Вы находитесь на странице: 1из 9

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP

RETURN HARGA SAHAM PADA PT KALBE FARMA, TBK TAHUN 2004


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PT Kalbe Farma, Tbk
Kalbe Farma didirikan pada tanggal 10 September 1966. Mulai beroperasi di kawasa
n Jakarta Utara. Pada tahun 1971 perusahaan ini membuka pabrik baru di kawasan J
akarta Timur. Daerah pemasaranpun tidak hanya di Jakarta, namun telah berkembang
ke daerah â daerah lainnya di Indonesia. Dalam 10tahun sejak berdirinya, PT. Kalb
e Farma telah mencakup seluruh Indonesia.
Kalbe memiliki banyak lini produk, sehingga sampai saat ini perusahaan farmasi i
ni merupakan salah satu perusahaan farmasi yang terbesar di Indonesia. Kategori
produknya adalah obat yang diresepkan (ethical) dan juga obat yang dijual bebas
( OTC/ Over the Counter).
Pada tahun 1977 PT Kalbe Farma membuka anak perusahaan yaitu PT. Dankos Laborato
ries yang mempunyai fokus pada obat yang dijual bebas ( OTC/ Over the Counter).
Pada tahun 1985 PT. Kalbe Farma mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe serta PT. Hexp
harm Jaya.
PT.Kalbe Farma melakukan IPO( initial Public Offering) pada tahun 1991 dan mela
kukan penggabungan usaha atau merger dengan PT. Dankos dan PT. Enserval padsa ta
nggal 16 Desember 2005 yang menjadikan PT.Kalbe Farma sebagai salah satu perusah
an yang cukup besar di Asia tenggara.

1.2 Latar Belakang Stock Split


Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup bes
ar. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang ter
daftar di bursa saham serta semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai te
rjun di dunia pasar modal. Tidak hanya peran dari perusahaan dan masyarakat saja
yang mengakibatkan pasar modal di Indonesia berkembang, namun pemerintah juga b
erperan dalam membantu perkembangan pasar modal di Indonesia.
Informasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi para investor
dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terj
adi, sehingga keputusan yang di ambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam pasar modal, banyak sekali infomasi yang dapat di peroleh i
nvestor baik informasi yang tersedia di publik atau pun informasi pribadi (priva
t). Salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split.
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham
adalah tingkat harga saham. Bila saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka j
umlah
permintaanya akan berkurang. Sebaliknya, jika pasar menilai bahwa harga saham te
rsebut terlalu rendah maka jumlah permintaannya akan meningkat. Tingginya harga
saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Huku
m permintaan dan penawaran kembali akan berlaku, dan sebagai konsekuensinya, har
ga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan y
ang baru. (Ewijaya, 1999)Peristiwa stock split di pasar modal dilakukan oleh par
a manajer perusahaan untuk menata kembali harga pasar saham. Hal ini mengindikas
ikan bahwa stock split merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal.
Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlemba
r saham adalah 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian total ekuitas perusaha
an adalah tetap atau tidak mengalami perubahan, dengan kata lain stock split tid
ak mempunyai nilai ekonomis. Oleh karena itu, stock split merupakan suatu kosmet
ika saham yang dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar saha
m terlihat lebih menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmura
n bagi pemegang saham.
Tujuan dilakukannya stock split oleh emiten adalah agar sahamnya berada
dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga distribusi saham menjadi lebih
luas dan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil. Harga pasar
saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Harga saham yang
terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila
harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi se
hingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut
banyak perusahaan yang melakukan stock split. Sehingga dengan harga saham yang
tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Tindakan stock split mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah,
sehingga para investor yang berhubungan dengan aktivitas tersebut dapat melakuka
n penyusunan kembali portofolio investasinya. Penyusunan kembali portofolio tida
k terlepas dari pertimbangan resiko saham yang membentuk portofolio sehingga dih
arapkan akan diperoleh tingkat resiko yang lebih kecil dimana investor rasional
akan memilih investasi yang mempunyai resiko terkecil bila dihadapkan pada dua p
ilihan investasi yang memberikan tingkat return sama.
Stock split adalah salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menarik perh
atian investor. Stock split akan memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusah
aan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya. Jika kondisinya t
idak bagus, maka perusahaan tidak akan melakukan stock split. Pasar akan memberi
kan respon positif jika perusahaan melakukan stock split kredibel. Stock split b
iasanya diikuti oleh peningkatan dividen, oleh karena itu pasar akan menafsirkan
sebagai prediktor peningkatan dividen. Peningkatan dividen dapat menjadikan inf
ormasi tentang keyakinan manejemen terhadap laba yang akan datang. Hasil yang di
tunjukkan yaitu harga saham meningkat pada periode menjelang stock split. (Ewija
ya, 1999). Informasi mengenai stock split dan motivasi perusahaan melakukan stoc
k split menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh para investor dan calo
n investor dalam mengambil keputusan untuk membeli dan melepas saham yang dimili
ki berdasarkan analisis mereka mengenai informasi apa yang terkandung dalam stoc
k split ketika mereka mencoba mengetahui alasan manajer melakukan stock split Da
ri perusahaan yang melakukan stock split tersebut, tentunya harga sahamnya ada y
ang mengalami kenaikan maupun penurunan setelah melakukan stock split, bahkan mu
ngkin tidak bergerak atau tetap harga sahamnya. Berawal dari kondisi ini, penuli
s tertarik untuk melakukan analisa terhadap perubahan yang terjadi pada suatu sa
ham yang disebabkan oleh suatu peristiwa.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan rata-rata return saham pada PT Kalbe Farma sebelum da
n sesudah stock split?

