Вы находитесь на странице: 1из 13

KONSEP DASAR

Pengertian Apendiksitis secara umum


Adalah : suatu peradangan usus buntu yang umumnya disebabkan oleh umbatan.
Penyebab sumbatan 60% adalah hyperplasia kelenjar getah bening. 35%
disebabakan oleh fekolid (feses yang menjadi keras), 4% oleh benda asing
termasuk cacing dan 1% oleh stiktur lumen yang bisa disebabkan oleh karsinoma.
Pengertian appendiks menurut :

Brunner dan Sudarth

Organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah
katup ileocecel.

Long Barbara C

Suatu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat
katup ileocecal.

Arif Mansjoer

Peradangan dari apendiks vermivormis, dan merupakan penyebab abdomen akut


yang paling sering.

Anatomi
Letak di fossa aliaca kanan, basis atau pangkal sesuai dengan titik Mc
Burney 1/3 lateral antar ambilicus dengan SIAS. Basis keluar dari puncak sekum
bentuk tabung panjang 3-5 cm. Pangkal lumen sempit, distal lebar.
Usus besar merupakan tabing muscular berongga dengan panjang sekitar lima
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani, diameter usus
besar sudah pasti lebih besar dari usus kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum,
kolon dan rectum. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan appendiks yang
melekat pada ujung seku. Kolon dibagi menjadi kolon asendens, trasversum
desenden dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu
pada abdomen dan kiri atas berturu-turut danamakan fleksura hepatica dan

fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi kista iliaka dan membentuk S.
Lekukan rectum.
Fisiologi
Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml sehari. Lendir secara normal
dicurahkan kedalam lumen dan sellanjudnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran
lender dimuara appendiks tampaknya berperan pada pathogenesis appendiksitis.
Imonoglobulin secretoar yang dihasilkan oleh GALT ( gut Associated Limfoid
Tisue)

yang

terdapat

disepanjang

saluran

cerna

termasuk

appendiks.

Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun


pegangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistm imun tubuh sebab jumlah
jaringan limfa disini kecil sekali jika dibandingkan jumlah di saluran cerna dan
seluruh tubuh.
Etiologi
Apendiksitis belum ada penyebab yang pasti, atau spesifik tetapi ada factor
predisposisi yaitu :
a.factor yang tersering adalah obstuksi lumen. Pada umumya obstruksi ini terjadi
karena :

Adanya faekolid dalam lumen appendiks.


Hyperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
Adanya benda asing seperti biji-bijian
Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya

b. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah E. Colli dan Steptokokus
c. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun
(remaja dewasa). Ini disebabkan oleh peningkatan jaringan limfoit pada massa
tersebut.
d. Tergantung pada bentuk appendiks.

Appendiks yang terlalu panjang


Messo apendiks yang pendek
Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen apendiks
Kelainan katup dipangkal appendiks.

e. Sakit perut yang tidak jelas penyebabnya dan timbulnya secara bergelombang
biasanya dimulai di daerah epigastrik atau umbilical. Rasa sakit ini menjadi lebih
intens di titik McBurneyyang terletak di bawah pojok kuadran bawah sebelah
kanan.
Tipe dan klasifikasi
Apendisitis atipikal
Seringkali ditemukan kasus apendisitis atipilak yang berkaitan dengan
posisi apendiks, usia penderita atau keadaan-keadaan lainyang menyertai

apendisitis misalnya kehamilan.


Apendisitis retrosekal dan retroileal berbeda dalam beberapa hal dari
bentuk klasik. Apendiks yang meradang, terlindung dari dinding anterior
abdomen aleh sekum dan ileum. Rasa sakit tidak beitu hebat, batuk dan
berjalan tidak menambah rasa sakit. Rasa sakit yang lasik pindah dari
epigastrium ke perut kanan bawah tidak ditemukan, tetapilokalisasi sakit
ini tidak jelas sehingga menyulitkan diagnosis. Buang air kecil semakin
sering akibat iritasi langsung pada ureter. Kadang ditemukan sakit tekan

pinggang kanansehingga menimbulkan dugaan gangguan renoureteral.


Apendisitis pelvic
Menimbulkan sakit yang seringkali hebat. Mula-mula sakit di epigastrium
yang kemudian dengan cepat pindah ke perutbawah yang lebih sering
terlokalisir di sebelah kiri. Serimg buang air kecil dan defekasi. Dapat
terjadi disuria dan diare. Tidak ditemukan nyeri tekan pada abdomen tetapi

ada rasa nyeri pada pemeriksaan rectal atau vagina.


Apendisitis Obstruksi
Ditandai dengan adanya sakit kejang yang hebat pada perut yang
menyerupai kolik akibat obstruksi usus halus. Dengan cepat akan progresif

menjad gangrene dan mengakibatkanoklusi akut pembuluh mesenterial.


