Вы находитесь на странице: 1из 12

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA BI RATE

TERHADAP KINERJA INDUSTRI PERBANKAN


NASIONAL TAHUN 2008

1. Latar Belakang
Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan efektifitas dan
efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. Penurunan kinerja secara
terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya Financial Distress yaitu keadaan yang
sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan. Financial Distress pada
bank-bank apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada bank-bank
tersebut dengan hilangnya kepercayaan dari nasabah.
Kinerja perbankan akan selalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
terjadi. Perubahan yang terjadi pada sektor perbankan yang mengalami perubahan baik
pada sisi kompetisi maupun regulasi yang memaksanya untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baru tersebut. Secara paradoksal memang terlihat adanya ancaman terhadap
kompetisi yang sangat ketat di satu sisi, tetapi terlihat pula adanya market power yang
potensial pada sisi yang lain. Berdasarkan data BI, bisa dikatakan bahwa sepanjang 2008
kinerja perbankan nasional cukup memuaskan. Padahal, di tahun itu kondisi perbankan
sedang sulit akibat kabut tebal krisis ekonomi global. Dari beberapa indikator perbankan
menunjukkan perbaikan yang signifikan. bisa diketahui bahwa loan to deposit ratio
(LDR) atau rasio kredit terhadap penghimpunan DPK pada 2008 sudah mencapai 74,61
persen. Ini menandakan bahwa fungsi intermediasi perbankan sudah berjalan cukup
baik. Hal yang penting dicatat adalah pada 2008 ini rasio kredit bermasalah
(nonperforming loans/ NPL) cenderung terus menurun meskipun ekspansi kredit
perbankan cukup tinggi. Tercatat, NPL per Desember 2008 hanya sebesar 3,20 persen
atau turun 87 basis points (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang sebesar 4,07 persen. Hal ini tentu menjadi prestasi tersendiri. Sayangnya, perbaikan
pada berbagai indikator kinerja perbankan pada tahun 2008 tersebut tidak diikuti dengan
pertumbuhan laba. Pada 2008 laba perbankan justru mengalami kontraksi atau tumbuh
minus 12,59 persen. Padahal, dalam tiga tahun sebelum 2008, laba perbankan
mengalami pertumbuhan yang pesat yaitu dari Rp 33,9 trilyun tahun 2005 menjadi Rp
40,6 trilyun tahun 2006 dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi Rp 49,9 trilyun,
atau rata-rata meningkat sebesar 21% per tahun.
Dampak dari krisis global tersebut, BI sempat beberapa kali menaikkan dan
menurunkan suku bunga acuan (BI rate)-nya. Sebagai contoh, BI sempat menurunkan
suku bunganya masing-masing sebesar 25 basis poin, yaitu dari 8,0% menjadi 8,25%
pada tanggal 9 Mei 2008 dan kemudian bulan Juni menaikkan kembali sebesar 25 basis
poin sehingga mencapai 8,5%. Sebelumnya BI telah mencoba bertahan, karena selisih
suku bunga BI telah cukup tinggi dibandingkan suku bunga yang ditetapkan Bank
Central Amerika Serikat. Namun desakan inflasi memaksa BI menaikkan suku bunganya
untuk menahan laju aliran dana keluar negeri. Kenaikan BI rate tersebut membuat
perbankan terbebani kenaikan biaya dana. Untuk menghadapi kondisi tersebut
perbankan harus melakukan efisiensi. Jika tidak dilakukan, kondisi tersebut bisa
menyebabkan perbankan mengalami kerugian yang buntutnya adalah penurunan kinerja.
Selain itu, bank akan terpaksa menaikkan suku bunga pinjaman yang jika tidak
dilakukan secara hati-hati akan berdampak pada kredit macet. Berdasarkan uraian diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI Rate Kinerja Industri Perbankan Nasional Tahun
2008”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
“Apakah perubahan tingkat suku bunga BI rate berpengaruh terhadap terhadap kinerja
industri perbankan nasional pada tahun 2008?”

