Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Pembimbing :
BAB I
1
PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya. 7
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.
Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak
dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.4
Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada
anak usia toddler, seorang anak dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar.
Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan pertumbuhan fisiknya melambat. Anak
usia pra sekolah merupakan periode ajaib mendapatkan pengalaman dari aktivitas dan
rasa ingin tahu, sehingga membutuhkan perhatian orang tua yang besar.8,13
Pada referat ini, akan dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
sejak usia 1 tahun sampai 5 tahun atau usia Toddler dan anak usia prasekolah. Referat
ini dibuat bertujuan supaya para pembaca mengetahui, mengenali dan memahami
tumbuh kembang anak yang normal sejak usia 1 tahun sampai 5 tahun yang dapat
diaplikasikan dalam praktek sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Definisi
Menurut kamus kedokteran Dorland, pertumbuhan ialah proses normal
pertambahan ukuran organisme sebagai akibat pertambahan jaringan pada yang telah
ada sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur
dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Menurut Pedoman
Diagnosis Ilmu Kesehatan Anak batasan dari pertumbuhan adalah setiap perubahan dari
tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis)
maupun struktural dalam arti sebagian atau menyeluruh. 4,6,12
Menurut kamus kedokteran Dorland, perkembangan ialah proses pertumbuhan
dan diferensiasi. Definisi lain dari perkembangan ialah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Istilah Perkembangan meliputi
pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi, emosi dan perilaku sosial. Menurut
Pedoman Diagnosis Ilmu Kesehatan Anak batasan dari perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.4,6,12
Bila berbicara tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun maka ada dua tahapan masa
yang harus dilalui yaitu:
1. Toddler : umur 1 s/d 3 tahun13
2. Preschool : umur 3 s/d 5 tahun8
3
Pertama, bayi berjalan tertatih-tatih, lutut membengkok dengan lengan di fleksi
di siku, seluruh batang tubuh berputar pada setiap langkah, jari kaki mungkin menunjuk
ke arah luar dan ke dalam dan kaki menempel pada lantai. Kemudian menuju
kemantapan yang lebih besar dan efisiensi tenaga. Setelah beberapa bulan latihan, pusat
gravitasi bergeser ke belakang dan batang tubuh berdiri lebih stabil, sementara lutut
ekstensi dan lengan mengayun ke samping untuk keseimbangan. Jari-jari kaki ditahan
sejajar dan anak itu dapat berhenti, berputar dan membungkuk tanpa jatuh. 1
Ketika anak dapat berjalan secara bebas, anak dapat berjalan menjauhi orang
tuanya dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun anak menggunakan ibunya sebagai
“basis rumah/home base”, sering kembali kepada ibunya untuk menentramkan hati lagi,
menunjukkan bahwa anak telah mengambil langkah besar menuju kebebasan.2
4
Kemampuan anak untuk menggunakan orang tua sebagai “tempat aman” untuk
penjelajahan, tergantung pada hubungan kasih sayang. Kasih sayang dapat dinilai dari
orang tua meninggalkan anak-anak dalam ruang bermain yang tidak dikenal, “situasi
asing”. Ketika orang tua mereka pergi, sebagian anak berhenti bermain, menangis, dan
mencoba untuk ikut. Namun, akibat terbesar yang menarik adalah tanggapan anak
ketika orang tua mereka kembali. Anak yang disayangi pergi ke orang tuanya dengan
segera untuk diantar, dihibur dan kemudian dapat kembali bermain. Anak dengan
perasaan sayang yang bertentangan (ambivalen) pergi ke orang tuanya tetapi kemudian
menolak untuk dihibur dan mungkin memukul orang tuanya karena marah. Anak-anak
yang dkategorikan sebagai penghindar mungkin tidak protes ketika orang tua mereka
pergi dan mungkin tidak menyambut saat mereka kembali. Pola tanggapan yang tampak
gelisah mungkin mewakili perkembangan bayi mengembangkan strategi untuk
menanggulangi sifat orang tua mereka yang suka menghukum atau tidak bertanggung
jawab dan mungkin meramalkan masalah kognitif dan masalah emosi di kemudian hari.
