Вы находитесь на странице: 1из 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik


masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang
berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang berkaitan dengan hal
ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur
konsumsi.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pasar
monopolistik, dan tentunya akan membahas mengenai pengaruhnya
terhadap kegiatan ekonomi. Telah kita ketahui bahwa pasar membawa
pengaruh yang sengat besar sekali bagi perubahan zaman yang sudah
mencapai puncak kepesatannya. Seiring dengan bergulirnya waktu dan
perubahan dunia pasar juga ikut berubah terbawa arus perubahan dunia
yang senakin maju saja. Hal ini dapat kita lihat dengan perkembangan
teknologi yang sudah sangat maju sekali.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam makalah ini dibatasi hanya akan membahas masalah mengenai :

• Pasar monopolistik, dan peran pasar monopolistik dalam kegiatan


ekonomi.

1.4 Metode Penelitian

iii
Metode yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan sumber yang
ada dalam makalah ini adalah dengan cara :
• Studi kepustakaan
○ Dalam metode ini, penulis membaca seluruh buku buku ataupun
semua media cetak yang berkaitan dengan “peran pasar
monopolistik terhadap kegiatan ekonomi” . Selain media cetak yang
merupakan salah satu media yang dipakai oleh penulis untuk
mendapatkan data, penulis juga menggunakan media internet yang
merupakan jendela dunia bagi seluruh umat manusia di dunia.
• Studi kasus
○ Dalam metode ini, penulis mengkaji semua hal mengenai kejadian-
kejadian mengenai pasar monopolistik yang ada. Baik yang sudah
terjadi lama sekali ataupun kejadian yang terjadi baru baru ini.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan oleh penulis dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

• Menambah pengetahuan kepada penulis mengenai pasar monopolistik,


dan peran pasar monopolistik terhadap kegiatan ekonomi.
• Untuk melihat suatu bentuk pasar yang sangat umum dimana ada
banyak perusahaan-perusahaan tetapi memiliki sedikit kekuatan
monopoli. Karakteristik dari pasar tersebut dinyatakan pertama kali.
Keseimbangan jangka pendek dan panjang ditunjukkan. Pengaruh
ekonomi dari pasar ini didapatkan. Oleh karena pentingnya tindakan
non harga dari pasar ini, maka periklanan diberikan perhatian khusus.

1.6 Manfaat Penulisan

Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

iii
• Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan pasar
monopolistik dan perannya.
• Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai pasar monopolistik.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pasar

Bagaimanapun bentuknya, pasar adalah sesuatu sarana yang didalamnya


ada unsur penjual dan pembeli. Baik itu pasar tradisional, pasar modern, dan
banyak lagi macam bentuknya.

Di dalam pasar juga merupakan tempat bertemunya antara penjual dan


pembeli baik secara langsung ataupun tidak. Kebanyakan pasar yang ada
merupakan pasar yang hubungan antara pembeli dan penjualnya langsung.
Tapi banyak juga pasar yang antar penjual dan pembalinya berhubungan
secara tidak langsung.

Contoh pasar yang antara penjual dan pembelinya berhubungan secara


langsung adalah pasar yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
yaitu pasar tradisional, pasar induk dan lain sebagainya.

Sedangkan pasar yang antar penjual dan pembelinya berhubungan secara


tidak langsung adalah pasar yang menggunakan sistem telepon atau
pemesanan yang menbggunakan media untuk memesannya. Contohnya
pasar yang menggunakan media internet, kita memerlukan fasilitas internet
untuk memesannya. Dan dengan cara ini, antar pembeli dan penjual, tidak
bertatap muka secara langsung.

Secara umum, pasar bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu, pasar
tradisional dan pasar modern.

iii
Dari dulu sampai sekarang, pasar berkembang sangat pesat. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya jenis pasar yang tadinya tidak ada menjadi
ada yang dikarenakan oleh perkembangan pasar yang sangat pesat.

2.2 Sejarah Pasar

Pasar tradisional merupakan pasar pelopor yang merupakan pemberi inovasi


bagi pasarmodern yang ada sekarang ini.

Pasar Tradisional telah lahir dalam abad 10, minimal ini yang tercatat secara
formal dalam prasasti masa kerajaan Mpu Sindok dengan istilah Pkan oleh
sebab keterkaitan dengan Sima yaitu sebidang tanah yang bernama
Allasantan yang dibeli senilai 12 kati pada tanggal 06 September 939 yang
tampaknya digunakan serta terkait dengan keberadaan Pasar Tradisional
yang diselenggarakan berdasarkan siklus periodik 5 (lima) hari pasaran.
Karena pemerintahan Mpu Sindok merasa berkewajiban mengontrol,
mengawasi dan mengendalikan Pkan atau Pasar Tradisonal ini untuk
memberikan kontribusi bagi kerajaannya dalam bentuk pungutan pajak serta
ekspresi kewenangan serta kekuasaan politis.