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
tingkat suku bunga BI rate terhadap kinerja industri perbankan nasional pada tahun 2008
3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh tingkat suku bunga BI
rate terhadap kinerja industri perbankan nasional.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan dan perbandingan
untuk penelitian sejenis.
c. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi data-data bagi
penelitian selanjutnya.

4. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis


4.1. Landasan Teori
4.1.1. Bank
Definisi Bank menurut Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang No.10 Tabun I998. bahwa “Bank
adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
Iainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

4.1.2. BI Rate
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 10 /3/DPM tanggal 31 Januari 2008
disebutkan bahwa BI-Rate adalah suku bunga kebijakan dengan tenor 1 (satu)
bulan yang ditetapkan Bank Indonesia secara periodik sebagai sinyal kebijakan
moneter untuk jangka waktu tertentu serta diumumkan kepada publik. BI rate
mencerminkan kondisi perekonomian di Indonesia, ketika terjadi perubahan kondisi
perekonomian di Indonesia, BI meresponnya dengan menaikkan/menurunkan BI rate. BI
Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk
mengarahkan agar Rata-Rata Tertimbang Suku Bunga SBI 1 bulan berada di sekitar BI
Rate.
4.1.3. Kinerja Bank
Kinerja bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja
(performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank
dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan
dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Abdullah, 2005:45).
Berdasarkan apa yang dinyatakan diatas, kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank.
Dalam mengukur kinerja suatu bank terdapat suatu tolok ukur yang dapat
dijadikan standar dalam pengukuran yaitu sistem penilaian yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia melalui suatu Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/DPNP Tanggal 14
Desember 2001 mengenai Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan. Untuk mengukur
kinerja keuangan bank yang sehat, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu
alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal
dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek capital, assets,
management, earning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian akan
menghasilkan kondisi suatu bank. Adapun aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek Permodalan (Capital)
Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Aspek Kualitas Aset (Assets)
Rasio ini dapat dilihat dalam neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada
Bank Indonesia.
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas
aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.
4. Aspek Earning/ Rentabilitas
Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti:
a. Rasio laba terhadap total asset (ROA).
b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu
membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek.

4.2. Penelitian Sebelumnya


a. Anton Wahyu Utomo (2006) dari STIE Perbanas dengan judul
“ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada
Bank Umum Di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas
yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat suku bunga deposito adalah
ROA dan LDR. Hal ini berarti setiap kali ada perubahan ROA dan LDR maka bank-
bank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga deposito
enam bulannya dibandingkan apabila terjadi perubahan pada inflasi, perkembangan
likuiditas perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan CAR.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
menggunakan analisis CAMEL. Adapun perbedaannya adalah variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kinerja perbankan nasional, sedangkan variabel terikat pada
penelitian sebelumnya adalah tingkat suku bunga deposito berjangka.
b. Wahyu Prasetyo (2007) dari Universitas Islam Indonesia dengan
judul “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank”. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa secara parsial variabel LDR dan GWM tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan variabel
CAR, NPL, BO/PO, dan NIM berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel terikat yang
digunakan sama, yaitu kinerja perbankan. Adapun perbedaannya adalah variabel
bebas dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga BI rate, sedangkan variabel
bebas pada penelitian sebelumnya adalah rasio Camel.
c. Natalya dan Kostiyah Indah Kusuma R. (2007) dari Universitas
Kristen Petra dengan judul “Analisa kinerja perbankan dengan menggunakan metode
camel dan z-score altman pada Bank Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa analisa yang menggunakan metode CAMEL
memiliki hasil yang bertolak belakang dengan hasil analisa yang menggunakan
metode Z-score Altman.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel terikat yang
digunakan sama, yaitu kinerja perbankan. Adapun perbedaannya adalah penelitian
digunakan untuk melihat pengaruh dari BI Rate terhadap kinerja industri perbankan
nasional sedangkan penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mengetahui
kinerja bank dengan metode Camel dan Z Score Altman.