Persengketaan berlanjut tentang bagaimana bayi bertabiat dan pengalaman perpisahan
sebelumnya mungkin mempengaruhi tafsiran dari akibat situasi yang aneh. 1
5
persamaan simbolis berjalan dengan sikap mandiri. Pada anak yang baru mulai berjalan
seharusnya didorong untuk menjelajahi lingkungannya, kemampuan anak untuk
mencari tahu juga meningkatkan resiko untuk terluka dan penambahan pengawasan. 1
Dalam ruang pemeriksaan, kebanyakan anak yang baru mulai berjalan nyaman
untuk menjelajahi ruangan, tetapi tetap melekat pada orang tuanya dibawah stress
pemeriksaan. Melakukan sebagian besar pemeriksaan fisik pada pangkuan orangtuanya
membantu menghilangkan rasa takut untuk dipisahkan. Bayi-bayi yang menjadi
bertambah distress, bukan berkurang, di tangan orang tuanya atau yang menghindari
orang tuanya saat stress, mungkin menjadi gelisah. Anak-anak yang muda, bila
mengalami distress, berbalik ke orang asing untuk mendapatkan hiburan bukannya ke
orangtuanya yang sangat mengkuatirkan. Konflik antara kebebasan dan keamanan
bermanifestasi dalam masalah disiplin, sifat marah, latihan toilet, dan perubahan
perilaku makan. Orang tua sebaiknya diberitahukan tentang masalah-masalah ini bahwa
peristiwa ini masih dalam batas perkembangan normal anak. 1
6
reorganisasi pada umur 9 bulan, kognitif berubah pada umur 18 bulan, berkorelasi
dengan perubahan penting dalam emosi dan bidang bahasa. 1
7
menyadari bahwa kata-kata dapat berarti benda, perbendaharaan kata anak berkembang
dari 10-15 kata-kata pada usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah
mendapat perbendaharaan kata kira-kira 50 kata, anak-anak mulai menggabungkan
kata-kata tersebut untuk memulai kalimat sederhana, permulaan tata bahasa. Pada
tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap, seperti “berikan bola itu dan pakai
sepatumu”. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol lingkuangan sekitarnya,
seperti “selamat tinggal” atau “malam-malam”. Kemunculan bahasa lisan menandakan
berakhirnya periode sensorimotor. Seperti anak-anak yang baru berjalan-jalan belajar
menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan ide-ide dan menyelesaikan
masalah, kebutuhan untuk kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan gerakan
manipulasi berkurang. 1
Bertambahnya perbendaharaan kata yang ekspresif bervariasi antara usia 12
sampai 24 bulan. Anak laki-laki dan anak yang diajarkan 2 bahasa cenderung
mengalami perkembangan bahasa yang lebih lambat selama usia tersebut. Namun jenis
kelamin dan pajanan 2 bahasa bukan menjadi alasan gagalnya merujuk anak karena
terlambat bicara untuk evaluasi lebih lanjut. Penting untuk diketahui bahwa kebanyakan
anak tidak benar-benar mahir 2 bahasa. Kebanyakan anak banyak mempunyai satu
bahasa yang utama dan bahasa lainnya hanya sebagai bahasa sekunder.2
8
perpisahan dan penampilan menghargai selimut atau boneka beruang sebagai fenomena
perkembangan. Orang tua harus mengerti tentang pentingnya penjelajahan. Daripada
membatasi pergerakan anak, lebih baik menempatkan anak pada tempat yang aman atau
mengganti 1 aktivitas ke aktivitas lainnya. Metode disiplin, termasuk hukuman badan,
harus didiskusikan, alternatif yang efektif biasanya lebih dihargai. Membantu orang tua
untuk mengerti dan beradaptasi dengan perubahan emosi anak yang berbeda dapat
merupakan intervensi yang penting. Perkembangan rutin harian sangat membantu anak
pada usia ini. Kekakuan dalam rutinitas dapat mencerminkan kebutuhan penguasaan
merubah lingkungan.1
9
Anak-anak dengan pertambahan berat badan yang sedikit-sedikit menandakan
buruknya pertumbuhan yang disebabkan oleh nutrisi yang rendah dan infeksi, ini
merupakan kasus yang terus-menerus terjadi pada negara berkembang. 9
Namun, anak juga dapat menjadi gemuk (obes). Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi obesitas pada anak, yaitu genetik, faktor lingkungan, seperti diet yang
rendah dan aktivitas fisik yang rendah, merupakan faktor resiko yang besar membuat
bertambahnya berat anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan makan terus memburuk
dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa bukti bahwa toddler tidak aktif
daripada yang seharusnya (contohnya di Amerika, penonton televisi semakin banyak
dengan hampir setengahnya anak-anak berusia 2-3 tahun yang menonton lebih dari 3
jam per hari).9
Menganjurkan pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan
kudapan, hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan, mendorong
anak untuk makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir, dan batasi makan
makanan gula dan mengandung natrium.15
10
kali saat usia 2 ½ tahun. Ketika berusia 4 tahun rata-rata berat yaitu 40 lb dan tinggi 40
in. Kepala akan tumbuh hanya bertambah 5 cm antara usia 3 sampai 18 tahun. Anak-
anak dengan timbunan adipositas awal (pertambahan pada massa index tubuh)
mempunyai resiko untuk gemuk ketika dewasa. 1,8
Pertumbuhan organ seksual sepadan dengan pertumbuhan somatis. Anak
prasekolah mempunyai genu valgum atau pes planus ringan. Batang tubuh langsing
seperti pemanjangan tungkai. Energi fisik memuncak, dan kebutuhan tidur menurun
sampai 11-13 jam/hari, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan
mencapai 20/30 pada usia 3 tahun dan 20/20 pada usia 4 tahun. Semua 20 gigi primer
telah muncul pada usia 3 tahun. 1
18 Bulan
Motorik Berlari kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga dengan
berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat sampah
Membuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis, meniru gerakan
Adaptasi vertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya
10 kata (rata-rata), menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian
Bahasa tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika
Sosial basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
11
24 Bulan
Motorik Berlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu, memanjat
perabotan rumah tangga, melompat.
