Вы находитесь на странице: 1из 43

Unit 6

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDAHULUAN

Pada unit sebelumnya Anda telah diajak untuk membahas kondisi yang
dipersyaratkan untuk melaksanakan PTK dan karakteristik masalah yang dapat
dikaji melalui PTK. Anda juga telah menyelesaikan beberapa latihan dan
mengerjakan tes formatif. Pemahaman Anda tentang aspek-aspek tersebut sangat
penting artinya untuk mendalami lebih lanjut materi yang diuraikan pada unit ini,
yakni berkenaan perencanaan dan pelaksanaan PTK. Oleh sebab itu bilamana
Anda merasa belum begitu memahami dengan baik unit sebelumnya, disarankan
agar Anda mencermati kembali sebelum melanjutkan pelajaran pada unit ini.
Sesuai dengan judul unit ini, maka pembahasan yang lebih rinci dijabarkan ke
dalam beberapa subunit yang saling terkait, yaitu cara melakukan identifikasi
masalah, menganalisis masalah, cara menentukan kelayakan hipotesis tindakan,
menyiapkan pelaksanaan PTK dan melaksanakan PTK.
Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi yang dilakukan serta
menyelesaikan tes formatif yang disediakan Anda diharapkan dapat menjelaskan
secara rinci tentang:
1. Cara melakukan identifikasi masalah
2. Cara merumuskan masalah
3. Cara menganalisis masalah
4. Cara menilai kelayakan hipotesis
5. Mempersiapkan pelaksanaan PTK.
Untuk membantu mendalami uraian ini disediakan beberapa latihan. Anda
diminta untuk mengerjakan latihan-latihan tersebut melalui telaah sendiri bahan
ajar dan diskusi dengan teman-teman anda. Pada bagian akhir tiap-tiap unit
disediakan tes formatif sebagai bahan balikan untuk mengevaluasi sejauhmana
kedalaman pemahaman Anda.
Selamat belajar, semoga sukses!

6. 1
SUBUNIT 1
Mengidentifikasi dan Menganalisis Masalah

Subunit ini membahas tentang cara mengidentifikasi masalah,


menganalisis dan merumuskan masalah sebagai bagian dari perencanaan PTK.
Identifikasi masalah merupakan kegiatan awal di dalam rangkaian proses
pelaksanaan PTK. Jika guru dapat mengidentifikasi masalah-masalah
pembelajaran dengan baik, maka ia telah memulai atau mengawali proses PTK
dengan benar. Dengan demikian akan mempermudah guru di dalam melakukan
analisis masalah dan merumuskan hipotesis tindakan. Oleh sebab itu Anda
diharapkan dapat mengkaji secara seksama subunit ini, mengerjakan latihan-
latihan yang disediakan serta menyelesaikan tes formatif pada bagian akhir
subunit ini. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada subunit ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan cara melakukan identifikasi masalah, menganalisis
dan merumuskan masalah dengan benar sebagai bagian dari langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan
kelas. Pemahaman akan langkah-langkah ini akan sangat membantu Anda dalam
menyusun rencana dan melaksanakan PTK selanjutnya.

A. Mengidentifikasi Masalah
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehari-hari, tentu Anda
seringkali dihadapkan pada berbagai masalah pembelajaran bukan? Coba Anda
ingat kembali masalah-masalah apa saja yang sering Anda hadapi di kelas yang
berpotensi menghambat pencapaian hasil belajar yang Anda harapkan.
Sebagaimana telah Anda pahami melalui pembahasan dan latihan-latihan unit-unit
sebelumnya, suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan
atau disadari oleh guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada
sesuatu yang harus diperbaiki di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak
buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang
mengalami kesulitan yang sama dalam mempelajari suatu bagian pelajaran, ada

6. 2
siswa yang tidak disiplin mengerjakan tugas, atau hasil belajar siswa menurun
secara drastis. Anda dapat mengemukakan contoh lain dari pengalaman Anda
sendiri dalam mengelola proses pembelajaran. Masalah yang dirasakan guru
mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi
agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Hopkins (1993) menekankan bahwa
pada awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena
itu, guru tidak selalu harus mulai dengan masalah. Guru dapat mulai dengan suatu
gagasan untuk melakukan perbaikan, kemudian mencoba memfokuskan gagasan
tersebut. Meskipun demikian akan lebih baik bilamana Anda mengawalinya
dengan menemukan suatu masalah yang benar-benar nyata dihadapi karena hal itu
akan mempermudah merumuskan bentuk tindakan perbaikan yang sesuai.
Jika uraian di atas Anda cermati dengan baik maka hal penting yang dapat
kita pahamai adalah bahwa munculnya masalah pertama kali sering dirasakan oleh
guru sebagai sesuatu yang masih kabur. Walaupun guru belum merasa jelas
dengan masalah tersebut, namun guru yakin bahwa memang ada sesuatu yang
kurang beres dalam proses pembelajaran yang ia lakukan dan perlu diperbaiki.
Tidak semua guru mampu merasakan adanya masalah, meskipun tidak mustahil
semua guru mempunyai masalah yang berkaitan dengan praktek pembelajaran
yang dikelolanya. Bahkan mungkin ada guru yang mendiamkan saja masalahnya,
meskipun ia sendiri merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dikelasnya, yang
memerlukan perbaikan segera. Jika masalah dibiarkan tanpa upaya perbaikan
yang tepat dan sistematis akan berdampak menurunnya kualitas pembelajaran.
Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang guru
dituntut jujur pada diri sendiri dan berusaha tidak menutup-nutupi masalah yang
dihadapinya. Bilamana diperlukan akan lebih baik jika dapat diungkapkan kepada
rekan-rekan guru untuk memperoleh tanggapan dan saran mereka. Berbekal
kejujuran dan keterbukaan tersebut, guru dapat mengidentifikasi masalah
pembelajaran dengan mengemukakan beberapa pertanyaan. Sudarsono
(1996/1997:5) mengungkapkan beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan
panduan untuk mengidentifikasi masalah.
1. Apa yang menjadi keprihatinan Anda (guru, kepala sekolah)

6. 3
2. Mengapa Anda memprihatinkannya?
3. Menurut Anda, apa yang dapat Anda lakukan untuk itu?
4. Bukti-bukti apa yang dapat Anda kumpulkan agar dapat membantu
membuat penilaian tentang apa yang terjadi?
5. Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
6. Bagaimana Anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan
keakuratan tentang apa yang telah terjadi?
Meskipun pertanyaan-pertanyaan di atas nampak sederhana, akan tetapi
membutuhkan waktu dan pemikiran yang serius untuk menjawabnya. Mungkin
diperlukan waktu untuk merenung atau melakukan refleksi tentang apa yang
sesungguhnya terjadi di kelas. Perlu kembali diingat bahwa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada refleksi diri membutuhkan
keterbukaan dan kejujuran. Jika kita tidak mampu mengungkapkan secara jujur
dan terbuka, maka tindakan-tindakan perbaikan yang kita rancang dikhawatirkan
tidak dapat mencapai sasaran tepat sehingga tidak mampu mencapai perubahan
kearah perbaikan sebagaimana yang kita harapkan. Karena itu sekali lagi mari kita
bersikap jujur pada diri kita sendiri. Ungkapan kejujuran itu tidak harus kita
kemukakan kepada orang lain, kecuali kita bermaksud melakukan penelitian
secara kolaboratif dengan rekan-rekan guru atau dengan dosen LPTK. Selebihnya
cukup kita menjawab untuk diri kita sendiri dan dibantu melalui catatan sendiri.
Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman/kesadaran yang tinggi
akan fungsi pembelajaran. Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai
pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu,
berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wardani (2003:2.5)
memaparkan beberapa bentuk pertanyaan sederhana untuk menjadi acuan di
dalam mengidentifikasi masalah yang dapat dijawab oleh guru sendiri.
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya ?

6. 4
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya
biarkan ?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah
tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?
Pertanyaan pertama akan menghasilkan daftar masalah yang terjadi di
kelas. Daftar masalah ini mungkin masih bersifat umum, bahkan masih kabur
sehingga nantinya perlu dilakukan analisis. Tidak mustahil pula ada di antara guru
yang merasa kesulitan di dalam menemukan masalah yang terjadi di kelasnya.
Jika hal ini terjadi, maka guru tersebut perlu dibantu untuk mengenal masalah.
Berikut ini adalah salah satu contoh dialog antara dosen dan salah seorang guru
yang belum dapat menemukan masalah di kelasnya yang dilaksanakan dalam
suatu proses bimbingan mengidentifikasi masalah dalam perkuliahan PTK.
Dosen : Apakah ibu merasa ada masalah dalam proses pembelajaran yang ibu
lakukan?
Guru : Tidak. Saya merasa tidak ada masalah di dalam proses pembelajaran
yang saya lakukan.
Dosen : Bagaimana ibu mengetahui bahwa memang tidak ada masalah di dalam
pembelajaran?
Guru : Kegiatan pembelajaran yang saya lakukan berjalan dengan baik dan
lancar saja. Kalau saya menjelaskan siswa-siswa saya umumnya
mendengarkan. Jika saya berikan PR, pada umumnya mereka kerjakan.
Jika saya memberikan tugas latihan di kelas mereka mengerjakan.
Tidak ada keributan-keributan yang berarti. Jadi saya merasa tidak ada
masalah dengan pembelajaran saya.
Dosen : Apakah ibu merasa bahwa hasil-hasil latihan yang dikerjakan sudah
dapat mencapai hasil optimal seperti yang ibu harapkan?
Guru : Kalau soal hasil memang belum optimal. Bahkan hampir separoh dari
siswa-siswa saya masih mendapat hasil yang rendah.
Dosen : Apakah ketika ibu menjelaskan, siswa-siswa yang ibu ajarkan aktif
mengajukan pertanyaan terutama mereka yang diduga belum
mengerti?