Apendisitis bentuk bizar
Terjadi bila sekum terletak di perut kanan atas atau perut kiri akibat
malrotasi. Suatu apendiks yang panjang sekali dapat menjulur dari sekum

letak normal kea rah lain dari abdomen dan mengacaukan diagnosis
Apendisitis pada orang tua

Potensial berbahaya karena keluhan samar-samar, sering terlambat berobat


dan diagnosis sukar. Rasa sakit minimal, demam ringan bahkan juga pada

stadium lebih lanjut.


Apendisitis pada kehamilan
Tidak akan menimbulkan kesukaran diagnostic bila terjadi pada usia
kehamilan sampai 6 bulan pertama. Terdapat rasa sakit dan sakit tekan di
perut kanan bawah, tetapi bisa pula di daerah periumbilikal terutama pada
trimester ketiga dimana apendiks letaknya sudah terdorong ke atas.

Patofisiologi
Apendisitis merupakan suatu peradangan apendiks yang mengenai semua
lapisan dinding organ tersebut. Keadaan yang sering menunjukkan apendisitis
adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi oleh bakteri. Obstruksi ini
bissanya disebabkan oleh fekalit atau masa fekal padat. Penyebab obstruksi yang
lebih jarang adalah batu, tumor, cacing atau parasit lain, infeksi firus atau benda
asing yang mengakibatkan pembengkakan jaringan limfoid. Sekresi mucus yang
terus menerus menyebabkan apendiks teregang sehingga bila tekanan intraluminal
melebihi tekanan vena, apendiks mengalami hipoksia, terrjadi ulserasi dan terjadi
infasi dan multiplikasi bakteri pada dinding apendiks. Infeksi ini akan menambah
pembengkakan dan iskemia akibat thrombosis vena intramular. Seringkali
gangrene dan perforasiterjadi dalam 24-36 jam. Bila proses ini berjalan organorgan sekitar seperti ileum terminal, sekum dan omentum akan membentuk
dinding mengiatri apendiks sehingga berbentuk abses yang terlokalisasi.
Tanda dan gejala

Sakit perut yang tidak jelas penyebabnya dan timbulnya secara


bergelombang biasanya dimulai di daerah epigastrik atau umbilical. Rasa sakit
ini menjadi lebih intens di titik McBurneyyang terletak di bawah pojok

kuadran bawah sebelah kanan.


Nyeri tekan pada RLQ bisa ditandai sebagai nyeri tekan rebound, rasa
ngilu dan sakit tekan di daerah apendiks, distensi abdomen, kekakuan,

penurunaan atau tidak ada bising usus


Badan panas

Mual dan muntah


Otot perut tegang
Konstipasi pada awitan
Anoreksia
Demam ringan
Leukosit PMN tinggi
Obs fekolit atau masa fekal padat
Malaise
Takikardi
Takipnea, permafasan dangkal

Pemeriksaan Diagnostik

Test laboratorium diagnostic Complete Blood Count (CBG) dengan


diferensial WBC.

SDP :Leukositosis 12.000/mm3, neutrofil meningkat sampai 75 %

Urinalitis : normal, tetapi eritrosit atau leukosit mungkin ada

Foto abdomen ; Dapat menyebabakan adanya pengerasan material pada


apendiks ileus terlokalisir.

Ultrasound abdomen menunjukkan proses inflamasi

Pemeriksaan laboratorium Hb, Laju endap darah (LED) meningkat pada


keadaan appendiksitis ifliltrat.

Penatalaksanaan Medis
a.Perawatan prabedah pehatikan tanda-tanda khas dari nyeri.
Kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan
lepas), peninggian laju endap darah, tidak diberikan apapun juga perorang. Cairan
intravena mulai diberikan, obat-obatan seperti Laksaitf dan antibiotic harus
dihindari jika mungkin.
b.terapi bedah : appendiksitis tanpa komplikasi, appendikstromi segera dilakukan
setelah keseimbangan cairan dan gangguan sistemik penting.

c.Terapi antibiotic, tetapi antiintravena harus diberikan selama 5-7 hari jika
appendiksitis telah mengalami perforasi.
d.pemberian cairan intravena
e.Operasi abdomen yang lebih ekstensif harus dilakukan jika usus buntu ternyata
pecah.
f.Penyakit usus buntu dengan jalan operasi mengambil usus buntu disebut
apendiktomi dilakukan jika kondisi peradangan bersifat local dan tidak terjadi
rptur
g.pemberian analgesik
Komplikasi
Apabila tindakan operasi terlambat, timbul komplikasi sebagai berikut :
Peritonitis generalisata karena, ruptur appendiks
Apses hati
Septic kemia
Portoflebitis adalah tromboflebitis pada sisitem vena porta
Perforasi
Nekrosis
Gangren
Abscess

Prognosis
Mortalitas pada apendisitis adalah akibat keterlambatan. Prognosis terbaik adalah
pada apendisitis simple. Pada kasus perforasi, prognosis lebih buruk 1-15%.
Factor keterlambatan bisa berasal dari penderita, orang tuanya atau dokternya.
Observasi yang berlarut-larut di rumah sakit dan pemeriksaan laboratorium
lengkap berulang-berulang, tidak akan dapat menggantikan peranan anamnesis

yang cermat., pemeriksaan fisis yang teliti dan segera operasi, pada kasus yang di
duga apendisitis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDIKSITIS
Pengkajian
DS:

Klien mengeluh nyeri perut kanan bawah, seperti ditusuk-tusuk, terus


menerus dengan skala: 7

Mual

Tidak nafsu makan

DO:

Badan klien terasa hangat

kulit kemerahan

lembab

terbaring lemah di tempat tidur

ADL dibantu oleh perawat dan keluarga

Suhu 380C

TD:110/80 mmHg.

