Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Pasien dengan mood yang meninggi (elevated), yaitu mania menunjukkan sikap
meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), penurunan
kebutuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan kebesaran. Pasien dengan
mood terdepresi, yaitu-depresi merasakan hilangnya energi-energi dan minat,
perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran
tentang kematian atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain dari gangguan mood
adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, dan fungsi
vegetative (seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual, dan irama biologis
lainnya). Perubahan tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan fungsi
interpersonal, sosial, dan pekerjaan.(1)
Mood mungkin normal, meninggi, atau terdepresi. Orang normal
mengalami berbagai macam mood dan memiliki ekspresi afektif yang sama
luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang lebih, mood dan afeknya.(1)
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(1)

BAB II
1

GANGGUAN DEPRESIF
1. Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. (1)
2. Epidemiologi
1. Jenis Kelamin
Perempuan 2x lipat lebih besar disbanding laki-laki. Diduga adanya
perbedaan hormon, pengaruh melahirkan, perbedaan stresor psikososial antara
laki-laki

dan perempuan, dan model perilaku yang dipelajari tentang

ketidakberdayaan. (1)
2. Usia
Pada umumnya, rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah
kira-kira 40 tahun, dimana 50% dari semua pasien mempunyai onset antara usia
20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat juga memiliki onset selama masa anakanak atau pada lanjut usia. Beberapa data epidemiologis menyatakan bahwa
insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang
berusia kurang dari 20 tahun (Kaplan, 2010). Pada penelitian lain yang dilakukan
oleh Akhtar (2007) didapatkan bahwa tingkat prevalensi tertinggi terjadi pada
kelompok usia 20-24 tahun (14,3%) dan yang terendah pada kelompok usia >75
tahun (4,3%), sementara data yang didapatkan dari NIMH (2002) menyebutkan
bahwa tingkat depresi terbanyak ditemukan pada kelompok usia >18

tahun

(10%).(1)

3. Status Perkawinan
2

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang
yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, pasangan yang bercerai
atau berpisah. (1)
3. Etiologi
Etiologi depresi terdiri dari:
1. Faktor genetik
Data genetik dengan kuat menyatakan bahwa suatu faktor penting di dalam
perkembangan gangguan mood adalah genetika. Tetapi, pola penurunan genetika
adalah jelas melalui mekanisme yang kompleks. Bukan saja tidak mungkin untuk
menyingkirkan efek psikososial, tetapi faktor non genetik kemungkinan
memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan mood pada
sekurangnya beberapa orang. Penelitian keluarga menemukan bahwa sanak
saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresif berat berkemungkinan 2
sampai 3 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama. (1)
2. Faktor Kepribadian Premorbid
Personalitas siklotimik menjadi sasaran gangguan afek ringan selama
hidupnya, keadaan ini tidak berhubungan dengan penyebab eksterna. Kepribadian
depresi ditunjukkan dengan perilaku murung, pesimis dan kurang bersemangat.
Personalitas hipomania berperilaku lebih riang, energetik dan lebih ramah dari
rata-rata. (1,2)
Mereka dengan rasa percaya diri rendah, senantiasa melihat dirinya dan
dunia luar dengan penilaian pesimistik. Jika mereka mengalami stres besar,
mereka cenderung akan mengalami depresi. (1,2)
3. Faktor Lingkungan
Enam bulan sebelum depresi, pasien depresi mengalami lebih banyak
peristiwa dalam hidupnya. Mereka merasa kejadian ini tidak memuaskan dan
mereka keluar dari lingkungan social. 80% serangan pertama depresi didahului
oleh stress, tetapi angka ini akan jatuh menjadi hanya 50% pada serangan
3

berikutnya. Pasien depresi diketahui juga lebih sering pada anak yang kehilangan
orang tua di masa kanak-kanak dibandingkan dengan populasi lainnya. (1,2,3)
4. Klasifikasi
1. Episode Depresif
F32.0 Episode depresif ringan
Suasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan,
dan mudah menjadi lelah biasanya dipandang sebagai gejala depresi yang paling
khas; sekurang-kurangnya dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala
lazim di atas harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti. Tidak boleh ada gejala
yang berat di antaranya. Lamanya seluruh episode berlansung ialah sekurangkurangnya sekitar 2 minggu. (1,2,3)
Individu yang mengalami episode depresif ringan biasanya resah tentang
gejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan
social, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi sama sekali. (1,2,3)
F32.1 Episode depresif sedang
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala yang paling khas yang
ditentukan untuk episode depresif ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan
sebaiknya empat) gejala lainnya. Beberapa gejala mungkin tampil amat menyolok,
namun ini tidak esensial apabila secara keseluruhan ada cukup banyak variasi
gejalanya. Lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu. (1,2,3)
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Pada episode depresif berat, penderita biasanya menunjukkan ketegangan
atau kegelisahan yang amat nyata, kecuali apabila retardasi merupakan ciri
terkemuka. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya tak berguna mungkin
mencolok, dan bunuh diri merupakan bahaya nyata terutama pada beberapa kasus
berat. Anggapan di sini ialah bahwa sindrom somatik hampir selalu ada pada
episode depresif berat. (1,3)
Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan dan
sedang harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala lainnya, dan
beberapa diantaranya harus berintensitas berat. Namun, apabila gejala penting