6. 5
Guru : Kalau bertanya memang siswa-siswa saya sulit. Meskipun mereka tidak
mengerti, biasanya mereka sulit sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Padahal saya selalu mendorong mereka agar jangan malu dan segan
bertanya, akan tetapi tetap saja jarang ada yang bertanya. Bahkan
seringkali yang bertanya itu mereka yang sudah agak mengerti. Saya
merasa kesulitan untuk mendorong mereka agar lebih aktif. Padahal
kalau diberikan soal-soal latihan banyak di antara mereka yang tidak
bisa mengerjakan dengan baik.
Dosen : Ketika ibu melaksanakan diskusi kelompok atau diskusi kelas, apakah
siswa-siswa juga aktif mengemukakan pendapat, saran atau
pertanyaan.
Guru : Sebagian aktif. Tetapi yang aktif itu hanya beberapa orang saja,
sebagian besar sulit sekali untuk ikut mengungkapkan pikiran-pikiran
mereka.
Dosen : Kalau begitu ibu merasa ada masalah dalam pembelajaran?
Guru : Ya ada, bahkan banyak masalah.
Apa kesimpulan Anda dari dialog di atas? Adakalanya kita menjumpai
hal-hal seperti ini. Dan kejadian seperti ini merupakan hal yang wajar, sebab
untuk mengetahui ada tidaknya masalah juga memerlukan ketajaman dan daya
pikir kritis dalam menilai situasi. Apa yang dapat Anda lakukan jika menghadapi
guru yang belum dapat menemukan masalah pembelajarannya? Tentu Anda bisa
membantu menemukan masalah dengan berbagai cara yang Anda yakini lebih
tepat. Bisa dengan berdiskusi, mungkin dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sederhana seperti dialog di atas. Mungkin Anda ajak guru tersebut
melihat dokumen kelas, misalnya daftar hadir, daftar nilai, catatan-catatan khusus
tentang siswa dan sebagainya.
Apa yang kita lakukan untuk membuat pertanyaan bagi diri kita sendiri
dan melakukan refleksi diri sebagaimana langkah-langkah di atas kembali
mengingatkan kita akan salah satu karakteristik PTK, yaitu masalah harus berasal
dari guru sendiri sebagai pelaku atau pengelola pembelajaran, dan bukan berasal
dari orang luar. Namun ada kalanya, guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi

6. 6
masalah. Dalam hal ini guru dapat dibantu oleh rekan-rekan guru yang lain,
kepala sekolah, atau dosen LPTK yang berkolaborasi dengan sekolah. Namun,
sekali lagi perlu ditekankan bahwa aktor utama dalam hal ini adalah guru, bukan
mitra kolaborasi, dan hubungan antara kepala sekolah, atau mitra kolaborasi
adalah sebagai teman sejawat, bukan sebagai atasan dan bawahan.
Untuk membantu pemahaman Anda tentang identifikasi masalah, berikut
ini diketengahkan beberapa contoh hasil identifikasi yang pernah dilakukan guru
ketika mengawali perencanaan PTK, terutama untuk menjawab pertanyaan
pertama tentang apa yang terjadi di kelas.

Ilustrasi 1:
Bu Isma adalah salah seorang guru yang bertugas mengajar pada salah
satu sekolah dasar. Melalui laporan tertulisnya ia menuturkan hasil identifkasi
yang ia lakukan di kelasnya seperti dituturkan berikut. Saya mengajar pelajaran
matematika di kelas IV. Ketika saya mengajar, terutama ketika mengawali
kegiatan mengajar, biasaya saya gunakan untuk memeriksa pekerjaan rumah (PR)
siswa-siswa saya. Hampir setiap kali saya melakukan pengecekan, saya
menemukan salah seorang siswa yang selalu mengerjakan PR di kelas. Di kelas
juga ia tidak mengerjakan sendiri, akan tetapi meniru atau mencontek pekerjaan
teman-temannya yang sudah selesai. Jika saya minta untuk maju ke depan kelas
(menyelesaikannya di papan tulis) ia tidak bisa menyelesaikannya, bahkan
kadang-kadang tidak mau mengerjakan. Akibat perilakunya yang buruk tersebut
hasil-hasil latihan dan ulangan yang dicapainya sangat rendah.

Ilustrasi 2:
Pak Dian adalah salah seorang guru IPA yang mengajar di kelas V. Ia
merasa ada masalah dalam pembelajaran yang dilakukannya. Dari hasil
identifikasi yang ia lakukan, ada beberapa masalah yang berhasil ia identifikasi.
1. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran.
2. Sebagian siswa tidak melakukan dengan sungguh-sungguh ketika praktik
IPA. Mereka lebih banyak bermain daripada melakukan latihan.

6. 7
3. Terdapat beberapa orang siswa yang seringkali mengganggu teman-teman
sekelas sehingga suasana belajar menjadi terganggu.
4. Seringkali ditemukan beberapa siswa melakukan aktivitas sendiri ketika guru
menerangkan pelajaran, akan tetapi mereka tidak mengganggu teman-teman
lain dan tidak membuat keributan di kelas. Misalnya mereka menggambar,
padahal guru sedang menjelaskan materi pelajaran IPA.
Anda juga dapat memperhatikan salah satu contoh hasil identifikasi
masalah yang dilakukan oleh salah seorang guru Geografi pada salah satu SMP
seperti yang dimuat pada Buletin pelangi Pendidikan (2001), seperti berikut:
a. Jika diajak tanya jawab pada awal pembelajaran siswa cenderung
menghindar untuk menjawab.
b. Sangat sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan.
c. Sebagian siswa mencatat pelajaran Geografi pada buku yang berganti-
ganti.
d. Siswa cenderung cepat bosan memperhatikan pelajaran, kemudian ngobrol
dengan pasangan duduknya.
e. Sebagian besar siswa tidak mengerjakan PR di rumah, melainkan di kelas
menjelang pelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa menyalin PR teman-
temannya.
f. Kemampuan berpikir rasional siswa sangat lemah dalam mengerjakan
soal-soal geografi.
g. Siswa tidak dapat menstransfer keterampilan mengemukakan hipotesis
untuk mata pelajaran lain.
h. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran yang lain.
i. Siswa tidak dapat berusaha mengaitkan nama-nama kota dengan keadaan
alam di sekitarnya.
j. Siswa tidak berusaha mengaitkan keadaan alam suatu daerah dengan
kehidupan masyarakatnya.

6. 8
Contoh di atas merupakan bagian kecil dari banyaknya masalah yang
sering dihadapi guru. Coba Anda pikirkan masalah-masalah apa saja yang Anda
jumpai dalam praktik pembelajaran.

B. Menganalisis dan Merumuskan Masalah


Menganalisis masalah merupakan langkah yang harus dilakukan guru
setelah melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi Anda dapat menemukan
beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas, maka
analisis bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga
faktor-faktor penyebabnya. Identifikasi masalah akan menghasilkan daftar
masalah. Guru sebagai peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis. Tanpa
melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur. Analisis
dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang
disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti
pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, persiapan mengajar atau bahkan
mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.
Jika kita memperhatikan ilustrasi pertama di mana banyak siswa tidak
mengerjakan PR kemudian banyak yang memilih untuk menyontek pekerjaan
teman di sekolah, kita belum bisa menentukan apa masalah nyata yang dihadapi
siswa. Kemungkinan motivasi belajar mereka rendah, atau karena mereka tidak
dapat mengikuti penjelasan yang disampaikan guru. Hal itu juga dapat terjadi
karena sebagian mereka tidak memiliki buku paket karena buku paket tidak
mencukupi untuk seluruh siswa, sehingga harus meminjam dengan teman lain.
Atau dapat pula terjadi karena beberapa siswa harus membantu pekerjaan orang
tua mereka, sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan PR.
Mungkin masih ada masalah-masalah lain yang terkait dengan kebiasaan anak
yang tidak mengerjakan PR tersebut. Oleh sebab itu perlu diperjelas masalah
sesungguhnya, sehingga guru dapat mencari alternatif pemecahan yang tepat
untuk dikembangkan melalui PTK.

6. 9
Analisis masalah mempunyai beberapa tujuan, yaitu: a) mendapatkan
kejelasan masalah yang sesungguhnya, b) menemukan kemungkinan faktor
penyebab, c) menentukan kadar permasalahan. Untuk lebih jelasnya masing-
masing tujuan diuraikan berikut.

a. Memperjelas masalah
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa melalui identifikasi
masalah biasanya guru menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran. Akan
tetapi seringkali masalah tersebut masih bersifat umum dan masih samar-samar.
Masalah yang masih bersifat umum dan samar-samar akan sulit dikaji melalui
PTK. Karena itu masalah tersebut perlu dianalisis untuk memperjelas dan agar
menjadi lebih spesifik. Sebagai contoh, ketika seorang guru mencermati situasi
kelas ketika pelajaran matematika berlangsung, guru menyimpulkan bahwa
siswa-siswa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Kesimpulan tersebut didasari
pengamatan guru, dimana siswa-siswa tidak menunjukkan sikap antusias dalam
belajar, enggan mengajukan pertanyaan, kurang serius mengerjakan latihan, dan
hasil latihan penyelesaian soal rata-rata rendah. Memperhatikan keadaan tersebut,
mungkin benar apa yang diungkapkan guru bahwa siswa kurang tertarik dengan
pelajaran matematika. Namun permasalahan kurang tertariknya siswa terhadap
pelajaran matematika masih bersifat umum dan masih kabur. Karena itu masalah
tersebut perlu dianalisis. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri atau dengan melakukan refleksi diri
kembali. Guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, apakah ketidaktertarikan
siswa tersebut berlaku pada semua materi pelajaran, atau pada materi-materi
tertentu. Apakah materi pelajaran yang tidak menarik, ataukah cara penyampaian
guru yang membuat siswa tidak tertantang bahkan mungkin menjenuhkan.
Rendahnya hasil latihan apakah berlaku bagi semua materi latihan atau pada
pokok bahasan tertentu, karena ada sejumlah guru sering mengeluh rendahnya
nilai hasil latihan terutama sekali ketika menyelesaikan latihan soal cerita dalam
matematika. Jika hal itu yang terjadi, maka masalahnya tentu akan berbeda jika

