Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Torus palatinus merupakan suatu penonjolan tulang yang terjadi di tengah-tengah palatum dan
biasa disebut exostosis. Torus juga sering disebut sebagai Tori, suatu nodular jinak yang tumbuh
berlebihan dari tulang kortikal. Keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut dengan
kartilago. Bentuk dan ukuran dari torus palatinus bervariasi.
Penyebab torus palatinus belum dapat diketahui secara pasti tetapi pada beberapa orang
diturunkan secara autosomal dominan (faktor genetik). Faktor lingkungan juga diyakini merupakan
salah satu faktor yang berperan. Walaupun gambaran fisiknya merupakan suatu alarm keganasan
tetapi secara umum tidak memerlukan perhatian khusus. Tori atau torus ini dilapisi jaringan
epitelium yang tipis, mudah mengalami trauma dan ulkus. Penyembuhan pada ulkus yang terjadi
cenderung sangat lambat karena tori miskin vaskularisasi. Torus palatinus tumbuh sangat lambat
dan dapat terjadi pada semua umur, tetapi sebagian besar terjadi pada usia 30 tahun. Torus
palatinus lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 2:1.
GAMBARAN KLINIS
Tonjolan tulang yang keras ditengah-tengah palatum ini biasanya berukuran diameter kurang lebih
2 cm. Namun terkadang perlahan-lahan dapat bertambah besar dan memenuhi seluruh langit-langit.
Eksostosis tulang tampak sebagai tumor yang kaku dengan permukaan mukosa yang normal. Apabila
muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus palatinus dan bila muncul di
lateral regio lingual (bagian samping lidah) gigi premolar mandibula (rahang bawah) disebut torus
mandibula. Torus palatinal dan torus mandibula jarang ditemui sekaligus pada seorang pasien.
DIAGNOSA
Diagnosa didapatkan dari pemeriksaan klinis. Biopsi, oral radiographs dan CT scan untuk
menegakkan diagnosa.
DIFERENTIAL DIAGNOSA
1. Gingival fibrosis
2. granuloma abses.
3. oral neufibroma.
4. fibrous dysplasia.
5. osteoma
6. paget’s disease.
PERAWATAN
Bila tidak ada keluhan maka torus palatinus tidak memerlukan perawatan. Pembedahan pada torus
palitinus diperlukan apabila torus ini mengganggu dalam pembuatan protesa gigi tiruan. Prosedur
pengambilannya adalah sebagai berikut :
1. lakukan anastesi yaitu anastesi untuk nervus palatinus anterior dan nervus insisivum.
2. lakukan insisi pada pertengahan palatal (langit2) dimulai 1 cm di depan garis vibrasi dan
dilanjutkan ke depan tepat dibelakang papaila insisiva.
3. insisi serong bagian anterior membentuk huruf V.
4. insisi V pada posterior untuk memperlebar jalan masuk (hati2 mengenai a. Palatina mayor).
5. flap mukoperiosteal dibuka ke arah bukal (lateral).
6. untuk memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sementara pada
puncak linggir residual.
7. torus di bur dengan menggunakan bur fissure sampai kedalaman tertentu disertai dengan irigasi
larutan salin steril, kemudian dibuat segmen2.
8. segmen2 dikeluarkan dengan osteotom.
9. penghalusan dengan bur bulat atau bur akrilik.
10. irigasi/ inspeksi.
11. jaringan lunak yang berlebihan dibuang.
12. dilakukan penutupan flap dengan jahitan matras horizontal terputus.
http://silver-cyber.com/forum/viewtopic.php?f=20&t=144
DEFENISI ALVEOPLASTI :
Mempertahankan pembentukan lingir kembali yang tersisa ( secara pembedahan ) agar permukaannya
dapat dibebani protesa dengan baik, dilakukan untuk mempersiapkan linger berkisar 1 gigi sampai setelah
INDIKASI
a.Bumbungan alveolus tidak rata, tajam atau ad undercut yang menyilitkan pemasangan protesa.
b.Penderita yang bibir atasnya pendek, sehingga tidak dapat menutupi gigi tiruan.