(misalnya agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau
tidak mampu utnuk melaporkan banyak gejalanya secara terinci. Dalam hal
demikian, penentuan menyeluruh dalam subkategori episode berat masih dapat
dibenarkan. Episode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari
2 minggu. (1,3)
Selama episode depresif berat, sangat tidak mungkin penderita akan
mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali
pada taraf yang sangat terbatas.Kategori ini hendaknya digunakan hanya untuk
episode depresif berat tunggal tanpa gejala psikotik; untuk episode selanjutnya,
harus digunakan subkategori dari gangguan depresif berulang. (1,3)
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 terssebut di
atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Wahamnya biasanya
melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan
pasien dapat merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau
olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran
atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi
atau tidak serasi dengan suasana perasaan (mood). (1,2,3)
F32.8 Episode depresif lainnya
Episode yang termasuk di sini adalah yang tidak sesuai dengan gambaran
yang diberikan untuk episode deprresif pada F32.0-F32.3, meskipun kesan
diagnostik menyeluruh menunjukkan sifatnya sebagai depresi. Contohnya
termasuk campuran gejala depresif (khususnya jenis somatik) yang berfluktuasi
dengan gejala non diagnostik seperti ketegangan, keresahan dan penderitaan; dan
campuran gejala depresif somatik dengan nyeri atau keletihan menetap yang
bukan akibat penyebab organik (seperti yang kadang-kadang terlihat pada
pelayanan rumah sakit umum). (1,3)
5

F32.9 Episode depresif YTT(1)


F33

Gangguan Depresif Berulang


Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari depresi sebagaimana

dijabarkan dalam episode depresif ringan, sedang, atau berat, tanpa riwayat
adanya episode tersendiri dari peninggian suasana perasaan dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria
hipomania segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya
dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi). Usia dari onset, keparahan,
lamanya berlangsung, dan frekuensi episode dari depresi, semuany sangat
bervariasi. Umumnya episode pertama terjadi pada usia lebih tua dibanding
dengangangguan bipolar, dengan usia onset rata-rata lima puluhan. Episode
masing-masing juga lamanya antara 3 dan 12 bulan (rata-rata lamanya sekitar 6
bulan) akan tetapi frekuensinya lebih jarang. (1,3,4)
Pemulihan keadaaan biasanya sempurna di antara episode, namun
sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap,
terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).
Episode masing-masing dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan
oleh peristiwa kehidupan yang penuh sters; dalam berbagai budaya, baik episode
tersendiri maupun depresi menetap dua kali lebih banyak pada wanita daripada
pria. (1,3,4)
Bagaimanapun seringnya seseorang pasien gangguan depresif berulang
mengalami episode depresif sebagai penderitaan, tidak mustahil baginya akan
mengalami episode manik. Jika ternyata terjadi episode manik, maka diagnosisnya
harus diubahmenjadi gangguan afektif bipolar. (1,4)

5. Diagnosis
Karena perasaan sedih dan patah semangat merupakan respon normal pada
manusia, maka sangat penting untuk mampu membedakannya dengan keadaan
6

