Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi dari bahasa
latin, yang berarti bengkak. Istilah tumor ini digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan biological jaringan tidak normal. Pertumbuhan tumor dapat
digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign). Tumor paru dapat saja
benigna atau maligna. Tumor paru maligna dapat primer, yang timbul di dalam
paru atau mediastinum, atau dapat merupakan metastasis dari tumor primer
dimanapun di dalam tubuh. Tumor paru metastasis terjadi seringkali karena aliran
darah membawa sel-sel kanker yang bebas dari kanker primer dimana saja di
dalam tubuh ke paru. Tumor tumbuh di dalam dan di antara alveoli dan bronki,
mendorong alveoli dan bronki sejalan dengan pertumbuhan mereka (Smeltzer,
2014). Masalah yang sering muncul pada tumor paru adalah pernafasan.
Penurunan kesadaran dapat terjadi apabila pasien mengalami gagal nafas. Pada
pasien ini maka dianjurkan untuk memakai ventilator. Pemakaian ventilator
mengakibatkan produksi sekret bertambah, sehingga tehnik pengisapan sekret
perlu dilakukan.
Menurut Finkenmeier, 2000 yang dikutip oleh Francis, 2006 kanker paru telah
meningkat prevalensi dan insidensinya sejak awal abad XX. Penyakit ini sekarang
telah mencapai status sebagai salah satu penyakit keganasan yang paling banyak
dijumpai dan suatu masalah utama di seluruh dunia, di Amerika Serikat
diperkirakan 171.500 kasus baru kanker paru terdiagnosis setiap tahunnya, dan di
inggris penyakit ini membunuh sekitar 38.000 orang setiap tahunnya (Bourke,
2003 dalam Francis, 2006). Menurut Finkenmeier, 2000 yang dikutip oleh
Francis, 2006 kanker paru berkembang paling sering pada usia pertengahan akhir
atau pada usia lanjut. Penyakit ini muncul lebih sering pada pria daripada wanita,
tetapi insidensinya pada wanita semakin meningkat.
Prognosis ketahanan hidup pasien yang terdiagnosis menderita kanker paru
buruk. Sekitar 10-13% pasien akan tetap hidup 5 tahun setelah diagnosis (Francis,
2006). Asuhan keperawatan pasien dengan kanker paru adalah sama dengan
pasien-pasien lain yang menderita kanker. Perhatian khusus difokuskan pada
manifestasi
pernapasan.
Penatalaksanaan
jalan
nafas
diperlukan
untuk
bakteri
(Agustyn,
2007).
Pengisapan
sekret
Endotracheal
merupakan intervensi yang sering dibutuhkan pada pasien yang diintubasi (Elliot
dkk, 2007). Pengisapan sekret Endotracheal dibutuhkan untuk mengeluarkan
sekret dan menjaga kepatenan jalan nafas. Sedangkan frekuensinya tergantung
pada kesehatan klien. Selanjutnya teknik suction yang aseptik saat melakukan
pengisapan pada ETT penting untuk mencegah kontaminasi di saluran nafas dan
teknik suction yang tidak aseptik dapat menyebabkan terjadinya infeksi jalan
nafas pada pasien yang salah satunya yaitu Ventilator Assisted Pneumonia (VAP).
Ventilator Assisted Pneumonia (VAP) didefinisikan sebagai pneumonia yang
terjadi 48 jam atau lebih setelah ventilator mekanik diberikan. VAP merupakan
bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif,
khususnya pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik (Wiryana, 2007).
Tindakan yang dapat mencegah terjadinya VAP diantaranya adalah mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan
steril, dekontaminasi oral, intervensi farmakologis oral, stress ulcer prophilaxis,
perubahan posisi klien, posisi semi-fowler, pengisapan sekret orofaring,
pemeliharaan sirkuit ventilator, dan pengisapan secret endotrakheal (Agustyn,
2007). Untuk penghisapan secret melalui ETT terdapat dua tipe selang kateter
yang digunakan yaitu Closed Suction System (CSS) dan Open Suction System
(OSS). Secara cost penggunaan OSS lebih murah dibandingkan dengan CSS,
meskipun pada kenyataan dilapangan tipe CSS lebih efektif penggunaannya
dibandingkan OSS.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah yang muncul
dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan tehnik open suction system
dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien
tumor paru di ruang ICU Anestesi RSAL Dr. Ramelan Surabaya?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan
tehnik open suction system dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pada pasien tumor paru di Ruang ICU Anestesi RSAL Dr.
Ramelan Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Memberikan dasar pengetahuan
mengenai
berbagai
tindakan
atau