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka pan
jang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun mod
al sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasa
rnya fungsi pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunj
ukkan dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusa
haan yang telah go public. (Suad Husnan, 1994)
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para
pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham
tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu se
kurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penja
min emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusah
aan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan
dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang mo
dal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk mel
unasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha.
Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan
pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen pen
jualan.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara
investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu sel
ambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus di
catatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek s
etiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai te
mpat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, piha
k yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembeli
an, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas
. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

1. Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), d
an Bursa Efek Surabaya (BES).
2. Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yan
g terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatu
r dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE), d
iawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual
dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara k
antor para broker atau dealer.
Fungsi pasar modal adalah sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki d
ana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (bo
rrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam e
konomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan ata
u return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dar
i luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dar
i hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana y
ang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva riil.
Pasar efisien adalah pasar tempat setiap harga sekuritas sama dengan nila
i investasi sepanjang waktu. Artinya, setiap sekuritas dijual pada harga yang wa
jar setiap waktu. Setiap usaha untuk mengidentifikasikan kesalahan harga sekurit
as adalah usaha yang sia-sia. Di pasar yang efisien, seperangkat informasi denga
n cepat dan sepenuhnya dicerminkan dengan harga pasar.
2.2 Saham
Salah satu efek yang pasar umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) ad
alah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (P
T). Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut :
1. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saha
m.
2. Capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga
beli dan harga jual saham.
3. Manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusaha
an.
Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stoc
k) dan saham istimewa (preffered stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada ha
k yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima deviden,
memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua k
ewajiban-kewajiban perusahaan.
Ciri-ciri saham istimewa adalah:
1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih da
hulu dalam hal menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak men
erima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kew
ajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasila
n dalam jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitka
n mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa pe
rusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harg
a tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempuny
ai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh per
usahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut
. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang la
in jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarka
n deviden terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
2. Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham te
rsebut diperdagangkan di bursa.
Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan
2.3 Stock Split
Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untu
k menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham & Gapenski dalan Fatmawati dan As
ri, 1999:94). Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terl
alu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.pada das
arnya ada dua stock split yang dapat dilakukan yaitu split up (pemecahan naik )
dan split down (pemecahan turun ). Split up adalah penurunan nilai nominal per l
embar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya
pemecahan saham dengan split factor 2:1, 3:1, 4:1,(maksudnya 2:1 ialah setiap 1
lembar saham lama ditukar dengan 2 lembar saham baru, dan seterusnya) . Sebagai
contoh pada 200 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000 per lembar saham, dila
kukan stock split dengan split faktor 2:1. maka jumlah lembar saham setelah peri
stiwa stock split menjadi 400 lembar saham dengan nilai saham menurun menjadi Rp
500 per lembar
saham sedangkan split down adalah peningkatan nilai nominal perlembar sahamPasar
modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi unt
uk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan, dimana masyarakat diikutsertak
an secara langsung didalamnya. Masyarakat yang diikutsertakan secara langsung ad
alah masyarakat yang menanamkan dananya ke dalam suatu perusahaan, dengan cara m
embeli saham dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga se
belumnya. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu t
inggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan demik
ian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kat
a lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.
Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split han
yalah mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham sedan
gkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyaknya peristiwa sto
ck split di pasar modal memberikan indikasi bahwa stock split merupakan alat yan
g penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat m
anajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik di pasar moda
l apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan menin
gkat lebih cepat.
Stock split adalah langkah perseroan dalam meningkatkan jumlah saham tanpa mengu
bah modal pemegang saham dan nilai pasar secara agregat. Bagi para emiten, hal i
ni berhubungan dengan teori sinyal yang mengungkapkan keterpaduan kebijakan divi
den dan stock split. Secara umum, stock split akan cenderung meningkatkan kinerj
a pasar. Pada hari pencatatatan terakhir, kecenderungan harga saham akan naik di
bandingkan dengan harga sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung target h
arga stock split-nya. Bila target harga saham baru sesudah stock split Rp. 4000
maka harga saham sebelum stock split akan cenderung naik setara Rp. 8000. Namun
demikian hari-hari
menuju target tersebut akan terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan harga saham
