Вы находитесь на странице: 1из 38

GENERATOR

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

OLEH

PUTU RUSDI ARIAWAN 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan
rahmat-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Adapun judul
dari karya tulis ini adalah “ Generator”
Dengan terselesaikannya karya tulis ini, tak lupa penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
Bapak dosen, Ida Bagus Gede Manuaba ST. MT selaku dosen mata kuliah
Dasar Teknik Tenaga Listrik atas bimbingannya dalam menyelesaikan
karya tulis ini.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan support dan segala
bimbingan.
Teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan karya tulis ini.
Dan juga semua pihak yang telah turut membantu hingga terselesaikannya
karya tulis ini.
Penulis mengakui bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan. Untuk itu diharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesinambungan karya tulis ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi segala pihak dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.

Denpasar, Desember 2010

Penulis

PUTU RUSDI ARIAWAN


DAFTAR ISI

Judul ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ......................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Umum .......................................................................... 4
Bab III Metodelogi Penulisan
3.1 Tempat dan Waktu Penulisan ........................................................ 7
3.2 Sumber Data ................................................................................. 7
3.3 Jenis Data ...................................................................................... 7
Bab IV Pembahasan
4.1 Pengertian Generator ...................................................................... 9
4.2 Prinsip Kerja Generator .............................................................. 15
4.3 Jenis-jenis Generator ........................................................................
4.4 Karakteristik Generator ....................................................................
4.5 Pembangkitan Tegangan Induksi .....................................................
4.6 Reaksi Jangkar .................................................................................
4.7 Pengukuran Pendemagnetan ............................................................
4.8 Kerja Paralel Generator Arus Searah ...............................................
4.9 Hubungan Paralel Generator ............................................................

PUTU RUSDI ARIAWAN


Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 21
5.2 Saran ............................................................................................. 21
Daftar Pustaka

PUTU RUSDI ARIAWAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Generator merupakan salah satu mesin listrik yang prinsip kerjanya
berdasarkan Hukum Induksi Faradday. Di dalam pemakaiannya, generator dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu generator berpenguatan bebas dan generator
berpenguatan sendiri, yang dimana generator tersebut dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian lagi.

1.2 Rumusan Permasalahan


Adapun rumusan permasalahan yang didapat dari latar belakang permasalahan
di atas yaitu:
1. Bagaimana prinsip kerja dari generator arus searah?
2. Mengapa kerja paralel sangat menguntungkan dalam generator?
3. Bagaimana reaksi jangkar dapat berfungsi dalam generator?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari karya tulis ini yaitu:
1. Mengetahui prinsip kerja dari generator arus searah?
2. Mengetahui keuntungan dari kerja paralel dari generator?
3. Mengetahui fungsi dari reaksi jangkar dari generator?

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan dari paper ini adalah mengetahui lebih lanjut kinerja
dari generator.

PUTU RUSDI ARIAWAN


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Generator merupakan salah satu aspek pendukung dalam sistem tenaga dan
merupakan salah satu aspek penting di dalam pengkonversian energi
elektromekanik; yaitu konversi energi dari bentuk mekanik ke listrik dan dari
bentuk listrik ke mekanik. Generator dapat digolongkan ke dalam sistem
pembangkit dimana sistem ini berperan untuk mengubah bentuk energi mekanik
menjadi energi listrik.
Suatu mesin listrik (baik generator ataupun motor) akan berfungsi bila
memiliki :
Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet
Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor – konduktor
yang terletak pada alur – alur jangkar
Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan
magnet
Pada mesin arus searah, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu
merupakan stator (bagian yang tidak berputar), dan kumparan jangkar merupakan
rotor (bagian yang berputar). Bila kumparan jangkar berputar dalam medan
magnet akan dibangkitkan tegangan (ggl) yang berubah – ubah arah setiap
setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak – balik.
e= Emaks sin ωt
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut
komutator dan sikat.

PUTU RUSDI ARIAWAN


BAB III
METODELOGI PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Penulisan

Pembuatan tugas ini dilakukan di Denpasar pada tanggal 6 Desember


2010

3.2 Sumber Data

Data diperoleh melalui literatur-literatur yang berupa konsep dan aplikasi


dari generator yang dikarang oleh Zuhal, Ir.E.Setiawan, P.van.Harten, dan juga
situs internet.

3.3 Jenis Data


Data yang digunakan dalam menganalisis adalah data sekunder yang
berasal dari kajian pustaka dengan data-data sebagai berikut :
Dasar Teknik Tenaga Listrik
Oleh : Zuhal
Instalasi Listrik Arus Kuat 3
Oleh : - P.van.Harten
- Ir.E.Setiawan
Media internet

PUTU RUSDI ARIAWAN


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Generator


Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya
listrik. Mesin listrik dapat berupa generator dan motor dan berdasarkan arah
arusnya mesin listrik terbagi atas mesin listrik arus searah dan mesin listrik arus
bolak-balik.

4.2 Prinsip Kerja Generator


Prinsip dari Generator Arus Searah berdasarkan Hukum Induksi Farraday.
Jika sepotong kawat terletak diantara kutub-kutub magnet kemudian kawat
tersebut digerakkan maka diujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL)
karena induksi
e = B.L.V
Jadi dasarnya adalah harus ada konduktor (penghantar),harus ada medan
magnet, dan harus ada gerak atau perputaran dari konduktor pada medan
magnetik. Arah GGL sesuai dengan kaidah tangan kanan,dimana:

o jempol  gerak  putaran (v)


o jari telunjuk  medan magnetik  U – S (kutub) (B)
o jari tengah  besarnya galvanis  (L)
o Ketiga arah ini saling tegak lurus.