Adaptasi Membuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan pola
melingkar, meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam sekali
lihat.
Bahasa Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat (subjek, predikat, objek).
Sosial Menggunakan sendok dengan baik, dapat membantu membuka baju,
mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan
Motorik Menaki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian
Adaptasi Membuat menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat gerakan vertical
dan horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang, meniru gerakan
melingkar
Bahasa Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri “saya”, mengetahui nama
lengkap sendiri.
Sosial Membantu menaruh benda, berpura pura dalam bermain.
36 Bulan
Motorik Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri menggunakan satu kaki
Adaptasi Membuat menara sepuluh tingkat dari kubus, membuat jembatan
menggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru gerakan silang.
Mengetahui umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan benar,
Bahasa mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku kata.
Bermain permainan sederhana (bersama-sama dengan anak lain),
membantu memakai baju (melepaskan kancing baju dan memakai sepatu),
Sosial menyuci tangan.
48 Bulan
Motorik Melompat dengan satu kaki, melempar bola dengan ayunan tangan yang
tinggi, menggunakan gunting untuk memotong gambar, mendaki dengan
baik.
Adaptasi Menyalin jembatan dari contohnya, meniru konstruksi gerbang
menggunakan lima kubus, menyalin tanda silang dan kotak, menggambar
dua samapai empat bagian tubuh manusia selain kepala, dapat mengetahui
perbedaan panjang dua garis.
12
Bahasa Menghitung empat koin uang, menceritakan cerita.
Sosial Bermain dengan beberapa anak, dengan memulai interaksi social dan
peran permainan, pergi ke toilat sendiri.
60 Bulan
Motorik Lewat
Adaptasi Menggambar segitiga, menamai lebih banyak dari 2 nama
Bahasa Menyebut 4 warna, mengulang kalimat dari 10 suku kata, menghitung 10
Sosial buah koin receh dengan benar
Memakai pakaian dan melepas pakaian, bertanya tentang arti kata-kata,
mengikutsertakan seseorang dalam peran bermain
Kejadian penting atau ”milestone” dari motorik kasar dan halus disajikan dalam
tabel 2.1. Sebagian besar anak berjalan dengan gaya matur dan lari dengan mantap
sebelum akhir tahun ketiganya. Melewati tingkat dasar ini, terdapat variasi yang luas
dalam kemampuan seperti kisaran kegiatan motorik berkembang mencakup melempar,
menangkap, dan menendang bola, mengendarai sepede, menaiki bangunan di
lapanagan, menari, dan pola tingkah laku kompleks lainnya. Tanda-tanda gaya aktivitas
kasar seperti tempo, intensitas, dan kewaspadaan juga sangat bervariasi juga karena
bakat bawaan. Walaupun anak dapat berjalan dengan gaya yang berbeda, berjalan
dengan ibu jari tidak seharusnya bertahan. 1
Pengaruh-pengaruh seperti perbedaan individu pada perkembangan kognitif dan
emosi sebagian bergantung pada tuntutan lingkungan sosial. Anak-anak yang semangat,
terkoordinasi mungkin tumbuh secara emosional dengan orang tua atau guru yang
menekankan aktivitas fisik, namun pada anak-anak dengan tenaga yang kurang, lebih
berotak, mungkin tumbuh dengan orang tua yang menekankan nilai permainan dengan
sungguh-sungguh. 1
Kemandirian biasanya muncul pada tahun ketiga. Frustasi mungkin akibat dari
upaya untuk mengubah pilihan tangan anak. Variasi dalam perkembangan motorik halus
menggambarkan kecenderungan individu maupun berbagai kesempatan untuk belajar.
