Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Nama
NRP
Meja
Kelompok
Tgl. Percobaan
Asisten
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar belakang percobaan,
(2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, (4) Manfaat Percobaan, dan
(5)
menggunakan
proses
pemanasan
untuk
pertama
kalinya
(Wirakartakusumah, 1992).
Perpindahan panas merupakan suatu unit operasi yang penting dalam
industri pangan, karena hampir setiap proses pengolahan membutuhkan
pemindahan panas baik dalam bentuk pemberian maupun pengambilan panas dari
bahan untuk mengubah sifat fisik, kimia, karakteristik penyimpanan dari bahan
tersebut (Wirakartakusumah, 1992).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga turut memberikan andil yang
nyata dalam bidang pengolahan pangan. Pendekatan-pendekatan keteknikan
(engineering) telah banyak membantu mendapatkan hasil olahan yang baik. Hal
ini sangat erat kaitannya dengan perancangan peralatan untuk tiap-tiap unit proses.
Berangkat dari kenyataan diatas, maka pemahaman akan unit proses dan peralatan
industri pangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Beberapa unit operasi
yang dibahas antara lain penanganan dan pemilihan bahan, penanganan fluida,
pengecilan ukuran, pencampuran, penyaringan, pengolahan dengan menggunakan
panas, eveporasi, pengeringan serta pendinginan dan pembekuan. Unit operasi ini
dipandang penting dalam mendapatkan hasil olahan pangan yang bermutu
(Brennan, 1974).
Perpindahan kalor dari satu fluida ke fluida lain melalui suatu dinding padat
merupakan masalah yang sering ditemui dalam praktek kimia teknik. Kalor yang
dipindahkan itu mungkin berupa kalor laten yang menyertai proses perubahan fase
seperti kondensasi (pengembunan), evaporasi (penguapan), atau mungkin pula
kalor yang dapat diindera (kalor sensible) yang berkaitan dengan kenaikan atau
penurunan suhu, tanpa suatu perubahan fase (Brennan, 1974).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan perpindahan panas ini adalah untuk memindahkan
kalor atau panas dari bahan yang mempunyai suhu tinggi ke bahan yang
mempunyai suhu rendah secara konveksi, konduksi, dan radiasi.
1.3. Prinsip Percobaan.
Prinsip dari percobaan perpindahan panas adalah berdasarkan konduksi,
konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah proses perpindahan panas atau kalor yang
terjadi secara merambat dari satu molekul ke molekul lainnya, tanpa berpindahnya
molekul-molekul benda. Konveksi adalah proses perpindahan panas dari daerah
yang mempunyai suhu tingi ke daerah yang mempunyai suhu rendah disertai
berpindahnya molekul-molekul bahan yang bergerak karena adanya dorongan.
Radiasi adalah proses pemindahan panas yang terjadi secara pancaran dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Perpindahan panas radiasi tidak memerlukan
zat perantara atau medium.
1.4. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan perpindahan panas antara lain digunakan untuk
proses strerilisasi bahan pangan baik cair maupun padat, digunakan untuk prosis
pasteurisasi bahan cair seperti susu, saribuah, juice buah dan lain-lain, digunakan
untuk proses blanching bahan pangan seperti buah-buahan, digunakan untuk
mengawetkan makanan dari serangan mikroorganisme, igunakan untuk proses
pengentalan bahan pangan yaitu dengan menggunakan evaporator, dan digunakan
untuk proses sterilisasi alat-alat.
1.5. Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilakukan pada tanggal 3 Desember 2011 di laboratorium
Mesin dan Peralatan Industri Pangan Universitas Pasundan.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kalor, (2) Mekanisme
Perpindahan Panas, (3) Bentuk Aplikasi Pengolahan dengan Panas.
2.1. Kalor
Panas diartikan sebagai banyaknya energi yang diberikan pada benda,
sedangkan suhu adalah derajat panas-dingin suatu benda. Perubahan suhu suatu
benda merupakan akibat adanya panas yang diterima atau dilepaskan benda itu.