TUJUAN
1.Memperbaiki kelainan dan kista ridge alveolar yang menganggu adaptasi protesa
2.Meratakan tekanan kunyah yang besar pada permukaan jaringan yang mendukung gigi tiruan.
Syringe (spoit)
Mallet
Kaca mulut
Rongeurs
Kuret
Gunting jaringan
Hemostat
Scalpel
Elevator 31
Jarum disposable
Bone forceps
Bone file
Pemegang jarum
Excavator
Pinset
Sonde
Jarum jahit
Gunting benang.
1. ALVEOPLASTI TUNGGAL
Ekstrusi /supraerupsi-----> tulang dan jaringan lunak pendukung berkembang berlebihan ----->memerlukan
Erupsi berlebihan diperlukan pembentukan kembali celah antar rahang, supaya terdapat ruang yang cukup
Prosedur Kerja :
3.Buka flap lingual dan bukal, bila ada serpihan tulang yang tersisa , dibuang diikuti reduksi undercut.
2. ALVEOLPLASTI MULTIPLE
¤ Alveoplasti Konservatif
Pemisahan periost tulang mempercepat resorpsi dan apabila berlebihan akan menambah rasa sakit.
Prosedur Kerja :
1.Incisi hampir sejajar pad bukal dan lingual untuk mengambil papilla interdental.
2.Flap mukoperiost pada bagian bukal disingkapkan setinggi pertemuan antara mukosa bergerak dan
cekat.
3.Tulang yang mengalami trauma pada pencabutan, penonjolan tulang tajam, eksostosis, daerah undercut
4.Irigasi dengan larutan saline steril , evaluasi permukaan yang tajam / kasar, aposisi flap, jahit luka.
¤ Alveoplasti Sekunder
Alveoplasti tertunda
Memperbaiki cacat pada linger yang tetap tertinggal sesudah pencabutan atau karena resorpsi atau atrofi
Prosedur Kerja :
1.Incisi mukoperiost tunggal bagian lingual dari linger yang akan diperbaiki, diperluas ke anterior posterior.
2.Perluasan flap kontinu ke bukal dan lingual menuju daerah operasi untuk memperoleh jalan masuk.
3.Pengambilan tulang dan perbaikan kontur dengan menggunakan rongeurs/bur, haluskan irigasi dengan
saline.
PENGAMBILAN TORUS
Prosedur :
1.Incisi pada bagian sagital (incisi sagital) tinggal pada pertengahan palatal line di depan garis vibrasi ke
6.torus dibur dengan bur fissure sampai ke dalaman tertentu, dibuat segmen-segmen.
9.Irigasi/ inspeksi
Torus Mandibula
Prosedur :
1.Buat flap, flap disingkapkan buat alur memanjang pada perbatasan antara tonjolan torus dan korteks
Eksostosis / gangguan penulangan , pengambilan eksostosis dan reduksi untuk pengambilan puncak
milohyoid/tuberkulum genial
Lingir mylohioid : pendekatan serupa dengan torus mandibula, tidak dilakukan kembali pencekatan kembali
m. myloioideus.
Spina nasalis, diambil dengan menggunakan rongeur/bur tulang melalui flap semiluner.
1.FRENEKTOMY
¤ Frenektomy Labial
Prosedur :
2.Setelah mukosa diambil, tali- tali fibrosa dibebaskan dari tempat perlekatan.
¤ Frenectomy Lingual
Prosedur :
2. REDUKSI TUBEROSITAS
2.Diperlukan pemotongan tulang bila : hipertrofi ekstrim, celah antar lignir kurang m,emadai
a. Hiperplasia papilla : kondisi yang terjadi pada daerah palatum yang tertutup protesa
b. Hiperplasia fibrosa : hyperplasia vestibuler yang melalui keradangan danlingir yang kendur akibat cedera
c. Jaringan lunak yang berlebihan : keadaan jaringan yang berlebihan terutama diagnosa dengan palapasi
Note
ALVEOPLASTI
Tunggal
Multiple
Pengambilan Torus
Frenektomy
Reduksi tuberositas
VESTIBULOPLASTI
PENAMBAHAN LINGIR
IMPLANTOLOGI
Imp. Subperiostal
Imp. Endosteal
Imp. Transosteal.
