Вы находитесь на странице: 1из 2

Leika K.

/ X-1

Cinta Itu Sederhana?


Banyak orang bilang, bisa menyukai
membahagiakan yang pernah mereka rasakan.

seseorang

adalah hal paling

Memang, bila dilihat dengan sekilas, semuanya terlihat manisdimulai dari


proses awal. Ada sedikit ketertarikan, lalu dilanjut dengan rasa ingin tahu tentang
orang yang dimaksud, perkenalan, dan dari situ berlanjut ke ujung yang sudah
dinanti-nanti: hubungan. Jika bukan itu, ya, penolakan. Tetapi, dibalik rasa suka yang
sederhana ini, ada beribu masalah yang jauh lebih kompleks.
Hal pertama, tidak adanya keberanian. Laki-laki yang merasa percaya diri
mungkin tidak mengerti dengan yang disebut takut ditolak. Mereka cukup
meyakinkan diri mereka sendiri bahwa rasa sukanya akan dibalas, lalu mereka
tinggal maju. Jika ditolak? Tidak apa-apa, tinggal menunggu waktu yang cukup
sebelum mencari calon yang lain. Bagaimana dengan laki-laki yang tidak memiliki
rasa percaya diri yang cukup? Mereka hanya bisa menghargai apa yang sudah
mereka capai, tanpa melangkahkan kaki maju untuk lebih mendekatkan diri. Ada
banyak alasan mengapa mereka enggan untuk maju, seperti:
a. takut merusak apa yang mereka miliki sekarang. Ini sering menjadi
permasalahan di antara dua sahabat, dan juga dua orang yang berada
di dalam satu kelas (menghindari rasa canggung).
b. mereka merasa tidak pantas untuk orang tersebut. Bisa dibilang, beda
kalangan.
c. yang disukai memiliki pacar, dan
d. takut mendapat respon tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Poin terakhir dapat dijelaskan dengan contoh. Misal, memiliki ketertarikan
dengan anak kelas sebelah, dan setelah sekian lama ragu, akhirnya memberanikan
diri untuk memulai percakapan, walaupun hanya lewat sosial media, hanya untuk
menyadari bahwa orang tersebut tidak akan pernah membalas perasaannya.
Namun, ada ending lain yang memungkinkan di situasi tersebut. Cukup umum, dan
akan dibahas di hal kedua.
Kedua, ditinggal. Seperti sebelumnya, dimulai dari ketertarikan,
memberanikan diri untuk memulai percakapan, bedanya berada di akhir: perempuan
membalas perasaannya, namun justru yang pertama merasa bosan adalah si lakilaki. Awalnya chat setiap jam setiap hari, lama-lama semakin jarang, dan akhirnya
berhenti. Biasanya, saat mencapai tahap berhenti bicara ini, setiap orang akan
berada di fase penolakan, atau dalam bahasa Inggris, denial. Otak akan berusaha
memikirkan sebanyak mungkin kemungkinan positif, seperti:
Mungkin dia sibuk.
Lagi makan, kali, ya?
Paling HPnya mati.

Salah. Kenyataannya cukup sederhana: dia sadar bahwa mereka kurang


cocok. Tanpa merasa harus meminta maaf, ia memilih jalan yang jauh lebih pendek.
Perpisahan tanpa pesan.
Ketiga, ketidakpercayaan. Hal ketiga ini bisa diartikan ke dalam dua
kemungkinan. Yang pertama, ketidakpercayaan terhadap pasangan. Bisa jadi
tentang keterlibatan orang ketiga, atau juga ragu apabila dia benar-benar serius.
Yang kedua, ketidakpercayaan akan mengapa bisa ada orang yang mau mendekati.
Biasa terjadi pada perempuan-perempuan yang tidak pernah memikirkan tentang
hubungan. Mereka akan merasa aneh terhadap orang yang menyukai mereka
tersebut, berujung memendam ratusan kata mengapa sebelum kata tersebut
terucap. Mungkin hal ini terdengar lucu, dan memang iya, apabila berujung bahagia.
Masih banyak masalah yang bisa dibahas dalam tema ini, seperti ditikung,
digantung, dan berbagai macam hal yang bisa membuat galau. Atau kisah tragis:
jarang jatuh cinta, namun sekalinya terjadi, tidak kesampaian.
Untuk lebih menyingkat, langsung saja ditarik kesimpulan. Intinya:
Jangan pernah menganggap bahwa hubungan akan berjalan sesuai yang kita
inginkan. Jalani saja.

Вам также может понравиться