Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
Mahasiswa Analis Kesehatan
SEMESTER II
Tujuan
1.1.
Umum
1.
Khusus
1.
ditimbang (sesuai
kebutuhan dan ukuran tabung) dimasukan dalam tempat tabung pada centrifuge, agar
putaran berimbang maka harus diseimbangkan antara sisi kanan dan kiri tempat tabung,
penyeimbang bisa saja menggunakan tabung sampel yang diisi dan sudah disamakan
ukuran dan beratnya, sehingga putaran kerja motor penggerak berimbang oleh beban.
Melakukan putaran gerak sesuai yang direncanakan dengan ukuran putar RPM (Rotation
Per Menit), ukuran RPM dari pabrikasi biasanya sudah dibatasi dalam range tertentu,
misal 500-3000 Rpm, Haematrocit centrifuge 150010.000 Rpm, dan sebagainya.
Ada beberapa klasifikasi centrifuge menurut jenisnya, antara lain :
1. General Purpose Centrifuge
Model biasanya adalah tabletop (bisa diletakkan di atas meja) yang dirancang untuk
pemisahan sampel urine, serum atau cairan lain dari bahan padat yang tidak larut.
Centrifuge ini biasanya berkecepatan 0-3000 rpm, dan bisa menampung sampel dari
5-100 ml.
2. Micro Centrifuge
Atau disebut juga microfuges, memutar microtubes khusus pada kecepatan tinggi.
Volume micotubes berkisar 0.5-2.0 ml.
3. Speciality Centrifuge
Yaitu centrifuge yang dipakai untuk keperluan yang lebih spesifik. Seperti
microhematocrit centrifuges dan blood bank centrifuges, yang dirancang untuk
pemakaian spesifik di laboratorium klinik. Microhematocrit centrifuge adalah
merupakan variasi dari microcentrifuge yang dapat menampung sampel kapiler
untuk pengukuran volume hematocrit pack cell, sedangkan Blood Bank Centrifuge
adalah centrifuge yang dipakai di bank darah dan serologi yang dirancang untuk
memisahkan sampel serologis dalam tabung.
Jenis lain adalah centrifuge berkecepatan tinggi, yaitu ultracentrifuges dan
refrigerated centrifuges. Centrifuge berkecepatan tinggi berputar pada kecepatan 020.000 rpm dan ultracentrifuge berputar pada kecepatan di atas 50.000 rpm. Kebanyakan
centrifuge ini dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk menjaga sampel tetap dingin
selama sentrifugasi. Centrifuge ini lazim dipakai di laboratorium penelitian.
Jenis-jenis rotor pada centrifuge :
1. Swing Out / Horizontal Rotor
Keuntungan
Menghasilkan butiran endapan yang terdistribusi merata, dapat disesuaikan
dengan berbagai tabung, bisa untuk volume tunggal yang besar.
Kerugian
Kecepatannya terbatas, menimbulkan gesekan yang tinggi (bunyi,panas,
kecepatannya lambat), ada bagian bergerak yang lebih banyak.
Alat
1. Centrifuge.
2. Tabung centrifuge.
3. Beaker glass
3.2. Bahan
1. Sampel: AgNO3 dan NaCl
2. Aquadest
IV. Cara Kerja
4.1. Penggunaan Centrifuge
1. Hidupkan alat dengan menekan power on.
2. Atur kecepatan dan waktu yang diinginkan. Untuk alat yang sudah
deprogram, apabila mengubah kecepatan dan waktunya program disesuaikan.
3. Masukan tabung yang akan di centrifuge dengan posisi yang seimbang,
saling berhadapan.
4. Jika semua tabung sudah masuk, tutup penutupnya lalu tekan start.
5. Alat akan memutar secara otomatis, dan apabila sudah selesai dan alat alat
akan berhenti secara otomatis.
6. Tkan stop dan buka penutupnya lalu ambil tabung-tabung yang sudah di
centrifuge.
7. Jika alat selesai digunakan, matikan alat dengan menekan power off.
4.2. Perawatan Centrifuge
1. Penempatan sampel harus dalam keadaan seimbang dan simetris hal ini untuk
menjaga agar putaran tidak bergetar dan alat akan berumur lama.
2. Jangan letakkan alat terlalu dekat dengan tembok di belakangnya, karena ada
ventelasi aliran udara.
3. Untuk perawatan, bersihkan alat hanya dengan lap bersih atau lap yang
dibasahi air kemudian lap dengan kain kering setiap selesai kerja.
4. Lumasi bagian engsel tutup dengan pelumas setiap bulan sekali.
V. Hasil Pengamatan
Penutup
centrifu
ge
Tombol
on
Tombol
Layar
speed
Layar
time
off
Tombol
speed
control
Tombol
timer
Tabung
centrifuge
berbentuk
runcing
Tabung
centrifuge
berbentuk
bulat
Gambar 5.2. Tabung
Centrifuge
VI. Pembahasan
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikular padat dalam
cairan. Salah satu parameter penting dalam pemisahan dengan alat ini adalah kecepatan
(speed) yang digunakan. Cara kerja alat ini adalah dengan gaya centrifugal yang
dibutuhkan oleh rotor (pemutar tabung centrifuge). Pada rotor, terdapat tempat untuk
meletakkan tabung centrifuge. Rotor ini akan berputar dengan kecepatan sesuai seperti
yang ditentukan dengan waktu tertentu. Putaran rotor tersebutlah yang akan memaksa
partikel padat untuk terkumpul/mengendap di dasar tabung centrifuge. Alat ini bekerja
dengan menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan centrifugal menyebabkan
zat yang lebih padat akan mengendap di dasar tabung. Dengan cara yang sama, benda
ringan akan cenderung bergerak ke atas tabung (melayang). Gaya centrifugal yang
dihasilkan berasal dari putaran motor listrik (rotor) yang mendapatkan supply. Semakin
tinggi putaran motor, maka semakin besar gaya centrifugal yang dihasilkan, begitu juga
sebaliknya.