Analisa Data

Analisa Data

Penyebab

Kemungkinan

DS:

nyeri

Nyeri perut kanan bawah seperti

Distensi jaringan usus oleh


inflamasi

ditusuk-tusuk
Skala 7
DO:
Suhu 380C

DS:
Mual dan Tidak nafsu makan

DO:
Kulit kemerahan

Resiko kekurangan

Intake makanan yang tidak

nutrisi

adekuat

Resiko kerusakan

Imobilisasi fisik

integritas kulit

Berbaring lemah di tempat tidur

DO:

Intoleransi aktivitas
Klien berbaring lemah
Semua aktivitas dibantu oleh
perawat dan keluarga

DS:
Nyeri perut kanan bawah seperti
ditusuk-tusuk dengan skala 7

Kelemahan fisik

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi
2. Resiko kekurangan nutrisi b.d intake makanan yang tidak adekuat
3. Resiko kerusakan integritas kulit b.d imobilisasi fisik
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
5. Resiko tinggi infeksi b.d peradangan pada apendiks

Intervensi Keperawatan
No.

Tgl/

Dx
1

hari

Tujuan

Tindakan

Rasional

Nyeri pasien berkurang

Keperawatan
Monitoring tanda

Mengetahui perubahan

setelah dilakukan tindakan

vital,skala dan

tingkat nyeri dan efek

selama 2 hari dengan kriteria

lokasi nyeri setiap 4 asuhan

hasil:

jam

klien menyatakan nyeri


berkurang dengan skala 5
suhu 36,50C-37,50C

Anjurkan teknik

Mengurangi

relaksasi dan

ketegangan dan

distraksi

mengalihkan perhatian
klien.

Bantu klien posisi

Menghilangkan

semi fowler

tegangan abdomen
yang bertambah saat
posisi terlentang.

Kolaborasi

Analgetik dapat

pemberian

mengurangi rasa nyeri

Paraf

analgetik
2.

Kekurangan nutrisi pasien

Pantau jumlah

Untuk evaluasi

teratasi setelah dilakukan

makan yang

keefektifan terapi

tindakan keperawatan selama

dikonsumsi dalam

1 hari dengan criteria hasil:

setiap kali makan

pasien nafsu makan


pasien mengatakan tidak
mual lagi

Anjurkan pasien

Meningkatkan daya

untuk konsumsi

tahan tubuh

sayur dan buah


Berikan obat

Mengurangi mual

konvulasi
Berikan makanan

meningkatkan nafsu

sedikit-demi sedikit

makan

tapi frekuensi
sering
3.

Pasien terhindar dari resiko

Kaji keluhan pasien

menentukan status

kerusakan integritas kulit

setiap 4 jam

keutuhan kulit

keperawatan selama 3 hari

Ubah posisi tidur

memperlancar

dengan kriteria hasil:

pasien setiap 2 jam

peredaran darah

Ajarkan pasien

digunakan saat pasien

macam-macam

mengalami

posisi tidur

ketidaknyamanan

Berikan obat

melembabkan kulit

setelah dilakukan tindakan

kulit tidak kemerahan


pasien mampu mengubah
posisi tidur

kulit/lotion

4.

sebagian kebutuhan pasien

Kaji tanda vital

menyesuaikan rentang

dapat terpenuhi oleh dirinya

setiap 4 jam

gerak dengan tingkat

sendiri setelah dilakukan

kemampuan

tindakan keperawatan selama


3 hari dengan kriteria hasil:

pasien tidak lemah lagi

Ajarkan pasien

latihan pasif dapat

latihan pasif

mempertahankan
tonus otot

Aktivitas dibantu sebagian


Berikan makanan

memberikan tenaga

TKTP
Kolaborasi dengan

latihan aktif

fisioterapis untuk

membantu pasien

latihan aktif

belajar memenuhi
kebutuhannya

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


APPENDIKSITIS
Pengampu : Margareta Hesti.R. S. Kep.,Ns

Disusun oleh :

1.Christina Eka Puspitasari 272430


2.Domas Wijaya Sekar

272436

3.Evi Diana Sari

272440

4.Maria Advenita Y.W

272455

5.Theresia Paulina

272457

6.Vinsensius Babung

272458

Semester III C
AKADEMI KEPERAWATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA

2008/2009

Daftar Pustaka
Engram,Barbara.1987.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. EGC:Jakarta

Вам также может понравиться