Jika kumparan yang terletak diantara kutub-kutub magnet diputar dengan


kecepatan putar (ω) yang tetap maka pada tiap-tiap perubahan kedudukan dari
kumparan ini untuk besaran GGL induksinya berbeda-beda. Dengan berputarnya
kumparan pada kecepatan tetap,maka besar GGL induksi setiap saat diujung-
ujung kumparan adalah:

PUTU RUSDI ARIAWAN


d cos t
e=- =ω sin ωt
dt

Untuk mengalirkakn GGL induksi bolak-balik diujung-ujung kumparan


jangkar ke beban generator, dipakai dua cincin yang ikut berputar dengan
kumparan dan pada cincin dipasang sikat arang yang tidak ikut berputar dengan
kumparan tersebut. Untuk memperbear GGl induksi yang terjadi pada ujung-
ujung kumparan jangkar dapat dilakukan dengan membelitakan beberapa
kumparan yang dialiri arus listrik pada kutub-kutub magnet generator. Untuk
mendapatkan tegangan atau arus yang dialirkan ke beban generator, maka kedua
cincin itu diganti dengan satu cincin belah. Cincin belah ini sering disebut
Komutator dan masing - masing belahannya disebut Lamel.
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan
utamanya adalah pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan
kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-
balik. Bentuk gelombang yng berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan:
a. Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubung singkatkan ujung-ujung kumparan.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar
dihubungkan, maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan
timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setengah periode tegangan saklar
dihubungkan, maka akan dihasilkan tegangan searah gelombang penuh.
b. Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan
kumparan jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung
kumparan jangkar. Bila kumparan jangkar berputar, maka cincin belah ikut
berputar. Karena kumparan berada dalam medan magnet, akan timbul tegangan
bolak balik sinusoidal.

PUTU RUSDI ARIAWAN


Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah
cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah
akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan
perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh.

c. Dioda

Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


- Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.
- Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.
Berdasarakan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi menjadi:
- Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang)
- Full wave rectifier (penyearah satu gelombang penuh)

PUTU RUSDI ARIAWAN


4.3 Macam-macam Generator
Generator Arus Bolak – Balik
Perlu diingat bahwa generator adalah mesin yang menggunkan magnet
untuk mengubah energi mekanis mejadi energi listrik. Prinsip generator dengan
sederhana dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila
konduktor digerakan pada medan magnet sehingga memotong garis gaya.
Generator digerakan oleh beberapa mesin mekanis ( uap atau turbin air, mesin
bensin, atau motor listrik ). Generator ac memerlukan energi mekanis untuk
operasinya.
Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar pada saat panghantar
bergerak pada medan magnet bergantung pada :

1. Kekuatan medan magnet. Makin kuat medan makin besar tegangan


yang diinduksikan.
2. kecepatan pada pengantar yang memotong fluks. Bertambahnya
kecepatan penghantar menambah besarnya tegangan yang
diinduksikan.
3. Sudut pada penghantar memotong fluks. Tegangan maksimum
diinduksikan apabila konduktor memotong pada sudut 90˚ , dan
tegangan yang lebih rendah diindukskan apabila sudut itu kurang
dari 90˚.
4. Panjang penghantar pada medan magnet. Jika penghantar digulung
menjadi kumparan yang terdiri dari beberapa lilitan, panjang
efektif bertambah dan tegangan yang diinduksikan akan
bertambah.

Generator ac dibuat dengan medan magnet diam atau berputar. Jenis


medan diam biasanya kapasitas kilovolt amperenya relative lebih kecil dan ukursn
kerja tegangan – rendah. Jenis ini mirip dengangenerator dc kecuali jenis ini
mempunyai slip ring sebagai pengganti komutator. Kutub menonjol ( salient pole)
membangkitkan medan dc, yang dipotong oleh jangkar yang berputar. Jangkar

PUTU RUSDI ARIAWAN


memiliki lilitan yang mmpunyai terminal yang dihubungkan dengan slip ring yang
dipasang pada poros. Seperangkat sikat bergeser pada slip ring sehingga kita dapat
menghubungkan jangkar dengan beban luar. Generator ac tidak dapat mensuplai
arus medan sendiri. Penguat medan harus arus searah, dan karrena itu harus
disuplai dari sumber luar. Jangkar diputar oleh sumber daya mekanis, misalnya
mesin diesel.
Jenis generator ac medan – berputar menyederhanakan masalah
pengisolasian tegangan yang dibangkitkan, yang umumnya sebesar 18.000 sampai
24.000 V. Generator ac medan – berputar mempunyai jangkar yang disebut stator.
Lilitan stator tiga – fase langsung dihubungkan dengan beban tanpa melalui slip
ring dan sikat. Hal ini memudahkan isolasi kumparan karena kumparan tidak
dikenai gaya sentrifugal. Metode yang berbeda dari penguatan medan telah dibuat
dan digunakan. Generator ac berputar seperti yang diperlihatkan pada gambar …
menggunakan system penguatan tanpa sikat pada generator ac kecil yang
dipasangkan pada poros yang sama seperti generator utama, digunakan sebagai
penguat. Penguat ac mempunyai jangkar putar. Output jangkar disearahkan
dengan diode solid state yang juga di pasang pada poros utama. Output yang
disearahkan dari penguat ac dimasukkan langsung dengan menggunakan
hubungan yang diisolasi sepanjang poros pada medan generator sinkron yang
berputar. Medan penguat ac adalah tetap dan disuplai dari sumber dc yang
terpisah. Akibatnya, output penguat ac dan tegangan yang dibangkitkan dari
generator sinkron yang dikontrol dengan mengubah kekuatan medan dari penguat
ac melalui pengaturan rheostat medan.
Pada saat jangkar dari alternator sederhana duakutub diputar pada satu
putaran penuh, tegangan gelembung sinus dihasilkan pada terminal output.
Tegangan generator gelombang sinus bervariasi baik pada nilai tegangan dan
polaritasnya. Gelombang sinus adalah bentuk gelombang ac yang paling penting
dan yang paling banyak digunakan. Frekuensi gelombang sinius ac ( dalam hertz )
adalah banyaknya siklus yang dihasilkan perdetik. Satu siklus adalah satu
gelombang penuh dari tegangan atau arus bolak – balik.