Anak-anak yang jarang diizinkan memakai crayon, misalnya, nantinya mengembangkan
genggaman pensil orang dewasa. 1
Kontrol buang air besar dan buang air kecil muncul saat periode ini, dengan
”kesiapan” untuk ke toilet mempunyai variasi individu dan budaya yang luas. Anak
perempuan cenderung lebih awal dan lebih cepat terlatih daripada anak laki-laki.
”Ngompol” normal sampai usia 4 tahun pada anak perempuan dan 5 tahun pada anak
13
laki-laki. Banyak anak-anak mengusai proses ke toilet dengan mudah, terutama sekali
sekali ketika mereka sudah mampu untuk mengatakan secara verbal kebutuhan
badannya. Untuk anak lainnya, latihan toilet dapat juga memanjang dengan kekuatan
berontak dari anak. Penolakkan untuk defekasi di toilet atau pot relatif umum dan dapat
mengarah ke konstipasi dan frustasi orang tua. Penghentian latihan (kembali memakai
diaper) seringkali memenuhi proses penguasaan proses bertoilet. 1
Latihan bertoilet menunjukkan peristiwa penting bagi orang tua karena
menandakan kebebasan mereka dari pakaian kotor karena popok. Pada beberapa orang
tua juga mewakili salah satu segi dari perkembangan anak dan satu kebanggaan bahwa
anak mereka telah mendapat kemampuan tertentu pada usia dini. Untuk alasan ini dan
lainnya,mungkin tidak ada peristiwa penting perkembangan lainnya yang terdorong dan
lebih penting dari latihan bertoilet. 3
Kematangan usia menandakan kesiapan untuk latihan bertoilet, setelah 18 bulan,
toddler mempunyai kapasitas sensorik untuk sadar akan penuhnya rectum atau kandung
kemih dan secara fisik sudah mampu mengontrol shincter anus dan saluran urinarius.
Bagian penting yang berhubungan dengan masalah latihan bertoilet ialah membimbing
orang tua tentang tanda kesiapan anaknya untuk memulai bertoilet, seperti yang
diperlihatkan pada tabel 2.2. Kurang dari 25% dari anak-anak berhasil pada usia 24
bulan, tetapi sebagian besar anak menguasai bertoilet pada usia 48 bulan. Ingatkan pada
orang tua bahwa terjadi proses perkembangan anak yang normal pada usia ini.2,3
14
mengenai kebutuhan ini. Anak menunjukkan sebuah kesadaran bahwa popok harus
diganti sudah dapat dipelajari. Anak yang senang dengan reaksi orang tua dan mau
menunjukkan kemampuan mengurus diri dapat termotivasi menggunakan toilet. Anak
yang pada permulaan menunjukkan rasa malu atau sadar akan kedaruratan tubuh akan
pergi ke sudut rumah untuk defekasi dapat diarahkan ke kamar mandi untuk
melakukannya.3
Bagi orang tua memuji anaknya merupakan suatu langkah awal. Awalnya orang
tua dapat memuji anaknya ketika pergi ke kamar mandi dengan duduk pada toilet
walaupun tidak ada rangsangan untuk defekasi untuk beberapa menit. Pujian dapat
ditingkatkan saat melakukan defekasi. Pada setiap waktu sangat penting bagi orang tua
untuk menjaga sikap yang positif. Anak-anak tidak boleh dipermalukan saat gagal
menggunakan kursi pot atau kecelakaan saat berproses bertoilet. Orang tua harus
disiapkan pada saat anak latihan bertoilet karena memakan waktu beberapa bulan dan
kecelakaan sering terjadi. 3
Implikasi untuk orang tua dan dokter anak. Penurunan normal nafsu makan di
usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian besar, orang tua dapat
diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Anak-anak
biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya
menurut rasa lapar atau kenyang. Asupan setiap hari bervariasi. Kadang-kadang luas,
akan tetapi asupan selama periode 1 minggu relatif stabil. Upaya orang tua untuk
mengatur asupan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus
menyetujui atau berontak melawan tekanan. Akibatnya anak menjadi kelebihan makan
atau kekurangan makan. Perlu diketahui juga bahwa pada anak prasekolah dengan
anemia defisiensi Fe anak menjadi kurang aktif terhadap lingkungan sosialnya dan
lebih cepat mendekati ibunya, dan lebih lambat dalam memperlihatkan pengaruh positif
dan menyentuh mainan baru untuk pertama kalinya. 1,11
Anak yang terlalu aktif meningkatkan resiko untuk terluka, dan orang tua harus
mendapat bimbingan awal mengenai pengamanan. Orang tua kuatir mengenai
kemungkinan ”hiperaktifitas” yang menggambarkan harapan yang tidak benar,
kekuatiran yang berlebihan atau overaktivitas yang sebenarnya. Anak yang terlibat
dalam aktivitas yang gegabah, tidak dapat dikendalikan tanpa memperhatikan keamanan
dirinya, harus dievaluasi lebih lanjut. 1
15
Bahasa, kognisi dan permainan semuanya melibatkan fungsi simbolis, suatu cara