yang patologis. Sindrom depresi akan diikuti oleh gejala vegetatif seperti,
penurunan nafsu makan atau insomnia, sehingga menyebabkan penurunan berat
badan, meskipun pada beberapa orang keadaan depresi akan dilawan dengan
makan lebih banyak, atau mereka makan lebih banyak karena dipaksa oleh orang
tua ataupun pasangan sehingga penurunan berat badan menjadi minimal.(1,3)
DSM-IV juga menyebutkan mengenai kriteria diagnostik untuk episode
pertama gangguan depresif berat. Perbedaan antara pasien yang menderita episode
tunggal gangguan depresif berat dan pasien yang memiliki dua atau lebih episode
gangguan depresif berat adalah ditekankan karena ketidakpastian perjalanan
penyakit yang hanya menderita satu episode. (1,2)
Kriteria Diagnostik Gangguan Depresif Mayor, Episode Tunggal
A. Adanya episode depresif Mayor tunggal
B. Episode depresif Mayor tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan skizoaektif, dan
tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan
delusional atau gangguan psikotik YTT.
C. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode hipomanik.
Catatan: penyingkiran ini tidak berlaku jika semua episode mirip manik, mirip campuran,
atau mirip hipomanik adalah diakibatkan oleh zat atau terapi dan karena efek fisiologis
langsung dari kondisi medis umum.
Sebutkan (untuk episode sekarang atau paling akhir):
- Penentu keparahan/psikotik/remisi
- Kronik
- Dengan ciri katatonik
- Dengan ciri melankolik
- Dengan ciri atipikal
- Dengan onset pascapersalinan
Tabel 2. Kriteria diagnostik untuk gangguan depresif berat episode tunggal
menurut DSM-IV.(1,2,3)
Pasien yang mengalami sekurang-kurangnya episode kedua depresi
diklasifikasikan di dalam DSM-IV sebagai menderita gangguan depresif berat,
rekuren. Masalah utama di dalam mendiagnosis episode rekuren gangguan
depresif berat adalah memutuskan kriteria apa yang digunakan untuk menandakan

resolusi masing-masing periode. Dua variabel adalah derajat resolusi gejala dan
lamanya resolusi.
Gangguan depresif mayor, rekuren memiliki kriteria diagnosis
A. Terdapat dua atau lebih episode depresif mayor
Catatan: dipertimbangkan sebagai episode yang terpisah, harus terdapat suatu interval
paling kurang 2 bulan berturut-turut dimana kriteria episode depresif mayor tidak
terpenuhi.
B. Episode depresi mayor tidak lebih baik dijelaskan oleh ganguan skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan Skizofrenia, Gangguan Skizofreniform, Gangguan Waham, ata
Gangguan Psikotik yang Tak Ditentukan
C. Tidak pernah terdapat episode manik episode campuran, atau episode manik
Catatan: penyingkiran ini tidak digunakan jika episode mirip manik, mirip camputan,atau
mirip hipomanik yang diinduksi zat atau pengobatan atau karena efek fisiologis langsung
dari suatu kondisi medis umum.
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episode depresi mayor, sebutkan status dan/atau
gambaran klinis saat ini: Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik/berat dengan ciri
psikotik, kronik, dengan ciri katatonik, dengan ciri melankolik, dengan ciri atipikal,
dengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episode depresi mayor, sebutkan status klinis
saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada episode paling akhir: dalam remisi
parsial, dalam remisi penuh, kronik, dengan ciri katatonik, dengan ciri melankolik,
dengan ciri atipikal, dengan onset post partum
Tabel 3. Kriteria diagnostik gangguan depresif mayor, rekuren menurut
DSM-IV(1,2,3)
DSM-IV mendefinisikan tiga ciri gejala tambahan yang dapat digunakan
untuk menggambarkan pasien dengan berbagai gangguan mood. Dua ciri gejala
cross-sectional (ciri melankolik dan ciri atipikal) adalah terbatas pada deskripsi

episode depresif. Ciri gejala cross-sectional ketiga (ciri katatonik) dapat


diterapkan untuk mendeskripsikan episode depresif maupun manik(1,2,3).

Kriteria Diagnostik untuk Penentu ciri Melankolik


Sebutkan jika: dengan ciri melankolik (dapat digunakan untuk episode depresif berat yang terjadi
dalam gangguan depresif berat , gangguan bipolar I atau gangguan bipolar II hanya jika ini
merupakan tipe episode manik yang paling akhir)
A. Salah satu berikut ini, terjadi selama periode yang paling parah dari episode sekarang
(1) Hilangnya kesenangan dalam semua, atau hampir semua aktivitas
(2) Hilangnya reaktivitas terhadap stimuli yang biasanya menyenangkan (tidak merasa
jauh lebih baik, walaupun sementara, jika terjadi sesuatu yang baik)
B. Tiga (atau lebih) berikut:
(1) Kualitas mood terdepresi yang jelas (yaitu, mood terdepresi dirasakan sebagai jelas
berbeda dari jenis perasaan yang dialami setelah kematian seseorang yang dicintai)
(2) Depresi secara teratur memburuk di pagi hari
(3) Terbangun dini hari (sekurangnya 2 jam sebelum waktu terbangun yang biasanya)
(4) Retardasi atau agitasi psikomotor yang jelas
(5) Anoreksia atau penurunan berat badan yang bermakna
(6) Rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai
Tabel 4. Kriteria Diagnostik untuk Penentu Ciri melankolik menurut DSMIV (1,2,3)
Kriteria untuk penentu Ciri Atipikal
Sebutkan jika: dengan ciri atipikal (dapat digunakan jika ciri tersebut menonjol selama 2 minggu
terakhir dari episode depresif berat dalam gangguan depresif berat atau dalam gangguan bipolar I
atau dalam gangguan bipolar II jika episode depresif berat adalah tipe episode mood yang paling