PUTU RUSDI ARIAWAN


Harga efektif atau harga rms dari gelombang sinus adalah yang paling
banyak digunakan sehubungan dengan tegangan atau arus ac. Dalam praktek
dianggap bahwa semua penbacaan tegangan atau arus ac adalah harga efektif,
kecuali ada penjelasannya.
Apabila kumparan berputar satu kali pada generator dengan dua kutub,
dibangkitkan satu siklus tegangan. Apabila lumparan berputar satu kali pada
generator empat kutub, din\bangkitj\kan dua siklus tegangan, karena itu ada
perbedaan antara derajat mekanis dan derajat listrik.

1. Derajat mekanis apabila kumparan atau penghantar jangkar


berputarsatu kali penuh, kumparan telah melewati 360˚ mekanis.
derajat mekanis sama dengan derajat listrik.
2. Derajat listrik jila GGL atau arus bolak – balik melewati satu
siklus, berarti telah melewati 360˚ listrik waktu. jumlah derajat
listrik pada satu putaran penuh sama dengan 720.

Kecepatan dan jumlahkutub derajat ac menentukan frekuensi tegangan


yang dibangkitkan. Jika generator mempunyai dua kutub ( utara dan selatan ) dank
umparan berputar pada kecepatan satu putaran perdetik, maka frekuensi akan
berubah manjadi siklus per detik. Rumus untuk mementukan frekuensi generator
aca adalah :

pn
f =
120

Dimana f = Frekuensi tegangan yang diinduksikan ( Hz )


p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor per menit ( r / menit )

PUTU RUSDI ARIAWAN


Besarnya tegangan yang di bangkitkan tergantung pada kecepatan pada
garis medan magnet yang dipotong atau dalam hal generator ac, besarnya
tegangan tergantung pada kuat medan dan kecepatan rotor. Karena sebagian besar
dioperasikan pada kecepatan konstan, jumlah gaya elektromotif ( GGL ) yang
dibangkitkan menjadi tergantung pada penguatan medan.
Kalau beban pada pengoperasian generator ac dengan kecepatan konstan
dan penguatan medan konstan, tegangan terminal berubah. Besarnya perubahan
tergantung pada desain mesin dan factor pada daya beban. Rumus untuk
menentukan persentase regulasi tegangan adalah :

% regulasi ( pada factor daya tertentu )

tegangan tanpa beban – tegangan beban – penuh


= X 100%
tegangan beban - penuh

Tegangan terminal dari generator ac berubah dengan perubahan beban,


karena itu biasanya ada beberapa cara untuk mempertahankan tegangan konstan
yang diperlukan untuk operasi sebagian besar peralatan listrik. Cara umum untuk
melakukannya adalah dengan menggunakan pengatur tegangan untuk mengontrol
besarnya penguat medan dc yang diberikan pada generator. Apabila tegangan
terminal pada generator turun karma perubahan beban , regulator tegengan secara
otomatis menambah penguatan medan, yang memulihkan tegangan normal.
Demikian juga, apabila tegangan terminal naik karena perubahan beban, regulator
memulihkannya menjadi tegangan kerja normal dengan menurunkankan
penguatan medan.
Gambar 6-6 menunjukan penyusunan dasar yang digunakan untuk
membangkitkan tegangan ac satu fase dan tiga fase. System satu fase digunakan
untuk tuntutan daya kecil hamper semua system pembangkitan dan distribusi yang
digunakan oleh utility daya adalah tiga fase.

PUTU RUSDI ARIAWAN


Tiga perangkat kumparan stator dari alternator tiga fase dapat
dihubungkan dalam wye ( disebut juga bintang ) atau bentuk delta. Gambar 6-7
menunjukan altenator hubungan wye. System bintang tiga fase empat kawat
adalah sangat umum dan merupakan system standar yang diberikan oleh utility
daya pada pelanggan komersial dan industri. System ini sangat ideal karena utility
daya dapat memberikan daya satu fase atau tiga fase pada system empat kawat itu.
Pada altenator tiga fase yang dihubungkan bintang, tegangan fase ke netral
sama dengan tegangan yang dibangkitkan pada tiap kumparan. Tegangan fase ke
fase diperoleh dengan mengalihkan tegangan fase ke netral dengan 1,73 karena
kumparan – kumparan disusun letaknya 120˚ listrik satu sama lain.
Dengan beban tiga fase yang dihubungkan pada alternator, arus pada lin
sama dengan arus pada lilitan kumparan ( fase ).
Gambar 6-8 menggambarkan hubungan alternator delta. Pada system tiga
fase hubungan delta, tegangan yang diukur antara setiap dual in sama dengan
tegangan yang dibangkitkan pada lilitan kumparan.

V lin ke lin = V kumparan ( fase )

Hal ini karena tegangan sedang diukur langsung antara lilitan kumparan.
Meskipun demikian, kumparan terletak 120 derajat listrik satu sama lain seperti
pada system hubungan bintang. Oleh karena itu, arus lin akan merupakan jumlah
vector anatara dua arus kumparan. Dengan beban tiga fase yang dihubungkan
pada alternator, arus lin sama dengan 1,73 kali arus kumparan.

I lin = 1,73 X I kumparan ( fase )

Energi mekanis harus diberikan pada poros jangkar generator untuk


memutar dan menghasilkan listrik. Sumber energi mekanis ini disebut penggerak
utama (prime mover). Alternator yang digerakan mesin umumnya digunakan
untuk menyediakan daya darurat pada waktu ada kegagalan daya. Penggerak
utama pada alternator on-site dapat digerakan dengan bensi, diesel, atau mesin

PUTU RUSDI ARIAWAN


dengan bahan bakar gas. Kadang – kadang perlu untuk menambah generator lain
secara paralel untuk menambah toyal daya yang ada. Sebelum dua generator tiga
fase kondisi berikut harus dipenuhi :
- urutan fase harus sama
- tegangan terminal harus sama
- tegangan harus sefase
- frekuensi harus sama
Apabila dua generator berfungsi sehingga syarat – syarat itu terpenuhi,
maka kedua generator itu dikatakan dalam keadaan sinkron. Operasi membuat
untuk mesin menjadi sinkron disebut penyinkronan. Ini umumnya dicapai dengan
pengaturan kontrol dan memonitor perlengkapan.
Kogenerasi ( gambar ) adalah produksi simultan dari listrik dan energi
panas dari bahan bakr tunngal. Listrik dan panas yang dihasilkan oleh system
digunakan untuk menaikan efisiensi keseluruhan menjadi 80 % atau lebih tinggi,
ini jauh berbeda dengan efisiensi dari station pembangkit dengan bahan bakar
arang , yang hanya sekitar 30 % dimana banyak energi panas yang hilang. Pada
aplikasi dimana ada kebutuhan listrik dan air panas yang konstan, harga daya yang
dihasilkan dapat jauh lebih rendah dibandingkan yang dijual oleh utility.