Sebab Pasar Tradisional merupakan urat nadi perekonomian wilayah


kerajaan disamping pungutan pajak juga terkait dimana penjual dan pembeli
bertemu, terlepas dengan cara barter atau mempergunakan alat
pembayaran yaitu uang. Yang menarik ternyata pada Abad 9 dan awal Abad
10, kita sudah mengenal uang logam kuna. Ada beberapa nama terkait uang
logam lokal seperti Kati, Tahil, Atak, Kupang dan Saga. Juga ada istilah
sebutan untuk uang logam dari India seperti Suwarna, Dharana dan Masa.
Dimana hebatnya ada kurs konversi antara kedua kelompok mata uang ini
seperti Atak senilai 0.50 Masa dan Kupang senilai 0.25 Masa. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa telah terjadi kompleksitas hubungan
perekonomian antar kerajaan yang identik dengan keadaan saat ini yaitu
perdagangan antar negara. Khususnya untuk Pasar Tradisional yang terletak

iii
pada pesisir yaitu pemukiman awal di pelabuhan-pelabuhan seperti Delta
Brantas di Jawa Timur.

Jadi pada masa-masa itu Pasar Tradisional berfungsi langsung untuk


menopang keberadaan kerajaan dimana pasar itu berada. Dan kita boleh
meyakini bahwa keberadaan Pasar Tradisional berjalan seiring dengan
tumbuhnya kerajaan-kerajaan lokal. Jadi dengan demikian maka keberadaan
Pasar Tradisional dapat dikatakan secara historis seusia dengan kerajaan
Kutai misalnya, yang merupakan salah satu kerajaan tertua yang tercatat
dalam sejarah nasional kita.

Alangkah disayangkan jika Pasar Tradisional harus dihabisi oleh sebab alasan
modernitas, karena Pasar Tradisional adalah salah satu bentuk awal
kebudayaan bangsa kita. Memang Pasar Tradisional itu semrawut, becek,
pengap, sumpek dan sebagainya. Tapi bisakah kita renungkan sejenak
bahwa salah satu faktor yang membuat republik ini tetap eksis oleh karena
adanya Pasar Tradisional. Dan hal itu telah terbukti secara historis, Pasar
Tradisional adalah salah satu bentuk warisan budaya bangsa yang harus
tetap dilestarikan.

2.3 Macam Macam Pasar

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat pasar dalam bentuk fisik
seperti pasar
barang (barang konsumsi). Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
di antaranya:
1) pasar tradisional
2) pasar raya
3) pasar abstrak
4) pasar konkrit
5) toko swalayan

iii
6) toko serba ada

b. Sedangkan berdasarkan jenis barang yang dijual, pasar dibedakan


menjadi beberapa
macam di antaranya:
1) pasar ikan
2) pasar sayuran
3) pasar buah-buahan
4) pasar barang elektronik
5) pasar barang perhiasan
6) pasar bahan bangunan
7) bursa efek dan saham.
Aktivitas usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua
subyek
pokok, yaitu produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-
masing
mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pembentukan harga
barang di pasar.

2.4 Struktur pasar

Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada


beberapa bentukpasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang
dihasilkan, banyaknyaperusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar
atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri.
Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan
pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik
dan
monopsoni).

iii
2.4.1 Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis


pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk
yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan
hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan
pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan
sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar
ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat
identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari
produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan
iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.

Pasar persaingan sempurna adalah struktur yang paling ideal Karen sistem
pasar ini dianggap bisa menjamin adanya kegiatan memproduksi barang
atau jasa yang tinggi. Dalam analisis sering dimisalkan bahwa
perakonomisan merupakan pasar persaingan sempurna. Akan tetapi, pada
prakteknya tidaklah mudah untuk mewujudkan sebuah pasar yang
mempunyai struktur persaingan sempurna.

Ciri-ciri pokok dari pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut :


• Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak.
• Produk/barang yang diperdagangkan serba sama (homogen).
• Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.
• Tidak ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.
• Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
• Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil
harga).

2.4.2 Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi beberapa macam,
tetapi kelompok kami akan lebih membahas tentang Pasar Monopolistik :

iii
2.4.2.1 Pengertian Pasar Monopolistik

P
asar Monopolistik adalah salah satu bentuk Ppasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi
memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.
Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll. Meskipun fungsi
semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap
produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus,
misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pasar kosmetik merupakan contoh pasar monopolistik. Di Indonesia, pasar


ini dikuasai oleh beberapa produsen seperti sari ayu dan mustika ratu.

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk


mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari
pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang
dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen
tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek
tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di
Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen,
tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor

iii
Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha
memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya
tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa


mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan
citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau
membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat
berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan
yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk
sekaligus menjaga citra perusahaannya.

2.4.2.2 Asumsi Pasar Monopolistik


1. Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung
pada perusahaan lainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap
bahwa harga-harga pesaing,iklan dari pesaing tidak berbeda dengan
tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga oleh suatu
perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk
beraksi mengubah harga-harga mereka.
2. jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya
memproduksi produk dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa
produk adalah homogen sempurna dihilangkan, setiap perusahaan
dianggap mampu untuk membedakan produknya paling tidak dalam
beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan
saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu
persaingan jangka panjang akan banyak perusahaan yang akan
memasuki pasar. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki
industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat
(tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari perusahaan yamg
pertama akan menurun.

Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :

iii
1. Terdapat banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar
ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan
sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala
produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.

2. Adanya Diferensiasi Produk. Pasar ini menawarkan produk yang


cenderung sama, namun memiliki perbedaan-perbedaan khusus dengan
produk lainnya, misalnya dari cara pengemasan, pelayanan yang
diberikan dan cara pembayaran.