Pada centrifuge yang digunakan pada praktikkum kali ini berjenis Genelar
Purpose Centrifuge dan terdapat 8 buah lubang pada rotor yang digunakan sebagai
tempat dari tabung centrifuge. Terdapat pula bantalan pada dasar tempat tabung tersebut.
Bantalan tersebut berfungsi sebagai penyangga tabung centrifuge, sehingga tidak akan
pecah ketika rotor berputar dengan kecepatan tinggi karena adanya getaran yang keras.
Adapun bagian-bagian dari centrifuge, yaitu:
1
Rotor
yang
digunakan
sebagai
tempat
2
3
4
Tombol on
Tombol off
Tombol speed
5
6
control
Tombol timer
Layar speed
Layar time
sedang berputar.
Untuk menunjukkan/mengontrol waktu yang masih
dibutuhkan
Centrifuge merupakan alat semi kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan demikian
karena centrifuge digunakan untuk mengamati secara kualitatif perpisahan/mendapatkan
pisahan dari padatan yang terdapat dalam cairan, namun alat ini menggunakan parameter
waktu dan kecepatan yang merupakan parameter kuantitatif.
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
centrifuge, yaitu:
1. Centrifuge butuh alat pendingin. Hal tersebut dikarenakan oleh perputaran dengan
kecepatan tinggi oleh centrifuge menimbulkan getaran yang keras, yang geteran
tersebut kemudian akan menghasilkan panas. Sehingga alat pendingin dibutuhkan
untuk menjaga suhu alat agar tidak meningkat drastis, begitu pula dengan suhu
sampel yang di-centrifuge, karena suhu sampel juga akan meningkat dengan adanya
benturan-benturan antar partikel.
2. Peletakkan tabung centrifuge yang berisi sampel harus dalam posisi seimbang
(jumlah genap), dengan isi yang sama dalam tiap tabungnya. Karena, apabila tidak
demikian, akan timbul ketidakseimbangan atau ketidakstabilan pada rotor yang
menyebabkan kecelakaan pada alat (tabung pecah, alat rusak, rotor rusak, dll).
Pembahasan Diskusi
1. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis centrifuge?
a) General Purpose Centrifuge
-
b) Micro Centrifuge
-
c) Speciality Centrifuge
-
Kelebihan: memiliki spesifikasi yang jelas dengan kecepatan dan waktu yang
pasti.
Ujung suatu kabel dikaitkan pada kumparan motor di dalam alat dan ujung
lainnya dihubungkan dengan alat tachometer.
Pada saat centrifuge berhenti, dimatikan stopwatch dan dicatat waktu yang
ditunjukkan.
7. Apa yang dapat menyebabkan tabung centrifuge pecah pada saat di-centrifuge?
-
Ketidak seimbangan pada rotor, dapat terjadi karena adanya kotoran pada
rotor atau tabung centrifuge, volume sampel yang tidak sama, dan kerusakan
pada alat misalnya sampel tidak mendapatkan gaya sentrifugal yang sama
besar.
Jangan diletakkan dekat tembok atau benda lainnya saat digunakan (jarak
minimal 15 cm).
Pembimbing 2
Oleh :
Jurusan
Semester
: II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013
Tempat
I.
TUJUAN
a. Umum
1. Mengetahui jenis instrumen laboratorium serta memahami prinsip kerjanya.
2. Menggunakan, memelihara dan mengkalibrasi serta memperbaiki kerusakan
ringan.
b. Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja turbidimeter.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan turbidimeter.
3. Mahasiswa mengetahui cara pemeliharaan dan perawatan turbidimeter.
II.
DASAR TEORI
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisikondisi lainnya konstan.
Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga
pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat
tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombangnya (Endrah, 2012).
Turbiditas merupakan pengukuran optik dari hamburan sinar yang dihasilkan.
Hamburan sinar terjadi karena interaksi antara sinar yang diberikan dengan partikel
suspensi yang terdispersi dalam larutan. Partikel-partikel suspensi tersebut dapat berupa
lempung alga, material organik, mikroorganisme, material koloid dan bahkan molekul
besar sekalipun seperti tannin dan lignin (Reski, 2011).
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur turbiditas suatu larutan adalah
turbidimetri dengan alat turbidimeter. Dasar dari analisis turbidimetri adalah
pengukuran intensitas cahaya yang ditranmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase
terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan melalui suspensi maka sebagian dari energi
radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan, pemantulan, dan sisanya akan
ditranmisikan (Alamkun,2010).
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu
partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan
digunakan sebagai dasar pengukuran(Day and Underwood, 2002). Di bawah ini adalah
salah satu contoh turbidimeter beserta aksesoris lainnya (Azizah, 2012).
III.
IV.
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Alat turbidimeter disambungkan dengan sumber listrik dan didiamkan selama 15
menit.
3. Larutan standar diletakkan pada tempat sampel, dilakukan pengukuran dan
disesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilain
yang tertera pada layar sesuai dengan nilai standar.
Cara kalibrasi:
a. Ditekan tombol call
b. Ditunggu hingga muncul pemberitahuan untuk memasukkan larutan standar
1000 NTU.
c. Ditekan tombol enter dan ditunggu hingga muncul angka pemberitahuan
4.
5.
6.
7.
V.
HASIL PENGAMATAN
1
8
2
3
Batas deteksi alat ini yang paling besar yaitu 1000 NTU jika lebih maka akan muncul
tulisan over dan batas deteksi paling kecil yaitu 0,2 NTU apabila lebih kecil maka
eror.
No
1.
Keypad
Tempat Kuvet
Fungsi
Untuk meletakkan kuvet
2.
Call
3.
ON/OFF
4.