yang dipengaruhi oleh faktor lain baik peristiwa dalam negeri maupun global. Men
uju hari pencatatan terakhir, harga saham yang terbentuk merupakan harga penyesu
aian. Para investor yang sudah berpengalaman dalam membeli saham dengan tujuan m
endapatkan dividen akan mencari waktu dan harga yang tepat pada kurun waktu ters
ebut.
Kombinasi antara peristiwa pembagian dividen dengan peristiwa stock split
nampaknya merupakan upaya memberikan sinyal yang positif. Dengan pemilihan waktu
dan harga yang tepat dalam kurun waktu tersebut, maka investor akan mendapat di
viden tanpa atau dengan penurunan nilai pada harga sahamnya. Dapat dipastikan ha
l tersebut akan terwujud dengan prasyarat tidak terjadi peristiwa politik yang d
apat mengejutkan pasar.
Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dan
jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi deperti ini, maka perdagangan sa
ham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang
dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham
tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini
akan semakin tinggi.
2.3.2 Jenis Stock Split
Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu stock splitup
dan stock split-down.
1. Stock split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakiba
tkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan faktor
pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1. Stock split dengan factor pemecahan 2:1 maksudnya a
dalah dua lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan sa
tu lembar saham lama (lembar sebelum stock split). Stock split dengan faktor pem
ecahan 3:1 maksudnya adalah tiga lembar saham baru (lembar setelah stock split)
dapat ditukar dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan set
erusnya.
2. Stock split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengur
angi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan
1:2, 1:3, 1:4. Stock split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah satu le
mbar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan dua lembar sah
am lama (lembar sebelum stock split). Stock split dengan faktor pemecahan 1:3 ma
ksudnya adalah satu lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan tiga lembar saham
lama (lembar sebelum stock split) dan seterusnya. Para emiten sampai sampai saat
ini hanya melakukan stock split naik (stock splits-up). Dan jarang terjadi kasu
s reverse stock (stock split-down).
2.3.3 Alasan Stock Split
Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer perusahaan yan
g melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka, dapat disimpulkan berbaga
i alasan para manajer perusahaan dalam melakukan stock split adalah sebagai beri
kut:
1. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split percaya bahwa stock sp
lit akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal yang se
lanjutnya dapat menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut sehin
gga membuat saham likuid untuk diperdagangkan. Hal ini akan mengubah investor ad
d lot menjadi round lot.
2. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock sp
lit serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipot
esis signaling dan liquidity. Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangangan b
ahwa perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor aki
bat semakin rendahnya harga saham.
3. Harga saham yang semakin rendah akan menambah kemampuan saham
tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan meningkatkan efisiensi pasa
r.
2.3.4 Kerugian Dilakukan Stock Split
Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat kerugian antara lain
:
1. Manfaat yang illusionistis dari stock split yang dilakukan bagi para pemodal
adalah biaya surat saham akan naik karena kepemilikan yang tadinya cukup diwakil
i selembar saham kemudian menjadi 2 lembar saham, biaya back office di perusahaa
n efek, biaya klirring dan biaya kustodian dipengaruhi oleh jumlah fisik surat s
aham yang dikelola.
2. Adanya biaya pemecahan, yang termasuk didalamnya biaya transfer agen untuk pr
oses sertifikat dan biaya lainnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Se
dangkan bagi pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock split
.
2.3.5 Mekanisme Stock Split
Aksi korporasi stock split dapat berperan sebagai salah satu upaya mencapai pemb
erdayaan. Stock split dapat menjadikan harga saham secara absolut lebih rendah.
Investor yang semula tak dapat menjangkau harga saham, melalui stock split menja
di
terjangkau. Stock split merupakan perwujudan pemerataan untuk para investor untu
k membeli dan memiliki saham. Melalui stock split frekuensi perdagangan saham ce
nderung meningkat atau lebih likuid. Perdagangan saham yang likuid akan cenderun
g meningkatkan harga sahamnya. Namun demikian tidak semua jenis saham menjadi le
bih likuid sesudah pemecahan saham Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan st
ock split akan diberitahukan oleh Dewan Direksi berdasarkan dengan hasil keputus
an Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sebagai contoh nilai nominal saham yang semula sebesar Rp. 500,- (lima ratus Ru
piah) menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. Jika da
lam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan adanya perubahan anggaran dasar,
keputusan tersebut di buat dihadapan notaris yang ditunjuk oleh Dewan Direksi.
Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktorat Jen
deral Administrasi Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan pada kan
tor pendaftaran perusahaan daerah setempat. Sehubungan dengan keputusan Rapat Um
um Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan untuk melakukan konversi sahamnya
menjadi catatan elektronik (tanpa warkat) dalam rekening efek perusahaan efek at
au bank custodian dimana pemegang saham membuka rekening efeknya ("konversi saha
m") dan pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per sah
am menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, Dewan Dire
ksi akan memberitahukan tata cara konversi saham dan pemecahan nilai nominal sah
am.
2.4 Signaling Theory
Signaling theory atau asimetry information (Baker dan Powell, 1993) menyatakan b
ahwa pemecahan saham memberikan sinyal/informasi kepada in-vestor mengenai prosp
ek perusahaan di masa yang akan datang. Pada tingkat asimetri tertentu antara ma
najer dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan pemecahan
saham agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan. Keputusan mela
kukan pemecahan saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ternyata merupaka
n suatu keputusan yang mahal, karena semakin tingginya tingkat komisi saham dan
menurunnya harga saham, sehingga mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluark
an manajemen peru-sahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. Sesuai yang d
ikemukakan oleh Copeland bahwa pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditan
g-gung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu menan
ggung biaya ini, sehingga akan memberikan sinyal yang positif pada pasar terhada
p kredibilitas perusahaan. Selain itu, dengan tingkat biaya komisi yang tinggi,
tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi broker untuk benar-benar melaku
kan analisa setepat mungkin agar harga saham berada pada tingkat perda-gangan op
timal serta mampu memberi informasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan inves
tor. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki prospek yang baik yang mencoba me
mberikan sinyal tidak valid lewat pemecahan saham akan tidak mampu menanggung bi
aya tersebut.