Benda yang suhunya naik dikatakan menerima panas, sedangkan benda yang
suhunya turun dikatakan melepas panas. Makin tinggi kenaikan suhu suatu benda
berarti makin banyak pula panas yang diterima benda itu dan bila penurunan suhu
suatu benda besar pula panas yang dilepaskan benda itu (Giancoli, 1998).
Energi menunjukan kemampuan melakukan usaha. Bila benda mengalami
perubahan, menunjukan ada usaha dilakukan pada benda itu. Berbagai perubahan
pada benda seperti lilin meleleh, es mencair, terjadi karena benda itu dipanaskan,
sedangkan perubahan-perubahan seperti air membeku, rel mengerut jika
didinginkan. Uraian diatas menunjukan bahwa kalor dapat melakukan usaha atau
merupakan bentuk energi (Giancoli, 1998).
Perpindahan panas merupakan suatu fenomena perpindahan energi,
peningkatan panas, dan menyebabkan molekul-molekul bergerak lebih cepat
sehingga dengan diserapnya panas energi kinetika molekul akan meningkat. Bila
molekul dengan kecepatan tinggi bertumbukan dengan molekul yang bergerak
dengan kecepatan lebih rendah, maka panas yang dipindahkan, sehingga molekul
logam. Hal ini disebabkan rendahnya elektron bebas dalam bahan makanan
tersebut (Wirakartakusumah, 1992).
2.2.2. Perpindahan kalor secara konveksi
Pemindahan kalor secara konveksi ini melibatkan zat cair, dalam
pemindahan panas secara konveksi, setiap molekul bebas bergerak sehingga
terjadi pencampuran antar bagian yang panas dan bagian yang dingin dari bahan
yang sama oleh karena itu konveksi terjadi pada bahan yang bersifat fluida (cair
atau gas) (Wirakartakusumah, 1992).
Walaupun zat cair dan gas umumnya bukan merupakan penghantar kalor
yang sangat baik, namun dapat mentransfer kalor yang cukup cepat. Konveksi
adalah proses dimana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat
ketempat yang lain (Giancoli, 1998).
Istilah konveksi ini dipakai untuk perpindahan panas dari satu tempat ke
tempat lain akibat perpindahan bahannya sendiri. Tungku udara panas dan sistem
pemanasan dengan air panas adalah dua contohnya. Jika bahan yang dipanaskan
dipaksa bergerak dengan alat peniup atau pompa, prosesnya disebut konveksi
yang dipaksa, kalau bahan itu mengalir akibat perbedaan rapat massa, prosesnya
disebut konveksi alamiah atau konveksi bebas (Zemansky, 1982).
Kecepatan pindah panas dapat ditentukan dengan hukum Newton yang
menyatakan bahwa kecepatan pemindahan panas secara konveksi berbanding
lurus dengan luas permukaan dan perbedaan suhu antara fluida yang panas dengan
bagian yang dingin. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Q = h A dt
Dimana ;
Q
dt
pancar permukaan yang terletak di antara nol dan satu, bergantung pada sifat
permukaan (Zemansky, 1982).
Misalkan suhu T2 dinding ruang tertutup dibuat tetap dan sejumlah benda
yang beralinan emisivitasnya digantungkan bergantian satu per satu di dalamnya.
Berapa pun suhu benda -benda itu ketika dimasukkan, pada suatu saat suhu
masing-masing akan menjadi sama dengan suhu dinding ruangan, T2, bahkan
sekalipun ruangan dihampaudarakan. Jika benda-benda itu kecil dibandigkan
dengan ukuran ruangan, energi radian dari dinding-dinding akan mengenai
permukaan tiap benda dengan jumlah yang sama besar per satuan waktu. Dari
energi ini sebagian terpantul dan sisanya terserap. Kalau dalam ruangan itu tidak
terjadi proses-proses lain, energi yang terserap ini akan menyebabkan suhu benda
yang menyerap naik. Tetapi ternyata karena suhu benda itu tidak berubah, tiap
benda per satuan waktu pastilah memancarkan energi radian dalam jumlah yang
sama dengan yang diserapnya. Karena itu penyerap yang baik adalah pemancar
yang baik, dan penyerap dan buruk adalah pemancar yang buruk pula. Tetapi
karena setiap benda selain menyerap, juga memantulkan energi radian yang
diterimanya,
penyerap
yang
buruk
pasti
juga
pemantul
yang
baik
(Zemansky, 1982).
