Вы находитесь на странице: 1из 26

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI RAWAT INAP

Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah


Nomor:

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PROVINSI JAWA TENGAH


2015

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-urusan


wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka setiap daerahmempunyai keinginan untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat, memberdayakan masyarakat dan
meningkatkan kesejahteraannya disemua aspek kehidupan masyarakat. Salah satu
urusan yang menjadi urusan wajib yang diamanatkan kepada Pemerintah Daerah
adalah urusan kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004. Disamping UndangUndang

Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentyang Kesehatan, SKN telah
berperan

berperan

besar

sebagai

acuan

dalam

penyusunan

Rencana

Pembangunan jangka Menengah (RJPMN). Disamping itu SKN juga berperan


sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah
pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KELET merupakan rumah sakit
kelas

berdasarkan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

NO.

HK.03.05/I/2949/2012 tanggal 21 Desember 2012. Pada tahun 2007


Pemerintah Pusat telah menerbitkan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah sebagai pedoman penetapan SOTK Perangkat Daerah,
maka telah ditetapkan pula PERDA No 8 Tahun 2008 tentang SPTK RSUD &
RSJD Provinsi Jawa Tengah dengan susunan Direktur dibantu oleh dua Wakil
Direktur

dan

enam

Kepala

Bagian/Bidang

serta

lima

belas

subbagian/subbidang
Mengacu PERGUB nomor 061/76 tahun 2008 maka mulai Januari 2009.
RSUD KELET menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD). Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan
tugas-tugas

Pemerintah

Provinsi

Jawa

Tengah

dalam

mewujudkan

kesejahteraan umum melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat.


BLUD beroperasi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah daerah
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien sejalan
dengan tuntutan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang semakin
bermutu, terjangkau dan professional.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya bernama Rumah Sakit
Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta Donorojo dibangun sekitar tahun 1916
oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan pembangunan
Rumah Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan dan rehabilitasi
pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di Desa Banyumanis,
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 1.791.740 m 2,
termasuk lahan di kampung rehabilitasi yang dihuni oleh 155 KK.
Rumah Sakit Kusta Kelet dibangun pada tahun 1915 dan Pada awalnya RS
Kusta Kelet adalah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Zending dengan
direkturnya dr. H. Bervoets dibantu dr. Durachim. Lokasi RS Kelet berada di Desa
Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 258.600 m 2.
Pada tahun 1950-an karena pihak Zending tidak bisa lagi membiayai
operasional RS Kelet dan RS Donorojo maka pengelolaan kedua Rumah Sakit
tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sejak itu kedua RS
tersebut menjadi Rumah Sakit Kusta dan Pengelolaannya lebih bersifat leproseri.
Sejak tahun 1978 sampai 1998 tidak ada tenaga medis/dokter yang secara full time
yang mengelola Rumah Sakit, tidak adanya dokter yang mengelola secara purna
waktu membuat mutu pelayanan dan kemungkinan pengembangan Rumah Sakit
tidak mendapat pendampingan yang memadai. Sehingga fungsi Rumah Sakit tidak
dapat dilakukan secara baik, meskipun ada kunjungan tenaga medis/dokter
seminggu sekali dari RS Kusta Tugurejo Semarang.
Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka sejak tahun 1999 mulai dirintis
langkah-langkah menata ulang fungsi pelayanan di RS Kusta Kelet/Donorojo dan
kemungkinan optimalisasi sarana untuk pelayanan masyarakat umum. Karena
struktur komposisi SDM yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja dilakukan
langkah perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase Transformasi
dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh managemen betul-betul
dipahami dan didukung seluruh karyawan.