ENTER
turbidimeter
Ditekan pada saat melakukan kalibrasi
ketika penggantian lkarutan standar
Untuk mendapatkan history sampel
5.
sebelumnya.
Tombol seting saat kalibrasi 5(menaikkan
6.
angka)
Tombol seting saat kalibrasi (menurunkan angka
7.
Kuvet
)
Sebagai tempat larutan standar dan sampel
8.
Monitor
Pengukuran I
0,05 NTU
0,37 NTU
1,27 NTU
0,16 NTU
2,85 NTU
Pengukuran II
0,03 NTU
0,37 NTU
1,25 NTU
0,15 NTU
2,83 NTU
Pengukuran III
0,05 NTU
0,35 NTU
1,27 NTU
0,15 NTU
2,93 NTU
Rata-rata
0,04333 NTU
0,3633 NTU
1,2767 NTU
0,153 NTU
2,87 NTU
VI.
PEMBAHASAN
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat suatu
kekeruhan dari suatu sampel berdasarkan hamburan cahaya. Turbidimeter memiliki
sifat optik akibat dispersi sinar yang dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.
Prinsip kerja dari spektrofotometer adalah sejumlah cahaya ditembakkan dari
sebuah sumber cahaya menuju monokromator. Monokromator akan menguraikan
cahaya dan meneruskannya menuju kuvet yang berisikan suspensi sel (sampel). Ketika
melewati kuvet, maka terjadi tiga kemungkinan:
Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi.
Sebagian cahaya diteruskan.
Sebagian lagi menyebar ke segala arah.
Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel tersuspensi
(konsentrasi sampel). Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer (detektor)
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu:
Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang datang.
Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak
didalam lapisan medium yang keruh.
Instrumen pengukur perbandingan tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer,
intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Sebelum digunakan turbidimeter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan standar. Hal ini dilakukan untuk menstandarkan kembali alat
tersebut. Sebelum dilakukan pengukuran, kuvet harus dilap dengan tissue agar terbebas
dari kotoran yang menempel pada dinding kuvet. Sebab jika tidak dibersihkan akan
mempengaruhi hasil bahkan dapat merusak alat turbidimeter. Tidak lupa lubang tempat
meletakkan kuvet harus dibersihkan.
Tujuan analisa kekeruhan ini yaitu barguna untuk instalasi, pengolahan air untuk
memastikan kekeruhannya. Faktor yang mempengaruhi hasil kekeruhan diantaranya,
kekuatan sinar, ukuran partikel, vial yang rusak dan lainnya. Agar pengukuran yang
dihasilkan memberikan hasil yang optimal maka vial sampel yang digunakan harus
tetap dalam kondisi baik, vial yang digunakan harus seragam agar memberikan hasil
yang akurat. Gangguan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran yaitu :
Adanya kerusakan pada alat
Pada praktikum kali ini dilakukan uji kekeruhan pada sampel air aqua, VO 2, air
keran, air got, dan aquaria. Dari data yang didapat menunjukkan air yang paling tinggi
tingkat kekeruhannya adalah aquaria. Tingginya hasil tersebut menunjukkan bahwa air
tersebut banyak mengandung partikel-partikel yang tersuspensi.
Menurut WHO (World Health Organization) menetapkan bahwa air minum
tidak boleh lebih dari 5 NTU dan idealnya harus dibawah 1 NTU. Berdasarkan teori
tersebut dapat disimpulkan bahwa semua sampel yang diujikan telah memenuhi
kelayakan untuk dikonsumsi sebab tingkat kekeruhan (turbiditas) berada di bawah 5
NTU.
Hasil Diskusi
1. Bagaimana kita mengetahui turbidimeter tersebut masih berfungsi dengan baik atau
tidak?
Jawab:
Dapat diketahui dari hasil kalibrasi. Apabila hasil kalibrasi menunjukkan hasil yang
sama sesuai larutan standar artinya alat masih dalam kondisi baik. Jika jauh
melenceng alat dikatakan sudah tidak berfungsi dengan baik.
2. Apa saja faktor penghambat dari penggunaan turbidimeter? Apakah ada syarat
/spesikasi sampel yang boleh diukur dengan menggunakan alat ini?
Jawab:
Faktor penghambatnya diantaranya:
6. Apakah ada massa expired dari larutan standar? Berapa lamanya? Bagaimana jika
alat tidak dikalibrasi sebelum digunakan? Apakah ada pengaruhnya dengan
penggunaannya nanti?
Jawab :
Ada, massa expirednya adalah 3 tahun
Expired tergantung dari:
Adanya benturan
Suhu
Kemasan
Jika alat tidak dikalibrasi sebelum digunakan maka hasil yang didapatkan kurang
akurat.
VII.
KESIMPULAN
1. Turbiditymeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan suatu
sampel .
2. Prinsip kerja alat ini yaitu alat akan memancarkan cahaya pada media atau
sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan, atau menembus media
tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer dalam
bentuk angka.
3. Cara penggunaan turbiditymeter yaitu alat turbiditymeter disambungkan ke
sumber listrik, dipanaskan 15 menit, lalu alat dikalibrasi kemudian sampel
dimasukkan ke tempat pengukuran sampel lalu skala pengukuran dibaca.
4. Cara pemeliharaan turbiditimeter dapat dilakukan dengan cara :
membersihkan kuvet baik sebelum dan setelah penggunaan,
alat seharusnya disimpan dalam ruang khusus,
sebelum digunakan alat dipanaskan selama 15 menit,
sebelum digunakkan untuk mengukur alat dikalibrasi
2012,
Turbidimeter,
http://smakazizah.blogspot.com/2012/10/kelompok-1b_16.html,
online,
30
Maret
2013
Endrah,
2012,
Turbidimeter,
online,
Reski, 2011, Metode Hamburan Cahaya Turbidimeter, online, http://udinreskiwahyudi.blogspot.com/2011/10/metode-hamburan-cahayaturbidimeter.html, 30 Maret 2013
Ririn,
2012,
Turbidimeter
dan
pH
meter,
online,
http://ririnddielovt.blogspot.com/2012/10/turbidimeter-dan-ph-meter.html, 30
Maret 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing 2
OLEH:
I.
TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
1. Mengetahui jenis instrumen laboratorium serta memahami prinsip
kerjanya.
2. Menggunakan,
memelihara
dan
mengkalibrasi
serta
memperbaiki
PRINSIP
Kandungan elektrolit pada suatu larutan mengalami ionisasi menjadi ion positif
dan ion negative. Ion-ion tersebut mengalami pergerakan menuju probe dimana
probe mempunyai dua kutub ( anoda dan katoda ) , ion yang mengandung anion
akan menempel di katoda dan yang mengandung kation akan menempel pada
anoda ,kemudian probe akan menerjemahkan nilai DHL yang diukur dalam
bentuk angka dan akan ditampilkan pada monitor / layar .
III.
DASAR TEORI
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi
padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut
dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang
dapat diukur menggunakan konduktivity meter. Elektrikal konduktiviti ini adalah
mengukur konduktivitas listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air. Semakin
banyak bahan (mineral logam maupun nonlogam) dalam air, maka hasil
pengukuran akan semakin besar pula. Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang
terkandung dalam air maka hasilnya mendekati nol, atau yang kita sebut dengan
air murni (pure water) (Hendri,2012).
Banyak senyawa dalam suhu kamar terurai secara spontan dan menjadi
bagian-bagian yang lebih sederhana , peristiwa ini dikenal dengan istilah
disosiasi . rreaksi disosiasi merupakan reaksi kesetimbangan ,disosiasi elektrolit
merupakan suatu proses reversible dan sejah mana disosiasi ini terjadi tergantung
dari konsentrasi. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan derajat
disosiasi larutan elektrolit adalah metode konduktivitas. Dimana akan menentukan
konduktansi suatu larutan elektrolit dengan menggunakan konduktivitimeter. Yang
IV.
V.
CARA KERJA
1. Kalibrasi Alat
a. Dicuci elektroda dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3 kali.
b. Diatur suhu larutan KCl 0,01 M pada 250C.
c. Dicelupkan elektroda kedalam larutan KCl 0,01 M.
d. Ditekan tombol kalibrasi.
m h os
cm
(sesuai dengan
m h os
) atau KCl 0,5 M (DHL = 58460
cm
m h os
).
cm
2. Prosedur
a. Dibilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali.
b. Dicelupkan elektroda kedalam contoh uji sampai conductivity meter
menunjukkan pembacaan yang tetap.
c. Dicatat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan conductivity
meter dan dicatat suhu contoh uji.
VI.
HASIL PENGAMATAN
VI.1
Gambar Konduktivitimeter dan bagiannya
9
2
1
10
6
5
7
Keterangan :
1. Yes Log view
: untuk menampilkan angka hasil pengukuran dalam
bentuk logaritma
2. Mode
: untuk mengatur pilihan parameter pengukuran
3. Log
: untuk menepatkan angka hasil kalibrasi dengan
menaikkan nilai angka kalibrasi
4. Cal
: untuk kalibrasi alat
5. Log CLR
conductivity meter
1. Probe harus bebas dari lemak , kotoran dan debu
2. Sebelum dan sesudah pemakaian probe harus dibilas dengan aquades
3. Saat pemakaian disekitar probe tidak boleh ada gelembung
4. Probe harus dimasukkan pada posisi vertical saat pengukuran dengan
VI.4
1.
2.
3.
4.
5.
VII.
PEMBAHASAN
Conductivity meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
keelektrolitan suatu sampel yang berbentuk cair. 3 aspek yang diukur oleh
conductivity meter adalah :
a. Mengukur konduktivitas
b. Mengukur salinitas
c. Mengukur TDS (Total Dissolve Solid)
Adapun pengertian dari konduktivitas salinitas dan TDS :
a. Konduktivitas
Gambaran numberik dari kemampuan suatu larutan untuk meneruskan
daya hantar listrik. Konduktivitas suatu larutan sangat tergantung pada
suhu , tidak seperti logam dimana konduktivitas elektrolit umumnya
meningkat dengan meningkatnya suhu.
b. Salinitas
Tingkat keasinan atau kadar garam dalam air. Salinitas juga dapat mengacu
pada kandungan garam dalam suatu zat.
c. TDS (Total Disolve Solid)
Ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun non organic) yang
Tingkat Salinitas
Air tawar
Agak asin / payau
Keasinan sedang
Asin (Saline)
Sangat asin
sampel
tersebut
juga
akan
tinggi.
Penyebab
pengaruh
suhu
saat
pengukuran?
Apakah
boleh
hasil
pengukuran dengan
KESIMPULAN
Conductivity meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
keelektrolitan suatu sampel yang berbentuk cair. 3 aspek yang diukur oleh
a.
b.
c.
meter
2. Probe dicuci dengan sabun dan air mengalir setelah digunakan
3. Saat penyimpanan probe tidak boleh basah
Cara penggunaan konduktivitimeter :
1. Alat dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan larutan standar KCl 0,01 M
2. Elektroda dibilas dengan contoh uji sebanyak 3 kali
3. Elektroda dicelupkan kedalam contoh uji sampai konduktivitimeter
menunjukkan pembacaan yang tetap
4. Dicatat hasil pembacaan angka pada tampilan konduktivitimeter
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, wiryawan.2011.Elektrolit Kuat dan Lemah.online
http://www.chem-is-try/materi_kimia/kimia_dasar/asam-dan-basa/elektrolitkuat-dan -elektrolit-lemah.html. diakses pada tanggal 25 April 2013
Anonim, 2010.KonduktansiElektrolitKuat Dan Lemah.(online).