akhir, atau jika ciri tersebut menonjol selama 2 tahun terakhir gangguan distimik)
A. Reaktivitas mood (yaitu, mood menjadi terang sebagai respon kejadian positif yang
sesungguhnya atau kemungkinan terjadi )
B. Dua (atau lebih) ciri berikut, ditemukan pada sebagian besar waktu, selama sekurangnya
2 minggu:
(1) Penambahan berat badan yang bermakna atau peningkatan nafsu makan
(2) Hipersomnia
(3) Paralisis timah (Leaden paralysis) (yaitu, perasaan berat seperti timah pada lengan
atau tungkai)
(4) Pola kepekaan penolakan interpersonal yang berlangsung lama (tidak terbatas pada
episode gangguan mood) yang menyebabkan gangguan sosial atau pekerjaan yang
bermakna.
C. Kriteria tidak memenuhi ciri melankolik atau dengan ciri katatonik selama episode yang
sama.
Tabel 5. Kriteria diagnostik untuk penentu ciri atipikal menurut DSM-IV
(1,2,3)

Kriteria untuk Penentu ciri Katatonik


Sebutkan jika: dengan ciri katatonik (dapat digunakan untuk epidode depresif berat sekarang
atau paling akhir, episode manik, atau episode campuran dalam gangguan depresif berat,
gangguan bipolar I atau gangguan bipolar II)
Gambaran klinis didominasi oleh sekurangnya dua dari berikut:
(1) Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan oleh katalepsi (termasuk fleksibilitas lilin)
atau stupor
(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
10

(3) Negativisme yang ekstrim (suatu resistensi yang tampaknya tanpa motivasi terhadap
semua instruksi atau mempertahankan suatu postur yang kaku yang menentang semua
usaha untuk digerakkan) atau mutisme
(4) Gerakan volunter yang aneh seperti yang ditunjukkan oleh posturing (secara volunter
mengambil postur yang tidak sesuai atau aneh), gerakan stereotipik, mennerisme yang
menonjol, atau seringai yang menonjol
(5) Ekolalia atau ekopraksia
Tabel 6. Kriteria diagnostik untuk penentu ciri katatonik menurut DSM-IV
(1,2,3)

6. Diagnosis Banding

GANGGUAN MEDIS
Jika suatu kondisi medis nonpsikiatrik menyebabkan suatu gangguan
mood, diagnosis DSM-IV adalah gangguan mood karena kondisi medis umum.
Jika suatu zat menyebabkan gangguan mood, diagnosis DSM-IV adalah gangguan
mood akibat zat.(1,2)
Sebagian besar penyebab organik gangguan depresif dapat dideteksi
dengan riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan neurologis yang
lengkap, dan tes darah dan urine rutin. Pada gangguan mood akibat penggunaan
zat, aturan penting yang beralasan adalah bahwa tiap obat yang digunakan pasien
depresi harus dianggap sebagai faktor potensial di dalam hipertensi, sedatif,
hipnotik, antipsikotik, antiepileptik, obat antiparkinson, analgesik, antibakteri, dan
antineoplastik semuanya sering disertai gejala depresif(1).
KONDISI NEUROLOGIS
Masalah neurologis yang paling umum bermanifestasi sebagai gejala
depresif adalah penyakit parkinson, penyakit yang menimbulkan demensia
(termasuk demensia tipe Alzheimer), epilepsi, penyakit serebrovaskuler, dan
11