Macam-macam Generator Arus Searah

Generator DC
penguat medan
terpisah

Generator DC
dengan penguat
medan Generator DC Shunt

Generator DC
penguat medan Generator DC Seri
Generator DC
sendiri

Generator DC Kompon
Generator Dc
tanpa penguat
medan

Generator DC Generator DC
PUTU RUSDI ARIAWAN Kompon Kompon
Pendek Panjang
Gambar 4.1 Diagram Jenis-Jenis Generator Arus Searah

4.3.1 Generator DC dengan penguat medan


a). Generator Penguatan Terpisah (Bebas)
Yaitu Generator yang penguatannya berasal dari sumber arus searah luar
misalnya baterai. Jika generator dihubungkan dengan beban, maka hubungan yang
didapat adalah:
Vf = IfRf
Ea = Vt + IaRa
Tenaga keluar P = VtIL

Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung
dari mesin.Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang
mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada
kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam


generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Vf = If Rf
Ea = Vt + Ia Ra
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :
a. Tegangan jepit (V)

PUTU RUSDI ARIAWAN


b. Arus eksitasi (penguatan)
c. Arus jangkar (Ia)
d. Kecepatan putar (n)

b). Generator Penguatan Sendiri


Generator pengautan sendiri adalah arus listrik yang dialirkan melalui
kumparan penguat medan Rf yang diambil dari output generator tersebut.
Biasanya generator ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memeberijkan
penguatan sendiri.
Sebelum dapat bekerja dengan penguatan sendiri,biasanya kutub-kutub
magnet harus diberi penguat untuk mendapatkan remenensi magnet (magnet sisa)
dari suatu sumber lain. Sisa magnet kecil ini membnagkitkan tegangan pada
jangkar yang selanjutnya dikembalikan lagi ke dalam belitan medan untuk
memperkuat medan magnetnya,sehingga dengan demikian tegangan yang
dibangkitkan dalam jangar akanlebih besar. Demikian seterusnya hingga didapat
tegangan yang cukup.
Ditinjau dari cara-cara menghubungkan lilitan-lilitan medan dengan
jangkar dan rangkaian luar atau jala-jala generator, penguatan sendiri ini dibagi
menjadi:
1. Generator Shunt
Ciri utama generator shunt adalah kumparan pengaut medan dipasang paralel
terhadap kumparan jangkar. Untuk generator shunt berlaku hubungan:
Vt = IshRsh = IlZl
Ea = IaRa + Vt
Pa = EaIa
Pout = VtIL

PUTU RUSDI ARIAWAN


Vt = If Rf Ea = Ia Ra + Vt + <Vsi

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :


a. Adanya sisa magnetik pada sistem penguat
b. Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga
arah medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:


a. Sisa magnetik tidak ada
Misal : pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik
adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan
bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus searah, dan
dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran
nominal
b. Hubungan medan terbalik
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalanksalahan,
sehingga /’;[p-0 arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk
memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu diubah dan diberi
kembali sisa magnetik, seperti cara untuk memberikan sisa magnetik
c. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan,
hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau
komutator kotor.
2). Generator Seri
Pada generator ini kumparan medan diseri dengan kimparan
jangkarnya,sehingga medannya mendapat pengautan jika arus bebannya ada, itu
sebabnya generator seri selalau terkopel dengan bebannya,kalau tidak demikian
maka tegangan terminal tidak akan muncul. Untuk generator seri berlaku
hubungan:
Vt = IaRa
Ea = Ia(Ra + Rf) + Vf

PUTU RUSDI ARIAWAN


Kelemahan generator seri adalah teganagn output (terminal) tidak stabil karen
arus beban IL berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul. Hal ini
menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan seri tidak
stabil. Keuntungan generator seri adalah daya output menjadi besar.
3). Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator
seri, yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai
kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini
hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop
pada kumparan ini ditinjau dari dari tegangan terminal kecil sekali dan
terpengaruh.
Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan
seri ini membantu kumparan shunt, yakni MMF-nya searah. Bila generator ini
dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan
kompon bantu. Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt
disebut kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generator-
generator khusus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang
mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang
untuk kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar
pada range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur
secara otomatis pasa satu range beban tertentu.

(a) Kompon panjang

Ia = If1 = IL + If2

PUTU RUSDI ARIAWAN


Ea = Vt + Ia(Ra + Rf1) + <Vsi
(b) Kompon pendek

Ia = If1 + If2 = IL + If2


Ea = Vt + ILRf1 + IaRa + <Vsi

4.4 Karakteristik Generator Arus Searah


Karakteristik adalah sebuah gambar grafik yang menyatakan hubungan antara
dua nilai listrik yang menentukan sifat sebuah mesin. Karakteristik-karakteristik
generator searah yang penting seperti dijelaskan di bawah ini:
Karaktreistik Beban Nol
Yang menyatakan tegangan jepit sebagai fugsi arus medan pada mesin tak
berbeban dan jumlah putaran tetap. Pada beban nol, tegangan jeputan
sama dengan GGL. Apabila dinyatakan dalam fungsi, maka karakteristik
beban nol adalah:
V0 = f (Tm)
Karakteristik Berbeban
Yang menyatakan tegangan jepitan sebagai arus medan pada pembebanan
yang tetap dan jumlah putaran yang tetap.
VT = f (Im)
Karakteristik Luar
Yang menuliskan tegangan jepitan sebagai fungsi arus sebab pada arus
medan tetap dan jumlah putaran tetap.
VT = f (Ia)
Karakteristik Pengatur
Yang melukiskan arus medan sebagai fungsi arus beban pada tegangan
jepitan dan putaran tetap

PUTU RUSDI ARIAWAN


Im = f (Ia)
Karakteristik Hubung Singkat
Yang menggambarkan arus jangkar sebagai fungsi arus medan pada mesin
yang dihubungkan singkat dan putaran yang tetap.
Ia = f (Im)

4.5 Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri


Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt
dalam keadaan tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu
fluks residu yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor,
akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya
tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini akan
menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses
terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Jika tahanan medan
diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin
besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.