(http://ml.scribd.com/doc/52687112/KONDUKTANSI-ELEKTROLIT-KUAT
(diunduh25April 2013)
Zemansky.1962.Fisika untuk Universitas.Jakarta:Tri Mitra Mandiri
Lembar Pengesahan
Denpasar, 21 Juni 2013
Praktikan
Pembimbing 2
OLEH
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLIEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
D III JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013
: 380-750 nm
: 190-380 nm
: 2,5-1000m
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan
antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil
dengan keberadaan oksigen. Nitrit ini jika dalam suasana asam (pH 2,02,5) akan bereaksi
dengan sulfanisme dan N-1 napthyl ethylene diamnine dihydrocloride membentuk senyawa
yang berwarna merah keunguan.
Spektrofotometer
Labu ukur 100 ml
Pipet volume 1 mL, 5 mL, 25
mL
Pipet ukur 1 mL
Pipet tetes
Bola hisap
Erlenmeyer
Gelas beker
Neraca analitik
Batang pengaduk
Botol reagen
Botol semprot
Kertas grafik
2.
Bahan
Aquadest
HCl
Natrium nitrit
Reagen warna 1
3. Cara pembuatan :
1. Ditimbang 1 gram bubuk sulfanilamide
2. Diambil 60 ml aquadest dan ditambahkan 10 ml HCl pekat
3. Dilarutkan dan diaduk hingga homogen
4. Dipindahkan larutan ke labu ukur 100ml
5. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas lalu ,dikocok hingga homogen
6. Dituang ke botol coklat dengan menggunakan corong yang dibantu dengan
batang pengaduk yang diletakkan vertikal
7. Diberi label nama larutan dan tanggal pembuatan (larutan dapat bertahan
hingga 1 bulan)
8. Ditunggu 1 jam sebelum penggunaan
Reagen warna 2
4. Cara pembuatan :
1. Ditimbang 0,1 gram N-(1-napthyl)ethylene diamine dihydrochloride
2. Dilarutkan dengan aquadest sampai volume tepat 100ml
3. Diaduk dengan batang pengaduk
4. Dilarukan dalam labu ukur 100 ml
5. Ditambahkan aquadest hingga batas tanda
6. Dimasukkan dalam botol coklat dengan menggunakan corong yang dibantu
dengan batang pengaduk yang diletakkan vertical
7. Diberi label nama larutan dan tanggal pembuatan (larutan dapat bertahan
hingga 1 bulan)
8. Ditunggu 1 jam sebelum digunakan
5.
E. CARA KERJA
1. Pembuatan larutan induk nitrit-N
Ditimbang 0,308 gram Natrum Nitrit
Dilarutkan dengan aquadest sampai volume 250 ml
Ditambahkan 0,25 ml kloroform untuk pengawet
2. Pembuatan larutan intermedia nitrit-N 10 ppm
Diambil 4 ml larutan 250 ppm
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan aquadest ingga tepat batas anda
Dikocok larutan
3. Pembuatan larutan kerja 0,1 ppm dan 0,5 ppm
a. Pembuatan larutan kerja 0,1 ppm
Diambil 1 ml (0,1 ppm) larutan 10 ppm
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan aquadest hingga batas tanda
Dikocok larutan hingga homogen
b. Pembuatan larutan kerja 0,5 ppm
Diambil 5 ml (0,5 ppm) larutan 10 ppm
4.
22.
25.
27.
30.
33.
36.
39.
42.
45.
48.
51.
54.
57.
400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
20.
Absorbansi
Larutan nitrit-N 23.
Larutan nitrit-N
0,1 ppm
0,1 ppm
26.
28.
0,082
29.
0,306
31.
0,074
32.
0,408
34.
0,117
35.
0,597
37.
0,162
38.
0,817
40.
0,227
41.
1,075
43.
0,284
44.
1,360
46.
0,351
47.
1,578
49.
0,394
50.
1,730
52.
0,420
53.
1,813
55.
0,412
56.
1,644
58.
0,385
59.
1,596
60.
63.
66.
69.
72.
75.
78.
81.
84.
87.
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
61.
64.
67.
70.
73.
76.
79.
82.
85.
88.
0,311
0,235
0,145
0,074
0,034
0,010
0,005
0,000
0,000
0,002
62.
65.
68.
71.
74.
77.
80.
83.
86.
89.
1,426
1,166
0,670
0,381
0,170
0,063
0,033
0.014
0,010
0,007
90.
91. Jadi Panjang gelombang maksimum = 480 nm
Kurva larutan kerja 0,1 ppm
92.
93.
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
94.
Kurva larutan kerja 0,5 ppm
2
1.5
1
0.5
0
95.
G. PEMBAHASAN
96.Pada praktikum kali ini, dapat diketahui tentang cara penggunaan
spektrofotometer dan banyak hal lain yang berkaitan dengan spektrofotometer. Prinsip
102.
Dari hasil pengukuran, panjang gelombang nitrit pada larutan
kerja 0,5 ppm dan 0,1 ppm dapat diketahui bahwa absorbansi yang ditunjukkan
berbeda-beda. Larutan kerja 0,5 ppm menunjukkan absorbansi yang lebih besar
daripada larutan kerja 0,1 ppm. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa besarnya
konsentrasi dapat mempengaruhi nilai absorbansi.
103.
Dari data hasil pengamatan yang didapatkan, dapat diketahui
bahwa walaupun nilai absorbansi antara larutan kerja tersebut berbeda, tetapi
keduanya memiliki panjang gelombang maksimum yang sama yaitu 480 nm.
Sedangkan nilai absorbansi pada panjang gelombang maksimum untuk larutan 0,5
ppm adalah 1,813 , dan larutan kerja 0,1 ppm adalah 0,420.
104.