mengatasi dunia yang semakin menjadi penting selama periode prasekolah. 1
Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional Piaget
(pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris, dan pemikiran yang didominasi
oleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang kebetulan untuk
sebab dan akibat, animisme (menghubungkan motivasi kepada benda mati dan kejadian)
dan kepercayaan yang tidak realistik terhadap kekuatan hasrat. Anak-anak mungkin
percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan membawa payung, bahwa matahari
turun ”karena lelah” atau bahwa perasaan marah kepada saudara kandung sesungguhnya
dapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada ketidakmampuan anak
untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti egois. Anak mungkin berusaha untuk
menyenangkan orang dewasa yang marah dengan membawa boneka binatang
kesayangan. Setelah usia 2 tahun, anak membuat konsep tentang dirinya dan rasa
kebutuhan untuk merasakan ”semua”.1
Piaget menunjukkan dominasi persepsi di atas logika dengan urutan yang
terkenal dari uji coba ”pengawetan”. Dalam salah satu uji coba, air dituangkan bolak-
balik dalam pot yang tinggi dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah, dan anak-anak
ditanya mana yang berisi air lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar
(biasanya pot yang lebih tinggi), bahkan ketika penguji menunjuk bahwa tidak ada air
yang telah diambil atau ditambah. Salah penbgertian demikian menggambarkan
hipotesis tentang perkembangan anak tentang sifat ilmiah dunia, juga kesulitan mereka
dalam menyelesaikan berbagai situasi secara serentak.1
16
menggunakan kalimat-kalimat rencana masa depan. Anak tidak bisa menggunakan
bahasa kiasan, mereka hanya mengerti arti langsung dari sebuah kata. 1,8
Sangat penting untuk membedakan cara bicara (produksi dari suara yang dapat
dimengerti) dan bahasa, yang berkenaan dengan sikap mental yang mendasari. Bahasa
terdiri dari fungsi ekspresif dan reseptif. Variasi bahasa reseptif (mengerti) kurang
daripada tingkat kemahiran bahasa ekspresif.1
Kemahiran berbahasa secara prinsip tergantung dari input lingkungan. Faktor
yang menentukan ialah jumlah dan variasi cara berbicara kepada anak secara langsung
dan dari seberapa sering orang dewasa bertanya pertanyaan dan mendorong anak untuk
berbicara. Anak yang dibesarkan dalam kemiskinan menunjukan nilai perkembangan
bahasa yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang dibesarkan pada keluarga
yang mampu. 1
Walaupun pentingnya pemajanan bahasa, banyak ahli bahasa yakin bahwa
mekanisme dasar untuk kemahiran berbahsa ialah ”kabel keras” ke dalam otak. Anak
tidak hanya meniru ucapan orang dewasa. Lebih tepatnya mereka meringkas aturan tata
bahasa yang rumit dari bahasa sekitarnya dengan membuat hipotesis lengkap dan
memodifikasinya terus-menerus. Generalisasi yang berlebihan, seperti tambahan
sembarangan pada bunyi ”s” di akhir kata untuk membedakan benda tunggal atau bunyi
”ed” untuk bentuk lampau, memberi bukti adanya aturan-aturan lengkap tersebut. 1
Bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif dan emosi. Keterlambatan
berbahasa dapat menjadi indikasi pertama bahwa terjadi retardasi mental pada anak,
mempunyai gangguan spektrum autis, atau diperlakukan kurang baik. Bahasa
memainkan peran penting dalam pengaturan perilaku yang mula-mula melalui
pemahaman anak terhadap permintaan dan batas-batas orang dewasa dan kemudian
melalu ”percakapan pribadi” dimana anak mengulangi larangan-larangan orang dewasa
yang pertama kali didengar dan kemudian dijiwai. Bahasa juga memungkinkan anak
mengungkapkan perasaan, seperti marah atau frustasi tanpa melampiaskannya, oleh
karena itu, penundaan berbicara anak-anak menunjukkan tingkat temperamen yang
lebih tinggi dan tingkah laku luar yang lain.1
Perkembangan bahasa prasekolah meletakkan dasar untuk keberhasilan
berikutnya di sekolah. Kira-kira 35% anak di Amerika Serikat boleh masuk sekolah
yang kurang dalam kemahiran bahasa yang merupakan prasyarat penambahan
kemampuan membaca dan menulis. Meskipun sebagian besar anak belajar membaca
dan menulis di sekolah dasar, dasar-dasar kemampuan untuk membaca dan menulis
17
dibina selama tahun-tahun prasekolah. Melalui pengulangan pemajanan awal pada kata-
kata tulisan, anak-anak belajar tentang penggunaan penulisan ( menceritakan cerita atau
mengirimkan pesan-pesan), dan mengenai bentuknya (kiri ke kanan atas ke bawah).
