Вы находитесь на странице: 1из 6

A.

JUDUL PROGRAM
Analisis Investasi Aktiva Tetap Antara Leasing Dengan Pembelian Kredit
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Perusahaan Rokok Sumber Djaya, Wajak, Malang
dengan judul ?Analisis Investasi Aktiva Tetap Antara Leasing dengan Pembiayaan Kredit Bank?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan alternative pembiayaan
mana yang lebih menguntungkan dalam pengadaan aktiva tetap antara leasing dengan
pembiayaan kredit bank yang akan diterapkan oleh Perusahaan Rokok Sumber Djaya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut: Analisis
produktivitas usaha, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh jumlah kapasitas perusahaan
dapat memenuhi permintaan. Analisis ini terdiri dari analisis penggunaan kapasitas, analisis
least square dan analisis selisih. Analisis yang kedua adalah dengan membandingkan antara
proyeksi laba bersih dari kedua alternative serta membandingkan beban dari keua alternative.
Analisis yang terakhir adalah analisis kelayakan investasi, yaitu dengan mengukur COC,CCOC,
NPV, IRR dan NBCR.
Hasil evaluasi yang telah dilakukan penulis terhadap perusahaan adalah permintaan
perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, perusahaan belum bisa
memenuhi permintaan tersebut karena terbatasnya kapasitas produksi saat ini. Hal ini sangat
merugikan perusahaan apabila perusahaan tidak menambah kapasitas produksinya. Salah
satu usaha adalah dengan melakukan pembelian mesin produksi. Untuk membiayai
pengadaan mesin produksi rokok terdapat dua alternative pilihan yaitu dengan melakukan
leasing dan pembiayaan kredit bank.
Dari hasil proyeksi laba/rugi tahun yang akan datang, laba diperoleh perusahaan untuk
alternative leasing pada tahun pertama Rp.2.730.424.518 tahun kedua Rp.2.720.080.303 dan
tahun ketiga Rp.2.720.271.679 sedangkan laba bersih alternative pembiayaan kredit bank
untuk tahun pertama sebesar Rp.2,796,666,293 tahun kedua Rp.2,805,921,991 dan tahun
ketiga Rp.2,828,188,216. Cash In Flow perusahaan untuk alternative leasing pada tahun
pertama Rp. 2,848,861,018 tahun kedua Rp. 2,838,516,803 dan tahun ketiga
Rp.2,838,708,179 sedangakan Cash In Flow untuk alternative pembiayaan kredit bank pada
tahun pertama Rp3,015,102,793 tahun kedua Rp. 3,024,358,491 dan tahun ketiga Rp.
3,046,624,716. Analisis yang terakhir adalah analisis kelayakan dengan mengukur NPV leasing
sebesar Rp. 2.880.656.355 dan kredit bank Rp. 3.327.361.303, IRR leasing 50,54%dan IRR
kredit bank 56,01% PP leasing 16,77 bulan dan PP kredit bank 15,82 bulan serta NBCR leasing
172,42% dan kredit bank 183,65%
Berdasarkan analisis diatas, alternative pembiayaan yang paling menguntungkan adalah kredit
bank untuk pengadaan mesin produksinya sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan
pasar.
Semangat good governance akhir-akhir ini meningkat seiring dengan meningkatnya semangat
reformasi di Indonesia. Meningkatnya good governance di Indonesia dipicu oleh keterpurukan
ekonomi nasional yang melanda Indonesia dan beberapa negara tetangga, namun Negaranegara tetangga yang terkena krisis dapat pulih dengan cepat dibandingkan dengan Indonesi.
Lambatnya pemulihan keterpurukan ekonomi Indonesia disebabkan oleh pemerintah orde baru
yang mengabaikan penerapan good governance pada sistem pemerintahannya
(Soelendro,2000).
RSD sebagai salah satu organisasi sektor publik dalam pengelolaannya juga harus dilakukan
dengan transparansi dan akuntabilitas publik. Namun demikian, pengelolaan RSD belum sesuai
dengan harapan masyarakat. Masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang

optimal dari RSD serta transparansi dan akuntabilitas publik masih rendah. Kondisi ini terjadi
karena belum diimplementasikannya good governance secara optimal. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh Boz Allen, bahwa Indonesia merupakan negara yang
pelaksanaan Good Corporate governance-nya paling rendah.
Kondisi ini baik secara langsung maupun tidak langsung berimbas pada paradigma Rumah
Sakit Swasta sebagai salah satu organisasi sektor publik yang berorintasi pada profit oriented,
dan kini harus merubah orientasinya dengan memadukan service public orienteddan profit
oriented.
Layaknya sebuah unit usaha bisnis, rumah sakit merupakan suatu lembaga yang diorganisir
dan dijalankan agar kelangsungan hidup serta perkembangannya dapat terpelihara dengan
baik. Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
menjalankan fungsinya untuk melayani kesehatan masyarakat untuk wilayah Malang dan
sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat mengenai kebutuhan akan jasa
dan pelayanan yang berkualitas, maka hal ini merupakan tantangan bagi pihak manajemen
rumah sakit untuk tetap eksis dalam kegiatan operasionalnya. Berdasarkan keadaan tersebut
maka perusahaan diharapkan selalu mengadakan penilaian atas kinerja yang telah dicapai baik
yang bersifat financial maupun nonfinancial, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan secara maksimal.
Penelitian Prasetyono dkk (2007), mengenai Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Pendekatan
Balanced Scoecard Berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Penerapan
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Survei Pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa, Hubungan variabel komitmen organisasi dan
pengendalian intern sebesar 0,629 good corporate governance sebesar 0,684 dalam kategori
hubungan yang kuat, Terdapat korelasi yang signifikan antara komitmen organisasi dan
pengendalian intern terhadap good corporate governance dengan skore yang sedang (0,488),
Komitmen organisasi, pengendalian intern dan good corporate governance secara simultan
variabel berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja RSD. Besarnya pengaruh secara
simultan dalam kategorii sedang (42,3 %), Secara parsial komitmen organisasi, pengendalian
intern dan good corporate governance berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
kinerja RSD.
Hasil penelitian Alexander dan Weiner (1998) dalam Pratolo (2006), tentang adopsi model
corporate governance pada organisasi non profit, ditemukan bahwa, Kinerja organisasi secara
positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit non profit,
Ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh
rumah sakit non profit, Kompetensi di pasar rumah sakit berhubungan secara negatif dengan
adopsi model corporate governance oleh rumah sakit non profit, Banyak sumber daya di pasar
rumah sakit berhubungan secara positif dengan adopsi model corporate governance oleh
rumah sakit non profit, Rumah sakit non profit yang menjadi anggota asosiasi cenderung lebih
mengadopsi model corporate governance, Rumah sakit non profit yang terstruktur secara
corporate cenderung mengadopsi model corporate governance, Rumah sakit non profit
pemerintah cenderung kurang mengadopsi model corporate governance dibandingkan rumah
sakit non profit non pemerintah
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penerapan good corporate governance dengan
Prinsip-prinsip good corporate governance menurut OEDC (1998) dalam FCGI (2002: 1), yang
meliputi keadilan (fairness), transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), dan
responsibilitas (responsibility) melalui pendekatan balanced scorecard yang yang mencakup
empat perspektif yaitu, (keuangan, customers, proses bisnis intern serta pembelajaran dan
pertumbuhan), sebagai tolak ukur kinerja Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang. Dari penelitian
ini kita dapat mengukur kinerja dari RS aisiyah Malang setalah diterapkannya good corporate

governace. Kegunaan penelitian bagi organisasi/rumah Sakit Islam Aisyiyah yaitu diharapkan
dapat memberikan sesuatu pandangan teoritis dan taktis dalam hal pengukuran kinerja yang
didasarkan pada strategi perusahaan melalui pendekatan balanced scorecard.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penerapan metode leasing dalam perolehan aktiva tetap?
2. Bagaimana penerapan metode pembelian kredit dalam perolehan aktiva tetap?
3. Metode mana yang paling tepat digunakan perusahaan x untuk memperoleh untuk
memperoleh aktiva tetap?
4. Asumsi apa yang mendasari masing-masing metode agar penerapannya sesuai
kondisi dalam peningkatan profitabilitas?
D. TUJUAN PROGRAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif pembelian yang paling menguntungkan
antara leasing dengan pembelian melalui kredit bank, ditinjau dari dampak atau pengaruh
biaya yang dapat dikurangkan untuk masing-masing pilihan transaksi aktiva tetap terhadap
pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh perusahaan. Rancangan penelitian yang
digunakan berupa studi kasus deskriptif dengan 2 dua jenis data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
Data berasal dari sumber yang asli atau disebut data primer. Sumber data digolongkan
menjadi sumber informasi internal dari dalam perusahaan dan eksternal dari luar perusahaan.
Alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah daftar pertanyaan pedoman wawancara,
sedangkan metode pengumpulan datanya adalah metode survei yaitu melalui interview atau
wawancara secara langsung.
Perusahaan merupakan unit analisis dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan
logika penjodohan pola.
Penelitian ini membuktikan bahwa alternatif pembelian melalui sewa guna usaha dengan hak
opsi finance lease merupakan alternatif yang paling menguntungkan karena penghematan
pajak yang diperoleh perusahaan untuk altematif ini lebih besar dibandingkan altematif
pembelian melalui kredit bank. Dengan demikian akan lebih menguntungkan bagi perusahaan
jika memilih alternatif pembelian melalui sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memperoleh aktiva tetap.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan good corporate governance di
RS Aisyiyah Malang dengan Prinsip-prinsip good corporate governance yang menurut OEDC
(1998) dalam FCGI (2002: 1) yaitu, keadilan (fairness), transparansi (transparancy),
akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas (responsibility) melalui pendekatan balanced
scorecard yang yang mencakup empat perspektif yaitu, (keuangan, customers, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan), sebagai tolak ukur kinerja Rumah Sakit Islam
Aisyiyah Malang.
Hal ini dilakukan untuk membuktikan keadilan (fairness), transparansi (transparancy),
akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas (responsibility) Yang selama ini diabaikan
beberapa RS di Indonesia karena banyak instansi sektor publik di Indonesia yang hanya
berorientasi kepada profit oriented dan mengesampingkan service public oriented.
Penelitian ini menggunakan pendekatan balanced scorecard agar dapat memberikan manfaat
kepada organisasi seperti, Menjelaskan visi organisasi, Menyelaraskan organisasi untuk
mencapai visi organisasi, Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya,
Meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk

mengarahkan perubahan.
Informasi yang diberikan melalui pendekatan balanced scorecard ini meliputi aspek keuangan
dan juga aspek non-keuangan. Kedua aspek ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan yang ada di RS Aisyiyah Malang. Selain itu balanced scorecard dapat membantu
manajer untuk mengukur secara komperhensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan
lewat sasaran-sasaran strategisnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Peneltian yang berudul Analisis Investasi Aktiva Tetap Antara Leasing Dengan Pembelian
Kredit ini diharapkan dapat menambah referensi ilmiah untuk penelitian selanjutnya.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Aspek Ekonomi
Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat
tentang berbagai alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan dalam rangka
pengadaan aktiva tetap. Dengan kita mengetahui alternatif yang pantas digunakan maka
perusahaan dapat meminimalkan beban operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan
profit perusahaan.
2. Aspek Iptek
kegunaan program ini bagi organisasi atau RS Aisyiyah Malang adalah untuk mendeskripsikan
tentang bagaimana penerapan good corporate governance terhadap kinerja dari RS Aisyiyah
Malang yang diukur melalui pendekatan balanced scorecard yang meliputi perspektif
keuangan, customers, proses bisnis intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Prasetyono dkk (2007), mengenai Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Pendekatan
Balanced Scoecard Berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Penerapan
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Survei Pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa, Hubungan variabel komitmen organisasi dan
pengendalian intern sebesar 0,629 good corporate governance sebesar 0,684 dalam kategori
hubungan yang kuat, Terdapat korelasi yang signifikan antara komitmen organisasi dan
pengendalian intern terhadap good corporate governance dengan skore yang sedang (0,488),
Komitmen organisasi, pengendalian intern dan good corporate governance secara simultan
variabel berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja RSD. Besarnya pengaruh secara
simultan dalam kategorii sedang (42,3 %), Secara parsial komitmen organisasi, pengendalian
intern dan good corporate governance berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
kinerja RSD.
Hasil penelitian Alexander dan Weiner (1998) dalam Pratolo (2006), tentang adopsi model
corporate governance pada organisasi non profit, ditemukan bahwa, Kinerja organisasi secara
positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit non profit,
Ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh
rumah sakit non profit, Kompetensi di pasar rumah sakit berhubungan secara negatif dengan
adopsi model corporate governance oleh rumah sakit non profit, Banyak sumber daya di pasar
rumah sakit berhubungan secara positif dengan adopsi model corporate governance oleh
rumah sakit non profit, Rumah sakit non profit yang menjadi anggota asosiasi cenderung lebih
mengadopsi model corporate governance, Rumah sakit non profit yang terstruktur secara
corporate cenderung mengadopsi model corporate governance, Rumah sakit non profit

pemerintah cenderung kurang mengadopsi model corporate governance dibandingkan rumah