6. 10
kesulitan penyelesaian soal mencakup semua bentuk latihan atau semua materi
setiap pokok bahasan. Oleh sebab itu maka analisis masalah mempunyai arti
penting untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah.

b. Menemukan kemungkinan faktor penyebab


Dengan melakukan analisis masalah secara cermat, di samping dapat
menjadikan masalah semakin jelas serta spesifik, juga sekaligus dimungkinkan
menemukan faktor-faktor penyebab munculnya masalah tersebut. Ketika guru
melakukan perenungan atau refleksi apakah siswa-siswanya benar-benar tidak
tertarik pada pelajaran matematika dengan sendirinya guru juga memikirkan
mengapa mereka kurang tertarik. Untuk menemukan faktor penyebab dalam
kegiatan analisis masalah ini ada dua cara yang dapat dilakukan guru. Pertama
merenung kembali masalah tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan yang
harus Anda jawab sendiri. Renungan terhadap diri kita sendiri sering kali disebut
refleksi atau introspeksi. Dalam melakukan introspeksi ini ada beberapa
pertanyaan yang dapat kita ajukan. Anda dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara bebas kepada diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran di kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkenan
dengan metode mengajar, bahan pelajaran, motivasi siswa, hasil belajar siswa,
kemampuan mengerjakan latihan dan sebagainya. Di bawah ini beberapa contoh
pertanyaan yang dapat Anda ajukan.

- Apakah cara saya menjelaskan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa?


- Apakah penjelasan yang saya berikan sudah cukup disertai contoh-contoh?
- Apakah saya sudah memberikan dorongan agar mereka memberikan
tanggapan terhadap apa yang saya jelaskan?
- Apakah bimbingan dalam penyelesaian latihan yang saya berikan cukup
memadai?
nnnnnnn
- Apakah saya terlalu banyak menggunakan istilah-istilah yang tidak mereka
pahami?

6. 11
Beberapa contoh pertanyaan di atas dapat dijawab langsung oleh guru
sendiri dengan melakukan refleksi atau instrospeksi secara jujur dan terbuka
tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya.
Cara kedua untuk menemukan faktor penyebab munculnya suatu masalah,
Anda juga dapat bertanya kepada siswa, baik dengan menggunakan wawancara
maupun dengan memberikan kuesioner. Akan tetapi perlu Anda ingat, di samping
kuesioner memerlukan beberapa langkah persiapan dalam pembuatannya, Anda
juga harus yakin bahwa siswa-siswa Anda di sekolah dasar memahami substansi
pertanyaan dan cara-cara menjawabnya. Oleh sebab itu mungkin wawancara
lebih tepat dilakukan dibandingkan kuesioner dengan mempertimbangkan
berbagai hal, terutama dikaitkan dengan pengalaman dan kemampuan mereka
sebagai siswa sekolah dasar. Wawancara yang Anda lakukan juga tidak perlu
dalam situasi yang terlalu formal. Anda dapat melakukannya di selang kegiatan
pembelajaran, waktu istirahat, pada saat diperpustakaan dan sebagainya sehingga
siswa tidak merasa takut atau segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
Anda. Beberapa pertanyaan sederhana yang dapat Anda ajukan kepada siswa,
misalnya:

- Apakah kamu mengerti materi pelajaran yang guru jelaskan?


- Apa tanggapan kamu tentang cara guru menjelaskan materi
pelajaran?
- Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan?
- Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal?
- Apakah
Untukguru memberikan
memperkuat bimbingan
keyakinan Andajika kamumasalah
tentang menghadapi kesulitan
atau latar tersebut,
mengerjakan latihan?
- Apakah pekerjaan rumah yang guru berikan dapat kamu kerjakan?
Anda juga dapat mengkaji berbagai dokumen kelas, seperti daftar hadir,
daftar nilai atau dokumen lain yang memuat data terkait dengan masalah tersebut.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus pula mengarah pada

6. 12
penemuan kemungkinan faktor yang diduga kuat sebagai penyebab dari suatu
masalah yang Anda hadapi.
Jika guru dapat bersikap jujur dan terbuka pada dirinya sendiri, ia akan
mengembangkan sejumlah pertanyaan lebih lanjut. Misalnya apakah cara saya
mengajar yang kurang menarik. Mungkin metode mengajar yang kurang
bervariasi. Ataukah pendekatan kepada siswa-siswa belum dapat saya lakukan
secara baik. Mungkinkah saya kurang melibatkan mereka dalam pembahasan
materi sehingga saya nampak terlalu mendominasi proses pembelajaran yang
seharusnya saya dapat melibatkan mereka secara aktif. Atau saya kurang
mendayagunakan media dan sumber-sumber belajar, sehingga mereka menjadi
jenuh dengan penjelasan yang saya berikan. Secara langsung maupun tidak
langsung ketika guru melakukan analisis masalah seperti ini ia juga sudah terlibat
di dalam memikirkan faktor-faktor penyebabnya. Keadaan seperti ini merupakan
langkah yang positif untuk kelanjutan tahapan di dalam PTK.

c. Menentukan kadar permasalahan


Jika Anda melakukan analisis masalah dengan melakukan refleksi atas apa
yang terjadi dan apa yang Anda lakukan, atau melakukan pengkajian terhadap
dokumen-dokumen kelas seperti daftar hadir, daftar nilai dan sebagainya, maka
Anda akan sampai kepada penilaian seberapa berat atau seberapa mendasarnya
masalah tersebut dalam upaya mencapai perubahan kearah hasil belajar yang
lebih baik. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa masalah yang tersebut
berkaitan dengan keterlibatan sebagian besar siswa dan berkenaan dengan hal-hal
substansif dalam pembelajaran berarti permasalahan dapat dikategorikan sebagai
masalah strategis. Sebaliknya jika hasil analisis merujuk kepada suatu masalah
yang kurang mendasar dan tidak terkait langsung dengan keberlangsungan proses
pembelajaran, maka mungkin tidak digolongkan sebagai masalah mendasar dan
strategis sehingga dapat dikaji atau diselesaikan dengan cara lain dan tidak perlu
dikaji melalui PTK..
Untuk membantu mempertajam analisis masalah, guru dapat menganalisis
beberapa komponen berikut:

6. 13
1. Menganalisis daftar hadir siswa. Analisis kehadiran akan memungkinkan
guru mengetahui seberapa besar keaktifan siswa masuk sekolah dengan
melakukan perhitungan persentase kehadirannya setiap minggu atau setiap
bulan. Perlu dicermati pula apakah yang sering tidak hadir hanya siswa-siswa
tertentu atau menyangkut sebagian besar siswa.
2. Menganalisis daftar nilai siswa untuk menemukan bagaimana hasil belajar
yang mereka peroleh. Bagaimana rata-rata nilai yang mereka capai pada
seluruh bidang studi yang diajarkan. Bidang studi mana yang pencapaian
hasil belajarnya rendah, dan bidang studi mana yang mampu mencapai hasil
rerata yang lebih baik. Di samping itu analisis daftar nilai juga dapat
memberikan jawaban siswa-siswa mana yang sangat rendah capaian hasil
belajarnya.
3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan
pelajaran yang dipakai, apakah tugas-tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup
menantang atau membosankan.
4. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan
siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa frustasi atau mendorong siswa
untuk memperbaiki pekerjaannya.
Jika Anda telah melakukan analisis masalah secara cermat, maka masalah
yang akan Anda kaji sekarang sudah menjadi semakin jelas. Langkah berikut yang
Anda lakukan adalah merumuskan masalah. Secara sederhana merumuskan
masalah dapat diartikan sebagai menyatakan suatu masalah secara kongkrit dan
operasional sehingga memberi kejelasan bagi penentuan alternatif pemecahan atau
perbaikannya. Menurut Borg (2001), kata benda permasalahan memiliki makna
konvensional dan makna teknis. Dalam pemikiran konvensional, suatu
permasalahan dapat diartikan sebagai seperangkat kondisi yang memerlukan
pembahasan, keputusan, suatu solusi atau informasi. Sebuah permasalahan
penelitian menyatakan secara tidak langsung kemungkinan investigasi empiris,
yakni pengumpulan data dan analisis.
Cobalah Anda lakukan latihan merumuskan beberapa masalah
berdasarkan analisis masalah yang telah Anda lakukan. Sebagai contoh, setelah

6. 14
pak Ardi melakukan analisis secara cermat maka ia sampai kepada kesimpulan
bahwa masalah mendasar dalam pembelajaran IPA di kelas V yang dia hadapi
adalah kurangnya pelibatan siswa di dalam mengungkapkan contoh dan
merumuskan kesimpulan materi pokok yang dibahas. Karena itu guru tersebut
membuat pernyataan masalah seperti contoh berikut:

Contoh 1:
Penjelasan materi pelajaran IPA masih sangat didominasi guru, siswa kurang
dilibatkan untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan
materi pokok yang dibahas sehingga siswa kurang termotivasi dalam proses
pembelajaran.

Pernyataan masalah yang diungkapkan di atas semakin memberikan arah


yang jelas bagi pak Ardi tentang apa yang harus dilakukannya di dalam
memperbaiki pembelajaran IPA di kelasnya.
Contoh lain adalah hasil analisis yang dilakukan ibu Rini terhadap
rendahnya kemampuan siswa di kelasnya dalam menyelesaikan latihan soal dan
ulangan IPS. Setelah melakukan refleksi, mengkaji daftar nilai siswa di kelas, dan
setelah melakukan wawancara terhadap sejumlah siswa di kelas tersebut, akhirnya
bu Rini sampai kepada kesimpulan bahwa masalah mendasar yang dihadapinya
dalam pelajaran IPS adalah rendahnya kemampuan siswa di dalam
mengungkapkan pertanyaan dan mengemukakan pendapat ketika pelajaran
berlangsung. Masalah tersebut dinyatakannya sebagai berikut:

Contoh 2

Dalam pelajaran IPS siswa kurang memiliki keberanian dan kemampuan untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga banyak di antara bagian-
bagian materi pelajaran yang dibahas tidak mereka pahami dengan baik.