Kesalahan awal dalam menulis, seperti kesalahan dalam berbicara, menunjukkan bahwa
kemahiran membaca dan menulis merupakan suatu proses aktif yang melibatkan
hipotesis generasi dan revisi.1
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anak-
anak tentang kata-kata cetak, tetapi juga dalam perkembangan bahasa lisan.
Perbendaharaan kata anak dan bahasa reseptif meningkat ketika orang tuanya
membacakan secara konsisten untuk mereka. Membaca dengan keras bersama anak
merupakan proses yang interaktif dimana orang tua secara berulang-ulang
memfokuskan perhatian anak pada gambar-gambar khusus, bertanya pertanyaan, dan
memberikan timbal balik kepada anak.1
2.4.4 Bermain
Bermain melibatkan proses pembelajaran, aktifitas fisik, sosialisasi dengan
teman sebayanya, dan berlatih peran orang dewasa. Bermain ditandai dengan
penambahan kompleksitas dan khayalan, dari tulisan-tulisan sederhana yang meniru
pengalaman umum seperti belanja dan meletakkan bayi di tempat tidur (usia 2 atau 3
tahun) ke skenario yang lebih luas mencakup kejadian tunggal seperti pergi ke kebun
binatang atau pergi berwisata (usia 3-4 tahun untuk menciptakan skenario yang telah
hanya dibayangkan, seperti terbang ke bulan (usia 4-5 tahun). Pada usia 3 tahun,
permainan kerja sama tampak pada permainan membangun balok bersama-sama,
kemudian menjadi aktivitas permainan yang lebih teratur, seperti bermain rumah-
rumahan. Bermain juga makin menjadi lebih beraturan, dari aturan awal mengenai cara
meminta (bukannya mengambil) dan membagi (usia 2 atau 3 tahun) sampai aturan-
aturan yang berubah dari waktu ke waktu menurut keinginan para pemain (usia 4 dan 5
tahun) ke awal pengenalan aturan-aturan yang relatif tetap.1
Bermain juga membuat anak dapat memecahkan konflik dan kecemasan dan
membuat jalan keluar yang kreatif. Anak-anak dapat melepaskan kemarahan dengan
aman (menampar boneka), meniru kekuatan super (memainkan dinosaurus dan
pahlawan super), dan mendapatkan hal-hal yang ditolak dalam dunia nyata (membuat
percaya teman atau binatang kesayangan). Menggambar, mewarnai dan akitifitas artistik
lain adalah bentuk permainan yang menunjukkan motivasi kreatif yang lebih jelas.
18
Suara dan emosi yang timbul pada anak ketika menggambar mencerminkan masalah
anak yang penting pada anak-anak.1
Ketidakmampuan untuk membedakan khayalan dan kenyataan membuat
persepsi anak dari apa yang anak lihat pada media, melalu program atau iklan.