Sejak tahun 2006 RS Kelet keberadaannya berdasarkan pada Peraturan


Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Tugas pokok, Fungsi dan Susunan organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah, yang kemudian
diperbarui dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 8 tahun 2008
tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jawa Tengah.
RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010 tentang Penetapan Kelas
RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet telah terakreditasi lima pelayanan
pada tahun 2012 meliputi kelompok kerja keperawatan, kegawatdaruratan, rekam
medis, pelayanan medik dan administrasi dan manajemen.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai dengan
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap pada RSUD Kelet
Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan berdasarkan Keputusan Gubernur
Jawa Tengah No. 901/151/2012 tentang Penetapan Peningkatan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dari Bertahap Menjadi
Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah
1. Letak Geografis
RSUD Kelet merupakan Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah. RSUD Kelet terletak di dua lokasi yaitu RS Kelet yang berfungsi
untuk pelayanan umum terletak di Desa Kelet, Kecamatan Keling Kabupaten Pati
dan RS Donorojo berfungsi untuk pelayanan khusus kusta terletak didesa
Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Letak RS Kelet dengan RS
Donorojo berjarak lebih kurang 20 KM. Secara geografis RSUD Kelet sangat
strategis karena berada di tepi Jalan Raya Utama Jepara Pati tepatnya berjarak
33 KM dari Kabupaten Jepara dan terletak dibagian timur dari Kabupaten Jepara,
wilayah bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Pati, bagian utara
berbatasan dengan laut Jawa dan sebelah selatan berbatasan dengan lereng
gunung Muria.

Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012 adalah
1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk
wanita sedikit lebih besar dibandingkan dengan penduduk pria. Dilihat dari
penyebarannya,

sebagian

penduduk

bermukim

di

daerah

pedesaan.

Kemampuan ekonomi dan mata pencaharian dapat mempengaruhi gaya hidup


masyarakat, termasuk dari sisi pencarian pengobatan atau pelayanan
kesehatan.
2. Wilayah Cakupan Pelayanan
Wilayah cakupan pelayanan RSUD Kelet relatif sempit meliputi
delapan kecamatan diwilayah Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, antara
lain:
-

Kecamatan Keling

Kecamatan Donorojo

Kecamatan Kembang

Kecamatan Bangsri

Kecamatan Cluwak

Kecamatan Gunungwungkal

Kecamatan Dukuhseti

Kecamatan Tayu

BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RS
Dalam rangka mencapai visi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018
Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari dan misi keenam yaitu
Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat sehingga program unggulan rakyat sehat dapat terwujud maka RSUD
Kelet mendukung dengan visi Profesional Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan Rujukan.
Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud
Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Rujukan adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan setelah
pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat
dasar.
Misi RSUD Kelet merupakan upaya untuk mencapai visi, yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan berkarakter unggul.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.
3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas B.
4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.
RSUD Kelet memiliki niali-nilai yang diambil dari K-E-L-E-T akronim dari:
Komitmen
Etika
Loyalitas
Empati
Tulus

Sebagai suatu organisasi, RSUD Kelet mempunyai tujuan dan sasaran.


Adapun tujuan dan sasaran nya adalah:
1. Tujuan
1. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai standar
rumah sakit kelas C.
4. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan
pelanggan.

2. Sasaran
1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar
rumah sakit kelas C.
4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

Struktur Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Daerah Jawa


Tengah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Pembentukan kedudukan, tugas pokok, fungsi
dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jawa Tengah.
Susunan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :
a. Direktur;
b. Kabag. TU;
c. Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum;
d. Kabid Pelayanan dan Perawatan Khusus;
e. Kasubag Perencanaan dan Keuangan;
f.

Kasubag Umum dan Kepegawaian;

g. Kasie Pelayanan dan penunjang Umum;


h. Kasie Perawatan Umum;
i.

Kasie Pelayanan dan penunjang Khusus;

j.

Kasie Perawatan Khusus;

Adapun bagan Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:

Berdasarkan Perda No 8 Tahun 2008 dan Pergub No 96 Tahun 2008


tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jawa Tengah dan penjabaran tugas pokok, fungsi dan susunan
organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa
Tengah. RSUD Kelet
memimpin,

menyusun

dipimpin oleh seorang direktur, yang mempunyai tugas


kebijakan

pelaksanaan,

membina

pelaksanaan,

mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit dan dalam


menjalankan tugasnya Direktur dibantu oleh : Kabag Tata Usaha, Kabid
Pelayanandan Perawatan Khusus, Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum.
RSUD Kelet juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsionalyang
bertugas memberikan pelayanan pada masing-masing instalasi. Selain yangterdapat
dalam susunan organisasi tersebut diatas ada kelompok jabatan yang sangat
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD Kelet adalah Komite Medik,
Komite Keperawatan, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dan Dewan
Pengawas BLUD.
Struktur organisasi

DIREKTU
R
KABID
PELAYANAN &
KEPERAWATAN
UMUM
KASI
KEPERAWATAN
UMUM

KEPALA
INSTALASI

SUPERVISOR

KEPALA RUANG

PERAWAT
PELAKSANA

PERAWAT
PELAKSANA

BAB V
VISI, MISI INSTALASI RAWAT INAP

PERAWAT
PELAKSANA

VISI : memberikan pelayanan keperawatan yang professional.