6. 15
Abimayu (dalam Wardani, 2003) mengingatkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan masalah.
1. Jangan memilih masalah yang Anda tidak kuasai.
2. Ambillah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas.
3. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi Anda dan murid Anda.
4. Kaitkan masalah dengan upaya pengembangan sekolah.
Sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, perlu Anda ingat kembali
bahwa tidak mungkin dengan satu tindakan, semua masalah terpecahkan. Juga
tidak semua masalah memerlukan pemecahan melalui PTK. Untuk menentukan
masalah mana yang menjadi prioritas untuk dikaji atau dipecahkan melalui PTK
berikut ini ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan:
1. Masalah harus benar-benar penting bagi guru yang bersangkutan
serta bermakna dan bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran guna
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Masalah harus dalam jangkauan kemampuan guru dalam
melaksanakan tindakan di kelas. Anda perlu menyadari jangan mengangkat
suatu masalah yang Anda tidak mampu melaksanakan tindakan perbaikannya.
Oleh karena itu pilihlah masalah yang benar-benar Anda mampu
memperbaikinya melalui suatu tindakan.
3. Masalah yang telah Anda pilih untuk dipecahkan melalui penelitian
tindakan harus dirumuskan secara jelas agar dapat mengungkap berbagai
faktor penyebab utamanya sehingga memungkinkan dicari alternatif
pemecahannya. Jika Anda tidak mampu merumuskan secara spesifik masalah,
maka pemecahan yang akan dilakukan akan sangat sulit mencapai sasarannya
secara mendalam.

Latihan:
Setelah mencermati materi tentang identifikasi dan merumuskan masalah di atas,
coba Anda kerjakan latihan berikut:

6. 16
1. Lakukan langkah-langkah identifikasi masalah-masalah pembelajaran di
kelas Anda.
2. Dari hasil identifikasi, coba Anda rumuskan beberapa masalah mendasar
dalam pembelajaran yang akan Anda kaji melalui PTK.
3. Susunlah beberapa kemungkinan tindakan sebagai solusi pemecahan
masalah, kemudian pilih salah satu tindakan yang menurut Anda paling
menjanjikan perubahan yang Anda harapkan!

Petunjuk jawaban latihan:


1. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan cermat, Anda harus
melakukan refleksi. Kejujuran dan keterbukaan pada diri sendiri akan sangat
membantu proses identifikasi masalah ini. Di samping melakukan refleksi,
Anda dapat melakukan wawancara kepada siswa atau mengkaji dokumen
kelas untuk lebih meyakinkan keberadaan masalah tersebut.
2. Pernyataan dan perumusan masalah menuntut kecermatan Anda. Oleh
sebab itu sebelum Anda merumuskan pernyataan masalah, lakukan terlebih
dahulu analisis masalah. Jika diperlukan, Anda dapat berdiskusi dengan rekan-
rekan Anda agar masalah yang Anda rumuskan benar-benar merupakan
masalah mendasar untuk dikaji melalui PTK.
3. Kaji kembali teori-teori pembelajaran yang pernah Anda pelajari,
kemudian pahami dengan baik beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam
menentukan suatu tindakan perbaikan.

RANGKUMAN
Identifikasi masalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan
masalah nyata yang terjadi. Dari kegiatan identifikasi yang dilakukan guru akan
menghasilkan daftar masalah yang terjadi di kelas. Masalah yang ditemukan dari
proses identifikasi seringkali masih bersifat samar-samar atau kabur. Masalah
yang masih kabur perlu diperjelas agar dapat dikaji faktor penyebabnya dan
dimungkinkan untuk menemukan cara mengatasinya. Kegiatan tersebut
dinamakan analisis masalah, untuk selanjutnya dirumuskan dalam bentuk kalimat

6. 17
yang jelas dan singkat agar mudah dipahami. Analisis masalah mempunyai
beberapa tujuan, yaitu: a) mendapatkan kejelasan masalah yang sesungguhnya, b)
menemukan kemungkinan faktor penyebab, c) menentukan kadar permasalahan.
Untuk membantu guru memahami masalah dengan jelas dalam kegiatan
analisis masalah, guru dapat menganalisis daftar nilai siswa, menganalisis tugas-
tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai,
menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa.
Jika Anda telah melakukan analisis masalah secara cermat, maka masalah yang
akan Anda kaji sekarang sudah menjadi semakin jelas. Setelah dilakukan langkah
analisis, guru perlu merumuskan masalah, yaitu menyatakan suatu masalah secara
kongkrit dan operasional sehingga memberi kejelasan bagi penentuan alternatif
pemecahan atau perbaikannya. Agar masalah dapat dikaji dengan baik melalui
PTK, maka upayakan untuk memilih masalah yang benar-benar dikuasai,
skalanya kecil dan relatif terbatas, masalah yang dirasakan paling penting bagi
Anda dan murid Anda.

TES FORMATIF 1
Berikut ini disediakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur
pemahaman anda mengenai uraian, contoh, dan rangkuman yang tercantum dalam
kegiatan belajar sebelumnya.
Pilihlah alternatif A, B, C atau D dengan cara memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang Anda anggap paling benar.

1. Dalam rangkaian PTK, identifikasi masalah dilakukan...


A. ketika menyusun langkah PTK
B. pada awal perencanaan PTK
C. ketika melaksanakan tindakan PTK
D. setelah merumuskan hipotesis tindakan
2. Hasil identifikasi masalah yang dilakukan guru dapat berupa…
A. rumusan hipotesis tindakan
B. kajian teori

6. 18
C. daftar masalah
D. rumusan masalah
3. Manfaat identifikasi masalah berikut ini adalah:
A. menemukan masalah
B. mempertajam masalah
C. menemukan faktor penyebab suatu masalah
D. menentukan kedudukan/kadar permasalahan
4. Identifikasi masalah pembelajaran di kelas dapat dilakukan guru diantaranya
dengan cara…
A. melakukan wawancara kepada orang tua siswa
B. melakukan eksperimen terhadap guru-guru
C. melakukan refleksi mengajar sendiri
D. melakukan kajian literatur.
5. Tujuan utama melakukan analisis masalah adalah;
A. menemukan masalah
B. mempertajam masalah
C. menentukan solusi penyelesaian masalah
D. menentukan keterkaitan antara masalah
6. Untuk mendukung analisis masalah, guru dapat menganalisis dokumen kelas,
misalnya...
daftar hadir siswa mingguan maupun bulanan
B. daftar hadir guru yang mengajar di kelas tersebut
C. daftar petugas piket kelas dan kebersihan kelas
D. daftar kegiatan ekstra kurikuler siswa
7. Perumusan masalah dapat diartikan sebagai…
A. pernyataan tentang daftar masalah yang saling terkait
B. pernyataan masalah secara jelas
C. pernyataan secara rinci faktor penyebab masalah
D. pernyataan saling keterkaitan antara masalah
8. Berikut ini adalah contoh masalah strategis yang layak dikaji melalui PTK,
kecuali...

6. 19
A. rendahnya motivasi belajar siswa
B. minimnya ketersediaan alat-alat pelajaran
C. rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan
D. kurangnya keberanian siswa di dalam mengajukan pertanyaan.
9. Cara yang paling utama untuk menentukan seberapa mendesaknya suatu
masalah untuk dipecahkan, dapat dilakukan guru dengan cara...
A. mengkaji hasil-hasil belajar siswa
B. mewawancarai siswa
C. menganalisis daftar hadir siswa
D. melakukan refleksi.
10. Masalah yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui PTK adalah di
mana masalah tersebut …
A. sangat penting dan bermakna bagi pembelajaran
B. terjadi setiap hari dalam proses pembelajaran
C. terkait dengan berbagai unsur di sekolah
D. mencakup aspek-aspek yang luas

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan Anda = X 100
10
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
Skor 90 – 100, berarti sangat baik
Skor 80 – 89, berarti baik
Skor 70 – 79, berarti cukup baik
Skor 0 – 69, berarti kurang

6. 20
Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka Anda
dapat melanjutkan ke subunit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan
Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk
mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih
keliru menjawabnya.

6. 21
SUBUNIT 2
Menilai Kelayakan Hipotesis Tindakan

Subunit ini membahas tentang cara menilai kelayakan hipotesis tindakan


yang merupakan salah satu bagian penting dari langkah perencanaan PTK.
Pembahasan tentang penilaian hipotesis tindakan sesungguhnya adalah menilai
kelayakan tindakan sebagai suatu solusi pemecahan masalah yang dipilih, karena
pada hakekatnya hipotesis tindakan dalam PTK merupakan suatu tindakan yang
diduga akan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Kecermatan guru di dalam
menentukan suatu tindakan merupakan bagian yang sangat penting untuk
menjamin terjadinya perubahan di dalam proses pembelajaran atau perbaikan
hasil belajar siswa. Karena itu bilamana guru dapat mengkaji kelayakan hipotesis
tindakan secara cermat, berarti ia telah mengantarkan proses pelaksanaan PTK
dengan benar. Dengan demikian akan mempermudah guru di dalam melakukan
tindakan-tindakan perbaikan melalui PTK yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu
Anda diharapkan dapat mengkaji secara seksama subunit ini, mengerjakan
latihan-latihan yang disediakan serta menyelesakan tes formatif pada bagian akhir
subunit ini. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada subunit ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan cara mengkaji atau menilai kelayakan hipotesis
tindakan sebagai bagian dari langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
merencanakan penelitian tindakan kelas. Pemahaman akan langkah-langkah ini
akan sangat membantu Anda dalam menyusun rencana dan melaksanakan PTK
selanjutnya.