Seperempat dari anak mempunyai televisi di dalam kamarnya dan menonton berjam-
jam setiap minggu, dan sebagian besar yang anak-anak tonton ialah kekerasan. Sikap
kekerasan dibentuk saat awal, dan pajanan kekerasan yang awal telah menunjukkan
hubungan dengan gangguan perilaku kemudian.1
Arti bahasa sebagai suatu sasaran untuk penilaian dan intervensi tidak dapat
ditaksir lebih karena peranan sentralnya sebagai indikator perkembangan kognitif dan
emosi dan sebagai faktor kunci dalam pengaturan tingkah laku dan keberhasilan sekolah
nantinya. Para orang tua dapat mendukung perkembangan emosi dengan menggunakan
kata-kata yang menggambarkan pernyataan perasaan anak (”kamu tampak marah
sekarang”) dan dengan mendesak anak untuk menggunakan kata-kata untuk
mengekspresikan perasaan bukannya melampiaskannya dengan melakukan sesuatu.1
Para orang tua harus mempunyai waktu yang teratur setiap hari untuk membaca
dan melihat buku bersama-sama anak-anaknya. Program-program yang diberikan dokter
anak melalui buku-buku bergambar bersama dengan pembinaan yang tepat selama
kunjungan-kunjungan perawatan primer adalah efektif dalam membaca dengan keras,
terutama keluarga yang berpenghasilan rendah. Televisi dan media yang serupa harus
dibatasi 2 jam per hari dengan program yang baik, dan orang tua harus menonton
programnya bersama anak dan melakukan tanyajawab dengan anak setelahnya.1
Pemikiran praoperasional memberi pengertian pengalaman sakit dan pengobatan
anak. Anak mulai mengerti bahwa tubuh mempunyai bagian ”luar” dan ”dalam”. Anak
harus dijelaskan dengan sederhana, penjelasan konkrit untuk prosedur pengobatan dan
diberikan beberapa prosedur bila memungkinkan. Anak harus dijelaskan secara
berulang bahwa mereka itu tidak dimarahi ketika diberi vaksin atau jarum suntik.1
Intensitas imaginasinya yang mengisi permainan dan pesonanya, pemikiran khas
animisme kognisi praoperasional juga menimbulkan kekuatiran yang kuat. Lebih dari
80% orang tua melaporkan sekurang-kurangnya 1 kekhawatiran pada anak
prasekolahnya. Tidak mau mandi atau duduk pada toilet dapat timbul dari ketakutan
dimasukkan ke dalam air atau disiram, menggambarkan apresiasi imatur anak relatif
besar. Upaya untuk memperagakan secara rasional bahwa tidak ada monster dalam
kloset sering gagal, karena ketakutan timbul dari pemikiran yang prarasional.
19
Meyakinkan bahwa orang tua akan menggunakan kekuatan ajaib untuk membuang
monster dengan menggunakan ”semprotan monster” atau lampu malam. Orang tua
sebaiknya menangani rasa takutnya dan memberikan anak rasa untuk mengontrol
situasi. Gunakan alat gambar untuk menggambar orang, untuk menggambar orang yang
dianggap baik bagi si anak, dapat membantu menjelaskan cara pandang anak.1
20
Kemaraham yang lebih dari 15 menit atau muncul secara beraturan lebih dari 3 kali per
hari mencerminkan adanya masalah mendasar kesehatan, emosi dan sosial.1,8
Anak-anak prasekolah biasanya mengalami perasaan sulit terhadap orang
tuanya, cinta yang kuat dan kecemburuan serta kebencian dan ketakutan bahwa
perasaan marah dapat menyebabkan pengabaian. Lingkaran emosi ini, kebanyakan di
luar kemampuan anak untuk menganalisa atau mengekspresikan, sering menemukan
ungkapan dalam suasana hati yang sangat labil. Penyelesaian ”krisis” ini (proses
berlangsung selama bertahun-tahun) melibatkan keputusan anak yang tidak terucapkan
untuk menyamai orang tua bukannya bersaing dengan mereka. Permainan dan bahasa
memelihara perkembangan pengendalian emosi dengan memperbolehkan anak-anak
mengekspresikan emosi dan memainkan peran.1
Rasa ingin tahu tentang alat kelamin dan organ seksual orang dewasa adalah
normal sebagaimana masturbasi. Masturbasi yang mempunyai kualitas mendorong
(kompulsif) atau yang mengganggu aktivitas normal anak, berpura-pura berhubungan
seksual pada permainan boneka atau dengan anak-anak lain, kesopanan yang ekstrim,
atau meniru tingkah laku gairah orang dewasa, semuanya memberi kesan kemungkinan
penyiksaan seksual. Kesopanan muncul secara bertahap pada anatar usia 4-6 tahun,
dengan banyak variasi tergantung budaya dan keluarga. Orang tua harus mengajarkan
kepada anaknya tentang daerah ”pribadi” sebelum masuk sekolah.
Pemikiran moral dibatasi oleh tingkat kognitif anak dan kemampuan bahasa,
namun membangun jati diri anak secara terus-menerus dengan orang tuanya. Pada awal
sebelum ulang tahun kedua, perasaan anak terhadap benar atau salah berpegang pada
hasrat untuk mendapatkan persetujuan dari orang tuanya dan menghindari konsekuensi
yang negatif. Perasaan hati anak dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, anak belum dapat
mengerti dalam diri mereka aturan sosial dan rasa keadilan. Setiap waktu, ketika anak
diberikan nasehat dengan orang tuanya, kata-kata menggantikan perilaku yang agresif.