tumor.gejala depresif sering kali berespon terhadap obat antidepresan dan terapi
elektrokonvulsif (ECT)(1.3).
PSEUDODEMENSIA
Klinisi biasanya dapat membedakan pseudodemensia gangguan depresif
berat dari demensia suatu penyakit, serta demensia tipe Alzheimer, atas dasar
klinis. Gejala kognitif pada gangguan depresif berat memiliki onset yang tiba-tiba,
dan gejala lain dari gangguan depresif berat, seperti menyalahkan diri sendiri,
sering ditemukan. Pasien terdepresi dengan gangguan kognitif sering kali
mencoba menjawab pertanyaan (saya tidak tahu), sedangkan pasien demensia
sering kali berkonfabulasi. Pada pasien terdepresi, daya ingat belum lama adalah
lebih terganggu daripada daya ingat jauh. Dan pasien terdepresi sering kali dapat
dilatih dan didorong selama wawancara untuk mengingat, suatu kemampuan yang
tidak dimiliki oleh pasien demensia(1.3).
Gangguan mental yang tertulis dalam tabel di bawah ini adalah yang
utama harus dipertimbangkan di dalam diagnosis banding.
Gangguan Mental yang Sering Memiliki ciri depresif
Gangguan penyesuaian dengan mood terdepresi
Gangguan penggunaan alkohol
Gangguan kecemasan:
Gangguan kecemasan umum
Gangguan kecemasan-depresif campuran
Gangguan panik
Gangguan stres pascatraumatis
Gangguan obesesif-kompulsif
Gangguan makan:
Anoreksia nervosa
Bulimia nervosa
Gangguan mood
Gangguan bipolar I
Gangguan bipolar II
Gangguan siklotimik
Gangguan distimik
Gangguan depresif berat
Gangguan depresif ringan
Gangguan karena kondisi medis umum
Gangguan depresif singkat rekuren

12

Gangguan mood akibat zat


Skizofrenia
Gangguan skizofreniform
Gangguan somatoform (terutama gangguan somatisasi)
Tabel 7. Berbagai macam gangguan mental yang sering memiliki ciri
depresif(1,2,3)
7. Terapi
1. Perawatan di rumah Sakit
Indikasi jelas untuk perawatan di rumah sakit adalah perlunya prosedur
diagnostik, resiko bunuh diri atau membunuh, dan penurunan jelas kemampuan
pasien dalam mendapatkan makanan atau tempat berlindung. Riwayat gejala yang
berkembang dengan cepat dan hancurnya sistem pendukung pasien juga
merupakan indikasi untuk perawatan di rumah sakit(1,3).
Depresi ringan atau hipomanik dapat secara aman diobati di tempat praktik
jika dokter memeriksa pasien secara sering. Tanda klinis gangguan pertimbangan,
penurunan berat badan, atau insomnia harus minimal. Sistem pendukung pasien
harus kuat, tidak terlibat terlalu banyak maupun tidak menjauhi pasien. Pasien
dengan gangguan mood sering kali tidak bisa ke rumah sakit secara sukarela,
sedangkan pasien depresif berat sering kali tidak mampu mengambil keputusan
karena pikiran mereka yang melambat, pandangan kata yang negatif, dan putus
asa. Pasien manik sering kali tidak memiliki sama sekali tilikan secara lengkap
tentang gangguan mereka sehingga perawatan di rumah sakit tampaknya sangat
menggelikan bagi mereka(1,3).
2. Terapi psikososial
Secara spesifik, beberapa data menyatakan bahwa farmakoterapi maupun
psikoterapi saja tidak efektif, sekurangnya pada pasien dengan episode depresif
berat yang ringan, dan bahwa penggunaan teratur terapi kombinasi menambah
biaya terapi dan memaparkan pasien dengan efek samping yang tidak diperlukan.
Tiga jenis terapi psikososial jangka pendek terapi kognitif, terapi interpersonal,
dan terapi perilaku- telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan
13

gangguan depresif berat. Terapi kognitif bertujuan menghilangkan episode


depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikasi dan
uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif, flekibel, dan positif;
melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru(1,3).
Terapi interpersonal adalah efektif di dalam pengobatan gangguan depresif
berat dan mungkin, tidak mengejutkan, secara spesifik membantu menjawab
masalah interpersonal. Pada terapi perilaku, dengan memusatkan pada perilaku
maladaptif di dalam terapi, pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara
tertentu dimana mereka mendapatkan dorongan positif. Sementara itu, terapi
keluarga dapat dilakukan dengan indikasi jika gangguan membahayakan
perkawinan atau fungsi keluarga pasien atau jika gangguan mood adalah
dikembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga(1,3).
3. Farmakoterapi
Pengobatan yang efektif dan spesifik (sebagai contoh, obat trisiklik) telah
tersedia untuk pengobatan gangguan depresif berat selama 40 tahun. Penggunaan
farmakoterapi spesifik kira-kira menggandakan kemungkinan bahwa seorang
pasien yang terdepresi akan pulih dalam satu bulan. Beberapa masalah ada di
dalam pengobatan gangguan depresif berat; beberapa pasien tidak berespon
terhadap pengobatan pertama; semua antidepresan yang tersedia sekarang ini
memerlukan waktu tiga sampai empat minggu untuk menunjukkan efek terapeutik
yang bermakna, walaupun mungkin dapat mulai menunjukkan efeknya lebih awal;
dan, sampai belum lama ini, semua antidepresan yang tersedia adalah toksik pada
overdosis dan memiliki efek merugikan(1,3).
MAOIs (Monoamine Oxidase Inhibitors) MAOIs telah digunakan sebagai
antidepresan sejak 15 tahun yang lalu. Golongan ini bekerja dalam proses
penghambatan deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria, akibatnya kadar
einefrin, noreprinefrin dan 5-HT dalam otak naik (Arozal, 2007). Obat ini
sekarang jarang digunakan sebagai lini pertama dalam pengobatan depresi karena
bersifat sangat toksik bagi tubuh. Selain karena dapat menyebabkan krisis
hipertensif akibat interaksi dengan tiramin yang berasal dari makanan-makanan
14