sakit non profit non pemerintah
2. Kajian Pustaka
1. a. Good Corporate Governance
United National Development Program (UNDP), mendifinisikan governance sebagai the
exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nationals affair at all
levels, sedangkan World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah mengelola sumber
daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat (Mardiasmo, 2004: 17).
The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) juga mendifinisikan Corporate
Governance sebagai suatu proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan
perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai-nilai pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholder yang lain.
Pengertian Corporate Governance (Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor : KEP117/M-MBU/2002), adalah:
suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang sahan
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perudangan dan nilai-nilai etika.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa corporate governance adalah suatu
sistem yang mengatur bagaimana suatu perusahaan atau organisasi dijalankan (operasi) dan
dikontrol atau sebagai tata kelola perusahaan (organisasi). Sistem ini mengatur secara jelas
dan tegas hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan.
Prinsip-prinsip good corporate governance menurut OEDC (1998) dalam FCGI (2002: 1),
meliputi keadilan (fairness), transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), dan
responsibilitas (responsibility).
1. b. Kinerja
Kinerja Menurut Atkinson, dkk (1995: 51) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung
indikator kinerja yaitu (1) memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada
perspektif pelanggan, (2) menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang
mengesahkan pelanggan, (3) memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara
komprehensif yang mempengaruhi pelanggan, dan (4) menyediakan informasi berupa umpan
balik untuk membantu anggota organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk
melakukan perbaikan.
Menurut Hansen dan Mowen (1997: 396) penilaian kinerja perusahaan adalah:
Activity performance measures exist both financial and non financial forms. These measures
are designed to assess how well an activity was performed and the result achieved. They are
also designed to reveal if constant improvement is being realized. Measures of activity
performance centre on three major dimension: (1) efficiency, (2) quality, and (3) time.
1. c. Balanced scorecard (BSC)
Menurut Kaplan dan Norton (1996:16), Balanced scorecard adalah suatu kerangka kerja baru
untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi pemasaran. Sedangkan
Mulyadi dan Setyawan (2000:222), Balanced scorecard adalah sekumpulan ukuran kerja yang
mencakup empat perspektif: keuangan, customers, proses bisnis intern serta pembelajaran
dan pertumbuhan. Balanced scorecard berarti bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat
keseimbangan (balance) antara ukuran keuangan dan ukuran non keuangan (ukuran

operasional).
1. H. METODE PENELITIAN
1. 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang, dengan alamat Jl.
Sulawesi No. 16 Malang.
1. 2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuatitatif, dimana penulis mencoba
mengungkapkan masalah atau fakta yang ada dengan didukung oleh data yang berbentuk
angka. Penelitian ini mendeskripsikan tentang 3 hal yaitu, 1) Bagaimana penerapan Good
Corporate governance di RS Islam Aisyiyah, 2) Bagaimana kinerja RS Islam Aisyiyah dengan
pendekatan balanced scorecard, 3) Bagaimana Pengaruh Penerapan Good Corporate
governance terhadap kinerja RS Islam Aisyiyah Malang.
1. 3. Definisi Operasional Variabel
1. a. Variabel Independen : Penerapan Good Corporate Governance
Corporate Governance adalah suatu sistem yang mengatur bagaimana suatu perusahaan atau
organisasi dijalankan (operasi) dan dikontrol atau sebagai tata kelola perusahaan (organisasi).
Sistem ini mengatur secara jelas dan tegas hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan.
Prinsip prinsip Good Corporate Governance menurut OEDC (1998) dalam FCGI (2002: 1),
meliputi keadilan (fairness), transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), dan
responsibilitas (responsibility).
1. b. Variabel Dependen : Kinerja RS Aisyiyah Malang
Kinerja Menurut Atkinson, dkk (1995: 51) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung
indikator kinerja yaitu (1) memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada
perspektif pelanggan, (2) menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang
mengesahkan pelanggan, (3) memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara
komprehensif yang mempengaruhi pelanggan, dan (4) menyediakan informasi berupa umpan
balik untuk membantu anggota organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk
melakukan perbaikan.
Sedangkan Menurut Hansen dan Mowen (1997: 396) penilaian kinerja perusahaan adalah:
ukuran kemampuan aktivitas yang terdiri dari aspek keuangan dan aspek non-keuangan.
Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas yang telah dilakukan serta hasil
yang dicapainya. Tercapainya suatu aktivitas dapat diukur melalui 3 aspek yaitu, efisiensi,
kualitas dan waktu.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan juga data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara yang dilakukakan kepada beberapa pasien dan juga staf
ahli di RS Aisyiyah Malang. Sedangkan data sekunder berupa Dokumentasi yang meliputi
laporan keuangan tahunan dan daftar absensi pegawai dan daftar kepegawaian.

Вам также может понравиться