3. Produsen Dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan Pasar


Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme
pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun
tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.

4. Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba
ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya
cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis
semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat
meninggalkan pasar.

5. Promosi penjualan harus aktif. Pada pasar ini harga bukan merupakan
pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan
menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan
fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran
penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.

Kedudukan persaingan monopolistik akan membuka peluang pasar yang


terbatas lingkup konsumennya, sehingga pencapaian laba tak sebesar
seperti kedudukan yang mungkin bisa dicapai pada pasar persaingan bebas
sempuma. Dalam pasar persaingan monopolistik masih juga tetap ada
persaingan antara perusahaan, terutama dalam persaingan kampanye
periklanan yang mencoba menarik sebanyak-banyaknya konsumen.

iii
Persaingan ini akan memacu perusahaan-perusahaan yang masuk dalam
persaingan monopolistik untuk meningkatkan efisiensi mereka masing¬
masing. Dampak yang timbul dari keadaan pasar persaingan monopolistik
lazimnya mendekati keadaan pasar persaingan sempuma, dengan demikian
harga-harga juga cenderung mendekati harga pokok produksi.

Terdapat empat macam bentuk pasar dalam perekonomian. Kempat bentuk


pasar itu adalah :
(1) pasar persaingan bebas sempuma ;
(2) pasar monopoli ;
(3) pasar oligopoli ; dan
(4) pasar persaingan monopolistik.
Persaingan menunjuk pada keadaan di mana terdapat banyak pesaing di
pasar, baik sebagai penjual maupun pembeli. Persaingan dapat berupa
persaingan harga maupun persaingan nir-harga. Pasar monopoli menunjuk
pada pasar di mana pasar dikuasai sepenuhnya oleh seorang penjual.
Monopoli dapat terjadi karena faktor alam, faktor perlindungan undang-
undang, besamya kekuatan perusahaan terutama dari segi keuangan dan
pengalaman usaha. J ika dalam suatu pasar terdapat beberapa perusahaan
yang menjadi pemegang kekuasaan, maka pasar tersebut dinamakan pasar
oligopoli. Sedangkan bentuk pasar yang lain adalah pasar persaingan
monopolistik. Bentuk pasar ini pada dasamya merupakan pasar yang berada
di antara dua jenis bentuk pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan bebas
sempuma dan pasar monopoli. Oleh sebab itu, sifat-sifatnya mengandung
unsur sifat-sifat pasar persaingan sempuma dan pasar monopoli.

2.4.2.3 Karakteristik Pasar Monopolistik

Pasar Monopolistik memiliki kebaikan sebagai berikut :

1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi


konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.

iii
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk
selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.

3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam


menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat
konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.

4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian


besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan


sebagai berikut :

1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari


segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang
tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar
dari pasar.

2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar


monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala
ekonomis yang cukup tinggi.

3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan


meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk
yang harus dibayar oleh konsumen

2.4.2.4 Persaingan Monopolistik


Persaingan monopolistik merupakan suatu jenis pasar yang digolongkan
berdasarkan

- sejumlah besar perusahaan,

- produk-produk yang dibedakan dan tidak dilihat sebagai penganti


sempurna oleh konsumen

- beberapa kemampuan penjual untuk menetapkan harga yang mereka


inginkan,

iii
- jalan masuk bebas masuk dan keluar dari pasar tersebut,

- kepercayaan yang berat terhadap tindakan-tindakan non harga untuk


membedakan produk seseorang.

Bentuk pasar persaingan monopolistik adalah keadaan biasa


yang ekstrim.

Sebagian besar operasi-operasi eceran berada dalam bentuk


pasar ini. Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sektor jatuh dalam
pasar kategori ini. Memulai suatu bisnis secara relatif adalah
mudah, tetapi untuk tetap bertahan dalam bisnis tersebut
adalah tidak mudah; hal itu memerlukan kemampuan untuk
menyakinkan konsumen bahwa produk tersebut adalah
berbeda dan lebih baik daripada yang dimiliki oleh para
pesaing.

2.4.2.5 Jumlah Perusahaan-perusahaan Persaingan


Monopolistik
Sejumlah besar perusahaan dalam persaingan monopolistik menyatakan
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut adalah kecil dalam
perbandingannya terhadap keseluruhan pasar. Meskipun mereka
mempunyai beberapa kekuatan atas harga (sebagai perluasan bahwa
produk-produk mereka dibedakan), mereka tidak memiliki kekuatan yang
cukup untuk membalas jika perusahaan lain merubah harganya. Ini
merupakan perbedaan yang utama antara bentuk pasar ini dan oligopoli.

2.4.2.6 Produk yang Dibedakan pada Persaingan


Monopolistik
Produk yang dibedakan dijual yang dijual oleh suatu perusahaan dalam
persaingan monopolistik memiliki beberapa fitur yang membuat seorang
konsumen lebih menyukainya dibandingkan produk-produk serupa dari
perusahaan-perusahaan lain yang tersedia. Kekuatan dari perusahaan

iii
manapun terhadap harga berasal dari hal yang sangat nyata ini bahwa
produk-produk tersebut bukan merupakan penganti sempurna. Tindakan-
tindakan non harga adalah perlu untuk membuat produk tersebut dibedakan.