tertentu seperti keju, anggur dan acar, MAOIs juga dapat menghambat enzimenzim di hati terutama sitokrom P450 yang akhirnya akan mengganggu
metabolisme obat di hati.(1,3)
Tetapi sekarang, diperkenalkannya bupropion dan serotonin-specific
reuptake inhibitors (SSRIs) sebagai contoh, fluoxetine, paroxetine (paxil), dan
setraline (Zoloft)- memberikan klinisi obat yang jauh lebih baik ditoleransi
daripada obat yang sebelumnya tetapi sama efektifnya(1,3).
Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif berat. Gejala
pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan yang terganggu, walaupun
mungkin hal tersebut mungkin kurang benar jika SSRIs digunakan dibandingkan
digunakan obat trisiklik. Agitasi, kecemasan, episode depresif, dan keputusasaan
adalah gejala selanjutnya yang membaik. Gejala sasaran lainnya adalah energi
yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan libido.
Terapi elektrokonvulsif (ECT) biasanya digunakan jika (1) pasien tidak
responsif

terhadap

farmakoterapi,

(2)

pasien

tidak

dapat

menoleransi

farmakoterapi, atau (3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga diperlukan
perbaikan cepat yang terlihat pada ECT(1,3).
Edukasi pasien yang adekuat tentang kegunaan antidepresan sebagai hal
penting untuk kesuksesan terapi termasuk pemilihan obat dan dosis yang paling
sesuai. Dokter juga menekankan kepada pasien tidak akan ketergantungan dengan
obat antidepresa, karena obat tidak akan memberikan kepuasaan segera dan dosis
obat akan diturunkan secara perlahan-lahan sesuai dengan evaluasi gejala. (1,5,6)
Pada

pemberian

antidepresan,

obat

akan

memperlihatkan

efek

antidepresan yang optimal dalam 3 sampai 4 minggu. Timbulnya efek samping


menunjukkan obat bekerja, tetapi efek samping yang timbul ini harus dijelaskan
secara detail. Sebagai contoh, beberapa pasien yang meminum antidepresan
golongan SSRIs menjadi gelisah,mual dan muntah sebelum adanya perbaikan
gejala. Efek samping berkurang seiring berjalannya waktu. (1,6)
Apabila pada 3 minggu setelah pemberian obat antidepresan pasien belum
memperlihatkan perbaikan gejala kurang dari 20% maka perlu mengganti
15

antidepresan

golongan lainnya. Namun setelah 3-6 minggu pemberian

antidepresan,hanya didapatkan respon parsial, maka dosis obat harus terus


dinaikkan sampai dosis maksimal atau dengan augmentasi, misalnya dengan
lithium, atau psikostimulan, yang terbukti pada penelitian mempercepat perbaikan
gejala dalam waktu 1-2 minggu pada 25% pasien. (1,4,6)

Durasi dan profilaksis


Terapi antidepresan hrus dipertahankan setidak-tidaknya 6 bulan atau
sesuai lamanya pengobatan pada episode sebelumnya.

Beberapa penelitian

menunjukkan terapi profilaksis dengan antidepresan, efektif mengurangi jumlah


dan keparahan tiap kekambuhan. Satu penelitian menyimpulkan jika episode
depresi terpisah kurang dari 2 tahun, terapi profilaksis selama 5 tahun mungkin
merupakan indikasi. Faktor lain yang mempengaruhi terapi profilaksis adalah
tingkat keparahan episode depresi sebelumnya. Episode yang melibatkan pikiran
untuk bunuh diri atau ketidakmampuan fungsi psikososial merupakan indikasi
untuk mempertimbangkan terapi profilaksis. Terapi profilaksis selama 5 tahun
juga diberikan pada pasien dengan 2 atau lebih episode depresi dalam waktu 5
tahun. Onset episode depresi pada usia diatas 50 tahun, dan riwayat sulit untuk
ditatalaksana . jika terapi antidepresan dientikan, dosis obat harus diturunkan
secara bertahap diatas 1 atau 2 minggua, tergantung dari waktu paruh campuran
partikel. (1,2,3)
8. Prognosis
Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan.
Keadaan ini cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung
mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama
gangguan depresif berat memiliki kemungkinan 50 persen untuk pulih di dalam
tahun pertama. Persentasi pasien yang sembuh setelah perawatan di rumah sakit
menurun dengan berjalannya waktu, dan pada waktu lima tahun pasca perawatan
di rumah sakit, 10 sampai 15 persen pasien tidak pulih. Banyak pasien yang tidak
sembuh tetap menderita gangguan distimik. Rekurensi episode depresif berat juga
16