MISI :
1. Memberikan pelayanan keperawatan profesional yang berkualitas mengacu
pada standar asuhan keperawatan dan standar prosedur operasional
keperawatan.
2.

Meningkatkan profesionalisme SDM Keperawatan melalui pelatihan dan


pendidikan.

3. Memberikan kepuasan pada pelanggan dengan meningkatkan kerjasama


yang baik antar bagian.
.
FALSAFAH TUJUAN:
.
1.

Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan memandang manusia


secara holistik (Bio-Psiko-Sosial-Spiritual)

2. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan tidak membedakan suku


bangsa dan agama.
3. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan bekerja secara Tim dengan
melibatkan pasien dan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan pasien /keluarga.
5. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP
A. Struktur Organisasi
1.

Secara struktur organisasi, instalasi rawat inap berada dibaweah Ka Sie


pelayanan keperawatan rawat inap. Dalam hal yang berkaitan dalam SDM
keperawatan dan sarpras rawat inap akan berkoordinasi dengan Ka Sie
keperawatan rawat Inap.

2. Instalasi rawat inap adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
medik. Keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik, pendidikan,
pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.
3. Instalasi rawat inap membawahi ruang-ruang perawatan yang meliputi ruang
bedah, ruang penyakit dalam, ruang anak, ruang kebidanan, ruang isolasi.
4. struktur organisasi Instalasi rawat Inap sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Instalasi Rawat
Inap
Kepala
Ruang
Penanggung Jawab
Shift
Perawat
Pelaksana

BAB VII
URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


A. TUGAS POKOK
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau
pelayanan penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif,
efisien dan produktif.
B. FUNGSI
Perencanaan,

pelaksanaan,

pengkoordinasian,

pengendalian

dan

pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan


dan atau pelayanan penunjang medik, dilingkup instalasi.
C. URAIAN TUGAS
1. Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai dan lingkup
instalasi.
2. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA)
3. Menyususn standart pelayanan minimal instalasi.
4. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan
standart pelayanan yang telah ditetapkan.
5. Mengelola dan memberdayakan semua sumberdaya di instalasi dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.
6. Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai
dengan rencana kerja dan standart pelayanan minimal.
7. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara
berkelanjutan.
8. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.
9. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas instalasi.
10. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan dan sumberdaya yang digunakan dilingkup instalasi.
11. Mengevaluasi sdtandart pelayanan instalasi.

12. Menyelaesaikan masalah yang menghambat tugas operasional


instalasi.
13. Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai
kebutuhan instalasi.
14.

Melaporkan

dan

mempertanggungjawabkan

pelaksanan

tugas

operasional kepada direktur secara berjenjang.


D. KEWENANGAN
1. Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai
2. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional
dan penerimaan instalasi dalam suatu rencana bisnis anggaran (RBA)
3. Mengusulkan standart pelayanan minimal instalasi
4. Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk satuan
medis fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
5. Mengatur pengunaan sarana, prasarana secara efektif, efisien dan
produktif.
6. Menyusundan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi
7. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalsi.
8. Mengusulkan penilaian kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam
(SKP) di lingkup instalasi.
9. Mengusulkan sistem Reward dan Punisment terhadap kinerja
karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.
E. TANGGUNG JAWAB
1. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada
direktur RS secara berjenjang.
2. Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja
(ketentuan) yang telah ditetapkan.

2. SEKRETARIS

A. TUGAS POKOK
Membantu kepala instalasi dalam urusan administratif
B. URAIAN TUGAS
1.

Melaksanakan agenda surat masuk dan surat


keluar

2.

Melaksanakan notulensi rapat

3.

Membuat

dan

mencatat

agenda

kerja

instalasi
4.

Membuat undangan dan mempersiapkan


rapat instalasi

5.

Mengumpulkan

laporan

dari

ruang-ruang

rawat dibawah instalasi rawat inap.


6.

Merekap laporan bulanan dari ruang-ruang


rawat di bawah instalasi rawat inap.

7.

Menyerahkan hasil rekapan laporan bulanan


kepada ka instalasi untuk dianalisa.

3. KEPALA RUANG
A. TUGAS POKOK
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
B. URAIAN TUGAS
1. Melaksanakan fungsi perencanaan:
a.