2.4.2.7 Jalan Masuk Persaingan Monopolistik ke Dalam


Pasar
Tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar yang ada dalam persaingan
monopolistik. Bagaimanapun juga, kebutuhan untuk membuat produk
seseorang dibedakan mungkin memerlukan tindakan non harga, dimana jika
tidak berhasil, maka akan menggerakkan perussahaan itu keluar dari pasar.

2.4.2.8 Permintaan Persaingan Monopolistik


Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah
condong menurun karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk
yang dibedakan tersebut. Akan tetapi, karena terdapat beberapa barang
pengganti dekat (jika tidak sempurna) yang langsung tersedia, maka
permintaannya menjadi sangat elastis. Secara grafik, ini berarti bahwa
permintaan dalam pasar persaingan monopolistik lebih datar daripada
monopoli.

Permintaan akan suatu restoran tampaknya menjadi sangat


elastis karena terdapat beberapa gerai makanan lainnya
yang tersedia untuk konsumen. Namun permintaannya
tidak elastis sempurna (misalnya horisontal) seperti dalam
kasus persaingan sempurna, karena setiap restoran
mempunyai sesuatu untuk ditawarkan sedangkan restoran
lainnya tidak menawarkannya: sebagai contoh,
kenyamanan, lokasi, menu yang banyak, atau sekedar
suasananya.

2.4.2.9 Laba Persaingan Monopolistik

iii
Laba dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik ditentukan
dalam cara yang sama seperti jenis pasar manapun dengan menemukan
kuantitas optimalnya dimana pendapatan marjinal berpotongan dengan
biaya marjinal. Sebaliknya, tingkat optimal keluaran ini menentukan harga
yang dibebankan (pada kurva permintaan) dan biaya unit rata-rata (pada
kurva biaya total rata-rata). Labanya adalah kelebihan bidang pendapatan
total terhadap bidang biaya total.

Suatu restoran harus menerima para konsumen selama


pendapatan tambahan atau marjinal melebihi biaya
tambahan atau marjinal hidangan terakhir yang disajikan.
Hal ini kelihatannya jelas dalam proses pesanan yang
membatasi jumlah langganan. Tanpa pesanan, maka
restoran tersebut akan harus melayani konsumen dalam
kondisi yang terlalu padat atau membuat mereka menunggu
antrian.

2.4.2.10 Keseimbangan Jangka Panjang Persaingan


Monopolistik
Keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan dalam persaingan
monopolistik adalah dimana permintaan bersinggungan dengan kurva biaya
total rata-rata. Disana tidak terdapat laba. Jika disana harus terdapat laba
(apabila permintaan diatasn kurva biaya total rata-rata), maka perusahaan
harus memasuki pasar dan menggerakkan permintaan ke bawah. Dan jika
disana harus terdapat rugi (ketika permintaan dibawah biaya total rata-rata),
maka perusahaan harus meninggalkan pasar dan mendorong permintaan ke
atas. Bagaimanapun juga, perusahaan mungkin mempertahankan sedikit
laba dengan menggunakan tindakan non harga.

Seluruh restoran yang berhasil memiliki sejumlah peniru.


Beberapa rantai makanan telah mencoba untuk meniru

iii
McDonald, dan menyedot beberapa konsumen dan labanya.
Tetapi McDonald sudah membalas balik dengan iklan yang
ekstensif.

2.4.2.11 Pengaruh Ekonomi Persaingan Monopolistik


Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan
kerugian yang tidak diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif:
konsumen membayar lebih dan mampu untuk membeli sedikit daripada di
persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, pengaruhnya tidak seserius
monopoli dan produk-produk yang dibedakan menyediakan keragaman yang
banyak diminta. Meskipun demikian, beberapa pemborosan ditunjukkan
dalam kelebihan kapasitas dan dalam penggunaan persaingan non harga.

Pasar produk-produk generik mendekati persaingan


sempurna karena mereka distandarisasikan. Nama produk-
produk bermerk dari jenis yang sama (misalnya, kue-kue)
berada dalam persaingan sempurna karena mereka bukan
barang yang seragam, tapi sedikit berbeda. Konsumen
harus membayar harga yang lebih tinggi untuk nama produk
bermerk (seperti Nabisco atau Keebler), tetapi mereka
tampaknya tidak keberatan terlalu banyak.

2.4.2.12 Tindakan Non Harga Persaingan Monopolistik


Tindakan non harga dari perusahaan-perusahaan dalam persaingan
monopolistik terutama terdiri dari salah satu :

– pengembangan produk, atau


– periklanan.

- Pengembangan produk kadang-kadang hanya kosmetik untuk memberikan


ilusi dari sesuatu yang baru. Bahaya lainnya berasal dari keragaman yang
berlebihan yang mungkin membingungkan konsumen.

iii
Produsen-produsen nama bermerk mempunyai
keanekaragaman arti untuk membuat produk-produk
mereka spesial kepada konsumen. Yang paling penting
adalah iklan dimana para produsen barang generik tidak
akan gunakan.

2.4.2.13 Iklan – Argumen yang Mendukung


Beberapa argumen yang mendukung iklan adalah :

- iklan yang informatif,

- iklan yang meningkatkan penjualan dan membolehkan skala ekonomis,

- iklan yang meningkatkan penjualan dan memperbesar perkembangan


ekonomi,

- iklan yang mendukung media,

- iklan yang meningkatkan persaingan dan menurunkan harga-harga.