4.3. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa:
“Diduga tingkat suku bunga BI rate berpengaruh terhadap kinerja industri perbankan
nasional pada tahun 2008”

5. Metodologi Penelitian
5.1. Populasi dan Sampel
5.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank nasional baik bank pemerintah
maupun swasta yang ada di Indonesia

5.1.2. Sampel
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 5 bank
persero dan bank umum swasta nasional (BUSN) devisa yang terdaftar di Bank
Indonesia sebanyak 31 bank.

5.2. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu. Adapun bank yang dijadikan sampel penelitian harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Bank menerbitkan laporan bulanan sepanjang tahun 2008
b. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember
Berdasarkan kriteria tersebut maka seluruh Bank Persero yang ada sebanyak 5 bank
dapat dijadikan sampel, sedangkan dari 42 BUSN Devisa yang terdaftar sebanyak 11
Bank tidak dapat dijadikan sampel karena telah dimerger dengan bank lain atau ditutup.
Sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan adalah 36 bank.

5.3. Indentifikasi Variabel


Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
hipotesis yang diajukan, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (X) adalah BI Rate (X)
Variabel Terikat (Y) adalah Kinerja Perbankan (Y)

5.4. Penjelasan Variabel Operasional dan Pengukurannya


Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam
penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah tingkat suku bunga BI Rate (X).
BI Rate adalah BI Rate adalah suku bunga kebijakan dengan tenor 1 (satu) bulan
yang ditetapkan Bank Indonesia secara periodik sebagai sinyal kebijakan
moneter untuk jangka waktu tertentu serta diumumkan kepada publik. Variabel
ini diukur berdasarkan publikasi Bank Indonesia tentang tingkat suku bunga acuan
(BI Rate) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui rapat dewan gubernur.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja perbankan nasional (Y).
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitas bank. Variabel ini diukur berdasarkan jumlah aspek-aspek pengukuran
kinerja keuangan bank selama periode tertentu, yang terdiri dari:
1. Aspek permodalan, dengan menggunakan indikator rasio
CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dihitung dengan rumus:
Equity Capital - Fixed Asset
CAR = × 100 %
Total Loans + Securities
2. Aspek kualitas aset, dengan menggunakan indikator rasio
RORA (return on risked assets) yang dihitung dengan rumus:
Laba sebelum pajak
RORA = × 100 %
Risk Assets
3. Aspek kualitas manajemen, dengan menggunakan
indikator rasio NPM (Net Profit Margin) yang dihitung dengan rumus:
Laba bersih
NPM = ×100 %
Pendapatan Operasiona l

4. Aspek Rentabilitas, dengan menggunakan indikator rasio


ROA (Return on Asset) dan BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional)
yang dihitung dengan rumus:
Laba Tahun Berjalan
ROA = × 100 %
Total Aktiva
Biaya Operasiona l
BO/PO = ×100 %
Pendapatan Operasiona l

5. Aspek likuiditas, dengan menggunakan indikator rasio


LDR (Loan to Deposit Ratio) yang dihitung dengan rumus:
Jumlah kredit yang diberikan
LDR = ×100 %
Jumlah Dana yang diterima

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio
keuangan, yaitu rasio CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, dan LDR yang sebelumnya
telah diberi bobot nilai tertentu sesuai dengana aturan ditetapkan Bank Indonesia.

5.5. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data


5.5.1. Jenis Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder yaitu
data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen-dokumen obyek penelitian.
5.5.2. Sumber Data
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari beberapa
website dari bank yang bersangkutan dan Bank Indonesia. Sumber penunjang lainnya
adalah berbagai media massa, jurnal-jurnal ilmiah maupun sumber-sumber lain yang
dapat digunakan dalam penelitian ini.

5.5.3. Metode Pengumpulan Data


a. Studi Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan tentang bank-
bank yang diteliti dan literatur-literatur pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Mengutip data-data skunder dari website bank yang bersangkutan, website Bank
Indonesia.