Alveolektomi : Tindakan bedah radikal untuk mereduksi atau mengambil proc. Alveolaris sehingga bias
Alveolotomi : Pengambilan sebagian Proc. Alveolaris. Sering juga tulang antar akar untuk pencetakan /
Alveoplasti : Mempertahankan, pembentukan kembali llingir yang tersisa (dengan pebedahan) supaya
http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/05/alveolplasti-sejenis-bedah-
prostetik.html
Torus Palatinus
Torus palatinus merupakan suatu exostosis.
Exostosis : pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan
tulang. Secara khas keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago.
Etiologi dan Pathogenesis
Merupakan suatu pembengkakan nodular yang terdiri dari tulang lamelar normal, sekalipun
lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous pada bagian tengahnya. Penyebab exostosis ini
belum diketahui tetapi pada beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan.
Sering disebut juda tori adalah suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari tulang
kortikal. Walaupun gambaran fisiknya dapat merupakan suatu alarm tanda keganasan, tetapi
secara umumm tidak dibutuhkan suatu perhatian khusus. Protuberensia tulang yang terdapat
di midline palatum dimana maxilla menyatu. Tori bisa terdapat di mandibula, khas disisi
lingual dari gigi molar. Tori dilapisi jaringan epitelium yang tipis, yang mudah mengalami
trauma dan ulcus. Penyembuhan pada ulcus yang terjadi cenderung sangat lambat karena tori
miskin vaskularisasi. Torus palatiinus tumbuh sangat lambat dan terjadi pada semua umur,
tetapi sebagian besar terjadi sebelum usia 30 tahun. Torus palatinus dua kali lebih sering
terjadi pada wanita.
Pathology:
Potongan melintang pada exostosis terlihat tulang yang padat dengan gambaran lamellar atau
berlapis-lapis. Selalu dengan ciri tebal, matur dan tulang lamellar dengan osteocytes yang
menyebar dan ruang sumsum tulang yang kecil diisi lemak tulang atau stroma fibrovascular
longgar. Beberapa lesi dengan tepi tulang kortikal yang tipis melapisi tulang cancellous yang
inaktif dengan lemak dan jaringan hematopoietic. Minimal aktivitas osteoblastic selalu
terlihat, tetapi sering lesi menunjukan aktivitas periosteal yang banyak. Area yang luas pada
tulang mungkin menunjukkan pembesaran lakuna yang lepas atau pyknotic osteocytes
mengindikasikan terjadinya gangguan iskemi pada tulang. Perubahan iskemi seperti fibrosis
sumsum dan dilatasi vena mungkin ditemukan pada susmsum tulang, dengan contoh yang
jarang menunjukkan aktual infraksi dari lemak sumsum. Gardner syndrome sulit dibedakan
dengan exotosis tulang biasa, merupakan suatu osteoma-producing syndrome, pada orang
dengan exotosis tulang perlu dievaluasi apakah ada sindroma ini. Apakah penderita memiliki
pertumbuhan tulang multiple atau lesi tidak pada lokasi klasik torus atau bucal exostosis.
Intestinal polyposis dan cutaneous cysts atau fibromas gambaran lain dari autosomal
dominant syndrome. Polip pada intertinal ini memiliki kecendrungan yang kuat berubah
menjadi kanker.