Iklan produk baru adalah penting: pikirkan mengenai suatu


peristiwa artistik utama yang menarik pemirsa untuk
melihat karena dia belum cukup diberitahukan secara luas.
Tetapi, sebagian besar iklan (misalnya di televisi) adalah
untuk produk yang telah ada dan berdiri dengan baik seperti
minuman ringan atau produk-produk konsumen lainnya;
dimana iklan hanya mencoba untuk mempengaruhi
konsumen jauh dari pesaing-pesaing.

2.4.2.14 Iklan – Argumen yang Menentang


Beberapa argument yang menentang iklan adalah

– iklan yang tidak informatif tetapi kompetitif,


– skala ekonomis adalah menyesatkan,
– iklan yang meninggikan kurva biaya,
– iklan yang digunakan sebagai hambatan jalan masuk, dan

iii
– iklan yang bukan merupakan kegiatan yang produktif.

a. Keseimbangan Jangka Pendek

Kurve permintaan perusahaan persaingan monopolistik merupakan peralihan


dari kurve permintaan perusahaan persaingan sempurna dan kurve
permintaan perusahaan monopoli. Jadi, kurve tersebut sedikit miring dari kiri
atas ke kanan bawah. Ini berarti bahwa elastisitas permintaannya lebih kecil
dari elastisitas permintaan perusahaan persaingan sempurna tetapi lebih
besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli. Analisis
keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan
analisis pada perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi
perusahaan monopoli adalah seluruh permintaan pasar,sedang yang
dihadapi perusahaan persaingan monopolistik adalah sebagian dari
permintaan pasar.

• Elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas


permintaan perusahaan persaingan sempurna tetapi lebih
besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli.

• Berikut dua keadaan kurva keseimbangan perusahaan persaingan


monopolistik dimana perusahaan memperoleh keuntungan dan
perusahaan menderita kerugian

b. Keseimbangan Jangka Panjang

Masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan kurve permintaan


dan tentunya juga kurve MR perusahaan persaingan monopolistik bergeser
ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berlangsung terus
sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi, dalam
jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya
menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna. PL adalah sama dengan biaya total rata-rata (ATC)

iii
yang berarti perusahaan memperoleh keuntungan normal. Sifat perusahaan
persaingan monopolistik ketika memperoleh keuntungan normal berbeda
dengan sifat perusahaan persaingan sempurna yang juga ketika
memperoleh keuntungan normal. Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual
produk dan biaya produksi pada perusahaan persaingan monopolistik lebih
tinggi dibanding pada perusahaan persaingan sempurna, dan (2) kegiatan
produksi pada perusahaan persaingan monopolistik belum mencapai tingkat
optimal ( tingkat produksi dengan biaya per unit paling rendah). Sebaliknya
jika perusahaan menderita kerugian minimum seperti ditunjukkan

Akibatnya, jumlah perusahaan dalam pasar semakin sedikit sehingga jumlah


permintaan yang dihadapi perusahaanperusahaan yang masih ada menjadi
lebih besar. Ini berarti bahwa kurve permintaan akan bergeser ke kanan.
Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung terus sampai
perusahaan memperoleh keuntungan normal Dalam keadaan seperti ini
tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga tidak ada lagi yang
keluar dari pasar. keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan
monopolistik. Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik demikian tentu
akan merugikan masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi seperti
perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat
membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang
lebih banyak.

Dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik


hanya menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna.

Kurva keseimbangan jangka panjang :

2.4.2.15 Permintaan dari persaingan Monopolistik


Dalam model pasar monopolistik terdapat dua bentuk permintaan yaitu:
1. Permintaan industri yang mempunyai kemiringan negatif

iii
2. Permintaan perusahaan yang lebih datar/horisontal daripada permintaan
industri.

Pada gambar gambar.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:


D-D merupakan permintaan industri atau sering pula disebut permintaan
proporsional karena permintaan ini menunjukkan bahwa perubahan harga
barang lain akan memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap
perubahan kuantitas yang diminta dari suatu barang, sedangkan d-d
merupakan permintaan yang dihadapi perusahaan, sering juga disebut
permintaan konvensional. Perubahan tersebut dapat dijelaskan dengan
kurva dibawah ini:

iii
Misalnya pada harga P0 perusahaan mencapai situasi keseimbangan
dengan output sebesar Q0. Apabila ia melakukan penurunan harga dari
produk yang dijualnya, ia berharap akan dapat melakukan ekspansi besar-
besaran dalam penjualannya yang diakibatkan oleh ;
1. Penjualan kepada langganan yang sudah ada akan bertambah
2. Apabila perusahaan lain tidak melakukan hal yang sama (penurunan
harga)
maka ia akan dapat menyerap sebagian dari pangsa pasar mereka.
Disamping dipengaruhi oleh dua hal diatas, kurva D-D bisa dipengaruhi pula
oleh masuknya perusahaan lain dalam industri. Semakin banyak perusahaan
lain memasuki pasar maka permintaan D-D yang dihadapi oleh perusahaan
semakin curam (menurun)/Semakin Inelastis. Apabila perusahaan menaikkan
harga diatas P, karena adanya anggapan bahwa barang ia produksi terkait
erat dengan barang lainnya maka ia
memperkirakan akan memperoleh penurunan kuantitas penjualan yang
besar karena disebabkan oleh:
1. Penjualan pada pelanggan yang sudah ada akan berkurang.
2. Pelanggan akan berpindah pada produsen lain: ada kecenderungan
pelanggan akan mencoba produk mirip dari perusahaan lain dengan

