Вы находитесь на странице: 1из 11
KONTRIBUSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACY TERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERAWAT RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN) Wahyu Rahardjo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma 31. Margonda Raya 100, Depok — 16424 wahyu_rahardjo@yahoo.com ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji kontribusi antara variabel bebas yaitu hardiness dan self-efficacy terhadap variabel terikat yaitu stres kerja. Subjek penelitian adalah Perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebanyak 99 orang dengan perincian perawat wanita ‘sebanyak 67 orang dan perawat pria sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket dengan memberikan kuesioner yang ditaruh pada 16 bangsal yang ada, Teknik analisis regresi ganda yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan nilai R2 (determinasi) sebesar 0.301 dengan taraf signifikansi 0.000. Dengan demikian penelitian ini telah berhasil membuktikan adanya kontribusi yang signifikan antara variabe! hardiness dan self-efficacy terhadap sires kerja perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kata Kunci: Hardiness, Self-Efficacy, Stres Kerja. Perawat 1. PENDAHULUAN Banyaknya persoalan yang berujung pada stres yang harus dihadapi oleh manusia seringkali terjadi dalam banyak hal dalam lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu lingkungan yang paling __potensial ‘menghadirkan stres adalah lingkungan kerja i mana beban tugas dari pekerjaan yang bersangkutan benar-benar danat mengganggu karyawan atau pekerja yang bersangkutan. ‘Stres yang berasal dan ber dengan segala sesuatu dari lingkungan kerja ini lazim disebut dengan stres kerja. Menurut Spector, Chen & O'Connell (2000), stres kerja telah cukup lama diyakini dan diteliti sebagai faktor yang sangat rempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan Karyawan. Secara lebih lanjut juga diketahui bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh stres kerja bukan hanya dialami oleh karyawan yang bersangkutan ‘etapi juga oleh perusahaan tempat di mana mereka bekerja. Kerugian yang dialami oleh Perusahaan maupun organisasi ini tampak dari _penurunan produksi sampai pada kerugian materi. Stres kerja sendiri pasti dapat dijumpai pada hampir semua pekerjaan, hanya saja ada beberapa pekerjaan tertentu yang memiliki stres kerja di atas rata-rata Pekerjaan yang lainnya dan salah satu Pekerjaan itu adalah perawat. Kecemasan, depresi dan penurunan keschatan lainnya kerap kali dijumpai pada perawat. Beban tugas yang beret dau kadang berlebih diketahui sebagai sumber potensial penyebab stres kerja pada perawat. Individu sendiri ternyata_memiliki kemampuan untuk bisa mempengaruhi stres kerja yang dirasakannya, paling tidak mereduksi apa yang dirasakan dan meminimalisasi efek buruk yang dialami. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya stres kerja yang dirasakan adalah hardiness. Hardiness telah banyak dipertimbangkan sebagai suatu sikap mental yang dapat mengurangi efek stres secara fisik maupun mental pada individu (Florian, Mikuliricer & Taubman, 1995). Individu Kontribusi Hardiness dan Self Efficacy - (Wahyu Rahardjo) PaT dengan hardiness yang tinggi percaya bahwa semua masalah yang harus dihadapi, termasuk segala masalah dan beban kerja yang ada adalah sesuatu yang tidak mungkin ihindari sehingga mereka dapat melakukan hal yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, individu dengan hardiness yang rendah —_seringkali menganggap banyak hal dalam pekerjaan sebagai ancaman dan sumber stres sehingga ketika dirinya merasakan stres kerja maka konsekuensi negatif yang harus ia hadapi menjadi semakin berat. Individu dengan hardiness yang tinggi selain lebih tahan terhadap stres kerja juga lebih suit jatuh sakit dibandingkan individu dengan hardiness vyang rendah. Jika dikaitkan dengan perawat Sebagai salah satu pekerjaan dengan stres kerja yang besar dijelaskan oleh Buunk, de Jonge, Ybema & de Wolff (1998) bahwa perawat dengan hardiness yang tinggi biasanya memiliki tingkat stres dan burnout ‘yang rendah. Di sisi Iain, stres kerja juga bisa dipengaruhi oleh self-efficacy. Individu yang, memiliki self-efficacy tinggi cenderung berusaha _menyelesaikan tugas-tugas yang harus dilakukan dan menjadi kewajibannya secara tuntas dengan baik. Tugas-tugas yang, berkaitan dengan pekerjaan _ seringkali ‘menjadi beban dan sumber stres kerja yang potensial. Self-efficacy yang tinggi membantu ju untuk menyelesaikan tugas dan mengurangi beban kerja secara psikologis ‘maupun fisik sehingga stres yang dirasakan pun kecil. Sika individu percava bahwa dengan kemampuannya ia akan dapat menghadapi stres yang dirasakan maka ia ‘cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah F tabel (8.736 > 3.943), schingga hipotesis 1 pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat kontribusi yang signifikan dari hardiness terhadap stres kerja. Tabel 9. Koefisien Determinasi Pada Regresi Antara Variabel Self-Efficacy Terkadap Stres Kerja Teco bret tie a Se Setelah dilakukan regresi antara variabel self-efficacy tethadap stres kerja, diperoleh Square atau _koefisien determinasi sebesar 30.1 yang berarti 30.1% stres kerja perawat dapat dijelaskan -oleh variabel self-efficacy. ‘Sedangkan sisanya (100 % - 30.1 % = 69.9 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain seperti kualitas tugas yang ‘havus dikerjakan, jumlah tugas, pembagian tugas dan sebagainya. Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung 41.766 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi stres kerja. Diketahui pula bahwa F hitung > F tabel (41.766 > 3.943), sehingga hipotesis 2 pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat P58 Konitibusi Hardiness dan Self Efficacy (Wahyu Rahardjo) kontribusi yang signifikan dari selfefficacy tethadap stres kerja. Tabel 10. Koefisien Determinasi Pada Regresi Antara Variabel Hardiness dan Self. Efficacy Terhadap Stres Kerja pra | afrhehel lle: ote a a ated Setelah dilakukan regresi _antara variabel hardiness dan self-efficacy terhadap sires kerja, diperoleh R Square atau koefisien determinasi sebesar 30.1 yang berarti 30.1% stres kerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel hardiness dan _ self-efficacy Sedangkan sisanya (100 % - 30.1 % = 69.9 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain seperti tipe kepribadian dan sebagainya. Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung 20.689 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka mode! regresi dapat dipakai untuk memprediksi stres kerja, Diketahui pula bahwa F hitung > F tabel (20.689 > 3.094), sehingga hipotesis 3 pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat kontribusi yang signifikan dari hardiness dan self-efficacy secara bersama-sama tethadap stres kerja. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dari litian yang telzh dilakukan pada perawat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dapat diketahui bahwa hardiness dan self- efficacy memioerikan kontribusi terhadap stres kerja sebesar 30.4%, sedangkan kontribusi hardiness terhadap strbs kerja adalah sebesar 13.7% dan kontribusi self-efficacy terhadap stres kerja adalah sebesar 29.7%. Hasil penelitian ini _menunjukkan bahwa perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro memiliki tingkat hardiness dan self-efficacy yang tinggi dan memberikan kontribusi terhadap stres kerja yang dirasakan sehingga tingkatannya menjadi sedang. Sedangkan korelasi antara hardiness dan self- efficacy terhadap stres kerja sendiri sifatnya negatif, artinya semakin tinggi hardiness dan self-efficacy yang dimiliki oleh perawat maka akan semakin rendah stres kerja yang dirasakan. wa hardiness perawat dibukti- kan dengan mayoritas perawat yang, ‘menyebutkan bahwa mereka jarang jatuh sakit karena stres pekerjaan yang mereka rasakan. Sedangkan tingginya self-efficacy yang dimiliki karena mayoritas dari mereka memiliki panutan dalam bekerja, memiliki kebanggaan dan makna yang mendalam akan keberhasilan tugas dan dukungan sosial dalam bekerja dari orang-orang yang berarti buat mereka, 6 SARAN Berdasarkan kesimpulan yang ada dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikt 1. Bagi perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro diharapkan untuk lebih mampu mempertahankan hardiness dan selfefficacy yang dimiliki schingga selain lebih tahan terhadap kondisi- kondisi kerja yang sangat_potensial menciptakan stres kerja, efek positif lainnya adalah bahwa setiap tugas yang hharus dikerjakan bisa diselesaikan dengan baik sehingga tidak menambah beban ‘yang sudah ada dari pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian maka stres kerja yang dirasakan pun tidak tinggi tingkatannya. 