Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), d
an Bursa Efek Surabaya (BES).
2. Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yan
g terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatu
r dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE), d
iawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual
dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara k
antor para broker atau dealer.
Fungsi pasar modal adalah sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki d
ana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (bo
rrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam e
konomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan ata
u return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dar
i luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dar
i hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana y
ang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva riil.
Pasar efisien adalah pasar tempat setiap harga sekuritas sama dengan nila
i investasi sepanjang waktu. Artinya, setiap sekuritas dijual pada harga yang wa
jar setiap waktu. Setiap usaha untuk mengidentifikasikan kesalahan harga sekurit
as adalah usaha yang sia-sia. Di pasar yang efisien, seperangkat informasi denga
n cepat dan sepenuhnya dicerminkan dengan harga pasar.
2.2 Saham
Salah satu efek yang pasar umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) ad
alah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (P
T). Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut :
1. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saha
m.
2. Capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga
beli dan harga jual saham.
3. Manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusaha
an.
Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stoc
k) dan saham istimewa (preffered stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada ha
k yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima deviden,
memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua k
ewajiban-kewajiban perusahaan.
Ciri-ciri saham istimewa adalah:
1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih da
hulu dalam hal menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak men
erima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kew
ajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasila
n dalam jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitka
n mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa pe
rusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harg
a tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempuny
ai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh per
usahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut
. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang la
in jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarka
n deviden terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
2. Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham te
rsebut diperdagangkan di bursa.
Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan
2.3 Stock Split
Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untu
k menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham & Gapenski dalan Fatmawati dan As
ri, 1999:94). Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terl
alu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.pada das
arnya ada dua stock split yang dapat dilakukan yaitu split up (pemecahan naik )
dan split down (pemecahan turun ). Split up adalah penurunan nilai nominal per l
embar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya
pemecahan saham dengan split factor 2:1, 3:1, 4:1,(maksudnya 2:1 ialah setiap 1
lembar saham lama ditukar dengan 2 lembar saham baru, dan seterusnya) . Sebagai
contoh pada 200 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000 per lembar saham, dila
kukan stock split dengan split faktor 2:1. maka jumlah lembar saham setelah peri
stiwa stock split menjadi 400 lembar saham dengan nilai saham menurun menjadi Rp
500 per lembar
saham sedangkan split down adalah peningkatan nilai nominal perlembar sahamPasar
modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi unt
uk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan, dimana masyarakat diikutsertak
an secara langsung didalamnya. Masyarakat yang diikutsertakan secara langsung ad
alah masyarakat yang menanamkan dananya ke dalam suatu perusahaan, dengan cara m
embeli saham dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga se
belumnya. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu t
inggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan demik
ian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kat
a lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.
Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split han
yalah mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham sedan
gkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyaknya peristiwa sto
ck split di pasar modal memberikan indikasi bahwa stock split merupakan alat yan
g penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat m
anajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik di pasar moda
l apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan menin
gkat lebih cepat.
Stock split adalah langkah perseroan dalam meningkatkan jumlah saham tanpa mengu
bah modal pemegang saham dan nilai pasar secara agregat. Bagi para emiten, hal i
ni berhubungan dengan teori sinyal yang mengungkapkan keterpaduan kebijakan divi
den dan stock split. Secara umum, stock split akan cenderung meningkatkan kinerj
a pasar. Pada hari pencatatatan terakhir, kecenderungan harga saham akan naik di
bandingkan dengan harga sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung target h
arga stock split-nya. Bila target harga saham baru sesudah stock split Rp. 4000
maka harga saham sebelum stock split akan cenderung naik setara Rp. 8000. Namun
demikian hari-hari
menuju target tersebut akan terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan harga saham
yang dipengaruhi oleh faktor lain baik peristiwa dalam negeri maupun global. Men
uju hari pencatatan terakhir, harga saham yang terbentuk merupakan harga penyesu
aian. Para investor yang sudah berpengalaman dalam membeli saham dengan tujuan m
endapatkan dividen akan mencari waktu dan harga yang tepat pada kurun waktu ters
ebut.
Kombinasi antara peristiwa pembagian dividen dengan peristiwa stock split
nampaknya merupakan upaya memberikan sinyal yang positif. Dengan pemilihan waktu
dan harga yang tepat dalam kurun waktu tersebut, maka investor akan mendapat di
viden tanpa atau dengan penurunan nilai pada harga sahamnya. Dapat dipastikan ha
l tersebut akan terwujud dengan prasyarat tidak terjadi peristiwa politik yang d
apat mengejutkan pasar.
Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dan
jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi deperti ini, maka perdagangan sa
ham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang
dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham
tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini
akan semakin tinggi.
2.3.2 Jenis Stock Split
Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu stock splitup
dan stock split-down.
1. Stock split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakiba
tkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan faktor
pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1. Stock split dengan factor pemecahan 2:1 maksudnya a
dalah dua lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan sa
tu lembar saham lama (lembar sebelum stock split). Stock split dengan faktor pem
ecahan 3:1 maksudnya adalah tiga lembar saham baru (lembar setelah stock split)
dapat ditukar dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan set
erusnya.
2. Stock split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengur
angi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan
1:2, 1:3, 1:4. Stock split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah satu le
mbar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan dua lembar sah
am lama (lembar sebelum stock split). Stock split dengan faktor pemecahan 1:3 ma
ksudnya adalah satu lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar
dengan tiga lembar saham
lama (lembar sebelum stock split) dan seterusnya. Para emiten sampai sampai saat
ini hanya melakukan stock split naik (stock splits-up). Dan jarang terjadi kasu
s reverse stock (stock split-down).