sering. Kira-kira 25 persen pasien mengalami suatu rekurensi dalam enam bulan
pertama setelah pulang dari rumah sakit, kira-kira 30 sampai 50 persen dalam dua
tahun pertama, dan kira-kira 50 sampai 75 persen dalam lima tahun. Insidensi
relaps adalah jauh lebih rendah daripada angka tersebut pada pasien yang
meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya
mengalami satu atau dua episode depresif. Pada umumnya, saat pasien mengalami
lebih banyak episode depresif, waktu antara episode memendek, dan keparahan
masing-masing episode meningkat(1,4).
Episode ringan, tidak adanya gejala psikotik, dan tinggal di rumah sakit
dalam waktu yang singkat adalah indikator prognostik baik. Indikator psikososial
perjalanan penyakit yang baik adalah riwayat persahabatan yang erat selama
remaja, fungsi keluarga yang stabil, dan fungsi sosial yang biasanya kokoh selama
lima tahun sebelum penyakit. Tanda prognostik baik tambahan adalah tidak
adanya gangguan psikiatrik komorbid, tidak adanya gangguan kepribadian, tidak
lebih dari satu kali perawatan di rumah sakit sebelumnya untuk gangguan depresif
berat, dan usia onset yang lanjut. Kemungkinan prognosis buruk meningkat oleh
adanya penyerta gangguan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, gejala
gangguan kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode depresif sebelumnya.
Laki-laki lebih mungkin mengalami perjalanan penyakit yang secara kronis
mengganggu dibandingkan wanita(1,2,3,4).
Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan;
sebagian besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan
antidepresan sebelum 3 bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya gejala.
Saat perjalanan penyakit berkembang, pasien cenderung menderita episode
depresif yang lebih sering dan berlangsung lama(1,3).
Kira-kira 5 sampai 10 persen pasien dengan diagnosis awal gangguan
depresif berat menderita suatu episode manik 6 sampai 10 tahun setelah episode
depresif awal. Usia rata-rata untuk pergantian tersebut adalah 32 tahun, dan
keadaan ini sering terjadi setelah dua sampai empat episode depresif(1,3).

17

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Gangguan mood terdiri dari episode yang mendasari gangguan tersebut, yaitu
episdoe depresi, manik, campuran, dan hipomanik.
Gangguan mood dikatakan sebagai Gangguan Depresif Mayor apabila
terdapat lima atau lebih gejala dari episode terdepresi tanpa ada gejala episode
manik, campuran, maupun hipomanik. Gangguan ini tidak memenuhi kriteria
episode campuran, serta tidak disebabkan oleh efek suatu zat maupun akibat
kondisi medis umum.
Terapi antidepresan hrus dipertahankan setidak-tidaknya 6 bulan atau
sesuai lamanya pengobatan pada episode sebelumnya.

Beberapa penelitian

menunjukkan terapi profilaksis dengan antidepresan, efektif mengurangi jumlah


dan keparahan tiap kekambuhan. Satu penelitian menyimpulkan jika episode
depresi terpisah kurang dari 2 tahun.
Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan.
Keadaan ini cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung
mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama
gangguan depresif berat memiliki kemungkinan 50 persen untuk pulih di dalam
tahun pertama

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi ke-7. Hal : 777-849. Bina rupa Aksara, Jakarta.
1997.
2. Diagnostic And Statistical Manual Of

Mental Disordes. 4th edition.

Washington D.C; American Pschiatric Associated, 1994 : 662 665.


3. Kaplan H.I, Sadock B.J. Comprehensive Textbook of Psychiatry, Eight
edition.. USA. 2005, 1559-1717.
4. Kusumawardhani, A.A.A.A. Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Edisi Kedua. Badan Penerbit FK UI. Jakarta : 2010.
5. Stahl, S M. 2008, Stahls Essential Psychopharmacology, third edition, New
York: Cambridge University Press.
6. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III
Gangguan Depresi. PT Nuh Jaya. Jakarta, 2001.
7. Speech perception in noise in the elderly: interactions between cognitive
perfomance,

deprresive

symptoms,and

education.

