Dalam konsep al-Qur’an, Ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari
nilai-nilai tauhid (QS: al-Alaq: 1). Ilmu pengetahuan seutuhnya bersumber dari Dzat yang Maha Pengajar. Allah swt berfirman: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (QS: al-Baqarah: 31). Al-Qur’an memang bukan kitab teknologi, namun di dalam kitab suci ini termuat prinsip-prinsip tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pesan-pesan yang berisi etos dan motivasi untuk melakukan kajian ilmu pengetahuan dan teknologi. Diantara demikian banyak kajian teknologi dalam al-Qur’an adalah keajaiban air yang Allah jadikan asal segala sesuatu yang hidup. Allah swt berfirman; "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS: al-Anbiya’:30) Al-Maraghi menjelaskan tentang air sebagai asal segala sesuatu yang hidup, ia berkata “kami (Allah swt) telah menciptakan seluruh hewan. Sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur’an: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air (QS: an-Nur: 45), demikianlah juga Allah menghidupkan dan mengembangkan segala jenis tumbuh- tumbuhan. Qotadah berkata: ”Kami (Allah Swt) telah ciptakan segala sesuatu yang tumbuh dari air termasuk seluruh hewan dan tumbuh- tumbuhan. Disisi lain sebagian ilmuwan modern berpendapat bahwa penciptaan awal seluruh hewan adalah di laut, lalu seiring berjalannya waktu, hewan-hewan tersebut secara alami mengikuti tabiat hewan- hewan didaratan dan selanjutnya jenis-jenis hewan tersebut berkembang. (1946: 17: 26). Ibnu katsir menjelaskan bahwa asal segala benda yang hidup adalah air. (2000: 9: 401), pernyataan ini sangat akurat dengan hadits Rasulullah saw dari Abu Hurairoh, Beliau bersabda: Segala sesuatu tercipta dari air. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim). Menarik untuk dicermati bahwa kata Bahr (laut) secara mufrad dalam al-Qur’an berjumlah 33 kali (Muhammad Fuad Abdul Baqi: 1994: 145) jika dibandingkan dengan kata Barr (daratan) yang berjumlah 12 kali (Muhammad Fuad: 1994: 149) maka akan kita temukan nilai perbandingan sekitar 3:1, dan fakta ilmiah menunjukkan bahwa perbandingan antara lautan dan daratan dimuka bumi ini adalah sekitar 71% laut dan 29% darat, dan jika terapkan pada tubuh manusia, maka akan kita dapatkan hasil yang sangat mengejutkan, yaitu perbandingan yang sama antara perbandingan benda cair dan padat pada tubuh manusia dengan perbandingan laut dan darat. (Zughlul Najjar: 2002: 2: 26). Maha Sempurna Allah yang menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah swt berfirman: ”Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS: az-Dzariyaat: 20-21). Salah satu keistimewaan air adalah satu-satunya benda yang ketika cair lebih padat daripada saat beku, berbeda dengan benda- benda lain seperti besi, timah dll, justru lebih padat ketika beku dibandingkan cair. Hal inilah yang menyebabkan air ketika membeku lebih ringan, sehingga air yang membeku menjadi es akan tetap terapung dan bawahnya tetap cair. Kondisi ini memberikan kesempatan hidup kepada penghuni laut yang berada dibawahnya. (Zughlul Najjar: 2002: 2: 27) Seluruh aktifitas makhluk hidup sangat tergantung dengan air, fungsi air bukan hanya sekedar unsur pembentuk fisik tetapi jauh lebih penting dari hal itu, air menjadi penentu kehidupan seluruh makhluk hidup dimuka bumi ini. Dan air menjadi tempat diciptakannya seluruh makhluk hidup. Penelitian ilmiah menjelaskan bahwa lautan dan benua telah tercipta jutaan tahun sebelum terbentuknya daratan. Dan kehidupan berkembang dilautan disaat tak ada sedikitpun kehidupan didaratan. Allah swt berfirman: .... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS: al-Anbiya’:30). Seluruh jasad yang hidup tercipta dari air, dan seluruh aktifitas sangat terikat dengan air serta kehidupan berasal dari air. (Zughlul Najjar: 2002: 2: 34) Alternatif lain dari penafsiran ayat diatas adalah pemahaman tentang kata ”ma’, yang bisa dipahami sebagai tetesan air mani yang menjadi asal muasal makhluk hidup. Hal ini tidak bertentangan dengan informasi al-Qur’an tentang penciptaan manusia dari ”thin” (tanah liat), karena tanah liat merupakan campuran antara tanah dan air. (Kamal Faqih Imani: 10: 51-52). Disamping air sebagai asal penciptaan, siklus air dan keberadaan air tawar dan asin menjadi penentu kelangsungan makhluk hidup. Mengenai siklus air, Allah swt berfirman; "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba- hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (QS: ar-Rum:48) Pada ayat ini, Allah swt menginformasikan tiga tahapan terbentuknya hujan. Pertama, "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit, pada tahapan penguapan ini, hanya air yang memiliki sifat lebih ringan yang menguap, sementara garam yang sifatnya lebih berat terselesksi dan tidak terangkat menuju langit. Kedua, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, pada tahap ini awan-awan kecil yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar. Ketiga, "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..." pada tahapan ini, awan yang membawa partikel air menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan. Tahapan-tahapan pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan urutan yang sangat tepat dengan hasil temuan para ilmuwan modern tentang proses pembentukan awan hujan. Selanjutnya air hujan membasahi bumi dan kemudian membawa kotoran, bakteri, virus dll, yang ada didaratan menuju lautan. Kemudian kadar salinitas (garam) laut berfungsi untuk menetralkan seluruh yang di bawa oleh air hujan tersebut. Tanpa siklus air ini, maka akan terjadi ketimpangan bahkan kehancuran di muka bumi. Kita harus ingat bahwa keajaiban air ini telah Allah swt informasikan dalam al-Qur’an sejak turunnya. Fakta ini menegaskan kebenaran al-Qur’an sebagai kitab suci yang mulia. Kebenaran al- Qur’an ini selayaknya menyentuh hati sanubari setiap insan yang berfikir. Wallahu A’lam.