Menyusun rencana kerja kepala ruangan

b.

Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan


keperawatan diruang rawat yang bersangkutan

c.

Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari


segi jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :


a.

Mengatur dan mengkoordinasikan

seluruh

kegiatan

pelayanan diruang rawat


b.

Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan

c.

Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga


meliputi:

a)

Penjelasan tentang peraturan rumah sakit

b)

Tata tertib ruang rawat

c)

Fasilitas yang ada dan cara penggunaannnya serta


kegiatan rutin sehari-hari

d.

Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan


baru

e.

Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan


asuhan keperawatan.

f.

Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf


keperawatan.

g.

Memberi kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan

h.

Pelatihan koordinasi dengan Ka Sie keperawatan

i.

Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan


sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan
rumah sakit.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian:


a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilai kinerja tenaga keperawatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan,peralatan dan obat-obatan.
d. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang
berlaku secara mandiri.
e. Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
4 PENANGGUNG JAWAB SHIFF
A. TUGAS POKOK
Mengkoordinir

sekelompok

tenaga

keperawatan

dalam

memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui


upaya

kooperatif,

kolaboratif

dan

secara

bertanggung jawab kepada kepala ruang.

teknis

administratif

B. URAIAN TUGAS
1. Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan
harian bersama kepala ruang.
2. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan
kepaLa ruang.
3. Melakukan pengkajian, menyusun diagnose dan perencanaan
tindakan bersama anggota timnya.
4. Melakukan pengharahan kepada perawat pelaksanaan tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Melakukan kerjasama dengan tim perawatan lain dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan
asuhan keperawatan secara berkesinambungan
6. Melakukan evalusi dan audit internal asuhan keperawatan yang
menjadi tanggungjawab timnya.
7. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
8. Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperwatan
yang menjadi tanggungjawab timnya.
9. Membuat

laporan

pelaksanaan

asuhan

keperawatan

yang

dilakukan timnya kepada kepala ruang baik secara lisan maupun


tulisan.
5. PERAWAT PELAKSANA
URAIAN TUGAS:
1. Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan
2. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian
dinas
3. Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi dokter
4. Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan
5. Memberikan pendidikan kesehatan
6. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
7. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
kondisi siap pakai

8. Melaksanakan

program

orientasi

kepada

pasien

tentang

ruangan dan lingkungan, peraturan atau tata tertib, fasilitas dan


cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan
9. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien
dan keluarganya
10. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien
11. Menyususn diagnose keperawatan pasien
12. Menyusun rencana asuhan keperawatan
13. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
14. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan
15. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan
darurat
16. Memantau dan meniali kondisi pasien
17. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan yang lain
18. Berperan

serta

dengan

anggota

tim

kesehatan

dalam

membahas kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan


keperawatan
19. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
20. Meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilan

di

bidang

perawatan
21. Melaksanakan sistem dan pelaporan
22. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan
dirumah
23. Memberi penyulughankesehatan kepada pasien dan keluarga
sesuai keadaan pasien dan kebutuhan pasien.
24. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan
maupun tertulis
25. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik

Instalasi
Perawatan
Lain

Instalasi
Penunjang
Diagnostik

IRN
A

Instalasi
Rekam Medik

Instalasi
PDE

RS Lain

HUBUNGAN INTERN

Instalasi

rawat

inap

memberikan

pelayanan

yang

berkomperhensif terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung


yang berkaitan dengan pemeriksaan penunjang, diagnostic, perawatan
khusus maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non
diagnostic, dokumen rekam medic dan SIMRS.
HUBUNGAN EKSTERN
Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal
rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi
atau lanjut.

BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam
pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi. Adapun pola ketenagaan dan
kualifikasi personil rawat ianp sebagi berikut:
Pola Ketenagaan da Kualifikasi Personil
1. Berdasarkan jenis Jabatan
Uraian

kualifikasi

Jabatan

Pendidikan

Jumlah
Sertifikat

Kebutuhan

Keterangan

yang Ada

pelatiahan
Kepala
Instalasi
Kepala
Ruang
Penaggung
jawab shiff
Perawat
Pelaksana

2. Berdasarkan Pembagian Instalasi


Penentuan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan Pedoman Cara
Penghitungan

kebutuhan

Tenaga

Keperawatan

(Direktorat

pelayanan

Keperawatan, Depkes 2002).