iii
harga yang lebih murah. Jadi d-d merupakan permintaan yang
diharapkan oleh perusahaan apabila ia menurunkan harganya dengan
anggapan tidak ada perusahaan lain memasuki pasar atau semua
perusahaan tetap mempertahankan harga mereka, sedangkan D-D
merupakan penjualan aktual yang dapat dicapai sebagai akibat dari
penurunan harga.

2.4.2.16 Kebijakan Perusahaan dan Konsekuensi yang


ditimbulkan
Setiap perusahaan harus menentukan kuantitas, harga, dan derajat
diferensiasi produknya (tampil beda). Keputusan-keputusan tersebut saling
berkait, dengan biaya dan permintaan, artinya usaha untuk
mendiferensiasikan produk membutuhkan biaya, sedangkan harga harga
yang lebih tinggi menurunkan kuantitas yang diminta (Ceteris paribus). Oleh
karena iti, perusahaan harus menempatkan dalam pasar dengan memilih
harga, kuantitas dan derajat deferensiasi produk yang dapat
memaksimalkan keuntungan merekan. Bentuk keistimewaan diferensiasi
produk antara lain karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik
penjual.

Pemilihan karakteristik produk, citra produk dan karakteristik para penjual


akan mempengaruhi letak dan slope kurva permintaannya. Deferensiasi
produk yang berhasil akan menggeser kurva permintaan ke kanan atau
menurunkan elastisitas harga. Iklan yang berhasil untuk suatu produk atau
citra akan menggeser kurva permintaan ke kanan, dan perusahaan tersebut
akan menghasilkan penerimaan yang lebih banyak.
Kegiatan untuk defernsiasi produk juga akan memepengaruhi biaya seperti
biaya iklan. Akbiatnya kurva AC akan bergeser keatas dengan semakin
tingginya tingkat persaingan yang memerlukan biaya periklanan cukup
mahal. Sebaliknya kurva AC akan bergeser kebawah jika biaya periklanan

iii
yang dibutuhkan tidak begitu mahal. Ada banyak kemungkinan kurva
permintaan dan kurva biaya yang tersedia begitu perusahaan yang menjual
suatu produk yang dideferensiasikan. Keputusan perusahaan akan
mempengaruhi kurva permintaan dan kurva biaya dalam pasar tersebut.

2.4.2.17 Keseimbangan Pasar Jangka Pendek


Keseimbangan akan terjadi jika semua perusahaan dalam kelompok produk
tertentu berada dalam keadaan keseimbangan secara bersamaan. Setiap
perusahaan akan memilih harga kuantitas dan derajat diferensiasi
produknya untuk memaksimalkan keuntungannya. Hal ini dapat
digambarkan pada gambar :

Suatu perusahaan harus memilih tingkat harga pada kurva dd sama dengan
DD, dan yang sesuai dengan output yang menggambarkan MR=MC. Pada
gambar. 3 terjadi Q* untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka
harga untuk kuantitas Qx dapat ditentukan dengan menarik sebuah garis
vertical melalui Qx tersebut menuju kurva dd. Keseimbangan produsen
terjadi pada titik P* dengan kuantitas Q*. Pada keseimbangan tersebut,
keuntungan per unit sebesar KL dan keuntungan total sebesar P*KLM.
Seperti pada pasar lainnya, keuntungan jangka pendek dapat saja negatif,
nol atau positif. Gambar. 4 akan menunjukkan perusahaan yang
memperoleh keuntungan positif karena harga tercipta (P) berada diatas
kurva biaya rata-rata (AC) sehingga menghasilkan keuntungan per unit

iii
positif sebesar AB. Total penerimaan perusahaan sebesar OPAQ, sedangkan
total biayanya adalah OCBQ. Dengan demikian keuntungan totalnya adalah
sebesar PABC untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam gambar.4

Namun, tidak semua perusahaan yang berada dipasar monopolistic akan


mendapat kuntungan. Hal itu terjadi apabila harga tercipta dibawah kurva
biaya rata-rata (AC). Pada gambar. 5 ditunjukkan bahwa perusahaan
mengalami kerugian sebesar PABC, karena total penerimaannya hanya
sebesar OCBQ sedangkan total biaya sebesar OPAQ. Perusahaan bias berada
pada keadaan normal profit apabila harga yang terjadi berada pada titik C
yang menggambarkan total penerimaan sama dengan total biayanya.