2.3.3 Alasan Stock Split
Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer perusahaan yan
g melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka, dapat disimpulkan berbaga
i alasan para manajer perusahaan dalam melakukan stock split adalah sebagai beri
kut:
1. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split percaya bahwa stock sp
lit akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal yang se
lanjutnya dapat menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut sehin
gga membuat saham likuid untuk diperdagangkan. Hal ini akan mengubah investor ad
d lot menjadi round lot.
2. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock sp
lit serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipot
esis signaling dan liquidity. Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangangan b
ahwa perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor aki
bat semakin rendahnya harga saham.
3. Harga saham yang semakin rendah akan menambah kemampuan saham
tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan meningkatkan efisiensi pasa
r.
2.3.4 Kerugian Dilakukan Stock Split
Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat kerugian antara lain
:
1. Manfaat yang illusionistis dari stock split yang dilakukan bagi para pemodal
adalah biaya surat saham akan naik karena kepemilikan yang tadinya cukup diwakil
i selembar saham kemudian menjadi 2 lembar saham, biaya back office di perusahaa
n efek, biaya klirring dan biaya kustodian dipengaruhi oleh jumlah fisik surat s
aham yang dikelola.
2. Adanya biaya pemecahan, yang termasuk didalamnya biaya transfer agen untuk pr
oses sertifikat dan biaya lainnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Se
dangkan bagi pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock split
.
2.3.5 Mekanisme Stock Split
Aksi korporasi stock split dapat berperan sebagai salah satu upaya mencapai pemb
erdayaan. Stock split dapat menjadikan harga saham secara absolut lebih rendah.
Investor yang semula tak dapat menjangkau harga saham, melalui stock split menja
di
terjangkau. Stock split merupakan perwujudan pemerataan untuk para investor untu
k membeli dan memiliki saham. Melalui stock split frekuensi perdagangan saham ce
nderung meningkat atau lebih likuid. Perdagangan saham yang likuid akan cenderun
g meningkatkan harga sahamnya. Namun demikian tidak semua jenis saham menjadi le
bih likuid sesudah pemecahan saham Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan st
ock split akan diberitahukan oleh Dewan Direksi berdasarkan dengan hasil keputus
an Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sebagai contoh nilai nominal saham yang semula sebesar Rp. 500,- (lima ratus Ru
piah) menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. Jika da
lam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan adanya perubahan anggaran dasar,
keputusan tersebut di buat dihadapan notaris yang ditunjuk oleh Dewan Direksi.
Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktorat Jen
deral Administrasi Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan pada kan
tor pendaftaran perusahaan daerah setempat. Sehubungan dengan keputusan Rapat Um
um Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan untuk melakukan konversi sahamnya
menjadi catatan elektronik (tanpa warkat) dalam rekening efek perusahaan efek at
au bank custodian dimana pemegang saham membuka rekening efeknya ("konversi saha
m") dan pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per sah
am menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, Dewan Dire
ksi akan memberitahukan tata cara konversi saham dan pemecahan nilai nominal sah
am.
2.4 Signaling Theory
Signaling theory atau asimetry information (Baker dan Powell, 1993) menyatakan b
ahwa pemecahan saham memberikan sinyal/informasi kepada in-vestor mengenai prosp
ek perusahaan di masa yang akan datang. Pada tingkat asimetri tertentu antara ma
najer dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan pemecahan
saham agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan. Keputusan mela
kukan pemecahan saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ternyata merupaka
n suatu keputusan yang mahal, karena semakin tingginya tingkat komisi saham dan
menurunnya harga saham, sehingga mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluark
an manajemen peru-sahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. Sesuai yang d
ikemukakan oleh Copeland bahwa pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditan
g-gung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu menan
ggung biaya ini, sehingga akan memberikan sinyal yang positif pada pasar terhada
p kredibilitas perusahaan. Selain itu, dengan tingkat biaya komisi yang tinggi,
tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi broker untuk benar-benar melaku
kan analisa setepat mungkin agar harga saham berada pada tingkat perda-gangan op
timal serta mampu memberi informasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan inves
tor. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki prospek yang baik yang mencoba me
mberikan sinyal tidak valid lewat pemecahan saham akan tidak mampu menanggung bi
aya tersebut.
3.2 Pembahasan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa perioda sebelum stock split, return saham m
emiliki nilai yang kecil jika dibandingkan setelah peristiwa stock split. Hal in
i disebabkan karena harga saham lebih murah dibanding sebelumnya, sehingga para
investor cendrung dapat membeli saham dengan jumlah yang lebih banyak dimana aka
n berpengaruh terhadap return saham.
Saham yang mengalami stock split akan memiliki harga yang cukup rendah, sehingga
investor kecilpun dapat ikut melakukan perdagangan saham. Contohnya pada saham
PT. Kalbe Farma, sebelum stock price harganya adalah Rp 1.000,- per lembar saham
, sehingga untuk membeli satu lot( 500 lembar saham) dibutuhkan dana sejumlah Rp
500.000,- sedangkan setelah stock split harga sahamnya menjadi Rp 500,-, sehing
ga hanya membutuhkan dana Rp 250.000,- untuk membeli satu lot saham PT. Kalbe Fa
rma tersebut.
Bedasarkan signaling theory yang mengungkapkan bahwa stock split cendrung untuk
memberikan sinyal positif kepada para investor sehingga aktivitas perdagangan a
kan meningkat seiring dengan optimism dari investor serta harga saham yang cendr
ung lebih murah untuk didapat.