Cara perhitungan dalam satu ruangan:
No

Jenis/Kategori

Rata-rata

Rata-rata

jam Jml

jam

pasien/hari

prwt/pasien/hari perawat/hari

1
2
3
4

Paien peny. Dalam


Pasien Bedah
Pasien anak
Pasien kebidanan
jumlah

3,5
4
4,5
2,5

Ket ;
Jadi jml tenaga perawat yang diperlukan adalah =
Rata2 jml pasien/hari x rata2 jam/perawat/pasien/hari
Jam kerja efektif/shiff

= jml perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) ;


Hari libur/cuti/hari besar (loss Day):
= 52 + 12 + 14 = 78 hari
286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan (non-nursing jobs) seperti contoh : membuaqt perincian pasien
pulang, kebersihan ruangan, keberihan alkes,dll diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi

Tabel Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Instalasi Rawat inap


Tahun 2015
Ruang/instalas
i

Kualifikasi
Pendidikan Sertifikat

Jumlah
yang Ada

Kebutuhan

Kekuranga
n

Pelatihan
Bugenville
Teratai
Anggrek
Anyelir
Jasmine
Edelweis
JUMLAH

BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Untuk Instalasi Rawat Inap kegiatan orientasi yang dilakukan kepada
perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat/ unit kerja baru
dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan/ jabatan dengan situasi baru yang
berbeda dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain:
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja
2. Memahami tujuan, falsafah, dan peraturan-peraturan di lingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.
Materi orientasi meliputi:
1. Materi Umum
a) Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan
b) Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan
c) Falsafah/ sarana yang tersedia dan cara penggunaannya
d) Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit/ pelayanan
keperawatan
e) Metode pemberian asuhan keperawatan
f) Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan

g) Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit


h) Hak dan kewajiban perawat
2. Materi
a) Struktur organisasi instalasi/ ruangan
b) Setting ruangan dan alat
c) Tata tertib instalasi/ ruangan
d) Prosedur administrasi instalasi/ ruangan
e) Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien
f) Manajemen/ model asuhan keperawatan pasien di instalasi/
ruangan
g) Monitoring hemodinamik pasien di instalasi/ ruangan
h) Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi/
ruangan
i) Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi/ ruangan
j) Manajemen logistik alat medis/ non medis (linen) di instalasi/
ruangan
k) Manajemen pencucian dan siterilisasi alat di instalasi/ ruangan
Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah
1. Tenaga keperawatan diserahkan dari urusan kepegawaian ke bidang
keperawatan
2. Tenaga keperawatan baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima
penjelasan materi orientasi yang meliputi materi umum dan khusus
3. Perkenalan dengan pejabat struktural/ fungsional di keperawatan
4. Pelaksanaan program orientasi di bidang keperawatan yang di jadwalkan
mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS, IHD, dan IRNA
5. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat laporan
ke bidang keperawatan
6. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing-masing
kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan serta
ketrampilan yang bersangkutan melalui SK direktur.
BAB XI
PERTEMUAN/RAPAT

Instalasi rawat inap menyelenggarakan pertemuan/rapat;


1. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap
bulan sekali
2. Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap
bulan sekali
3. Rapat rutin dengan seluruh pramu ruang rawat inap setiap dua bulan sekali
4. Rapat koordinasi dengan Instalasi lain

BAB XII
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan

dan

pelaporan

merupakan

dokumentasi

kegiatan

penyelenggaraan pelayanan rawat inap di RSUD Kelet.


Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data/ informasi yang
cepat, tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan
keputusan, sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penemuan kebiajakan yang
relevan. Di dalam pelaksanaannya, pelaporan dilakukan secara berkala dan
berjenjang.
Laporan berupa laporan bulanan, triwulan, semesteran, tahunan.

BAB XIII
PENUTUP
Peran
meningkatkan

Rumah

Sakit

Umum

derajat

kesehatan

Daerah

masyarakat,

Kelet

sangat

sehingga

penting

perlu

dalam

ditingkatkan

kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan pelayanan


kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan eksternal Rumah
Sakit perlu selalu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat
inap di RSUD Kelet.
Pemerintah Daerah diharapkan selalu memperhatikan dan mendorong
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit, serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya, melalui monitoring, pembinaan dan dukungan dana agar terwujud
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat

Jepara, ....... 2015


DIREKTUR RSUD KELET
PROVINSI JAWA TENGAH

Dr. Widyo Kunto, M.Kes


NIP.

5. Rapat insidentil

Вам также может понравиться