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN


3.1 Data
Data yang diperoleh adalah harga saham PT Kalbe Farma berupa harga saham t-10 s
ampai dengan t+10. Dari data tersebut dilakukan perhitungan return saham seperti
pada table 4.1 dibawah ini.

Table 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Return Saham


Saham Hari ke- Tanggal Harga Saham Return Saham
KLBF -11 12/11/2003 975
-10 12/12/2003 1000 0.025641026
-9 12/15/2003 1025 0.025
-8 12/16/2003 1025 0
-7 12/17/2003 1025 0
-6 12/18/2003 1050 0.024390244
-5 12/19/2003 1025 -0.023809524
-4 12/22/2003 1025 0
-3 12/23/2003 1000 -0.024390244
-2 12/29/2003 1000 0
-1 12/30/2003 1000 0
0 1/2/2004 500 0.1
1 1/5/2004 550 -0.090909091
2 1/6/2004 500
3 1/7/2004 525 0.05
4 1/8/2004 550 0.047619048
5 1/9/2004 600 0.090909091
6 1/12/2004 550 -0.083333333
7 1/13/2004 550 0
8 1/14/2004 525 -0.045454545
9 1/15/2004 550 0.047619048
10 1/16/2004 550 0
rata-rata sblm 0.00268315
rata-rata ssdh 0.011645022