4.6 Reaksi Jangkar


Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak
berbeban merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar.
Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan mengnggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan medan,
fluks ini seperti digambarkan pada gambar dibawah ini.

Perhatian pada konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang
ditimbulkan arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga
fluks yang terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor
pada daerah bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks
utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang terjadi disini bertambah. Fluks
total saat generator dalam keadaan berbeban adalah penjumlahan vector kedua

PUTU RUSDI ARIAWAN


fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Karena operasi suatu generator arus searah selalu pada daerah jenuh,
pengurangan suatu fluks pada konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks
pada konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalnya fluks sebesar Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh
reaksi jangkar. Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar
pertambahan dan pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada
konduktor jangkar ac dan bd masing-masing sebesar B ampere-turn. Dengan
demikian seperti terlihat pada gambar di bawah ini, pertambahan fluks pada
konduktor bd hanyalah sebesar xy, sedangkan berkurangnya fluks pada konduktor
jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar daripada xy. Oleh karena itu,
fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar akibat adanya reaktansi
jangkar akan selalu berkurang harganya. Berkurangnya fluks ini dinamakan
pendemagnetan.
Bentuk resultan gaya gerak magnet (ggm) akibat mengalirnya arus pada
kumparan jangkar (NCIC) dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tampak ggm
arus jangkar mengubah bentuk ggm medan utama pada kumparan stator.

PUTU RUSDI ARIAWAN


Akibat-akibat buruk dari adanya Reaksi Jangkar:
1). Terjadi distorsi medan
2). Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan
3). Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik bergeser
4). Terjadi demagnetisasi

Cara-cara untuk membatasi reaksi jangkar:


1. Kutub Antara ( Kutub Komutasi)
Bentuknya: Lebih kecil dari kutub-kutub utama
Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya
sehingga tidak dipengaruhi keadaan beban dan
menentang efek induksi sendiri.

2. Kumparan Kompensasi
Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada kutub-kutub utama
Tujuan : Untk mencegah distorsi (perubahan bentuk) medan karena
reaksi jangkar

4.7 Pengukuran Pendemagnetan


Pendemagnetan terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya
fluks. Sedangkan fluks merupakan fungsi arus medan. Dan reaksi jangkar timbul
akibat adanya arus yang mengalir dalam konduktor jangkar. Jadi besarnya
pendemagnetan bergantung pada besarnya arus jangkar dan pengaruhnya terlihat
pada arus medannya. Penentuan pendemagnetan dapat dilakukan dengan membaut
grafik If sebagai fungsi Ia pada tegangan hasil pengukuran atau perhitungan.
Grafik yang didapatkan dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh
pendemagnetan diabaikan. Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea.
Dari harga Ea yang didapat ini dan dengan menggunakan kurva pendemagnetan
didapatkan harga If. Perhitungan dilakukan untuk beberapa harga Ia. Dari Ia dan If

PUTU RUSDI ARIAWAN


yang berpasangan ini dihasilkan suatu grafik seperti terlihat pada gambar di
bawah ini yang bertuliskan tanda ’hit’.
Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh
pendemagnetan diikutsertakan. Caranya adalah dengan memasangkan
amperemeter pada kumparan medan dan kumparan jangkarnya. Dengan membaca
kedua amperemeter ini diperoleh suatu grafik seperti terlihat pada gambar diatas
yang bertuliskan tanda ’test’.
Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih besar daripada yang didapatkan
dengan perhitungan untuk Ia yang sama. Selisih antara kedua grafik di atas
menunjukkan besarnya pemagnetan = Fa (dalam ampere). Untuk menyatakan
ggm-nya, tinggal mengalikannya dengan jumlah belitan jangkar. Harga efektif
arus medan didefinisikan sebagai If – Fa. Kenudian jika pendemagnetan dan
tahanan jangkar diabaikan didapat grafik yang merupakan garis mendatar (garis
putus-putus).

4.8 Kerja Paralel Generator Arus Searah


Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja
paralel dari dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu
dihindari terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja paralel generator
juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik
umum yang senantiasa memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang
khusus sering dinamo dikerjakan paralel dengan aki, sehingga secara teratur dapat
mengisi aki tersebut.
Tujuan kerja paralel dari generator adalah :
- Untuk membantu mengatasi beban untuk menjaga jangan sampai mesin
dibebani lebih.
- Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka
harus ada mesin lain yang meneruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin
kontinuitas dari penyediaan tenaga listrik.

4.9 Hubungan Paralel Generator

PUTU RUSDI ARIAWAN


Pembagian beban antara generator-generator yang dihubungkan paralel
tergantung pada tegangan sumber masing-masing generator.

Gambar di atas memperlihatkan dua generator shunt yang dihubungkan


paralel. Tegangan jaringnya ditentukan oleh:
U = E1 – I1 Ra1 = E2 – I2 Ra2

Kalau pada suatu saat arus jaringnya (I1 - I2 ) sangat kecil, tegangan
terminalnya akan hampir sama dengan tegangan sumbernya. Situasi ini
menimbulkan keadaan yang sangat labil. Kalau tegangan sumber salah satu
generator berubah sedikit, ada kemungkinan generator yang tegangan sumbernya
lebih rendah akan bekerja sebagai motor. Mesin shunt sebagai motor maupun
generator memiliki arah putar yang sama.
Supaya generator ini tidak bekerja sebagai motor, biasanya digunakan saklar
dengan otomat arus balik. Otomat ini memiliki sebuah kumparan tegangan dan
sebuah kumparan arus. Medan kedua kumparan ini saling berlawanan. Kalau
kumparan-kumparannya dipilih secara tepat, otomatnya bisa berfungsi sebagai
pengaman arus maksimum maupun pengaman arus balik. Menambahkan sebuah
generator pada jaringan harus dilakukan sebagai berikut:
a. Generator yang akan ditambahkan dijalankan hingga mencapai kecepatan
putar nominalnya.
b. Tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga tegangan
generatornya menjadi sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring.
Tegangannya dapat diperiksa dengan menggunakan saklar pilih voltmeter.
c. Generator tadi kemudian dihubungkan dengan jaringan. Karena
tegangannya sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring, generator ini
tidak akan bekerja sebagai motor.
d. Selanjutnya tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga
generator tersebut memikul sebagian dari beban jaring. Besar beban
generator ini dapat dilihat dari penunjukan amperemeternya.
3.3. Alat Pembagi Beban Generator