Gambaran klinik
Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan permukaan
mukosa yang normal. Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut
torus palatinus dan ketika muncul dilateral di redio lingual premolar dari mandibula disebut
torus mandibularis. Yang sangat mengherankan, torus palatinus dan torus mandibularis
jarang ditemukan muncul bersama-sama pada satu individu. Prevalence dari torus palatinus
dan torus mandibularis adalah 20-25% dan 6-12% dari populasi umum. Pada wanita
insidennya lebih tinggi. Biasanya pasien baru menyadari ada exostosis ini bila ada trauma.
Diagnosis
Diagnosis didapatka dari gejala klinik. Bisa dilakukan biopsi, oral radiographs dan CT scans
untuk menegakkan diagnosis.
Diffential diagnosis
Gingival fibrosis, fibroma formation secondary to irritation, granuloma, abses, oral
neurofibroma pada palatum, fibrous dysplasia, osteomas, dan paget’s disease.
Terapi
Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan, menenangkan pasien bahwa keadaanya
merupakan bukan suatu keganasan. Bila mukosa yang melapisinya tipis dan cenderung
trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci mulut jika terdapat ulcus.
Adakalanya jika dibutuhkan dental prosthesis mungkin mengenai bagian yang exostosis,
dibutuhkan tindakan bedah untuk menghilangkannya dengan conservative surgical excision.
http://nengsari.blog.friendster.com/2007/09/torus-palatinus/
Torus palatinus
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi, cari
This article needs additional citations for verification . Tambahan
Artikel ini membutuhkan catatan kaki untuk verifikasi.
Please help improve this article by adding reliable references . Silakan bantu
memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang dapat
diandalkan. Unsourced material may be challenged and removed . (May 2009)
Materi disertai rujukan dapat ditantang dan dihapus. (Mei 2009)
Torus palatinus (pl. palatal tori ) is a bony growth on the palate . Torus palatinus (jamak
palatal tori) adalah sebuah kurus pertumbuhan di langit-langit. Palatal tori are usually present
on the midline of the hard palate. [ 1 ] Most palatal tori are less than 2 cm in diameter, but their
size can change throughout life. Palatal tori biasanya terdapat pada garis tengah langit-langit
mulut yang keras. [1] Kebanyakan palatal tori kurang dari 2 cm diameter, tetapi ukuran mereka
dapat mengubah sepanjang hidup.
The prevalence of palatal tori ranges from 9% - 60% and are more common than bony
growths occurring on the mandible , known as torus mandibularis . Palatal prevalensi tori
berkisar dari 9% - 60% dan lebih umum daripada pertumbuhan tulang yang terjadi pada
mandibula, yang dikenal sebagai mandibularis torus. Palatal tori are more common in Asian
and Inuit populations, and twice more common in females . Palatal tori lebih sering terjadi
pada populasi Asia dan Inuit, dan dua kali lebih sering terjadi pada perempuan. In the United
States, the prevalence is 20% - 35% of the population with similar findings between blacks
and whites. Di Amerika Serikat, prevalensi adalah 20% - 35% dari populasi dengan temuan
serupa antara kulit hitam dan putih.
Although some research suggest palatal tori to be an autosomal dominant trait, it is generally
believed that palatal tori are caused by several factors. [ 1 ] They are more common in early
adult life and can increase in size. Walaupun beberapa penelitian menyarankan palatal tori
menjadi dominan autosomal sifat, umumnya percaya bahwa tori palatal disebabkan oleh
beberapa faktor. [1] Mereka lebih sering terjadi pada awal kehidupan dewasa dan dapat
meningkatkan ukuran. In some older people, the size of the tori may decrease due to bone
resorption. Pada beberapa orang tua, ukuran tori karena dapat menurunkan resorpsi tulang.
Consequently, it is believed that mandibular tori are the result of local stresses and not solely
on genetic influences. Akibatnya, diyakini bahwa rahang tori adalah hasil dari tekanan lokal
dan tidak semata-mata pada genetik pengaruh.