Inilah sebabnya dinding botol vakum harus diberi lapisan perak. Botol
termos dibuat dengan dinding gelas rangkap dua, ruang antara dinding-dinding ini
dihampaudarakan, sehingga pengaliran panas karena konduksi dan konveksi
praktis tidak terjadi. Untuk mengurangi pancaran radian sampai serendah
lubang ini akan diserap oleh dinding-dinding sebelah dalam. Dari bagian yang
terpantul, hanya sebagian yang sangat kecil dapat keluar lagi lewat lubang kecil
tersebut. Selebihnya diserap oleh dinding-dinding. Jadi lubang itu bersifat sebagai
penyerap sempurna (Zemansky, 1982).
Energi radian yang dipancarkan oleh dinding-dinding tadi atau oleh setiap
benda yang ada di dalam ruang tertutup itu lalu keluar lewat lubangnya, akan
sama sifatnya seperti yang dipancarkan oleh radiator sempurna, asal suhu
dinding-dinding itu uniform (Zemansky, 1982).
2.4. Bentuk Aplikasi Pengolahan dengan Panas
Pemasakan atau cooking adalah suatu proses yang tujuan utamanya untuk
menghasilkan makanan yang dapat dan enak dimakan. Paling sedikit ada 6 jenis
pemanasan dalam pemasakan, yaitu pemanggangan, penyangrayan, perebusan,
broiling, penggorengan dan stewing. Baking, broiling dan roasting menggunakan
udara panas kering dengan suhu diatas 100C, broiling dan stewing dilakukan
dengan cara memasukkan produk dalam air mendidih, sedangkan penggorengan
melibatkan minyak dan suhu 150 (Wirakartakusumah, 1992).
Proses pemanasan dalam pengolahan dan pengawetan pangan dimaksudkan
untuk menghilangkan atau mengurangi aktifitas biologis yang tidak diinginkan,
seperti aktifitas enzim dan mikroba. Selama proses tersebut, secara simultan
terjadi juga kerusakan zat gizi serta faktor-faktor yang menentukan mutu bahan
pangan, seperti warna, cita rasa dan tekstur. Dengan dimengertinya prinsip-prinsip
fisika pindah panas dan diketahuinya sifat bahan pangan dan mikroba, maka dapat
ditentukan kondisi optimum dalam hal pemindahan panas dan dapat membuat
optimasi dalam memusnahkan mikroba dan mempertahankan zat gizi serta faktor
mutu bahan pangan (Wirakartakusumah, 1992).
Blanching adalah perlakuan panas yang lazim dilakukan pada makanan
sebelum proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Tujuan blanching
tergantung proses yang akan dilakukan selanjutnya. Blanching sebelum proses
dilakukan
pemanasan
selama
15
menit
pada
suhu
121
(Wirakartakusumah, 1992).
Untuk sterilisasi yang berdasarkan pada obligate atau fakultatif anaerob, pH
makanan merupakan hal yang sangat kritis. Untuk merencanakan proses
pemanasan, makanan dapat dibagi ke dalam 3 golongan pH. Makanan dengan pH
rendah disebut makanan berasam tinggi, yaitu bila pH lebih rendah dari 3,7,
makanan yang tergolong asam yaitu bila pHnya antara 3,7 sampai 4,5 dan
makanan dengan kadar asam rendah bila pH makanan diatas 4,5. Karena bakteri
pembentuk spora tidak dapat tumbuh pada pH dibawah 3,7, maka proses panas
untuk makanan golongan asam tinggi hanya ditujukan untuk menginaktifkan
kapang dan khamir. Nilai pH 4,5 dipilih sebagai batas antara golongan asam
dengan asam rendah karena nilai ini hanya sedikit lebih rendah dari pH
Clostridium
botulinum
(Wirakartakusumah, 1992).