Berdasarkan teori, panjang gelombang maksimum untuk nitrit
adalah 543 nm. Sedangkan hasil pengukuran pada praktikum ini menunjukkan adanya
kesalahan pada pengukuran dengan spektrofotometer di praktikum ini. Kesalahan
tersebut mungkin terjadi karena :
a. Spektrofotometer yang sudah tidak baik.
105. Spektrofotometer yang sudah tidak bekerja dengan baik dapat
disebabkan karena beberapa faktor misalnya umur alat yang sudah lama &
bagian-bagian penting dari spektrofotometer terganggu (bagian penting
tersebut adalah monokromator, detektor, sumber cahaya dan kuvet).
b. Kuvet yang kotor atau sudah lecet.
c. Kesalahan dari praktikan yang kurang tepat mengatur panjang gelombang.
Hal ini dipersulit karena pengatur panjang gelombang pada alat masih
dilakukan dengan manual.
d. Peletakan kuvet yang tidak sesuai pada tempat kuvet.
106.
107.
108.
a. Bagian dalam kuvet tidak boleh dicuci dengan sikat, karena dapat merusak
bagian dalam kuvet.
b. Setelah selesai digunakan, kuvet harus segera dibilas dengan aquades untuk
mencegah terbentuknya kerak.
c. Saat pencucian, kuvet juga tidak boleh bergesekan karena dapat merusak
permukaan luar kuvet sehingga menyebabkan kesalahan pembacaan.
109.
Pembahasan hasil diskusi :
1. Apakah dasar pemilihan reagen warna ?
110. Jawab : reagen warna harus membentuk warna yang stabil, spesifik,
larutan harus transparan, kespesifikannya tinggi, ketepatan ulang tinggi, dan
warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi.
2. Apakah pengaruh tekanan pada pengukuran dengan spektrofotometer ?
111. Jawab : jika ada tekanan, angka yang dibaca dimonitor tidak akan
stabil. Hal ini diseakan karena cahaya yang diserap dan diteruskan oleh
monokromator tidak stabil. Saat ada getaran, maka posisi kaca pada
monokromator akan berubah sehingga absorbansi yang ditunjukkan tidak
stabil.
3. Kenapa harus menggunakan 2 reagen warna?
112. Jawab : karena kedua reagen warna tersebut memang sudah spesifik
dan sensitif untuk pengukuran nitrit. Apabila hanya menggunakan 1 reagen
warna bisa saja tidak akan terjadi adanya warna. Prinsip pembentukan warna
adalah reaksi pembentukan warna yang berdasarkan pada reaksi drazotisasi
kopling yaitu reaksi nitrit dengan sulfalinamide dalam suasana asam
membentuk azo direaksikan dengan NED menghasilkan suatu kompleks diazo
yang membentuk warna komplementer merah keunguan.
4. Apakah fungsi dari masing-masing bagian alat spektrofotometer ?
113. Jawab : a) Monitor berfungsi untuk menampilkan hasil
absorbansi/transmitasi pada sampel. b) Mode untuk setting. c) OA untuk
mengenolkan hasil absorbansi dari larutan blanko. d) Pengatur panjang
gelombang untuk mengatur panjang gelombang yang diinginkan. e) Penunjuk
panjang gelombang untuk menunjukkan panjang gelombang yang berupa
skala. f) Tempat meletakkan kuvet untuk meletakkan kuvet yang sudah berisi
blanko/sampel. g) 0% T untuk mengukur transmitasi.
5. Hambatan apa yang dapat terjadi pada pengukuran dengan spektrofotometer ?
114. Jawab : hambatan yang dapat terjadi antara lain getaran, sinar dari luar,
kotoran atau debu pada kuvet, kecepatan pengukuran, dan spektrofotometer
yang harus dikalibrasi.
6. Kenapa kuvet terbuat dari silica ?
115. Jawab : Boleh menggunakan bahan kaca boleh juga dari kuarsa. Syarat
bahan yang digunakan adalah inert (tidak ikut bereaksi).
7. Kenapa reagen warna II harus didiamkan selama 1 jam ?
116. Jawab : Agar terbentuk zat pengompleks.
8. Kenapa ada sumber lampu yang berbeda ? apa maksudnya ?
H.
1.
2.
3.
4.
5.
I.
127.
KESIMPULAN
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitan atau
absorben suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Prinsip analisa nitrit secara spektrofotometer didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik.
Pada penentuan panjang gelombang larutan nitrit-N digunakan 2 reagen warna.
Reagen warna I dibuat dari sulfanilamide yang dilarutkan dengan penambahan
campuran larutan HCl pekat dan aquades. Reagen warna II dibuat dari NED
dihydrochloride yang dilarutkan dengan aquades.
Cara menggunakan spektrofotometer adalah alat dihidupkan dan dipanaskan selama
15 menit, dimasukkan kuvet yang berisi larutan blanko dan ditekan OA untuk
mengenolkan, lalu dimasukkan larutan nitrit dan dibaca absorbansinya.
Panjang gelombang maksimum ( max) adalah panjang gelombang dimana terjadi
absorbansi maksimum. Pada praktikum ini didapatkan panjang gelombang maksimum
( max) untuk larutan nitrit sebesar 480 nm. Panjang gelombang maksimum ( max)
sebesar 480 nm tersebut didapatkan dari absorbansi maksimum larutan kerja 0,1 ppm
yaitu 0,420 dan dari larutan kerja 0,5 ppm yaitu 1,813.
128.
129.
130.
DAFTAR PUSTAKA
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
Pranata,
2013,
Praktikum
Kimia
,http://pranatagiat.blogspot.com, 8 Juni 2013.
Analitik
Instrumen,
141.
Zullyandri,
2013,
Penerapan
Fotometri,
http://zullyandri47.weblog.esaunggul.ac,id, 1 Juni 2013.
online
online,
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
J. LEMBAR PENGESAHAN
164.
165.
166.
167.
168.
169.