Sometimes, the tori are categorized by their appearance. [ 1 ] Arising as a broad base and a
smooth surface, flat tori are located on the midline of the palate and extend symmetrically to
either side. Kadang-kadang, tori dikategorikan oleh penampilan mereka. [1] Berasal sebagai
dasar yang luas dan permukaan halus, rata tori terletak di garis tengah langit-langit mulut dan
memperpanjang simetris di kedua sisi. Spindle tori have a ridge located at their midline.
Spindle tori memiliki punggung bukit yang terletak di garis tengah mereka. Nodular tori have
multiple bony growths that each have their own base. Tori nodular memiliki beberapa
pertumbuhan tulang yang masing-masing mempunyai dasar mereka sendiri. Lobular tori have
multiple bony growths with a common base. Lobular tori memiliki beberapa tulang tumbuh
dengan basis yang sama.
Palatal tori are usually a clinical finding with no treatment necessary. [ 2 ] It is possible for
ulcers to form on the area of the tori due to repeated trauma. Palatal tori biasanya klinis
menemukan tanpa perawatan yang diperlukan. [2] Hal ini dimungkinkan untuk borok
terbentuk di daerah tori karena trauma berulang-ulang. Also, the tori may complicate the
fabrication of dentures . Juga, tori mungkin menyulitkan fabrikasi gigi palsu. If removal of
the tori is needed, surgery can be done to reduce the amount of bone present. Jika
penghapusan tori diperlukan, operasi dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah tulang hadir.
[ edit ] References [Sunting] Referensi
1. ^ a b c Neville, BW, D. Damm, C. Allen, J. Bouquot. Oral & Maxillofacial
Pathology . ^ A b c Neville, BW, D. Damm, C. Allen, J. Bouquot. Oral &
Maxillofacial Pathology. Second edition. Edisi kedua. 2002. 2002. Page 20.
ISBN 0-7216-9003-3 . Halaman 20. ISBN 0-7216-9003-3.
2. ^ Tori Mandibular, Maxillary, and Palatal . ^ Tori Gigi, berkenaan dgn
rahang atas, dan palatal. Study guide for Oral Pathology students at the
University of Oklahoma College of Dentistry. Panduan belajar untuk Oral
Pathology mahasiswa di University of Oklahoma College of Dentistry.
[hide]
v • d • el • d • e
Vestibule of
mouth Ruang Lip
Cheilitis ( Angular , Actinic ) · Herpes labialis
depan mulut Bibi
Cheilitis (sudut, Actinic) · Herpes labialis
r
http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Torus_palatinus
Imaging Findings: Abnormal ossification is noted in the hard palate. The ossification has well
corticated margins. No apparent mass effect is seen.
Figure 1:
Figure 2:
Figure 3:
Diagnosis: Torus palatinus
Discussion: Torus palatinus is a bony growth on the palate. Palatal tori are usually present on the
midline of the hard palate. Most palatal tori are less than 2 cm in diameter, but their size can change
throughout life. The prevalence of palatal tori ranges from 9% - 60% and are more common than bony
growths occurring on the mandible, known as torus mandibularis. Palatal tori are more common in
Asian populations, and twice more common in females. They are more common in early adult life and
can increase in size. In some older people, the size of the tori may decrease due to bone resorption.
Sometimes, the tori are categorized by their appearance. Arising as a broad base and a smooth
surface, flat tori are located on the midline of the palate and extend symmetrically to either side.
Spindle tori have a ridge located at their midline. Nodular tori have multiple bony growths that each
have their own base. Lobular tori have multiple bony growths with a common base. Palatal tori are
usually a clinical finding with no treatment necessary. It is possible for ulcers to form on the area of
the tori due to repeated trauma.
Differential diagnoses:
1. Osteochondroma
2. Osteomas
3. Gardner syndrome, with multiple osteomas.
References:
1. Neville BW, Damm D, Allen C, Bouquot J. Oral & Maxillofacial Pathology, 2nd ed. 2002. Page
20. ISBN 0-7216-9003-3.
2. Tori Mandibular, Maxillary, and Palatal. Study guide for Oral Pathology students at the
University of Oklahoma College of Dentistry.
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Torus_palatinus