A. Memahami Hipotesis Tindakan


Sebelum kita membahas hipotesis tindakan di dalam PTK, terlebih dahulu
mari kita cermati beberapa hal yang berkaitan dengan hipotesis penelitian secara
umum, agar Anda memiliki wawasan dan selanjutnya benar-benar memahami
karakteristik khusus dari hipotesis tindakan dalam PTK.

6. 22
Secara umum, hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan tentang hubungan
dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1993). Hipotesis juga dapat diartikan sebagai
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Hipotesis selalu
mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan secara umum maupun
khusus variabel yang satu dengan variabel yang lain. Di dalam penelitian ilmiah,
hipotesis merupakan alat yang penting. Ada tiga alasan yang menopang alasan ini.
Pertama, hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis dapat
dijabarkan dari teori-teori dan dari hipotesis lain. Kedua, hipotesis dapat diuji dan
ditunjukkan kemungkinan betul dan salahnya, yang diuji adalah relasi
(hubungan). Karena hipotesis adalah proposisi relasional inilah yang merupakan
alasan utama mengapa ia digunakan di dalam telaah ilmiah. Pada intinya yang kita
susun untuk menguji relasi antara A dan B adalah prediksi-prediksi yang
berbentuk “Jika A maka B”. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya
untuk memajukan pengetahuan. Ia demikian pentingnya, sehingga kita berani
mengatakan bahwa jika tidak ada hipotesis tidak akan pernah ada ilmu
pengetahuan dalam arti yang sepenuh-penuhnya (Kerlinger, 1993). Hipotesis
mengarahkan telaah, karena di dalam hipotesis kita merangkai-rangkaikan segi-
segi teori yang kita uji, menyusunnya menjadi wujud tertentu yang
memungkinkan pengujian atau mendekati kemungkinan pengujian.
Bilamana peneliti telah mengkaji secara mendalam masalah penelitiannya,
maka ia mencoba merumuskan teori sementara yang kebenarannya masih perlu
diuji. Peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Untuk selanjutnya
peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis yang telah ia rumuskan. Peneliti
mengumpulkan data yang ia perlukan untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan
data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskannya
dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis,
bilamana ternyata tidak terbukti. Hal penting yang perlu diperhatikan peneliti
adalah bahwa dirinya tidak boleh mempunyai keinginan atau ambisi agar
hipotesisnya terbukti sehingga ia melakukan pengumpulan data yang hanya
membantu mencapai keinginannya tersebut, atau memanipulasi data sedemikian

6. 23
rupa sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesis. Sebagai peneliti ia harus
memegang teguh sikap obyektif di dalam pengumpulan data dan melaksanakan
langkah-langkah lainnya di dalam penelitian.
Di atas telah dijelaskan bahwa hipotesis mempunyai kedudukan yang
penting didalam penelitian. Oleh sebab itu perumusan hipotesis harus dirumuskan
dengan jelas. Borg & Gall (2003), mengajukan beberapa persyaratan untuk
merumuskan hipotesis:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya
hubungan antara dua atau
lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Dari pembahasan di atas, Anda telah memperoleh gambaran umum
tentang hipotesis. Meskipun tidak seluruhnya sama, akan tetapi pengertian dan
prinsip-prinsip dasar hipotesis secara umum di atas dapat dijadikan kerangka
dasar untuk memahami hipotesis tindakan dalam PTK. Pengertian hipotesis
tindakan sedikit berbeda dengan hipotesis konvensional seperti diuraikan di atas.
Jika hipotesis konvensional menyatakan adanya hubungan antara dua variabel
atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis tindakan tidak menyatakan demikian, Hipotesis tindakan hendaknya
dipahami sebagai suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan
(Sudarsono, 1997:9). Sebagai contoh: “jika intensitas latihan membuat kalimat
ditingkatkan, maka siswa akan lebih mudah menyusun suatu karangan”. Contoh
lain, “bilamana pada setiap akhir pelajaran IPS guru melibatkan siswa dalam
menyimpulkan pelajaran, maka kemampuan siswa mengingat materi yang telah
dibahas akan lebih bertahan lama”. Dari contoh ini, hipotesis tindakan merupakan
tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Dari contoh
pertama tindakan yang dilakukan melalui PTK dapat mengatasi rendahnya
kemampuan siswa dalam mengarang. Sedangkan melalui tindakan yang

6. 24
dirumuskan dalam bentuk hipotesis kedua diduga dapat mengatasi masalah
rendahnya kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan.
Hipotesis tindakan harus dibuat atau dirumuskan dengan melakukan kajian
terhadap teori, atau dengan mengkaji pengalaman dalam praktik pembelajaran
yang telah dilakukan. Beberapa pakar menyarankan agar dalam merumuskan
hipotesis tindakan guru dapat melakukan beberapa bentuk kegiatan.
1. Kajian literatur khususnya teori pendidikan atau pembelajaran.
2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan.
3. Kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, pakar, peneliti dll.
4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan
Melakukan kajian literatur merupakan suatu kegiatan dimana guru sebagai
peneliti berupaya menghimpun, memilah dan menganalisis berbagai sumber
tulisan. McMillan dan Schumecher (20001), melihat pentingnya peran kajian
literatur ini karena kegiatan ini akan membantu peneliti menetapkan secara cermat
signifikansi masalah yang akan diteliti sehingga akan semakin mampu
membimbing pikiran peneliti untuk membatasi masalah penelitiannya,
mengembangkan rencana penelitian, memilih metode dan alat ukur yang tepat
serta mengembangkan hipotesis. Telaahan literatur secara keseluruhan juga akan
memberikan bekal bagi peneliti dalam rangka melihat secara kritis masalah yang
akan ia kaji, sehingga guru dan peneliti tidak berada dalam kekosongan karena
telaahannya akan memberikan arah agar dirinya selalu mampu bersikap kritis,
menjauhi sikap dogmatis dan emosional serta kepentingan dirinya sendiri.
Telaahan literatur juga memberikan isyarat agar tidak terjadi reflikasi atau
pengulangan yang tidak perlu. Bilamana kajian literatur dilakukan secara cermat,
maka guru akan mendapatkan informasi yang kaya, dan begitu banyak hal-hal
yang baru. Cobalah Anda diskusikan lebih dalam dengan rekan-rekan Anda
manfaat lain dari kajian literatur atau kajian teori sehingga akan semakin
memperkokoh hipotesis tindakan Anda. Di samping itu Anda akan lebih percaya
diri untuk melakukan tindakan perbaikan yang akan Anda kembangkan melalui
PTK.

6. 25
B. Menilai Kelayakan Hipotesis
Dengan melakukan kajian di atas guru dapat memperoleh landasan atau
kerangka dasar untuk membangun hipotesis tindakan. Sebagai contoh, bilamana
guru pada awalnya memperkirakan bahwa dengan mengembangkan model
cooperative learning kemampuan siswa untuk mendalami materi akan semakin
baik, maka selanjutnya guru dapat mengkaji teori tentang pembelajaran
kooperatif, berdiskusi dengan pakar atau dengan teman sejawat. Jika guru telah
merasa yakin dan telah mengkaji kelayakan model tersebut dilihat dari dimensi
siswa, lingkungan sekolah maupun kemampuan dirinya, maka guru dapat
merumuskannya dalam bentuk hipotesis tindakan. Dengan demikian hipotesis
yang dibangunnya telah didukung oleh suatu kajian yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pada bagian awal subunit ini telah dijelaskan dan mungkin Anda masih
ingat bahwa menilai kelayakan hipotesis berarti pula menilai kelayakan tindakan
yang dipilih untuk memperbaiki pembelajaran melalui pelaksanaan PTK. Oleh
sebab itu penilaian hipotesis tindakan harus diarahkan pada penilaian kelayakan
tindakan. Penilaian kelayakan tindakan dapat dilakukan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan seperti contoh berikut.
1. Apakah saya memiliki pengetahuan berkenaan dengan hal itu?
2. Apakah saya dan siswa saya memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya?
3. Apakah tersedia sarana/fasilitas untuk mendukung kegiatan
tersebut?
4. Apakah tersedia waktu yang cukup untuk melaksanakan rangkaian
kegiatan tersebut?
5. Apakah iklim sekolah dan iklim belajar di kelas cukup mendukung
pelaksanaan tindakan?

6. 26
Pertanyaan-pertanyaan di atas mengimplikasikan beberapa persyaratan
yang harus dikaji untuk menilai kelayakan suatu tindakan yang akan
dikembangkan melalui PTK seperti berikut ini.