PUTU RUSDI ARIAWAN


Prinsip Alat Pembagi Beban Generator
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator
menghasilkan keluaran arus yang dapat diatur dari 0 persen sampai dengan 100
persen kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak sebanding dengan
keluaran arus generatornya atau dengan kata lain pengaturan governor 0 persen
sampai dengan 100 persen sebanding dengan arus generator 0 persen sampai
dengan 100 persen pada tegangan dan frekuensi yang konstan.
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari
keluaran arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke
mekanis dengan menggunakan elektric actuator untuk menggerakkan motor listrik
yang menghasilkan gerakan mekanis yang diperlukan oleh governor.
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya
disamakan tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban
listrik tidak akan dirasakan oleh masing-masing generator pada besaran tegangan
dan frekuensinya selama beban masih dibawah kapasitas total paralelnya,
sehingga tegangan dan frekuensi ini tidak digunakan sebagai sumber sinyal bagi
governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai
sumber sinyal pembagian beban sistem paralel generator-generator tersebut. Saat
diparalelkan pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan
kemampuan masing-masing generator. Alat pembagi beban generator
dipasangkan pada masing-masing rangkaian keluaran generator, dan masing-
masing alat pembagi beban tersebut dihubungkan secara paralel satu dengan
berikutnya dengan kabel untuk menjumlahkan sinyal arus keluaran masing-
masing generator dan menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing
generator.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan
merupakan petunjuk posisi governor berapa persen , atau arus yang lewat berapa
persen dari kemampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus yang
dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan generator -
generator yang beroperasi paralel dikalikan 100 ( persen ) merupakan nilai posisi

PUTU RUSDI ARIAWAN


governor yang harus dicapai oleh setiap mesin penggerak utama sehingga
menghasilkan keluaran arus yang proprosional dan sesuai dengan kemampuan
masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-
masing alat pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang
harus dihasilkan oleh generator setelah governornya diubah oleh electric actuator
yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sesaat setelah generator
diparalelkan .
Instalasi Teknis
Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan
komponen-komponen seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu
daya), electric actuator, potensiometer pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu.
Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.
Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai
dengan sebesar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator
(biasanya maksimum 5 A atau = 100 persen kemampuan maksimum generator).
Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban,
umumnya dengan tegangan 110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan
tegangan DC. Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari
alat pembagi beban sehingga mampu menggerakkan motor DC di governor
sampai dengan arus keluaran generator mencapai yang diharapkan.
Elektric actuator berfunsi untuk mengubah sinyal masukan dari keluaran
arus generator yang berupa elektris ke mekanis.yang nantinya akan digunakan
oleh governor
Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur
frekuensi dan tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam proses
sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh AVR, sehingga naik turunnya
tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak. Setelah
generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang telah
beroperasi kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur
kecepatan ini diambil alih oleh alat pembagi beban generator. Untuk lebih

PUTU RUSDI ARIAWAN


akuratnya pengaturan kecepatan dalam proses sinkronisasi secara manual,
biasanya terdapat potensiometer pengatur halus dan potensiometer pengatur kasar.
Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai
alat manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu
generator yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya *saklar 1 ditutup untuk
meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti melepaskan beban.* Saklar 3
ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang berarti
pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.
Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan
alat pembagi bebannya selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau
penurunan beban listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban
dengan prosentasi yang sama diukur dari kemampuan masing-masing

Gangguan Pada Generator


Dalam instalasi yang dijaga oleh operator seperti Pusat Listrik dan Gardu
Induk ada gangguan yang tidak atau belum dilihat oleh Relai, tapi dilihat oleh
operator yang kemudian berinisiatif men-trip Pemutus Tenaga (PMT) demi
keselamatan instalasi, maka dalam hal ini operator bertindak sebagai relai.
Ganguan Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada
umumnya disebabkan oleh :
a. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator ikut trip sebagai
akibat kurang selektifnya relai generator
b. Ada gangguan dalam seksi generator yang disebabkan karena : " Kerusakan
generator atau lat bantu generator " Binatang yang menimbulkan arus
hubung singkat " Kontak-kontak listrik yang belum sempurna
c. Ada gangguan dalam sistem eksitasi generator, biasanya menyangkut
pengatur tegangan otomatis.
d. Ada gangguan pada sistem arus searah khususnya yang diperlukan untuk
mentripkan PMT. Gangguan pada sirkit listrik tersebut di atas berlaku
untuk semua macam Pusat Listrik.