Mengetahui
Pembimbing I
170.
171.
172.
173.
174.
175.
Pembimbing II
Pembimbing III
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
190.
191.
192.
193.
OLEH:
204.
205.
206.
2013
210.
211.
213.
215.
A. Tujuan
I.
Tujuan Instruksional Umun
a. Mengetahui jenis instrument laboratorium serta memahami prinsipkerjanyaI.
b. Menggunakan , memelihara, dan mengkalibrasi serta memperbaikikerusakan
ringan instrumen tersebut.
II. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan kurva kalibrasi nitrit.
b. Mahasiswa mengetahui cara menentukan koefisien korelasi.
c. Mahasiswa mengetahui cara menggunakan kurva kalibrasi nitrit.
d. Mahasiswa mengetahui konsentrasi nitrit dalam sampel air.
216.
B. Dasar Teori
217.
dengan
absorpsi,
pemendaran
(luminenscence)
emisi,
dan
spektroskopi
serapan
atom,
spektroskopi
infra
merah,
219.
energi
cahaya
secara
relatif
jika
energi
tersebut
bereaksi
dengan
sulfanilamide
dan
N-(1-naplhy)
ethylene
diamine
dihyrochloride membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang
terbentuk dapat diukur absorbansinya secara spektofotometri pada panjang gelombang
maksimum yang didapatkan.
221. Nitrit ( NO2 ) merupakan salah satu bentuk senyawa Nitrogen, dalam
hal ini nitrit adalah derivat senyawa nitrogen. Nitrit dalam bentuk senyawa ionik di
simbolkan dengan NO2- yang merupakan hasil oksidasi senyawa ammonia (NH 3 dan
NH4+ ). Proses oksidasi ini berlangsung dengan bantuan bakteri nitrifikasi yaitu
bakteri nitrosomonas. Jika oksidasinya berlanjut maka akan menghasilkan nitrat.
Proses reduksi nitrit ( NO2 ) akan menghasilkan nitrogen bebas ( N2 ) di udara. Proses
oksidasi pada ammonia menjadi nitrit memerlukan oksigen bebas dalam air. Adanya
nitrit ( NO2 ) dalam air minum / air bersih dapat di deteksi dan di analisa. Dalam hal
ini nitrit di tentukan secara koorimetris dengan alat spektrofotometer. Pada pH 2.0
sampai 2.5 nitrit bereaksi dengan diazo asam sulfanilik ( sulfanilamid ) dan N-(1naftil)etilendiamin dihidroklorida atau Naftilamin. Akan terbentuk senyawa berwarna
ungu atau merah atau ungu kemerah merahan. Warna tersebut mengikuti hukum
Lambert Beer dan menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode
kolorimetri seperti ini sangat peka sehingga biasanya perlu pengenceran sampel
(Huta,2011).
222. Nitrit lebih toksik daripada ammonia atau nitrat. Nitrit dapat
mengkhawatirkan lingkungan karena ketoksikannya dalam air pabrik dan biota karena
Dipipet 4,0 mL larutan 250 ppm dan dimasukan ke dalam labu ukur 100 mL
Dipipet 25,0 mL larutan 10 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250,0mL
e. 0,2 ppm
230.
Dipipet 20,0 mL larutan 1 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100,0mL serta ditambahkan aquadest sampai tepat pada tanda.
4. Membuat kurva kalibrasi Nitrit N
a. Dipipet 25,0 mL aquadest dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Digunakan
sebagai blanko.
b. Dipipet 25,0 mL masing masing larutan kerja dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan diberi label agar tidak tertukar.
c. Larutan yang terdapat pada erlenmeyer masing masing ditambahkan reagen I
sebanyak 0,5 mL menggunakan pipet ukur dan reagen II sebanyak 0,5 mL
d.
e.
f.
g.
spektofotometer.
Absorbans
diatur
pada
spektofotometer sehingga
ke
dalam
erlenmeyer.
Gambar Larutan Kerja 0,01 ppm, 0.03 ppm, 0,05 ppm, 0,1 ppm, dan 0,2 ppm
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
241.
Absorbans (A)
242. Y
244. 0.037
246. 0.118
248. 0.200
250. 0.375
252. 0.784
253.
254.
255.
Konsentrasi
Standar (C)
256. X (ppm)
No
262.
1
268.
2
274.
3
280.
4
286.
5
263.
0,01 ppm
269.
0,03 ppm
275.
0,05 ppm
281.
0,1 ppm
287.
0,2 ppm
292.
n=
293.
X= 0,39
5
298.
299.
300.
Persamaan garis :
Y= A + BX
257.
Absorb
ans (A)
258. Y
264. 0
.03
7
270. 0
.11
8
276. 0
.20
0
282. 0
.37
5
288. 0
.78
4
294.
Y=
1,514
259.
X2
260.
Y2
261.
XY
265.
0,
266.
0,
267.
0,0
0001
271.
001369
0,
0009
277.
0,
0,
0,
0,
284.
290.
0,
0354
279.
296.
0,0
285.
0,0
3754
0,
614656
0,0
140625
04
295.
278.
273.
04
01
289.
0,
013924
0025
283.
272.
0037
291.
0,1
568
297.
X2
Y2=
Y=
=0,0535
0,810574
0,20821
301.
305.
n. XY X . Y
2
306.
307.
308.
n . X ( X )
302.
=
309.
5 x 0,208210,39 x 1,514
2
5 .0,0535( 0,39)
303.
= 3,904
=
1,5143,904 x 0,39
5
310.
311.
1,041050,59046
0,26750,1521
304.
A
=
Y b . X
n
312.
=
1,5141,52256
5
= - 0,001712
313.
314.
5 x 0,208210,39 x 1,514
315.
316.
0,45059
0,1154 x 1,760674
317.
= 0,99962
318.
330.
331.
332.
