Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Rheology is a branch of physical science which is defined as the study of deformation of a
material as well as studying the relationship between shear stress (shearing stree) with the shear
velocity (shearing rate) in the liquid or the relationship between shear stress and a solid object. The
purpose of this practicum is to measure the viscosity of a food by using the tool Rotary Viscometer.
The method used is quantitative method. The observations were obtained are duplo viscosity in tap
water at 0.853 x 103. In fresh milk amounted to 1.355 x 103. In pasteurized milk amounted to 1.674
x 103. Average samples yoghurt viscosity is 2.792 x 10-5 Pa.s.
Key Words: Rotational viscosity, Viscometer tube, Shear rate, Shear stress, viscosity.
PENDAHULUAN
Pendekatan fisik untuk mempelajari
sifat mekanis bahan disebut rheology.
Rheology adalah suatu cabang ilmu fisik
yang didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari perubahan bentuk suatu material
serta mempelajari hubungan antara tekanan
geser (shearing stree) dengan kecepatan geser
(shearing rate) pada cairan atau hubungan
antara shear dan stress pada benda padat.
Salah satu cara menentukan sifat rheology
adalah viskositas (kekentalan). Rheology
bahan pangan mempelajari salah satu aspek
pada aliran fluida atau yang dapat mengalir
(Kusnandar et all, 2006).
Shear stress adalah gaya (F) yang
diberikan pada bahan per satuan luas (A)
yang di notasikan dengan dan dinyatakan
dengan satuan N/m2. Sedangkan shear rate
adalah perubahan kecepatan (v) akibat gaya
yang diberikan pada jarak tertentu (y). Shear
rate dinotasikan dengan dan dinyatakan
(1)
Shear rate
v
y
F
2
A (N/m )
(1/s) ...(2)
Rheology
membahas
tentang
deformasi dan aliran dari suatu material, yang
meliputi sifat-sifat mekanisnya. Hukum
Newton menyatakan bahwa hubungan antara
shear rate
dv x
dy
( yx )
= K (
(3)
Model Herchel-Bulkley :
+
0..
= K (
(4)
..(5)
d (log 10 a)
d (log 10 N )
n=
Dimana
(6)
a= K a (C * dialreading) . (7)
Dimana
stress; Pa.
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah susu segar, susu fermentasi,
yoghurt dan air keran. Sedangkan alat-alat
yang digunakan adalah gelas kimia, gelas
ukur, spindel dan rotational viscometer.
Pengukuran dengan alat rotational
viscometer
Disiapkan sampel kedalam tabung
pada alat rotary viskometer hingga spindle
terendam seluruhnya. Setelah itu alat
dihidupkan dan diatur pada rpm 60, 100 dan
200. Perlakuan ini dilakukan sebanyak tiga
kali (triplo). Selanjutnya dicatat hasil yang
ditampilkan oleh alat rotary viskometer.
Dilakukan perhitungan pengolahan data
menggunakan microsoft excel.
Pengukuran dengan alat tube viskometer
Disiapkan sampel kedalam tabung
pada alat tube viskometer. Setelah itu air
dipompa naik menggunakan bulb pipet
hingga mencapai garis. Dihitung waktu yang
dibutuhkan sampel untuk mengalir pada
tabung 1 ke tabung ke 2. Dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
= ku x ts
t1
9.18
t2
9.26
t3
9.05
Susu Segar
13.71
13.69
13.74
Susu Pasterisasi
21.24
21.62
21.71
0.853
x 103
1.277
x 103
2.005
x 103
996.4
8
= x k x ts
= 996,48 x (9.345 x
10-8) x ts
= 996,48 x (9.345 x
10-8) x 21,24
= 2,005 x 103
Tabel 2. Hasil Pengamatan Viskositas pada
alat tube viscometer kelompok 10
Sampel
t1
t2
t3
Air
Keran
Susu
Segar
Susu
Pasterisa
si
37
37,7
37,6
996.
48
58,9
21.24
59,1
58,6
21.62
21.71
0.853
x 103
1,345
x 10-3
1,342
x 10-3
Ratarata
K
dan
2,286
x 10-8
1,56
x10-3
1,342
x 10-3
K
9.345
x 10
Sampel
RPM
50
Log
K
Dari hasil
60
pengamatan tabel
diatas,
sampel
100
Susu
1,03
5,51
yoghurt memiliki
Segar
32
72
100
viskositasa
60
tertinggi
dibandingkan
50
dengan
sampel
50
yang
lainnya,
dengan rata-rata
60
viskositasnya
100
Susu
1,00
adalah
sebesar Pasteur
5,47
33
isasi
43
100
2,792 x 10-5 Pa.s.