Published

at

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27177979 27 April 2016.

19

Вам также может понравиться

  • Ggga CKD Baiturahmah
    Ggga CKD Baiturahmah
    Документ35 страниц
    Ggga CKD Baiturahmah
    rian00019
    Оценок пока нет
  • Case Report Sesion Interne
    Case Report Sesion Interne
    Документ39 страниц
    Case Report Sesion Interne
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Defisiensi Mineral
    Defisiensi Mineral
    Документ69 страниц
    Defisiensi Mineral
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Profil Pusk - Tjg.paku 2014
    Profil Pusk - Tjg.paku 2014
    Документ35 страниц
    Profil Pusk - Tjg.paku 2014
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Anak Terapi Inhalasi 2
    Anak Terapi Inhalasi 2
    Документ6 страниц
    Anak Terapi Inhalasi 2
    Yusuf Amin
    Оценок пока нет
  • ISK Baiturahmah
    ISK Baiturahmah
    Документ26 страниц
    ISK Baiturahmah
    Nurul Hazi Putri
    Оценок пока нет
  • Bab I .P Sda
    Bab I .P Sda
    Документ51 страница
    Bab I .P Sda
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Lapkas Hematoskezia
    Lapkas Hematoskezia
    Документ13 страниц
    Lapkas Hematoskezia
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • 17 33 Anemia
    17 33 Anemia
    Документ14 страниц
    17 33 Anemia
    Aya W. Sasmita
    Оценок пока нет
  • Glomerulonefritis Baiturahmah
    Glomerulonefritis Baiturahmah
    Документ29 страниц
    Glomerulonefritis Baiturahmah
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • 17 33 Anemia
    17 33 Anemia
    Документ14 страниц
    17 33 Anemia
    Aya W. Sasmita
    Оценок пока нет
  • Referat Hepatoma Lily
    Referat Hepatoma Lily
    Документ36 страниц
    Referat Hepatoma Lily
    rastra_putra
    100% (1)
  • Hematokezia
    Hematokezia
    Документ15 страниц
    Hematokezia
    Anonymous QPXAgjBw
    Оценок пока нет
  • Tugas Schistosomiasis
    Tugas Schistosomiasis
    Документ3 страницы
    Tugas Schistosomiasis
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Referat Sirosis Hepatis
    Referat Sirosis Hepatis
    Документ24 страницы
    Referat Sirosis Hepatis
    aria adhitya
    100% (4)
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Gastropati
    Gastropati
    Документ15 страниц
    Gastropati
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Bronkopneumonia
    Bronkopneumonia
    Документ16 страниц
    Bronkopneumonia
    uttamy_1105
    92% (12)
  • Referat Sirosis Hepatis
    Referat Sirosis Hepatis
    Документ24 страницы
    Referat Sirosis Hepatis
    Anna Hafeezah Zahrah
    Оценок пока нет
  • Jbptunikompp GDL Syahrul 19434 2 02 - Evol A
    Jbptunikompp GDL Syahrul 19434 2 02 - Evol A
    Документ59 страниц
    Jbptunikompp GDL Syahrul 19434 2 02 - Evol A
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Hepatoma
    Hepatoma
    Документ15 страниц
    Hepatoma
    Iche Juwice
    Оценок пока нет
  • Referat Abses Hepar
    Referat Abses Hepar
    Документ19 страниц
    Referat Abses Hepar
    Sarwani Bali
    75% (4)
  • CSS Bronkitis Akut 2
    CSS Bronkitis Akut 2
    Документ16 страниц
    CSS Bronkitis Akut 2
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Arsitektur CPU
    Arsitektur CPU
    Документ6 страниц
    Arsitektur CPU
    Rometdo Muzawi
    Оценок пока нет
  • Cover CSS ANAK Bronkitis Akut
    Cover CSS ANAK Bronkitis Akut
    Документ1 страница
    Cover CSS ANAK Bronkitis Akut
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • CSS Anak Bronkitis
    CSS Anak Bronkitis
    Документ13 страниц
    CSS Anak Bronkitis
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Cover Jurnal 3
    Cover Jurnal 3
    Документ1 страница
    Cover Jurnal 3
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Pneumonia H
    Pneumonia H
    Документ98 страниц
    Pneumonia H
    MaRia Risky Admadewi
    Оценок пока нет
  • Jurnal Psikiatri1
    Jurnal Psikiatri1
    Документ5 страниц
    Jurnal Psikiatri1
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет
  • Referat Paru 2
    Referat Paru 2
    Документ25 страниц
    Referat Paru 2
    Mimi fitriani
    Оценок пока нет