Pada akhirnya, anak dapat menerima tanggung jawabnya sendiri. Perbuatan dapat
terjadi disebabkan oleh kerugian, bukan karena suatu maksud. Respon empati kepada
orang lain yang distress muncul selama tahun kedua kehidupan, namun kemampuan
untuk memikirkan cara pandang anak lainnya masih terbatas. Pada anak 4 tahun akan
mengakui pentingnya untuk mengambil giliran, namun akan komplain jika ia tidak
mendapat waktu yang cukup. Aturan cenderung absolut, dengan rasa bersalah sebagai
akibat dari perbuatan yang salah, tanpa mengabaikan suatu maksud.1
21
2.4.6 Keterlibatan Orang Tua Dan Dokter Anak
Pentingnya anak prasekolah mengontrol perasaan terhadap tubuh dirinya dan
sekitarnya mempunyai maksud di dalam segi praktis. Mempersiapkan anak tentang
bagaimana proses pemeriksaan akan menenangkan hati anak. Katakan pada anak apa
yang akan dilakukan, namun jangan meminta izin kecuali pemeriksa siap dengan
jawaban ”tidak”.1
Pemeriksaan anak usia 4 atau 5 tahun harus menghibur, berdasarkan
kemampuan anak untuk berkomunikasi, sebagaimana rasa ingin tahunya yang besar.
Dokter harus menyadari bahwa setiap anak biasanya sulit untuk diperiksa. Bimbingan
menegaskan harapan yang cukup untuk perkembangan perilaku dan emosi dan maksud
normal orang tua merasa marah, bersalah, dan bingung merupakan bagian dari
pemeriksaan pada usia ini. Memberikan anak berbagai pilihan (semua pilihan yang
dapat diterima orang tua) dan mendorong kebebasan anak dalam aktivitas merawat
tubuh (makan, memakai baju, mandi) dapat mengurangi konflik yang terjadi.1
Hukuman jasmani tidak tepat pada konteks keluarga zaman modern sekarang
ini. Orang tua biasanya menyatakan bahwa mereka tidak suka menampar, dan banyak
yang menyatakan hal ini tidak efektif. Saat anak mempunyai kebiasaan untuk ditampar,
orang tua harus memukul lebih keras untuk mendapatkan respon yang cukup, ini dapat
mengakibatkan cedera yang serius. Hukuman yang cukup keras mungkin dapat
menghambat setiap tingkah laku tetapi dengan resiko psikologis yang besar. Anak-anak
memperolok-olok hukuman badan yang mereka terima dan ini merupakan hal yang
tidak jarang untuk anak-anak umur prasekolah memberontak kepada orang tuanya.
Meskipun menampar merupakan hukuman yang keras, beberapa yang mempergunakan
ini, untuk membuat perubahan perilaku, disiplin merupakan metode yang membuat anak
mengontrol dalam dirinya untuk berperilaku. Cara disiplin alternatif harus ditawarkan,
seperti ”hitung mundur”, dengan duduk di dalam ruangan, komunikasi aturan yang
jelas, dan beberapa kali menyetujui anak.1
22
toddler. Variasi makanan rendah lemak dianjurkan pada anak yang lebih tua, dan ini
dianjurkan untuk asupan lemak jenuh dan total untuk usia 2 sampai 5 tahun.10
Pemberian nutrisi pada anak pra sekolah ialah dengan diet seimbang.
Menyajikan makanan porsi sedikit supaya anak dapat meminta lagi, berikan anak makan
saat makan keluarga sehingga anak mempunyai kesempatan untuk berbicara.
Membatasi asupan produk gula dan garam, dan anak dapat diberikan makanan kudapan
yang sehat diantara waktu makan (buah-buahan dan sayuran segar).14
Anak usia prasekolah harus memulai untuk mempunyai pola makan yang sehat,
yang dapat mencegah perkembangan penyakit yang kronis ketika dewasa. Orang tua
mempunyai peran utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan pola makan anak
biasanya meruapakan cerminan dari pola makan orang tuanya. Mengingatkan orang tua
bahwa selera makan anaknya itu bersifat fluktuatif setiap harinya. Orang tua harus
menyediakan makanan sehat yang bervariasi dan membiarkan anaknya untuk
memutuskan makanannya. namun, anak tidak dapat memilih diet seimbang kecuali
pilihan makanan bernutrisi yang ditawarkan pada mereka, makanan kudapan yang
manis dan makanan kudapan tinggi kalori lainnya tanpa nilai nutrisi sebaiknya
diberikan secara jarang.16
BAB III
KESIMPULAN
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks yang akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal
huruf, hingga bersosialisasi.
23
Pada masa balita pula, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada
masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi
apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.
24