1. Memiliki pengetahuan atau pemahaman


Dari contoh yang dipaparkan pada subunit pertama dari identifikasi
masalah yang dilakukan dan setelah melakukan refleksi, kemudian guru
menyimpulkan bahwa rendahnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran
IPA yang diajarkannya salah satunya disebabkan karena siswa belum dilibatkan
secara intensif di dalam mengemukakan atau memperkaya materi pelajaran
dengan contoh-contoh nyata. Guru tersebut menyadari bahwa dirinya masih
terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran. Dalam mengungkapkan contoh-
contoh nyata mestinya siswa dapat dilibatkan, akan tetapi ia merasakan bahwa
hal-hal itu selama ini lebih banyak dilakukanya sendiri. Karena itu melalui PTK ia
merencanakan memperbaiki metode pembelajarannya sendiri dengan
memfokuskan pada pelibatan siswa di dalam pemberian contoh-contoh nyata
sebagai tindakan perbaikan. Contoh yang lain juga dapat diungkapkan dari
pengalaman seorang guru yang mengajar mata pelajaran Biologi pada kelas 8 di
salah satu SMP negeri. Hampir setiap kali ia mengajar pelajaran Biologi di kelas
tersebut ia mengamati bahwa anak-anak tidak memiliki motivasi di dalam
kegiatan pembelajaran. Dari dokumen kelas terutama daftar nilai siswa yang ia
cermati memang rata-rata nilai siswa yang dicapai pada mata pelajaran tersebut
rendah. Ia merasa prihatin dengan masalah tersebut, dan menurutnya masalah itu
merupakan hal mendasar dalam pembelajaran yang dikelolanya. Dari hasil
refleksi yang ia lakukan dan hasil kajian terhadap dokumen kelas, maka ia
menyimpulkan besar kemungkinan metode-metode pembelajaran yang ia
gunakan kurang mendorong keterlibatan siswa, sehingga motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran tersebut rendah. Selanjutnya setelah berdiskusi dengan
beberapa rekan sejawat, ia memutuskan untuk melaksanakan perbaikan

6. 27
pembelajaran dengan melakukan PTK di kelasnya. Tindakan perbaikan yang
dipilihnya adalah mengembangkan metode Role Plying.
Jika dikaitkan dengan aspek yang kita bahas sekarang, menurut Anda apa
yang harus guru pikirkan jika ia telah menentukan tindakan tersebut sebagai
upaya perbaikan pembelajarannya? Anda tentu memahami jika solusi tindakan
yang dipilih tersebut tidak dipahami dengan baik oleh guru tentu akan sulit
diimplementasikan bukan ? Karena itu, pertama yang harus dipikirkan guru
adalah apakah ia memahami tentang tindakan perbaikan tersebut. Pada contoh
kasus pertama tentu guru harus mengetahui bagaimana mekanisme pelibatan
siswa di dalam mengungkapkan contoh. Pada contoh kasus yang kedua, guru
harus memiliki pemahaman tentang metode Role Plying sebagai metode
pembelajaran. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kedua
hal tersebut, guru harus mengkaji teori, hasil-hasil penelitian, tulisan-tulisan orang
lain pada jurnal, buletin, majalah-majalah pendidikan atau berdiskusi teman
sejawat maupun melalui cara-cara lain yang dimungkinkan. Jika di lingkungan
guru tersebut telah tersedia internet, mungkin pencarian sumber-sumber
pendukung untuk mendalam materi ini tidak terlalu sulit.
Selain pentingnya pemahaman terhadap substansi tindakan, juga sangat
penting pemahaman guru tentang prosedur pengembangannya melalui PTK. Guru
harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan PTK, baik cara merencanakan,
melaksanakan, pengumpulan dan analisis data dan refleksi serta hal-hal lain yang
terkait dengan pelaksanaan PTK. Dengan demikian berarti secara umum ada dua
hal yang harus dipahami guru, yaitu; Pertama, pemahaman tentang hal yang
berkaitan dengan substansi tindakan yang dipilih sebagai solusi pemecahan
masalah pembelajaran. Kedua, pemahaman berkenaan dengan PTK itu sendiri.
Jika kedua komponen ini telah dipahami guru, maka ia dapat merencanakan PTK.
Anda tentu masih ingat saran yang sering disampaikan dalam beberapa bagian
pembahasan, yaitu jangan mengambil atau mengangkat suatu masalah untuk
dikembangkan dalam PTK jika guru tidak memiliki pemahaman yang memadai
tentang hal itu.

6. 28
2. Kemampuan Siswa
Anda telah diajak untuk mengkaji secara mendalam bagian-bagian awal
unit yang membahas tentang PTK. Salah satu bagian yang sangat penting adalah
tentang tujuan PTK. Tentu Anda tidak akan lupa bahwa muara dari PTK adalah
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa bukan? Karena itu setiap upaya
perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru harus diukur keberhasilannya
melalui perubahan yang dicapai oleh siswa. Jika guru melihat bahwa metode atau
teknik tertentu sangat menarik untuk diterapkan di dalam pembelajaran, maka di
samping guru bertanya apakah dirinya memahami dengan baik metode atau teknik
tersebut, pertanyaan selanjutnya yang harus mendapat jawaban adalah, apakah
siswa-siswa bisa atau mampu melaksanakannya. Ada seorang guru Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan yang sangat tertarik dengan penampilan anak-anak pada
salah satu pertunjukan olah raga yang disaksikannya. Kemudian ia berencana
menerapkan cara-cara tersebut pada siswa-siswanya, tentu hal itu merupakan
keinginan baik yang perlu mendapat dukungan. Akan tetapi guru tersebut perlu
bertanya sebelum benar-benar menyusun rencana untuk menerapkannya.
Misalnya apakah siswa-siswa yang saya ajarkan memiliki kesamaan dengan apa
yang saya saksikan, baik dari tingkatan kelas, pengetahuan awalnya, kesiapan dan
kesanggupan fisik dan seterusnya.
Kita tentu masih ingat juga bahwa dalam paradigma pembelajaran yang
berpusat pada siswa, siswa merupakan sentral dari segala kegiatan pembelajaran.
Jika hal ini kita pahami dengan baik, maka kita tidak akan pernah lupa
memikirkan tindakan yang kita pilih untuk dikaji dari dimensi mereka. Dalam
merencanakan PTK kita dapat mengambil contoh, misalnya ketika seorang guru
memutuskan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran Matematika yang
diajarnya dengan meningkatkan intensitas latihan pengerjaan soal bagi siswa-
siswa kelas empat Sekolah Dasar. Hal pokok yang sangat penting dilakukan
adalah mengkaji seberapa besar tingkat kemampuan siswa di dalam mengerjakan
latihan. Berapa seringnya latihan itu dilakukan dan berapa banyak jumlah soal
yang diberikan setiap kali latihan harus dikaji oleh guru secara cermat, karena
ketidaktepatan di dalam penentuannya, disamping memberikan beban yang tidak

6. 29
sesuai bagi siswa, juga dikhawatirkan motivasi siswa di dalam mengerjakan
latihan tersebut justru semakin menurun. Jika hal itu terjadi maka harapan guru
agar terjadi perubahan hasil belajar pada siswa-siswanya hanya menjadi angan-
angan belaka, sementara ia telah menghabiskan waktu dan energi yang tidak
sedikit untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan tersebut. Karena itu, jika
Anda memutuskan untuk melakukan suatu tindakan perbaikan dalam PTK, kaji
dan cermati dengan seksama kemampuan siswa-siswa Anda.

3. Ketersediaan sarana dan fasilitas


Jika tindakan perbaikan yang tertuang dalam hipotesis Anda berkaitan
dengan penggunaan sarana atau fasilitas tertentu, maka di samping mengkaji point
pertama dan kedua di atas, Anda juga harus mengkaji ketersediaan dan
keterpakaian sarana dan fasilitas pendukung tersebut. Sebagai contoh, seorang
guru IPA yang mengajar pada salah satu sekolah dasar merencanakan
mengembangkan PTK dengan merumuskan judul penelitiannya sebagai berikut:
“Model Pemanfaatan KIT IPA SD yang Efektif untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA”. Menurut Anda fasilitas apa yang harus ada dan diyakini
kelengkapannya untuk mendukung pelaksanaan tindakan dalam PTK guru
tersebut? Apa yang dapat dilakukan guru di dalam melakukan tindakan perbaikan
pembelajarannya bilamana tidak tersedia KIT IPA. Apa kendala yang dihadapi
guru bilamana KIT IPA yang dimiliki sekolah tersebut tidak lengkap sebagaimana
mestinya, sementara pada PTK guru telah merumuskan model pemanfaatan KIT
IPA yang efektif.
Mungkin pada tempat yang berbeda atau kesempatan lain di lingkungan
sekolah Anda, ada guru yang bermaksud meningkatkan keterampilan siswa dalam
menggunakan atau memanfaatkan alat-alat seni melalui proses pembelajaran
kesenian yang dikelolanya. Penelitian semacam ini baik untuk dilakukan karena
perubahan hasil belajar yang diharapkan dapat diamati secara langsung oleh guru.
Persoalan pokok yang perlu dicermati secara seksama adalah ketersediaan alat-
alat seni yang diperlukan, di samping tetap mengkaji kemampuan atau
keterampilan guru sendiri untuk melaksanakan tindakan tersebut tidak akan kalah

6. 30
pentingnya. Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap pentingnya fasilitas
dan sarana sebagai dasar menilai kelayakan hipotesis tindakan ini, coba Anda
perkaya dengan contoh-contoh yang dapat disusun sendiri atau berdiskusi dengan
rekan-rekan Anda untuk merumuskan beberapa judul PTK di mana tindakan
perbaikannya mempersyaratkan ketersediaan fasilitas dan sarana sebagai
pendukung utama.

4. Waktu yang tersedia


Pernyataan-pernyataan yang sering kita jumpai pada pembahasan
sebelumnya yang harus selalu kita ingat adalah bahwa tugas utama guru adalah
mengajar. Oleh sebab itu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas selalu
diupayakan agar tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain, terlebih lagi
kegiatan tersebut memang ditujukan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran
seperti PTK. Di dalam menyusun rencana tindakan, bahkan sejak menentukan
alternatif tindakan yang dikembangkan dalam PTK, kecermatan guru di dalam
melihat waktu pembelajaran yang tersedia harus diletakkan sebagai bagian
penting. Bisa jadi tindakan perbaikan yang dipilih atau ditawarkan akan mampu
memberikan jaminan hasil perubahan yang akan dicapai, akan tetapi tidak
mungkin dapat dilaksanakan dengan baik dengan waktu yang tersedia. Sebagai
contoh, guru bermaksud membawa siswa memperhatikan aktivitas di jalan raya
untuk mendorong siswa agar mampu mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka
terhadap ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Ada beberapa dimensi yang harus
dianalisis guru berkenaan dengan waktu. Misalnya berapa jauh jarak antara
sekolah dan jalan raya, sehingga dapat diperkirakan waktu yang dipergunakan
siswa untuk menuju dan kembali dari tempat tersebut. Berapa lama waktu yang
digunakan untuk mengamati aktivitas di jalan raya. Setelah selesai mengamati
kegiatan apa yang akan dilakukan siswa, dan berapa lama waktu yang disediakan
untuk kegiatan tersebut. Contoh lain, seandainya guru akan membawa siswa-
siswa melakukan eksperimen di laboratorium dalam proses pembelajaran Fisika.
Untuk keperluan tersebut guru harus cermat menetapkan waktu untuk
melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajarannya. Berapa lama waktu

6. 31
untuk menjelaskan kegiatan, berapa lama waktu melakukan praktik di
laboratorium, berapa lama waktu merumuskan hasil, dan berapa waktu yang
digunakan untuk mendiskusikannya. Sekali lagi Anda tidak boleh mengabaikan
faktor waktu dalam menilai kelayakan hipotesis tindakan Anda. Karena kegagalan
suatu tindakan seringkali lebih banyak terjadi bukan karena kurangnya
kemampuan guru, atau kurangnya sarana dan fasilitas, akan tetapi karena
keterbatasan waktu untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan yang telah
dirancang.