dapat
tumbuh
dan
memproduksi
toksin
Pasteurisasi T=700C
Bahan hasil pasteurisasi
Pengukuran suhu
Perhitungan
Gambar 1. Prosedur Percobaan Perpindahan Panas
Air yang terlebih dahulu telah diukur suhunya dimasukkan kedalam alat
pasteurisasi, ditandabataskan. Didapatkan volume air sampai tanda batas yaitu
13,4 liter. Setelah itu, alat pasteurisasi dinyalakan dan akan terjadi kenaikan suhu.
Suhunya yaitu sampai 80oC. Kemudian alat pasteurisasi dimatikan dan masukan
susu cair kedalam alat tersebut. Sebelum dimasukkan, susu cair tersebut diukur
dulu suhunya. Kemudian ukur suhu air dan suhu susu setelah dipanaskan.
ini
akan
menguraikan
mengenai
(1)
Hasil
Pengamatan,
(2) Pembahasan.
4.1. Hasil Pengamatan
Table 1. Hasil Pengamatan Perpindahan Panas
Keterangan
Hasil
0
TLMTDair
337,0786 K
TLMTDsusu
314,46540 K
Qair
11082,5569 KJ
Qsusu
1247,0125 KJ
Qtotal
9385,5444 KJ
(Sumber : Elbie Dwi Kencana, Kelompok C, 2011)
4.2. Pembahasan
Pada percobaan perpindahan panas dengan sampel susu didapat hasil bahwa
TLMTDair sebesar 337,07860 K, TLMTDsusu sebesar 314,46540 K, Qair
sebesar 11082,5569 KJ, Qsusu sebesar 1247,0125 KJ dan Qtotal sebesar
9385,5444 KJ.
Panas
sensible
kenaikan/penurunan
adalah
temperatur,
panas
yang
menyebabkan
tetapi
phasa
(wujud)
tidak
terjadinya
berubah
(Anonim, 2011).
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud)
benda, tetapi temperaturnya tetap (Anonim, 2011).
Proses pasteurisasi merupakan proses pemanasan dengan suhu yang relatif
cukup rendah (dibawah 100oC) dengan tujuan untuk menginaktifasi enzim dan
membunuh mikroba pembusuk (Anonim, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
(2011),
Panas/Kalor,
http://id.wikipedia.
org/wiki/panas/kalor.co.id, di akses 04/12/2011.
Indonesia.
Anonim,
(2011),
Pasteurisasi,
http://id.wikipedia.
org/wiki/pasteurisasi.co.id, di akses 04/12/2011.
Indonesia.
LAMPIRAN
T1air
730 C 3460 K
T2air
550 C 3280 K
T1susu
220 C 3590 K
T2susu
650 C 3350 K
Vair
8 L 0,008 m3
Vsusu
1 L 0,001 m3
TLMTDair = T2 T1
ln T2/T1
=
air
TLMTDsusu = T2 T1
ln T2/T1
328 346
ln (328/346)
= 335 - 259
ln (335/259)
= 337,07860 K
= 314,46540 K
susu
= 981,107 kg/m3
= 1030 kg/m3
mair = x V
mair = x V
= 981,107 x 0,008
= 981,107 x 0,008
= 7,8488 kg
= 1,03 kg
3,9286
10
(- 5,43)
= 981,107 kg/m3
Interpolasi Cpair = 4,187 +
3,9286
10
= 4,1889 kg/m3
(0,005)
Qair = m x Cp x TLMTDair
= 7,8488 x 4,1889 x 337,0786
= 11082,5569 KJ
Qsusu = m x Cp x TLMTDsusu
= 1,03 x 3,85 x 314,4654
= 9835,544 KJ
Qtotal = Qair Qsusu
= 11082,5569 KJ - 9835,544 KJ
= 9835,5444 KJ