2.4.2.18 Keseimbangan Pasar Jangka Panjang


Keseimbangan jangka panjang memerlukan syarat keseimbangan jangka
pendek dan keuntungan sama dengan nol untuk semua perusahaan yang
representatif. Implikasi dari model persaingan monopolistic ini merupakan

iii
gabungan dari implikasi dari persaingan sempurna dan monopoli, antara
lain:
1. Harga lebih besar dari marginal Cost (P>MC)
2. Keuntungan sama dengan nol.
3. AC lebih besar dari titik minimum pada kurva LRAC
Ketiga kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Harga (P) Lebih besar dari Marginal Cost (MC) P>MC

Jadi keseimbangan dalam pasar monopolistic jangka panjang akan terjadi


pada saat :
1. MR = MC
2. Kurva dd dan kurva DD berpotongan pada tingkat harga dan kuantitas
yang dapat memaksimalkan keuntungan.
3. Keuntungan sama dengan nol
Pada gambar diatas, keseimbangan jangka panjang tersebut akan terjadi
pada kuantitas QL dan harga PL. pada titik (QL,PL) tersebut syarat tersebut
terpenuhi.

2. Keuntungan Sama dengan Nol


Keuntungan akan sama dengan nol dalam keseimbangan jangka panjang,
karena ada kemudahan untuk memasuki pasar, sehingga keuntungan diatas

iii
tingkat normal akan segera hilang. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Pada gambar diatas, kurva dd akan bersinggungan dengan kurva LRAC


dalam keseimbangan jangka panjang. Jika keuntungan sama dengan nol,
maka P harus sama dengan AC. Jika kurva dd diatas kurva LRAC pada setiap
titik, maka paling tidak akan ada sebuah ukuran pabrik yang menghasilkan
keuntungan yang positif. Selama masih ada perusahaan yang memperoleh
keuntungan positif, maka masih terdapat peluang bagi perusahaan lain
memasuki industri. Penyesuaian menuju keseimbangan pada posisi
keuntungan sama dengan nol dapat dijelaskan melalui penyesuaian
masuknya beberapa perusahaan baru ke pasar. Atau melalui persaingan
harga antar perusahaan yang terdapat dalam industri. Untuk menjelaskan
pernyataan diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

iii
Gambar diatas menjelaskan bahwa pada awalnya kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan dalam pasar monopolistic adalah dd dan biaya
dalam jangka panjang adalah LRAC, sedangkan biaya marginalnya adalah
LRMC. Harga yang terbentuk P* dan output yang dijual sebanyak Q*. pada
posisi ini perusahaan menikmati keuntungan supernormal. Adanya
keuntungan dalam industri ini merangsang perusahaan lain untuk memasuki
pasar, sehingga permintaan tidak lagi pada posisi dd, melainkan bergeser ke
bawah. Proses bergesernya kurva permintaan dan masuknya perusahaan
baru ini akan terus berlangsung sampai kurva permintaan penyinggung
LRAC jangka panjang, yaitu
pada kurva permintaan d’d’. pada kondisi ini, kurva permintaan tidak lagi
kecenderungan untuk turun karena pada Posisi ini keuntungan perusahaan
sama dengan nol, sehingga tidak lagi mendorong perusahaan baru untuk
memasuki industri. Harga yang terbentuk menjadi P** dan output yang
dapat dijual menjadi berkurang hanya pada Q**. Proses menuju
keseimbangan sama dengan nol juga bisa terjadi melalui perang harga antar
perusahaan sehingga menggeser kurva permintaan masing masing
perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:

iii
Kondisi awal perusahaan berada pada ketidakseimbangan. Untuk
menigkatkan penjualannya perusahaan tersebut menurunkan harganya
menjadi P1 dengan harapan kuantitas penjualan dapat ditingkatkan sebesar
Q1 namun kondisi ini tidak terjadi karena perusahaan lain juga melakukan
hal yang sama begitu seterusnya sampai tercipta kondisi dimana semua
perusahaan tidak lagi bersedia menurunkan harganya karena mereka hanya
menikmati keuntungan normal (P=AC) dan proses perang harga ini akan
terhenti pada harga P**. Dua analisis diatas telah menjelaskan bahwa
perang harga maupun proses masuknya perusahaan baru ke dalam industri
akan terhenti bila perusahaan yang ada dalam pasar berada pada posisi
keuntungan sama dengan nol. Oleh karena itu, pasar monopolistic
keuntungan sama dengan nol merupakan keseimbangan jan gka panjang.

3. Kelebihan Kapasitas (Exces Capacity)


Pasar persaingan monopolistic bisa mengakibatkan kelebihan kapasitas. Ada
kecenderungan dalam jangka panjang untuk mengurangi AC (biaya rata-
rata) perusahaan dalam pasar monopolistic cenderung meningkatkan
produksinya dan akan mengurangi pabrik-pabrik yang dimilikinya. Kondisi ini
akan dapat menyebabkan kelebihan pasokan.

2.4.2.19 Penyesuaian Jangka Panjang

iii
Keluar masuknya perusahaan dalam industri akan menggeser kurva dd dan
DD yaitu:
a) Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan menggeser kedua kurva
tersebut ke kiri.
b) Keluarnya perusahaan-perusahaan akan menggeser kedua kurva tersebut
ke kanan.
Pergeseran tersebut akan terjadi terus menerus sampai semua syarat
keseimbangan jangka panjang terpenuhi. Ilustrasinya adalah sebagai
berikut:

2.4.2.20 Persaingan Bukan Harga


Persaingan bukan harga adalah kegiatan usaha diluar perubahan harga yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli. Persaingan
buka harga dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a) Diferensiasi produk yaitu menciptakan berang sejenis tetapi berbeda
coraknya dengan produksi perusahaan lain.
b) Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan. Salah satunya kegiatan
penting yang dilakukan oleh monopolis adalah melakukan promosi
penjualan secara iklan. Tujuan yang hendak dicapai adalah:
• Untuk memperkenalkan produk kepada konsumen

iii
• Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkan perusahaannya
adalah barang yang terbaik.
• Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.

