Вы находитесь на странице: 1из 4

Berbagi seperti Sumur

Seorang mahasisiwi mendapati dirinya dalam kekurangan


biaya bulan ini, kebutuhannya belum terpenuhi semuanya
padahal uang di dompetnya tersisa beberapa ribu saja.
Sedang gaji dari kerja sampingannya pun telah habis dia
gunakan. Dia mulai memikirkan pekerjaan apa yang bisa
dikerjanya untuk mendapatkan beberapa lembar uang demi
mencukupi kebutuhan prioritasnya bulan ini, tapi sampai
beberapa hari pun belum didapatkannya.
Akhir pekan dia menghadiri sebuah acara sosial, tak
disangkanya ada penggalangan dana untuk korban-korban
Gaza palestina, kotak permintaan dana pun disebar, sesaat
kotak itu berada di depannya. Jiwa sosialnya bergemuruh,
tapi kebutuhannya bulan ini akan tertunda atau mungkin
terabaikan sama sekali jika dia mengisi kotak tersebut dengan
sebagian isi dompetnya yang telah menipis. Hampir saja
kotak itu dipindahkannya tanpa mengisi, tapi entah fikiran
dan kekuatan dari mana dia membuka dompetnya kemudian
tanpa menghitung jumlah isinya dia mengucapkan nama
Allah dan mengambil seluruh isi didalamnya. Tak tersisa
selembar pun.
Keesokan harinya, dengan Rahmat Allah dia mendapatkan
bonus dari tempatnya bekerja, sejumlah beberapa kali lipat
dari jumlah yang diperkirakan mengisi dompetnya kemarin.
Saudaraku..begitulah hakikat dari kehidupan sebenarnya.
Bahwa kebikan telah diganjar dengan kebaikan berlipat
ganda.Bahkan dalam Islam, Allah menjanjikan hal tersebut.
Barang siapa yang mengeluarkan sedekahnya maka akan
digantikan dengan jumlah berlipat ganda. Dan harta yang
dimilikinya tak akan berkurang dengan sedekah tersebut.
Di zaman ini, manusia berlomba untuk mendapatkan
keberhasilan, yang mana di ukurnya dengan harta yang
melimpah. Tak jarang kita saksikan seorang kaya yang
menghardik seorang papah karena memohon belas kasihnya,
ketakutan akan berkurangnya jumlah harta yang telah
dimilikinya dengan berbagi ke orang lain.
Semua di hitung dengan uang, walau pada dasarnya manusia
zaman ini belum mampu meletakkan standar dari
keberhasilan itu sendiri secara tepat. Defenisi dari kaya,
makmur, sejahtera masih belum nampak benang merahnya
dengan miskin, menderita, sengsara. Bahkan benangnya
sendiri belum terlihat. Kecuali sebagian manusia yang faham
akan hakikat dari keberhasilan itu sendiri.
Apakah seorang miskin yang mampu memberi bantuan
kepada tetangganya dikatakan tidak berhasil? Atau seorang
kaya yang enggan untuk membantu tetangganya yang sedang
kesulitan dikatakan seorang yang berhasil?
Tentu jawabannya tergantung siapa yang akan memberi
jawaban! Mungkin Ya mungkin Tidak.
Saya yakin kita semua sepakat bahwa tak ada seorang di
bumi ini pun yang mampu hidup tanpa orang lain, baik
orang lain tersebut memberinya bantuan atau bahkan
memberinya beban. Saya mengibaratkan tiap manusia yang
hiudp adalah pemilik sumur. Apakah sumur itu memiliki
mata air yang bagus atau tidak, yang pasti setiap sumur
memiliki air. Pengibaratan dari kekayaan yang dimiliki setiap
manusia, kaya atau miskin, masing-masing dari kita adalah
pemilik sumur.
Ketika air dari sumur kita bagi ke orang lain maka tentu
airnya takkan habis, atau sumurnya akan jebol. Dan ketika
kita enggan untuk memberinya tentu keadaan air di
dalamnya kan tetap sama.
Lihat sumur di sebuah desa, yang tiap harinya penduduk
desa menimba air darinya, tak jua habis bahkan keesokan
paginya air kembali memenuhi sumur itu.
Memberi bantuan keorang lain tidaklah akan menghabiskan
harta kita atau bahkan menghetikan tumpahan rezeki dari
Allah, bahkan bantuan itu akan diberikan kembali ke kita
dengan tambahan yang melimpah ruah. Seperti sepenggal
kisah diatas, keikhlasan mengeluarkan seluruh isi dompetnya
disaat dia merasakan kesempitan biaya tidaklah
menjadikannya sengsara, Allah langsung menggantinya
dengan berlipat ganda.
Seperti seorang guru yang memberikan ilmu kepada murid-
muridnya, tentu tak akan pernah mengurangi atau
menghabiskan ilmu yang di milikinya. Malah akan
menambah ilmu yang telah didapatkan sebelumnya. Tidak
sampai disitu, pahala kebaikan yag di dapatnya dari
keikhlasan memberi akan mengalir terus menerus jika si
murid mengajarkannya pula pada orang lain.
SubhanalLah! Keajaiban berbagi selalu membuat kesan yang
luar biasa. Hilangkan keraguan untuk berbagi. Mata air
sumur kita tak akan pernah kering..bagi airnya dengan siapa
pun yang membutuhkan.

Ummu faari’

Вам также может понравиться