PUTU RUSDI ARIAWAN


Gangguan Pada Mesin Penggerak Generator (prime mover) merupakan
gangguan yang paling sering terjadi pada semua Pusat Listrik. Hal-hal yang
menyebabkan gangguan mesin penggerak generator secara singkat adalah :
a. Kerusakan pada bagian-bagian yang berputar atau bergeser, seperti
bantalan, batang penggerak, katup-katup khususnya yang jarang bergerak
pada waktu diperlukan malah macet.
b. Kerusakan pada bagian-bagian dimana terdapat pertemuan antara zat-zat
yang berbeda suhunya seperti kondensor PLTU, pemanas udara PLTU.
Hal serupa bisa pula terjadi pada alat-alat pendingin di PLTA atau PLTD.
c. Kerusakan pada pengabut yang bertugas mengubah bahan bakar minyak
menjadi kabut gas. Pengabut semacam ini terdapat pada PLTU, PLTG dan
PLTD dan seringkali merupakan sumber gangguan karena tersumbat.
d. Kebocoran pada perapat dari bagian yang mengandung zat cair atau gas
yang bertekanan tinggi. Kebocoran semacam ini dapat menyebabkan
gangguan operasi dari Pusat Listrik yang bersangkutan. Gangguan Pada
Instalasi Yang Berhubungan Dengan Lingkungan. Pada PLTU gangguan
ini misalnya karena air laut yang berfungsi sebagai pendingin mengandung
binatang laut dan kotoran yang menyumbat instalasi air pendingin atau
menyumbat kondensor.

Pada PLTA sering kali terjadi air sungai banyak mengandung kotoran,
sehingga saringan air masuk tersumbat dan mengganggu operasi Pusat Listrik
yang bersangkutan. Masalah kotoran yang dibawa sungai dapat menimbulkan
gangguan pada PLTD yaitu apabila kotoran tersebut menyumbat instalasi air
pendingin. Gangguan Pada Sirkit Kontrol Dalam setiap Pusat LIstrik selalu
terdapat sirkit kontrol yang mengatur baik sirkit listrik generator, mesin penggerak
generator maupun alat-alat bantu. sirkit kontrol dapat berupa sirkit listrik, sirkit
mekanik, sirkit pneumatik ataupun sirkit hidrolik. Dapat pula merupakan
kombinasi dari beberapa macam sirkit kontrol. Seringkali gangguan timbul karena
adanya bagian dari sirkit kontrol yang tidak berfungsi dengan baik. Sebagai
contoh kegagalan start dari unit PLTG sering disebabkan oleh adanya bagian dari
sirkit kontrol yang kurang baik kerjanya. Pengamanan Sistem Tenaga Listrik

PUTU RUSDI ARIAWAN


Dalam sistem tenaga listrik banyak sekali terjadi gangguan yang dapat merusak
peralatan pembangkit listrik.
Untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan yang terjadi dalam
sistem diperlukan alat-alat pengaman. Khusus alat pengaman yang berbentuk relai
mempunyai 2 fungsi, yaitu :
a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem,
jangan sampai mengalami kerusakan
b. Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai meluas dalam sistem.

Untuk memenuhi fungsi butir a. alat pengaman harus bekerja cepat agar
pengaruh gangguan dapat segera dihilangkan sehingga pemanasan berlebihan
akibat hubung singkat dapat segera dihentikan. Untuk memenuhi fungsi butir b.
alat pengaman dalam system harus dapat dikoordinir satu sama lain, sehingga
hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang
bekerja.

Ditinjau dari letaknya dalam system ketenagalistrikan ada 5 kategori pengamanan,


yaitu :
a. Pengaman generator
b. Pengaman saluran transmisi
c. Pengaman transformator dalam GI
d. Pengaman system distribusi.
e. Pengaman penggerak mula (PLTA,PLTD,PLTP,PLTG,PLTU) Pengaman
Generator
Pengamanan Generator
Generator sebagai sumber energi listrik dalam system ketenaga listrikan,
perlu diamankan jangan sampai mengalami kerusakan, karena kerusakan
generator akan sangat mengganggu jalannya operasi system tenaga listrik. Oleh
karenanya generator perlu dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat
merusak generator.
Pengamanan generator secara garis besar terdiri dari :
a. Pengamanan terhadap gangguan diluar generator,

PUTU RUSDI ARIAWAN


Gangguan diluar generator yang belum diamankan adalah gangguan di
rel, pengamanan yang dibutuhkan bersifat back-up. Oleh karena itu
untuk gangguan di rel yang langsung berhubungan dengan generator
pengamanan yang terpenting adalah relai arus lebih. Untuk generator
yang besar perlu ditambah relai arus urutan negatif
b. Pengamanan terhadap gangguan yang terjadi didalam
generator.Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 macam,
yaitu : Hubung singkat antara fasa , hubung singkat fasa ke tanah ,
Suhu tinggi , Penguatan hilang , Hubung singkat dalam sirkit rotor
c. Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak yang
memerlukan pelepasan PMT generator.Gangguan dalam mesin
penggerak ada kalanya memerlukan trip dari PMT generator, misalnya
apabila tekanan minyak terlalu rendah maka mesin penggerak perlu
segera dihentikan karena tekanan minyak terlalu rendah dapat
menimbulkan kerusakan bantalan. Untuk menghindarkan tetap
berputarnya generator sebagai akibat daya balik yang merubah
generator menjadi motor, maka PMT generator perlu ditripkan. Begitu
pula apabila suhu air pendingin pada mesin PLTD atau PLTU menjadi
terlalu tinggi maka mesin PLTD atau PLTU tersebut perlu segera
dihentikan dan PMT generator harus juga di trip-kan. Trip dari PMT
generator karena tekanan minyak pelumas terlalu rendah, atau karena
suhu air pendingin terlalu tinggi dilakukan oleh relai mekanik.
Pengaman Saluran Transmisi Saluran transmisi adalah bagian dari
sistem ketenaga listrikan yang paling sering mengalami gangguan.