2. Bagi pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan kondisi kerja dari para perawat, antara lain terutama: a. Pengadaan — fasilitas _peralatan Kesehatan yang selama ini banyak dikeluhkan’ baik oleh perawat dan pasien sebagai salah satu sumber stres kerja. Penempatan TV dan komputer temnyata bisa berfungsi sebagai pengusir stres kerja yang dirasakan ketika para perawat sedang menggunakannya di waktu senggang Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy (Wabyu Rahardjo) PSS: . sem dapat: yang ada. Olch karena itu sebaiknya Penempatan komputer dan terutama ‘TV dipertahankan. b. Hal lain yang dapat dilakukan adalah tingkat hardiness dan self-efficacy yang imitiki sehingga dapat diperoleh ‘gambaran yang lebih menyeluruh dari Perawat yang bersangkutan, Pada akhimya ketika terjadi_ penurunan hardiness dan self-efficacy para erawat, maka pihak rumah sakit dapat memberikan —_semacam pelatihan untuk meningkatkannya kembali. peneliti selanjutnya, diharapkan Menemukan atau mengikutsertakan variabel - variabel lain yang dapat mempengaruhi stres kerja seperti dukungan sosial, budaya organisasi, disain ruangan, tipe kepribadian dan sebagainya atau variabel lain yang berhubungan dengan stres kerja seperti burnout. b. Memperhatikan budaya tertentu yang mempengaruhi individu di mana rumah sakit berada juga hal yang penting untuk diperhatikan sehingga pada peneliiian lebih lanjut dapat diperoleh subjek penelitian dengan latar belakang budaya yang lebih heterogen. Hal-hal tain yang harus_diperhatikan secara lebih lanjut adalah kelemahan pada Skala Self-Efficacy yang kurang ontekstual sehingga pada penelitian selanjutnya lebih ditekankan pada deskripsi tugas dari perawat itu sendi kurang spesifiknya gejala-gejala stres kerja yang dijadikan acuan teoritis dan perlunya diadakannya penelitian kembali pada rumah sakit yang lebih besar dan sibuk atau pada beberapa rumah sakit secara sekaligus. Penelitian tersebut dapat menjadi studi banding dan memberikan ‘masukan-masukan tain yang berguna a) 2) GB} 4) {3} (6 bagi peneliti selanjutya _maupun pengembangan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA. ‘A. Bandura and D. Cervone, “Self- Efficacy Mechanism Governing the Motivational Effects of Goal Systems, Journal of Personality and Social Psychology, 45, 1017-1028, 1983. A. Bandura, D. Cioffi, C.B. Taylor and MC. Brouillard, “Perceived Self- Efficacy with Cognitive Stressors & Opioid Addiction”, Journal of Personality and Social Psychology, 1988, 55. 479-488. BLP. Buunk, J. de Jonge, J.P. Ybema and C.J. de Wolff, “Psychosocial Aspects of Occupational Stress. in Heandbock of Work and Organizational Psychology, Volume 2: Work Psychology (Second Edition), Pieter J.D. Drenth, Henk Thierry & Charles J. de Wolff, Eds, East Sussex: Psychological Press, Ltd., 1998. D.F.K. Wong, S.S.K. Leung, C.K.0. So and D.0.B. Lam, “Mental Health of Chinese Nurses in Hong Kong: The Roles of Nursing Stresses and Coping Strategies” Online Journal of Issues in Nursing, ‘May Eaton, 2001 ‘ F. Jones, Managing Stress in Health Care: Issues for Staff and Patient Care, in Psychology for Nurses and Health Care Professionals, David Messer & Claire Meldrum, Eds., Hertfordshire: Prentice-Hall/Harvester Wheatsheaf, 1995. H.KS. Laschinger, J. Finegan, J Shamian and P. Wilk, “Workplace Empowerment as a Predictor of Nurse Bumout in Restructured Healthcare P56 Kontribust Hardiness dan Self Efficacy. ((Wahyu Rahardjo) a (8) Settings”, Longwoods Review Voll, ‘No.3, 2003. mb K.T. Goode, W.E. Haley, D.L. Roth and GR. Ford, GR, “Predicting Longitudinal Changes in Caregiver Physical and Mental Health: A Stress Process Model”, Health Psychology, Vol. 17, No. 2, 190-198, 1998. P.A. Spector, PY. Chen and BJ. O'Connell, “A Longitudinal Study of Relations Between Job Stressor and Job Strains While Controlling for Prior Negative Affectivity and Strains”, (9) (19) Journal of Applied Psychology, 2000, Vol. 85, No. 2, 211-218. S.M. Jex, P.D. Bliese, S. Buzzel and J. Primeau, “The Impact of Self-Efficacy ‘on Stressor-Strain Relations: Coping Style as An Explanatory Mechanism”, Journal of Applied Psychology, 2001, Vol. 86, No. 3, 401-409. V. Florian, M, Mikulincer and 0. ‘Taubman, “Does Hardiness Contribute to Mental Health During a Stressful Real- it Appraisal and Coping”, Journal of Personality and Social Psychology, 1995, 68, 687-695. Kontribusi Hardiness dan Self-Efficacy (Wahyu Rahardjo) PST

Вам также может понравиться