5. Iklim kelas dan iklim sekolah


Adakalanya guru berhadapan dengan suatu keadaan yang berada di luar
kemampuan dan wewenangnya untuk merubah atau mengintervensinya, padahal
keadaan itu sangat mengganggu proses pembelajaran. Letak gedung sekolah yang
sangat berdekatan dengan jalan raya, pabrik, pasar, atau keramaian lain seperti
terminal dan sebagainya adalah beberapa keadaan yang berada di luar wewenang
dan kemampuan guru mengintervensinya. Selain itu di dalam lingkungan sekolah
sendiri juga ditemui keadaan-keadaan yang kurang mendukung, misalnya ruangan
yang terlalu panas, batas antara kelas yang tidak baik sehingga aktivitas apalagi
keributan di kelas lain terdengar dengan jelas oleh siswa. Selain dari keadaan fisik
seperti contoh di atas, iklim psikologis juga dapat memberikan pengaruh bagi
kelancaran pelaksanaan tindakan di dalam PTK. Karena itu berkaitan dengan
iklim kelas dan sekolah ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat
mengkaji secara cermat kelayakan hipotesis Anda.
- Yakinkan bahwa tindakan perbaikan yang akan Anda lakukan tidak
mengganggu kelancaran kegiatan pembelajaran kelas-kelas yang lain, atau
seoptimal mungkin dapat diupayakan mengurangi gangguan bagi kelas yang
lain. Jika tindakan tersebut akan sangat mengganggu aktivitas pembelajaran
guru-guru lain, sebaiknya Anda kaji kembali alternatif tindakan lain yang juga
dapat menjamin perubahan yang Anda harapkan.
- Yakinkan bahwa petunjuk-petunjuk atau penjelasan yang akan
anda sampaikan berkenaan dengan tindakan dalam PTK Anda, dapat didengar

6. 32
dan dicermati dengan baik oleh siswa. Hal ini semakin diperlukan bilamana
lingkungan kelas atau sekolah Anda sering terganggu oleh berbagai
kegaduhan dari luar, atau dari kelas-kelas yang lain.
- Yakinkan diri Anda bahwa tindakan perbaikan yang Anda pilih didukung oleh
teori-teori atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada, bukan sesuatu yang
kontradiktif dengan teori atau hasil penelitian, terlebih lagi yang dapat
meresahkan pihak-pihak yang lain.
Jika Anda telah memutuskan untuk memilih suatu tindakan perbaikan
tertentu dalam rangka menyelesaikan masalah yang Anda hadapi, maka ada
baiknya sekali lagi Anda memikirkan kelayakannya dilihat dari beberapa dimensi,
baik guru, siswa, sarana, waktu dan lingkungan sekolah. Oleh sebab itu mungkin
ada baiknya Anda membuat pertanyaan dan menjawabnya secara terbuka untuk
membuktikan pemahaman Anda tentang alternatif tindakan tersebut dan
kelayakan pelaksanaannya.

C. Beberapa Contoh Hipotesis Tindakan


Sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, sebaiknya Anda mengkaji
kembali rumusan masalah yang telah Anda susun sebelumnya. Dari
permasalahan yang dirumuskan Anda dapat merumuskan hipotesis tindakan
sebagai kerangka acuan penelitian Anda. Perhatikan beberapa contoh berikut.
Bandingkan dengan rumusan-rumusan yang sudah Anda buat.

Contoh hipotesis Tindakan 1.

Jika dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru lebih banyak melibatkan
siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan
pelajaran, maka siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.

Dalam rumusan hipotesis tersebut, ada dua tindakan yang dilakukan guru, yaitu
melibatkan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh nyata dan
menyimpulkan pelajaran secara bersamaan dalam satu tindakan. Jika guru ingin

6. 33
memfokuskan pada satu tindakan saja, maka ia dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut:

Contoh hipotesi tindakan 2:


Jika dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru lebih banyak melibatkan
siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata maka siswa akan lebih
termotivasi dalam proses pembelajaran.

Jika guru memilih tindakan perbaikan dengan melibatkan siswa dalam


menyimpulkan pelajaran, maka rumusan hipotesisnya adalah.

Contoh hipotesi tindakan 3:

Bilamana dalam pembahasan materi pelajaran IPA guru melibatkan siswa


dalam menyimpulkan pelajaran, diduga siswa akan lebih termotivasi dalam
proses pembelajaran.

Dari contoh 1, berarti Anda menggabungkan dua tindakan di dalam perbaikan


pembelajaran, yaitu melibatkan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh
nyata dan melibatkan siswa di dalam menyimpulkan pelajaran. Sedangkan pada
contoh 2 dan 3, Anda memisahkan masing-masing tindakan tersebut sehingga
hanya melakukan satu tindakan dalam perbaikan. Penentuan tersebut tentu
didasari alasan tertentu. Jika digabungkan mungkin Anda ingin melihat sekaligus
dampak kedua tindakan secara bersamaan. Namun jika dilakukan satu tindakan
secara terpisah mungkin Anda ingin memfokuskan untuk melihat dampak dari
salah satu tindakan tersebut. Sepenuhnya diserahkan kepada Anda untuk
menentukannya. Namun disarankan jika Anda baru tahap awal dalam mencoba
PTK mungkin akan lebih baik jika Anda memfokuskan pada satu tindakan
terlebih dahulu. Namun hal itu sepenuhnya tergantung keputusan Anda. Perlu
Anda ingat bahwa dalam merumuskan hipotesis, Anda harus memerhitungkan
kemampuan dan kesiapan Anda dalam melaksanakan tindakan yang dipilih.

6. 34
Selain itu tentu saja memperhatikan beberapa hal yang telah dipaparkan
sebelumnya, seperti kemampuan siswa, ketersediaan fasilitas, iklim kelas dan
dukungan sekolah.
Dari uraian dan contoh-contoh di atas, Anda telah memahami manfaat dan
cara merumuskan hipotesis tindakan. Cobalah melakukan latihan sendiri atau
berdiskusi dengan rekan-rekan Anda untuk merumuskan beberapa hipotesis
tindakan serta menilai kelayakannya.

Latihan
4. Coba Anda temukan perbedaan mendasar antara hipotesis yang
umumnya digunakan dalam penelitian-penelitian formal dengan hipotesis
tindakan dalam PTK.
5. Rumuskan beberapa contoh hipotesis tindakan sesuai dengan
masalah pembelajaran yang Anda alami.

Petunjuk mengerjakan latihan


1. Kaji secara seksama pengertian dan manfaat hipotesis dalam penelitian
baik penelitian PTK maupun bagi penelitian non PTK.
2. Perhatikan kembali beberapa cara menilai kelayakan hipotesis

RANGKUMAN
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan tentang hubungan dua
variabel atau lebih atau sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Di
dalam penelitian ilmiah, hipotesis merupakan alat yang penting. Pertama,
hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Kedua, hipotesis
digunakan di dalam telaah ilmiah. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan. Dalam kajian PTK hipotesis
tindakan dapat dipahami sebagai suatu dugaan yang akan terjadi jika suatu

6. 35
tindakan dilakukan, atau sebagai suatu tindakan yang diduga akan dapat
memecahkan masalah yang diteliti.
Menilai kelayakan hipotesis tindakan sama artinya mengkaji secara
cermat kelayakan tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapi. Beberapa hal yang perlu dijadikan dasar untuk
mempertimbangkan kelayakan hipotesis tindakan adalah; (1) kemampuan untuk
melaksanakan tindakan, (2) ketersediaan sarana/fasilitas, (3) kecukupan waktu,
(4) iklim sekolah dan iklim belajar di kelas. Agar hipotesis tindakan dapat
dilaksanakan dan terbukti mampu membawa perubahan yang diharapkan, maka
sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, sebaiknya Anda mengkaji
kembali rumusan masalah yang telah Anda susun sebelumnya.

