Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Diare
2.1.1. Pengertian Diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,
keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari dan pada nenonatus
lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat,
2006).
Diare adalah buang air besar yang lunak atau cair dengan frekuensi
3 kali atau lebih per hari. Biasanya merupakan gejala dari infeksi
gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus
ataupun parasit. Infeksi dapat menular dari makanan ataupun minuman
yang terkontaminasi ataupun melalui personal yang kebersihannya kurang
(Depkes RI, 2011).
Penyakit yang terjadi pada balita yang ditandai dengan buang air
besar dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali
atau lebih dalam sehari) dengan konsistensi tinja lembek/cair bahkan dapat
berupa air saja (Depkes RI, 2011)
2.1.2. Jenis-Jenis Diare
Penyakit diare dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan
tingkat dehidrasi, berdasarkan lamanya diare dan berdasarkan sudut
pandang klinis praktis.
a. Berdasarkan Tingkat Dehidrasi, diare dibagi menjadi 3
klasifikasi (Kemenkes RI, 2011), yaitu :
1. Diare tanpa dehidrasi
12
3. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang merupakan kelanjutan
dari diare akut biasanya berlangsung 15-30 hari, dan menurut
WHO bahaya utama dari diare persisten adalah malnutrisi,
infeksi usus dan dehidrasi.
c. Berdasarkan Sudut Pandang Klinis Praktis
Menurut Depkes (2011) hal ini praktis untuk pengobatan
dasar diare, dengan mudah dan dapat ditentukan ketika seorang
anak pertama kali diperiksa serta tidak memerlukan pemeriksaan
laboratorium. Ada 4 (empat) jenis klinis penyakit diare
berdasarkan patologi dan perubahan fisiologisnya :
1. Diare akut (termasuk kolera), diare dapat berlangsung
beberapa jam atau beberapa hari, bahaya utamanya adalah
terjadinya dehidrasi, dan akan terjadi penurunan berat badan
jika anak tidak mau makan.
2. Diare berdarah akut, disebut juga disentri, bahayanya adalah
terjadinya kerusakan mukosa usus, sepsis dan gizi buruk
serta dehidrasi
3. Diare persisten, diare dapat berlangsung selama 14 hari atau
lebih, bahaya utamanya adalah malnutrisi dan infeksi non
usus serius serta dehidrasi
4. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor),
bahaya utamanya adalah infeksi sistemik yang parah,
dehidrasi, gagal jantung dan kekurangan vitamin dan
mineral.
2.1.3. Penyebab Diare
Penyebab diare secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi enam
golongan yaitu (Depkes RI, 2011)
a. Infeksi
14
penyebab
penyakit
diare,
diantaranya
Shigella,
terjadi
15
Balstissistis huminis
b. Malabsorpsi
Merupakan kegagalan usus dalam
melakukan
absorpsi
yang
ASI,
16
Air
Mati
Tangan
Makanan,
Tinja Gambar 2.2 Skema Penyebaran Penyakit minuman
Dari Tinja (Notoatmodjo,Penjamu
dan sayur(Host)
sayuran
2011)Lalat
Dari skema tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam
Air
penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung
Tanah
mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air,
penyebaran
tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita
dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut Tinja (Notoatmodjo.2011)
2.1.5. Epidemiologi Penyakit Diare
Diare merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi pada balita. Menurut Depkes RI 2011, epidemiologi
penyakit diare dijelaskan sebagai berikut :
a. Penyebaran Kuman Yang Menyebabkan Diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui makanan atau
minuman yang tercemar tinja penderita dan kontak langung dengan
tinja penderita yang lebih dikenal dengan istilah penularan melalui
faecal-oral. Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare (Depkes RI, 2011), diantaranya :
1. Tidak memberikan air susu ibu (ASI) secara penuh dari ibu, risiko
untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi ASI
penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
18
19
20
21
a. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur,
air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang
baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa
mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita
diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa
minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat
pertolongan cairan melalui infus.
Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :
1. Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda
di bawah ini atau lebih :
anak mencret
Umur 1 4 tahun
anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 1 gelas setiap kali
anak mencret
22
selama 10 hari
selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matangatau ASI,
sesudah larut berikan pada anak diare.
c. Pemberian ASI / Makanan :
24
25
26
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
dan sebagainya
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
Analisis (Analysis)
27
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
28
29
ditanya,
mengerjakan
dan
30
Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap
menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya.
2.4.
Perilaku
2.4.1. Pengertian
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons (Skine
rdalam Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan batasan yang dikemukakan Skinner, perilaku kesehatan
adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan
dengan
sehat-
sakit,
penyakit
dan
faktor-faktor
yang
lingkungan
(Notoatmojo,
2010).
Berdasarkan
pengertian
di
31
asing karena balita belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai.
Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan,
baik jasmani maupun rohani. Sehingga, jika ibu tidak hati-hati dengan
kebersihan dirinya sendiri, secara tidak langsung ibu memberikan media
penyakit pada tubuh balita. Misalnya saja, setelah kerja seharian ibu lupa
mencuci tangan dan langsung menimang balita. Secara tidak langsung
kuman atau apapun yang menempel pada tangan akan berpindah pada
tubuh balita. Jika tangan ibu mengandung kuman atau bakteri, maka balita
akan mudah terinfeksi suatu penyakit (Sudarmoko, 2011).
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Green dan Kreuter dalam Notoatmodjo (2011) ,
menganalisis bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama :
a. Faktor-faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi perubahan
perilaku yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap
suatu perilaku. Faktor ini meliputi
perilaku
individu
atau
organisasi
termasuk
32
2.5.
Balita
2.5.1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo dan Anggraeni, (2010), Balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting
dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan
di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu
seringdisebut golden age atau masa keemasan.
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah
lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita
merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan
masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2004)
33
balita
dibagi
menjadi
empat
aspek
yaitu
2010).
Berikut
merupakan
beberapa
teori
tentang
34
usai ini anak akan mulai menjalin hubungan sosial dengan lingkungan
dan moral.Pada perkembangan moral, hal-hal yang mendorong dalam
menanamkan konsep moral adalah :Berilah pujian, ganjaran atau
sesuatu yang menyenangkan anak, apabila dia melakukan perbuatan
yang baik. Ganjaran ini akan menjadi faktor penguat (reinforcement)
bagi anak untuk mengulangi perbuatan baik tersebut.Berilah
hukuman, apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik.
Hukuman tersebut akan menjadi penguat bagi anak untuk tidak
mengulangi
perbuatan
yang
tidak
baik.Faktor-faktor
yang
kurang
memiliki
perasaan
tenggang
rasa,
dan
kurang
periode
sensorimotor
merupakan
35
yang
dipengaruhi
oleh
kemampuan
saraf
dan
otot
dan
persarafannya.
Dengan
semakin
36
Karakteristik Responden
a. Umur
Umur termasuk variabel penting dalam mempelajari suatu masalah
kesehatan, karena ada kaitannya dengan daya tahan tubuh, ancaman
kesehatan, dan kebiasaan hidup. Jenis perhitungan umur/usia, antara lain:
1.
Usia kronologis
Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran
seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.
2.
Usia mental
Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf
kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara kronologis
berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat
berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang
setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia
mental anak tersebut adalah satu tahun.
3.
Usia biologis
Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan
biologis yang dimiliki oleh seseorang.Menurut Depkes RI (2009):
1) Masa balita
= 0 - 5 tahun
2) Masa kanak-kanak = 5 - 11 tahun
3) Masa remaja Awal
=12 - 1 6 tahun
4) Masa remaja Akhir =17 - 25 tahun
5) Masa dewasa Awal =26- 35 tahun
6) Masa dewasa Akhir =36- 45 tahun
7) Masa Lansia Awal
= 46- 55 tahun
8) Masa Lansia Akhir = 56 - 65 tahun
9) Masa Manula
= 65 - sampai atas
37
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan dengan penyebaran penyakit dan kematian. Kelompok
masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung lebih mengerahui caracara mencegah penyakit (Notoatmodjo 2011).
c. Pekerjaan
Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang
dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan
untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai
imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan seharihari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi.
38
2.7.
No.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hubungan Pengetahuan Dan
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Tahun 2006
pendekatan cross-sectional
Grobogan
Anak Di Kelurahan
Pabbundukang Kecamatan
Tahun 2012
Pangkajene Kabupaten
Pangkep
diare
.
39
3.
Fakultas Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Tahun 2012
Karanganyar Kabupaten
pendekatan cross-sectional
Karanganyar
4.
Makassar
Balita Di Puskesmas
Tahun 2013
Pattalassang Kabupaten
Takalar
40
terhadap diare
53 (60,23%) ibu memiliki
Fatimah, Bangun
Simangunsong
balita menggunakan
Tahun 2012
proportionate random
Jatinangor
sampling
Cross Sectional
Bandung
7.
Cross Sectional
Eka Wulansari
Tahun 2008
41
8.
Stephany Y. Motto
Nurhayati Masloman
Jeannete Ch. Manoppo
Tahun 2012
tabel
9.
Endah Purbasari
Tahun 2009
Cross Sectional
42
Balita Di Puskesmas
cukup.
September
10.
Maryatun A.;
WahyuPurwaningsih
Tahun 2004
observasional dengan
pendekatan cross sectional
43
2.8.
Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini dibuat berdasarkan teori Notoatmodjo, 2011
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Keyakinan
Nilai-Nilai
Faktor Pendorong:
Perilaku
Kesehatan
Faktor Pendukung:
Fasilitas-fasilitas Kesehatan
Sumber: Teori Notoatmodjo, 2011.
44