Oleh karena itu pengamanan saluran transmisi ini merupakan masalah


paling sulit dalam pengamanan system tenaga listrik.' Pengaman Transformator
Pengaman transformator terdiri dari :
a. Pengaman terhadap ganggua diluar transformator
b. Pengaman terhadap ganggua di dalam transformator Untuk pengaman
transformator terhadap gangguan luar dipakai relai arus lebih atau relai
hubung tanah. Untuk pengaman transformator terhadap gangguan

PUTU RUSDI ARIAWAN


didalam trafo, seperti halnya pada generator dipakai relai differensial.
Sedangkan untuk gangguan hubung tanah dipakai Restricted earth fault
relay. Disamping itu untuk transformator tegangan tinggi umumnyaa
ada relai Bucholz yang bekerja atas dasar timbulnya gelembung-
gelembung gas dari minyak trafo. Transformator distribusi yang daya
terpasangnya relatif kecil, sering hanya diamankan dengan sekering
lebur atau memakai Load Break Switch.
Pengaman sistem distribusi Pengaman jaringan distribusi, untuk
mengamankan feeder distribusi yang keluar dari GI yang terpenting adalah :
a. Relai arus lebih
b. Relai arus hubung tanah. Pada kondisi diujung feeder distribusi ada
Pusat Listrik, maka relai arus lebih dan relai arus hubung tanah
tersebut harus bersifat power directional. Karena jumlah gangguan per
km jaringan per tahun pada jaringan tegangan menengah adalah tinggi,
maka untuk dapat melokalisir gangguan secepat mungkin sering kali
jaringan tegangan menengah dibagi atas beberapa seksi, gangguan
tidak akan merembet pada seksi didepannya. Pengaman Penggerak
Mula Peralatan pengaman untuk mesin penggerak mula
(PLTD,PLTA,PLTG,PLTU, dll) berbeda antara satu dengan yang lain.
Oleh karena banyaknya variasi, dan masih berkaitan dengan
Komisioning Pusat Listrik maka sengaja tidak dibahas disini.
Komisioning Pusat Listrik Sebelum Pusat-pusat Listrik dioperasikan
masuk ke dalam Jaringan Sistem Tenaga Listrik, peralatan pengaman
yang dipasang perlu di uji untuk membuktikan telah sesuai dengan
perencanaannya. Pada masa-masa pengujian peralatan pengaman Unit
Pembangkit Listrik yang baru, dilakukan juga uji unjuk kerja Unit
Pembangkit Listrik dan uji unjuk kerja alat-alat bantunya. Serangkaian
uji-uji dari uji peralatan pengaman Pusat Listrik sampai uji unjuk kerja
Unit Pembangkit Tenaga Listrik biasa disebut Komisioning. Jadi jelas
bahwa Komisioning Pusat Listrik merupakan inti daripada Keamanan
Peralatan Ketenagalistrikan. Seperti sudah sering dilaksanakan di PT

PUTU RUSDI ARIAWAN


PLN (Persero), Komisioning Pusat Listrik sudah dijadikan syarat
kelaikan operasi unit Pembangkit Listrik yang baru untuk memasuki
jaringan Sistem Tenaga Listrik. Untuk dapat dinyatakan laik operasi
Unit Pembangkit Listrik yang baru setelah di uji hasilnya harus
memenuhi syarat-syarat/kriteria tertentu.

Tahapan Komisioning Komisioning Unit Pembangkit Listrik baru dilaksanakan


melalui tahapan sebagai berikut :
a. Pengujian individual peralatan, yaitu tahap pengujian karakteristik
untuk kerja dari masing-masing peralatan yang dapat dirujuk dari
SPLN, IEC, ASME, ISO atau standar lain yang sesuai dengan
pengalaman.
b. Pengujian subsistem, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui fungsi
kerja dari subsistem yang dapat dirujuk dari SPLN,IEC,ASME,ISO
tentang komisioning atau uji siap guna atau bila tidak ada dirujuk dari
standar lain yang dianggap sesuai dengan pengalaman.
c. Pengujian sistem, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui fungsi kerja
sistem-sistem di pembangkit, yang prosedurnya dapat dirujuk dari
SPLN,IEC,ASME,ISO tentang komisioning atau uji siap guna atau
bila tidak ada dirujuk dari standar lain yang dianggap sesuai dengan
pengalaman.
d. Pengujian unit, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui unjuk kerja
Pusat Listrik secara keseluruhan, yang prosedurnya dapat dirujuk dari
SPLN,IEC, ASME, ISO tentang komisioning atau uji siap guna atau
bila tidak ada dirujuk dari standar lain yang dianggap sesuai dengan
pengalaman.

PUTU RUSDI ARIAWAN


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Adapun simpulan yang kami dapat dari karya tulis di depan yaitu:

1. Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya
listrik.

2. Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan
saklar,komutator dan dioda.
3.Karakteristik-karakteristik generator searah yang penting misalnya:
karaktreistik beban nol, karakteristik berbeban, karakteristik luar,
karakteristik pengatur, karakteristik hubang singkat.
4.Alat pembagi beban generator merupakan peralatan otomatis yang
menyeragamkan operasi governor dalam menaikkan atau menurunkan
power mesin atau daya generator sesuai perubahan bebannya, dan sangat
diperlukan bila memiliki lebih dari dua generator dengan karakteristik yang
berbeda yang beroperasi secara paralel. Dengan alat pembagi beban
generator, maka setiap generator mempunyai faktor penggunaan (beban
maksimum dibagi kapasitas generator) yang sama dan kecil yang berarti
bagus. Perubahan beban akibat pemasukan atau pengeluaran generator dari
sistem paralel generator-generator akan dirasakan sama oleh setiap generator
dalam sistem tsb , tanpa overload atau overspeed. Alat pembagi beban
generator hanya bisa diterapkan pada generator set-engine yang mempunyai
governor dan bisa dikembangkan untuk sistem kontrol yang lebih lanjut
seperti kontrol dengan distributed control system (DCS).
5.2 Saran

Saran yang ingin disampaikan yaitu semoga karya tulis ini dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat banyak. Dan dengan kemajuan IPTEK ini diharapkan dapat

PUTU RUSDI ARIAWAN


menemukan jenis-jenis maupun manfaat yang lain dari generator, sehingga
pemanfaatan dari generator tidak berhenti di sini saja.

PUTU RUSDI ARIAWAN


DAFTAR PUSTAKA

1. Dasar Teknik Tenaga Listrik, PT Gramedia Pustaka Utama,1995,Zuhal.


2. Instalasi Listrik Arus Kuat, CV Trimitra Mandiri,1995, P.van.Harten dan
Ir.E.Setiawan.

3.www.google.com ,pengaturan tegangan listrik pada generator.


4.www.altavista.com , pengaturan tegangan listrik pada generator.
5.Buku Berjudul “ Elektronika Industri “.

PUTU RUSDI ARIAWAN


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN

Вам также может понравиться