5.6. Ruang Lingkup Analisis


Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan bisa terarah, maka
dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada masalah pengaruh BI rate terhadap
kinerja perbankan nasional. Sedangkan data yang dianalisis dalam penelitian laporan
keuangan bulanan bank persero dan bank devisa terhitung dari bulan Januari hingga
Desember 2008.

5.7. Teknik Analisis


Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan metode kualitatif yang
selanjutnya diteruskan dengan metode kuantitatif. Analisis akan dilakukan dengan
menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan variabel-
variabel yang telah dijelaskan, maka langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel penelitian, yaitu variabel terikat Y (kinerja perbankan)
dan variabel bebas BI Rate (X)
Rumusnya adalah:
Y = a + bX
Dimana:
a = konstanta (nilai Y taksiran pada saat X = 0)
b = koefisien regresi (yang menunjukkan besarnya perubahan unit akibat
adanya perubahan satuan unit X)
X = variabel bebas (BI Rate)
Y = variabel terikat (kinerja perbankan).

b. Analisis Koefisien Korelasi


Analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuat tidaknya hubungan antara
variabel BI Rate dengan variabel kinerja perbankan. Rumus yang digunakan adalah
menggunakan rumus koefisien korelasi dari Pearson yaitu:

n ∑ XY - ∑ X ∑ Y
r=
(n ∑ X 2
− (∑ X)
2
)(n∑ Y 2
− (∑ Y)
2
)
Dimana:
r = koefisien korelasi, yang menunjukan kuat atau lemahnya hubungan antara
variabel X dan variabel Y.
n = jumlah data yang dianalisis
Y = variabel terikat kinerja perbankan
X = variabel bebas, yaitu BI Rate
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 < r < 1, dimana:
a. Apabila (-) : Berarti terdapat pengaruh yang negatif atau berlawanan
b. Apabila (+) : Berarti terdapat pengaruh yang positif atau searah
Interpretasi yang digunakan dalam menghitung koefisien korelasi adalah:
a. Bila r = +1, atau mendekati 1, maka hubungan X dan Y sempurna atau sangat
kuat dan positif atau searah (Jika X naik, maka Y naik, atau sebaliknya).
b. Bila r = 0, atau mendekati 0, maka hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak
ada hubungan dan negatif.
c. Bila r = -1 atau mendekati 1, maka hubungan sempurna atau sangat kuat dan
negatif atau berlawanan arah (Jika X naik, maka Y naik, atau sebaliknya).

c. Analisis Koefisien Determinasi


Yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh
tingkat suku bunga acuan/BI Rate (X) dalam meningkatkan kinerja perbankan (Y).

Rumus yang digunakan adalah :


Kd = r2 X 100%
Dimana:
Kd = koefisien determinasi yaitu persentase pengaruh variabel X (BI Rate)
terhadap variabel Y (kinerja perbankan).
r = koefisien korelasi.

d. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah variabel X (BI Rate) mempunyai peranan terhadap variabel Y
(kinerja perbankan), maka penulis melakukan pengujian hipotesis dengan kriteria
sebagai berikut:
Adapun kriteria pengujian:
a. Bila thitung < ttabel (α : df), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya antara variabel
BI Rate dengan kinerja perbankan tidak mempunyai hubungan atau hubunganya
negatif.
b. Bila thitung > ttabel (α : df), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya antara variabel
BI Rate dengan kinerja perbankan mempunyai hubungan yang positif.
c. Menentukan taraf signifikan atau tingkat kesalahan (α), yaitu 5% (0,05). dengan
demikian, maka tingkat keyakinan adalah sebesar 95%.
d. Menentukan derajat kebebasan (df).

Df = n – ( k + 1 )

Dimana:
df = derajat kebebasan
n = jumlah data,
k = variabel bebas.
1 = variabel terikat.
e. Menentukan statistik uji, yaitu dengan menggunakan rumus:
r n-2
t=
1- r2

Dimana:
t = nilai t yang dihitung
r = koefisien korelasi.
r2 = koefisien determinasi.
n = jumlah data.

Вам также может понравиться