:
-
P:
-
22/6
Pertemuan
ke- 10
1.
2.
3.
4.
5.
Memonitoring diet
S:
Mengevaluasi sumatif
diagnosa perilaku
kesehatan cenderung
berisiko.
Mengevaluasi sumatif
diagnosa koping
individu tidak efektif.
Memotivasi keluarga
untuk menjalankan
cara-cara perawatan
yang telah diajarkan
selama kunjungan.
Melakukan terminasi.
TUK 1-5
diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
tercapai.
Perilaku
merokok sudah
berkurang.
Koping sudah
mulai baik yaitu
sudah bercerita
tentang masalah
dengan orang
terdekat.
Monitor diet
Evaluasi
sumatif
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko.
Evaluasi
sumatif
diagnosa
koping individu
tidak efektif.
Terminasi
Kurniasih
Makannya baik
kembali karena
pada kunjungan
lalu, gulanya
tinggi sekali
Rokok sudah
sangat banyak
dikurangi.
Sudah bercerita
jika ada
masalah
Akan
menjalankan
terus cara-cara
perawatan yang
telah diajarkan
O:
A:
-
P:
-
GDS= 318
mg/dl
TD= 120/80
mmHg
TUK 1-5
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
berhasil
TUK 1-4
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko
berhasil.
TUK 1-4
diagnosa
koping individu
tidak efektif
berhasil.
Memberikan
catatan atau
ringkasan
berupa hal-hal
yang harus
dilakukan (halhal yang telah
diajarkan)
untuk Bpk M.
Kriteria
Keluarga menerima petugas
kesehatan
Keluarga menerima pelayanan
kesehatan sesuai rencana
Ya
Tidak
Pembenaran
Setiap mahasiswa datang berkunjung,
Bpk M selalu sudah siap di rumah.
Keluarga dapat mengikuti intervensi
yang mahasiswa berikan saat
kunjungan sesuai rencana dan jadwal
kunjungan.
Keluarga mengatakan masalah
kesehatan beserta dengan keluhan yang
dirasakan dan hal tersebut sesuai
dengan pengkajian yang mahasiswa
telah lakukan.
Keluarga selalu berkunjung ke
pelayanan kesehatan terdekat untuk
memeriksakan kesehatannya.
Keluarga melakukan perawatan
sederhana yang mahasiswa ajarkan,
terlihat dari hasil evaluasi yang telah
mahasiswa lakukan.
Keluarga belum melakukan
pencegahan secara aktif, ini
berdasarkan dari pengakuan keluarga
dan juga dari hasil evaluasi yang telah
mahasiswa lakukan.
Keluarga belum melaksanakan
tindakan promotif.
Kesimpulan:
Keluarga Bpk M berada pada tahap kemandirian tingkat 2.
RESPON KELUARGA
HASIL
Ya
Tidak
Modifikasi intervensi
10
11
12
Dibantu perawat
dengan melihat contoh
bahan penukar
makanan
Manajemen Diet
Pada Penderita Diabetes Mellitus
Oleh:
KURNIASIH, S.Kep
Lampiran 9
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Mencegah
komplikasi
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
JUMLAH MAKANAN
JENIS MAKANAN
Penderita Diabetes
Perlu Gizi Seimbang
ZAT
TENAGA
ZAT
Zat tenaga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak.
Berfungsi untuk menyediakan energi dalam tubuh.
Makanan yang mengandung karbohidrat (beras, jagung, ubi, singkong, kentang, roti,
mie).
Makanan yang mengandung lemak (minyak, margarin, santan).
Zat pembangun berasal dari makanan yang mengandung protein nabati (kacangkacangan, tempe, tahu) dan protein hewani (telur, ikan, ayam, daging, susu).
PEMBANGUN
ZAT
PENGATUR
09.30
selingan
12.30
Makan siang
15.30
selingan
18.30
Makan malam
21.30
selingan
Jenis
URT
Jumlah
Jml kalori
Nasi
150 gram
1 gelas
262,5
Ikan
25 gram
45
Tempe
25 gram
40
Sayuran
125 gram
2,5 gelas
60
Minyak
10 gram
1 sdm
90
Pisang
150 gram
3 buah sedang
120
Nasi
100 gram
3/4 gelas
175
Ikan
25 gram
45
Sayuran
150 gram
3 gelas
75
Tempe
25 gram
40
Minyak
5 gram
1/2 sdm
45
Pisang
200 gram
4 buah sedang
160
Nasi
100 gram
3/4 gelas
175
Ikan
50 gram
1 ptg sedang
95
Tempe
25 gram
40
Sayuran
150 gram
3 gelas
75
Minyak
5 gram
1/2 sdm
45
Pisang
150 gram
3 buah sedang
120
25 gr kacang tolo
= 2 sdm
20 gr keju kacang tanah = 2 sdm
GOLONGAN IV: SAYURAN DAN PENGGANTINYA
100 gr sayuran golongan A mengandun g 50 kalori
Sayuran golongan A:
Bayem, buncis, daun melinjo, daun pepaya, labu siem, daun luntas, daun ubi jalar, daun
lompong, daun singkong, jagung muda, jantung pisang, kacang kopi, kacang panjang,
nangka muda, pare, wortel.
Sayuran golongan B mengandung sedikit kalori
Sayuran golongan B:
Daun koro, kembang kol, tauge, ketimun, rebung, jamur segar, kubis, seledri, kangkung,
pepaya muda, daun labu siem, selada, lobak, cabai hijau besar, kecipir, mbayung, labu
air, terong, tomat, sawi.
GOLONGAN V: BUAH DAN PENGGANTINYA
50 gr pisang mengandung 40 kalori
50 gr pisang = 1 buah sedang = 100 gr jambu air
75 gr jambu bol
100 gr kedondong
100 gr pepaya
75 gr salak
150 gr semangka
75 gr apel
50 gr alpukat
125 gr belimbing
75 gr bengkoang
= 2 buah sedang
= buah sedang
= 1 buah sedang
= 1 potong
= 1 potong besar
= 1 potong besar
= buah sedang
= buah besar
= 1 buah besar
= 1 buah besar
= 1 gelas
= 1 gelas
= 4 sdm
= 4 sdm
= 4 sdm
Lampiran 15
ROKOK ITU............
KANDUNGAN ROKOK
TAR
kimia berbahaya.
menyebabkan kanker.
FAKTA ROKOK
membawa oksigen.
berbahaya.
Oleh
KURNIASIH, S.Kep
Mahasiswa Program Profesi
NIKOTIN
jalan raya.
Universitas Indonesia
2013
Lampiran 15 (Lanjutan)
Penyakit jantung
Stroke
Otot lemah
Penyakit gusi
Kerusakan mata
Osteoporosis (pengeroposan
Jangkitan telinga
tulang)
Kemandulan
Cepat lelah
BAHAYA ROKOK
ANGINA
ASMA
ALERGI
GEJALA-GEJALA GANGGUAN
KESEHATAN
Iritasi mata, sakit kepala, pusing,
Keguguran janin
nafas.
Mengganggu terhadap
perkembangan kecerdasan
mendadak