Pada air didapat
60
nilai
rata-rata
50
viskositas sebesar
-6
4,246 x 10 Pa.s.
4
Susu pasteurisasi
6
memiliki rata-rata
10
viskositas sebesar Yoghur
0,11
3,33
-6
t
23
3,386 x 10 .
27
10
Sedangkan
6
sampel
yang
memiliki
4
viskositas paling
60
rendah yaitu susu
segar dengan rata100
rata
viskositas
200
Air
1,21
sebesar 1,305 x
6,08
Keran
88
72
200
10-3.
Pada
100
sampel yoghurt
60
dilakukan
pengukuran menggunakan alat Rotational
Viscometer Digital dengan spindel tipe L2.
Hasil pengamatan menunjukan jari-jari dari
spindel sebesar 8,325 mm, sedangkan jari-jari
container yaitu 10,025 mm. Dari data diatas
didapat nilai
Rb/Rc yaitu 0,835 jika
dibulatkan maka mendekati angka 0,99. Hal
ini menunjukan tipe dari very narrow gap
yang artinya diameter spindel hampir sama
dengan diameter container. Nilai k yang
didapat yaitu sebesar 736207,1. Hubungan
11,84146
14,20975
23,68292
23,68292
14,20975
11,84146
12,9075
15,489
(Pa.s)
3,90699E05
4,71685E05
7,99588E05
7,99588E05
4,71685E05
3,90699E05
4,36725E05
5,24385E05
3,29942E
-06
3,31945E
-06
3,37622E
-06
3,37622E
-06
3,31945E
-06
3,29942E
-06
3,3835E06
3,38553E
-06
3,39125E
-06
3,39125E
-06
3,38553E
-06
3,3835E06
0,000391
262
0,000272
993
0,000173
467
0,000173
467
0,000272
993
0,000391
262
3,72553E
-06
4,16609E
-06
4,84835E
-06
4,84835E
-06
4,16609E
-06
3,72553E
-06
25,815
8,7545E-05
25,815
8,7545E-05
15,489
12,9075
1,214223
1,821335
3,035559
3,035559
1,821335
1,214223
1021,138
1701,897
5,24385E05
4,36725E05
0,00047508
0,00049721
2
0,00052656
9
0,00052656
9
0,00049721
2
0,00047508
0,00380427
8
0,00709024
9
3403,794
0,01650277
3403,794
0,01650277
1701,897
1021,138
0,00709024
9
0,00380427
8
antara log N
dengan log Torsi
tersaji pada grafik
1.
Grafik 1.
Hubungan
antara Log N
terhadap Log
Torsi pada
Yoghurt
-4
2.5
2
1.5
1
0.5
0
TINGGI KE
RENDAH
RENDAH KE
TINGGI
0
500000
1000000
0.02
0.01
AIR KERAN (TURUN)
0.01
0
0
1000
2000
3000
4000
KESIMPULAN
Pada sampel yoghurt memiliki
viskositas tertinggi diantara sampel yang
lainnya, dimana rata-rata viskositasnya
sebesar 2,792 x 10-5 Pa.s. Sedangkan rata-rata
viskositas pada air sebesar 4,246 x 10 -6 Pa.s.
Pada sampel susu pasteurisasi didapat ratarata viskositasnya sebesar 3,386 x 10-6.
Sampel susu segar memiliki viskositas
terendah diantara sampel yang lainnya yaitu
dengan rata-rata viskositas sebesar 1,305 x
10-3.
DAFTAR PUSTAKA
Akra Budi. 2010. Pengaruh Penambahan
Lesitin dan Suhu Counching terhadap
Sifat
Reologi
Pasta
Kakao.Universitas
Hasanuddin.
Makassar.
Danu Ariono, F.Lestari, J.Ria, Manullang.
2007. Sifat Reologi Larutan Tapioka.
Bandung:
Institut
Teknologi
Bandung.
Kusnandar, Fery., Purwiyatno H., Elvira S,.
2006. ITP 330 Prinsip Teknik
Pangan. Bogor: Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan. Institut
pertanian Bogor.
Steffe, J.F dan Briggs, J.L. 1997. Using
Brookfield Data and the Mitschka
Method to Evaluate Power Law
Foods. Michigan State University:
Ann Aror.