Sampel
Air Minum
340. Fontan
a
345.
Vit
350.
Oasis
355.
Cleo
334.
Konsentrasi
Sampel (ppm) X
344.
0,00069
349.
0,00420
354.
0,02390
359.
0,00069
360.
361.
a. Fontana
362.
363.
Perhitungan :
Rata-rata absorbansi Nitrit N dalam air minum Fontana
0,001+ 0,001+ 0,001
Y
=
3
364.
= 0,001
365.
366.
367.
b. Vit
Y + 0,001712
3,904
0,001+ 0,001712
3,904
= 0,00069 ppm
368.
369.
Y
370.
0,015+ 0,014+0,015
3
= 0,0147
=
Y + 0,001712
3,904
372.
0,0147+0,001712
3,904
373.
= 0,00420 ppm
371.
c. Oasis
374.
375.
Y
376.
0,090+ 0,093+0,092
3
= 0,0916
=
Y + 0,001712
3,904
378.
0,0916+0,001712
3,904
379.
= 0,02390 ppm
377.
d. Cleo
380.
381.
=
= 0,001
Y + 0,001712
3,904
384.
0,001+ 0,001712
3,904
385.
= 0,00069 ppm
383.
KURVA SAMPEL
0.1
0.09
0.08
0.06
0.04
0.02
0.01
00
0
0.01
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
386.
F. Pembahasan
Pembuatan Kurva Kalibrasi Nitrit
387.
Ada beberapa langkah-langkah utama dalam analisis kuantitatif suatu zat atau
larutan adalah ;
1.
2.
3.
4.
Pembentukan warna (untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya kurang kuat),
Penentuan panjang gelombang maksimum,
Pembuatan kurva kalibrasi,
Pengukuran konsentrasi sampel.
388.
berbeda yaitu 0,01 ppm, 0,03 ppm, 0,05 ppm, 0,1 ppm, dan 0,2 ppm. kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang 480 nm. Setelah itu hasil yang diperoleh
dimasukkan ke dalam persamaan garis dan dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi
dengan serapan. Dengan mengukur serapan sampel dan memasukannya kedalam
persamaan garis yang dihasilkan dari kurva kalibrasi, maka konsentrasi sampel
akan diketahui.
yang memiliki nilai antara -1 dan 1. Jika variabel-variabel keduanya memiliki hubungan
linier
sempurna,
koefisien
korelasi
itu
akan
bernilai
atau
-1.
Tanda
larutan kerja dengan hasil pembacaan absorbansi yang merupakan garis lurus.
Dalam praktikun ini kurva kalibrasi digunakan dalam menentukan konsentrasi nitrit
dalam air minum. Dalam pembuatan kurva kalibrasi selain menggunakan nilai
Konsentrasi(X) dan absorbansi (Y) juga perlu ditentukan nilai dari konstanta (A) dan nilai
koefisien regresi (B) dengan rumus sebagai berikut : Dai nilai nilai tersebut maka kan
didapatkan persamaan garis yang mempunyai bentuk umun Y = A + BX. Dimana setelah
persamaan ini nantinya akan digunakan untuk membuat kurva kalibrasi dan menentukan
kadar nitrit dalam sampel.
rumus persamaan garis yang diperoleh saat pembuatan kurva kalibrasi nitrit dengan
memasukkan nilai absorbansi (Y), konstanta (A), dan koefisien regresi (B) dimana rumus
tersebut adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai konstanta
yaitu - 0,001712 dan koefisien regresi yaitu 3,904. Sampel air minum yang diuji adalah
air minum merek Fontana, vit, oasis, dan cleo. Konsentrasi sampel air minum setelah
dilakukan pengukuran didapatkan hasil konsentrasinya yaitu Fontana= 0,00069 ppm, vit=
0,00420 ppm, oasis=0,02390 ppm , dan cleo=0,00069 ppm. Keberadaan atau kandungan
nitrit dalam sampel air minum ini dijadikan sebagai parameter indikator pencemaran air.
392.
tentang syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum, baku mutu kadar nitrit dalam
air minum adalah 3 mg/l. Sedangkan berdasarkan Kepermenkes No. 416 Tahun 1990
tentang persyaratan kualitas air minum, kadar nitrit sebagai N yang diperbolehkan
maksimal 1,0 mg/l. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi nitrit dalam air minum
dengan 4 merek air minum yang dilakukan pada praktikum ini maka air minum yang diuji
tersebut masih memenuhi standar karena mempunyai kadar nitrit berdasarkan kedua
ketentuan yang digunakan.
393.
G. Kesimpulan
1. Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan cara membuat hubungan antara nilai
absorbansi dan konsentrasi sampel yang telah dimasukkan ke dalam persamaan garis.
2. Pembuatan koefisien korelasi dilakukan dengan cara memasukkan nilai konsentrasi dan
absorbansi ke dalam rumus :
394.
n . XY X . Y
=
{ n . X ( X ) }{n . Y ( Y ) }
2
3. Kurva kalibrasi digunakan untuk menentukan konsentrasi nitrit dalam air minum dengan
cara memasukkan nilai absorbansi analit pada kurva kalibrasi kemudian dicari titik
perpotongan terhadap konsentrasi (X).
http://ml.scribd.com/doc/86641292/Makalah-Praktikum-
398.
399.
Huta.
2011.
Nitrit
(NO2).
Online.
http://driverhutapadang.blogspot.com/2013/02/nitrit-no2.html,
400.
Analisis
Nitrit.
Online.
Available:
diakses
Available:
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
I. Lembar Pengesahan
416.
Praktikan
418.
419.
420.
421.
422.
Mengetahui,
423.
Pembimbing 1
Pembimbing 2
424.
425.
426.
S.Si)
427.
428.
Pembimbing 3
429.
430.
(B. A. Ngurah Putra R. Prasetya, S.Farm.,Apt)
431.
432.