2.4.2.21 Efek Persaingan Monopolistik


Analisis keseimbangan produsen dalam pasar persaingan monopolistik
jangka panjang, terdapat beberapa hal yang perlu disikapi yaitu:
1) Terjadi ketidak efesienan produksi karena produsen tidak berproduksi
pada Biaya rata-rata Minimum. Hal ini akibat dari kurva permintaan yang
menurun harus bersinggungan dengan AC, sehingga tidak mungkin terjadi
AC minimum melainkan pada saat AC menurun. Ini menandakan bahwa
perusahaan dalam jangka panjang masih belum memanfaatkan adanya
economies of scale secara penuh, sehingga terjadi pemborosan sumber
ekonomi masyarakat.
2) Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari
ongkos marginal untuk menghasilkan produk tersebut (P>MC). Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat masih mengalami kerugian akibat
adanya kekuasaan monopoli perusahaan.

2.4.2.22 Pengaturan Pasar Monopolistik


Apabila keseimbangan pada harga dan kuantitas output keseimbangan
dianggap timbul ketidakadilan, karena perusahaan belum berada pada AC
minimum dan harga yang harus dibayar oleh konsumen melebihi biaya
marginalnya, maka terdapat dua tindakan yang mungkin dapat dilakukan
yaitu:
1) Pemerintah membuat peraturan tentang kebijakan harga hal ini
berhubungan dengan fungsi pemerintah sebagai pengawas pasar.
2) Pemerintah memberikan subsidi, hal ini berarti pada saat tertentu
pemerintah harus siap memberikan subsidi paling tidak sebesar
keuntungan produsen yang hilang atau keuntungan sama dengan nol.

iii
Kedua kebijakan tersebut diperlukan agar perusahaan bekerja pada
MC=AC=P atau harga ditentukan seolah-olah dalam persaingan sempurna.
Pada kondisi ini monopolis tidak sepenuhnya menggunakan haknya untuk
membuat harga dan konsumen membayar barang sesuai dengan biaya
marginalnya.

BAB III PENUTUP


Kesimpulannya antara lain :
a) Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan
kerugian yang tidak diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif:
konsumen membayar lebih dan mampu untuk membeli sedikit
daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, pengaruhnya
tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan
menyediakan keragaman yang banyak diminta. Meskipun demikian,
beberapa pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas dan
dalam penggunaan persaingan non harga.

iii
b) Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung
pada perusahaan lainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap
bahwa harga-harga pesaing,iklan dari pesaing tidak berbeda dengan
tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga oleh suatu
perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk
beraksi mengubah harga-harga mereka.
c) jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya
memproduksi produk dasar yang sama. Namun demikian asumsi
bahwa produk adalah homogen sempurna dihilangkan, setiap
perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling
tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk
perusahaan saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan
dengan waktu persaingan jangka panjang akan banyak perusahaan
yang akan memasuki pasar. Jika semakin banyak perusahaan yang
memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang
sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari
perusahaan yamg pertama akan menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
Ferguson, C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth Edition,
Yale University.

Henderson, J.M. and R.E. Quandt. Microeconomic Theory: A Mathematical


Approach. Third Edition, McGraw-Hill International Book Company.

iii
Koutsoyiannis, A. 1985. Modern Microeconomics. ELBS Edition, Macmillan
Publishers Ltd, London.
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya,
Edisi ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.

Rosidi, Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori


Makro & Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT


Raja Grafindo Persada, Jakarta.

DAFTAR ISI

Daftar Isi ii

Kata Pengantar iii

BAB I :
Pendahuluan 1-2

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Pembatasan Masalah 1

Metode Penelitian 1

iii
Tujuan dan Manfaat Penelitian 2

BAB II : Pembahasan 3-28

Pasar 3

Sejarah Pasar 3-5

Macam-macam Pasar 5-6

Struktur Pasar 6-7

Pasar Monopolistik 7-8

Asumsi Pasar Monopolistik 8-10

Karakteristik Pasar Monopolistik 10-11

Persaingan Monopolistik 11-28

Bab III : Penutup 29

Kesimpulan 29

Daftar Pustaka iv

Juni 2009

Penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pasar Monopolistik”

Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan


kaidah kaidah ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka
menyelesaikan studi jenjang strata satu berdasarkan penelitian yang
menggunakan teknik pengumpulan data, menggunakan metodologi
penelitian yang relevan dan terarah pada pokok permasalahan yang

iii
berkaitan dengan bidang studi mahasiswa. Adapun tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia. Untuk itu, makalah ini disusun dengan memakai bahasa
yang sederhana dan mudah untuk dipahami.

Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Ekonomi Mikro, Hadir Hudiyanto, SE, MM yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran, dan petunjuk hingga makalah ini dapat
disusun dengan baik.

“TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”, sebagai sebuah makalah, tidak
lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang berkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini.
Selanjutnya terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat digunakan oleh


pembaca dengan baik.

Jakarta, Juni 2009

Penulis

iii

Вам также может понравиться