TES FORMATIF 2

Berikut ini disediakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur


pemahaman anda mengenai uraian, contoh, dan rangkuman yang tercantum dalam
kegiatan belajar sebelumnya.
Pilihlah alternatif A, B, C atau D dengan cara memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang Anda anggap paling benar.
1. Secara umum hipotesis di dalam penelitian diartikan sebagai...
A. jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya
B. jawaban dari hasil penelitian yang bersifat sementara
C. kajian-kajian ilmiah yang masih terbatas dan sementara
D. struktur hasil penelitian yang bersifat sementara
2. Di antara ciri hipotesis penelitian yang baik adalah…
A. mencakup teori-teori yang luas dan mendasar
B. dirumuskan dalam beberapa bentuk yang berbeda
C. dapat diuji kebenaran dan ketidakbenarannya
D. dapat dilaksanakan dengan mudah oleh setiap orang

6. 36
3. Dalam perkembangan awalnya pengetahuan berbentuk hipotesis-hipotesis
yang selanjutnya menjadi dasar untuk berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal
ini mengandung arti bahwa hipotesis…
A. merupakan pedoman bagi pengembangan ilmu pengetahuan
B. memiliki daya yang besar untuk memajukan pengetahuan
C. memiliki kemampuan mengontrol kemajuan ilmu pengetahuan
D. memiliki kekuatan menilai perkembangan ilmu pengetahuan
4. Hipotesis tindakan dalam PTK dapat dipahami sebagai…
A. tindakan yang perlu diuji kebenaran dan ketidakbenarannya
B. tindakan yang diduga dapat memecahkan masalah yang diteliti
C. tindakan yang memerlukan perbaikan melalui proses pembelajaran
D. tindakan yang diduga dapat memecahkan berbagai persoalan di kelas
5. Dilihat dari urutan langkah kegiatan dalam perencanaan PTK, perumusan
hipotesis dilakukan…
A. setelah melakukan identifikasi masalah
B. setelah melakukan analisis masalah
C. setelah melakukan pengumpulan data awal
D. setelah melakukan perumusan masalah
6. Kegiatan yang lebih penting dilakukan guru sebelum merumuskan
hipotesis tindakan adalah…
A. melakukan kajian teori
B. mengurus izin penelitian
C. mempersiapkan skenario pembelajaran
D. menata ruangaan kelas agar lebih kondusif
7. Mengkaji kelayakan hipotesis tindakan pada hakikatnya adalah…
A. mengkaji kelayakan sekolah dalam mendukung PTK
B. mengkaji kelayakan bahan belajar yang akan digunakan guru
C. mengkaji kelayakan tindakan sebagai cara pemecahan masalah
D. mengkaji kelayakan teori yang mendukung tindakan
8. Bu Arni merumuskan hipotesis tindakan yang berbunyi; “Bilamana
pembahasan materi pelajaran Biologi dilakukan dengan metode Role Playing

6. 37
maka pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan lebih baik”. Penilaian
kelayakan hipotesis tindakan harus dikaji dari beberapa aspek berikut,
kecuali…
A. pemahaman guru tentang metode Role Playing
B. pemahaman siswa tentang metode Role Playing
C. ketersediaan waktu untuk mengembangkan metode Role Playing
D. iklim kelas yang mendukung implementasi metode Role Playing
9. Penilaian terhadap kemampuan guru di dalam melaksanakan tindakan dalam
PTK dapat dilihat dari...
A. keterampilan melaksanakan tindakan yang akan dilakukan
B. kesesuaian latar pendidikan dengan bentuk tindakan yang akan dilakukan
C. pengalaman dalam melaksanakan PTK sebelumnya
D. Kemampuannya menjelaskan substansi tindakan kepada guru
10. Kemampuan siswa merupakan komponen sangat penting untuk
dipertimbangkan di dalam merencanakan tindakan PTK, karena…
A. data dalam PTK akan dianalis bersama sejumlah siswa
B. perencana dan pelaku utama dalam PTK adalah siswa
C. perbaikan pembelajaran bermuara pada kepentingan siswa
D. keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh siswa

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan Anda = X 100
10

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

6. 38
Skor 90 – 100, berarti sangat baik
Skor 80 – 89, berarti baik
Skor 70 – 79, berarti cukup baik
Skor 0 – 69, berarti kurang

Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka Anda
dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda
masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari
kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai
dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru
menjawabnya.

6. 39
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Borg Walter, R. (1981). Applying Educational Research: A Practical Guide for


Teachers. USA: Longman Inc.

Borg Walter, R & Gall Joyce, P. (2003). Educational Research An Introducion.


Sevent Edition. USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Editorial Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP. (2001). Pedoman Teknis


Pelaksanaan Classroon Action Research (CAR). Pelangi Pendidikan, Vol 4
Nomor 2 tahun 2001.

Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham:


Open University Press.

Kerlinger Fred, N. (1993). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

McMillan James, H & Schumacher, S. (2001). Research in Education: A


Conceptual Introduction. Fifth Edition. USA: Addision Wesley Longman,
Inc.

Sudarsono, FX. (1996/1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


(PTK). Bagian Kedua: Rencana, Desain dan Implementasi. Dirjen Dikti.

Wardani, IG.A.K. (2003). Hakikat Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi


Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

6. 40
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1) B Identifikasi masalah merupakan kegiatan awal dalam PTK


2) D Identifikasi yang dilakukan akan menghasilkan daftar masalah
3) B Masalah pembelajaran dapat ditemukan melalui identifikasi
masalah
4) C Melakukan refleksi merupakan merupakan salah satu cara dalam
identifikasi masalah.
5) D Tujuan utama analisis masalah adalah mempertajam masalah.
6) A Pilihan lain kurang mendukung analisis masalah
7) B Permusan masalah dapat diartikan pernyataan masalah secara jelas.
8) B Minimnya alat pelajaran termasuk masalah strategis akan tetapi
tidak tepat dikaji atau dipecahkan melalui PTK
9) D Dengan melakukan refleksi akan dapat dikaji secara mendalam
masalah yang mendesak.
10) A Masalah yang sangat penting dan bermakna bagi pembelajaran
merupakan prioritas untuk dikaji melalui PTK

Tes Formatif 2

1) A Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang perlu


diuji melalui penelitian.

6. 41
2) C Hipotesis harus dapat uji kebenaran dan ketidakbenarannya.
3) B Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, hipotesis memiliki daya
yang besar untuk memajukan pengetahuan.
4) B Dalam PTK hipotesis diartikan sebagai tindakan yang diduga
dapat memecahkan masalah yang diteliti
5) D Hipotesis yang dirumuskan harus beranjak dari perumusan
masalah.
6) A Hasil-hasil kajian teori menjadi landasan di dalam perumusan
hipotesis
7) C Mengkaji kelayakan hipotesis tindakan mempunyai arti yang
sama denagn mengkaji kelayakan tindakan perbaikan.
8) B Yang diharuskan memahami metode pembelajaran adalah guru
9) A Keterampilan melaksanakan tindakan merupakan salah satu
indikator kemampuan guru melaksanakan PTK.
10) C Pelaksanaan PTK hakikatnya adalah untuk kepentingan
pembelajaran siswa.

6. 42
GLOSARIUM

Identifikasi masalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi,


menyusun atau menemukan masalah nyata yang terjadi. Di dalam rangkaian
PTK, kegiatan identifikasi masalah yang dilakukan dengan benar akan
menghasilkan daftar masalah yang terjadi di kelas atau dalam proses
pembelajaran.

Dokumen kelas adalah segala bentuk data yang berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran di kelas. Sebagian besar dokumen kelas berkaitan dengan data
tentang siswa di kelas tersebut.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk


memperoleh data berkenaan dengan sesuatu hal yang diteliti.

Refleksi diri = bercermin diri, introspeksi diri, merenung aktivitas yang sudah
dilakukan diri untuk menemukan keadaan yang sebenarnya, terutama sekali
menemukan kelemahan atau kekurangan dari perilaku atau sesuatu yang
telah dilakukan.

6. 43

Вам также может понравиться

  • Panduan Penyusunan RPP
    Panduan Penyusunan RPP
    Документ9 страниц
    Panduan Penyusunan RPP
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Документ6 страниц
    Daftar Is1
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Penilaian Pelaksanaan PBM
    Penilaian Pelaksanaan PBM
    Документ3 страницы
    Penilaian Pelaksanaan PBM
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Penilaian RPP
    Penilaian RPP
    Документ2 страницы
    Penilaian RPP
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 12
    Bac PPSD 12
    Документ49 страниц
    Bac PPSD 12
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Inisiasi 3-PPSD
    Inisiasi 3-PPSD
    Документ3 страницы
    Inisiasi 3-PPSD
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Rat T Online PPSD Bermutu
    Rat T Online PPSD Bermutu
    Документ3 страницы
    Rat T Online PPSD Bermutu
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Panduan Pelaksanaan Pembelajaran
    Panduan Pelaksanaan Pembelajaran
    Документ5 страниц
    Panduan Pelaksanaan Pembelajaran
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Rambu2 Peer Teaching
    Rambu2 Peer Teaching
    Документ18 страниц
    Rambu2 Peer Teaching
    Muhammad Tajudin Nur
    100% (2)
  • Inisiasi 2-PPSD
    Inisiasi 2-PPSD
    Документ4 страницы
    Inisiasi 2-PPSD
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Inisiasi 5-PPSD
    Inisiasi 5-PPSD
    Документ3 страницы
    Inisiasi 5-PPSD
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 9
    Bac PPSD 9
    Документ50 страниц
    Bac PPSD 9
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Inisiasi 4-PPSD
    Inisiasi 4-PPSD
    Документ3 страницы
    Inisiasi 4-PPSD
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Inisiasi 1-PPSD
    Inisiasi 1-PPSD
    Документ5 страниц
    Inisiasi 1-PPSD
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Sat T Online PPSD Bermutu
    Sat T Online PPSD Bermutu
    Документ5 страниц
    Sat T Online PPSD Bermutu
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 11
    Bac PPSD 11
    Документ46 страниц
    Bac PPSD 11
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 4
    Bac PPSD 4
    Документ51 страница
    Bac PPSD 4
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 8
    Bac PPSD 8
    Документ52 страницы
    Bac PPSD 8
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 5
    Bac PPSD 5
    Документ46 страниц
    Bac PPSD 5
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 3
    Bac PPSD 3
    Документ41 страница
    Bac PPSD 3
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 10
    Bac PPSD 10
    Документ54 страницы
    Bac PPSD 10
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 7
    Bac PPSD 7
    Документ49 страниц
    Bac PPSD 7
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 2
    Bac PPSD 2
    Документ48 страниц
    Bac PPSD 2
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Mata Kuliah
    Tinjauan Mata Kuliah
    Документ2 страницы
    Tinjauan Mata Kuliah
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет
  • Bac PPSD 1
    Bac PPSD 1
    Документ48 страниц
    Bac PPSD 1
    Muhammad Tajudin Nur
    Оценок пока нет