Grafik 4.1. Pergerakan Return Saham Selama Even Date

3.2 Pembahasan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa perioda sebelum stock split, return saham m
emiliki nilai yang kecil jika dibandingkan setelah peristiwa stock split. Hal in
i disebabkan karena harga saham lebih murah dibanding sebelumnya, sehingga para
investor cendrung dapat membeli saham dengan jumlah yang lebih banyak dimana aka
n berpengaruh terhadap return saham.
Saham yang mengalami stock split akan memiliki harga yang cukup rendah, sehingga
investor kecilpun dapat ikut melakukan perdagangan saham. Contohnya pada saham
PT. Kalbe Farma, sebelum stock price harganya adalah Rp 1.000,- per lembar saham
, sehingga untuk membeli satu lot( 500 lembar saham) dibutuhkan dana sejumlah Rp
500.000,- sedangkan setelah stock split harga sahamnya menjadi Rp 500,-, sehing
ga hanya membutuhkan dana Rp 250.000,- untuk membeli satu lot saham PT. Kalbe Fa
rma tersebut.
Bedasarkan signaling theory yang mengungkapkan bahwa stock split cendrung untuk
memberikan sinyal positif kepada para investor sehingga aktivitas perdagangan a
kan meningkat seiring dengan optimism dari investor serta harga saham yang cendr
ung lebih murah untuk didapat.

3.3 Simpulan dan Saran


Harga saham yang sudah terlalu tinggi hendaknya melakukan stock split agar saham
nya lebih attractive bagi investor. Karena secara psikologis, investor lebih ter
tarik membeli saham yang harganya lebih murah. Dengan semakin banyak investor te
rtarik pada saham ini karena jumlah saham beredar menjadi lebih banyak sehingga
relatif lebih marketable dan likuid. Investor hendaknya dapat mempertimbangkan i
nformasi stock split dalam melakukan prediksi kinerja perusahaan meskipun stock
split tidak memiliki nilai ekonomis akan tetapi stock split dapat memberikan sin
yal yang informatif mengenai prospek perusahaan yang menguntungkan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ewijaya dan Indriantoro (1999) y
ang mencatat bahwa saham perusahaan kurang likuid jika harga sahamnya mahal. Pem
ecahan saham memerlukan biaya, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek baik
saja yang mempu melakukan stock split (Marwata, 2001). Khomsiyah dan Sulistyo (
2001) menemukan adanya reaksi positif atas pengumuman pemecahan saham karena pas
ar melihat perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang memp
unyai kinerja baik. Sukardi (2003) menguji pengaruh pengumuman pemecahan saham t
erhadap likuiditas saham yang mengalami pemecahan saham tersebut. Penelitian ini
menguji reaksi pasar terhadap pemecahan
saham dengan menggunakan pendekatan harga, yaitu dengan mengamati harga saham
yang tercermin dalam return saham di sekitar event pemecahan saham.
Daftar Pustaka
Aghastia Khresna FX dan H Sri Sulistyanto. 2005. Pengaruh Earning Per Share
Dan Dividen Per Share Pada Stock split Terhadap Perubahan
Harga Saham. MODUS. Vol 7 No 12, 2005: 89-96
Ewijaya dan Nur Indriantoro. 1999. Analisis Pengaruh Stock split Terhadap
Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 2
No 1, Januari 1999 : 53-65
Jogianto H.M dan Wahyu Anggraeni. 2000. Penelitian Tentang Informasi Laba
Dan Feviden Kas Yang Dibawa Oleh Pengumumam Stock split.
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol 2 No 1, April 2000: 1-12
Husnan Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristiaji. 2006. Dampak Size Perusahaan
Terhadap Kandungan Informasi Dan Efek Intra Industri
Pengumuman Stock split. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol.13 No.1,
Maret 2006:1-20
Mahirun. 2004. Abnormal Return Saham Yang Melakukan Stock split. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Vol 2 No 2, September 2004: 91-101
Retno Miliasih. 2006. Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Perubahan Harga
Saham. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol.13 No.1, Maret 2006:1-20
Rohana. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stock split Dan
Dampak Yang Ditimbulkannya. Simposium Nasional Akuntansi.
Oktober 2003 : 601-613
Sukardi. 2000. Reaksi Pasar Terhadap Stock split. Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 1
No.1, Juni 2000:24-29
Wang Sutrisno Dan Fransisca Yuniartha, Soffy Susilowati. 2007. Pengaruh Stock
split Terhadap Likuiditas Di Bursa Efek Jakarta.
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/. Juni 2010

Вам также может понравиться