Вы находитесь на странице: 1из 1

Mandi Wajib dan Wajib Mandi

Oleh : H. Mas’oed Abidin

Tanya
Maaf, saya anak muda yang masih ragu, bila dimalam harinya mimpi basah,
apakah wajib mandi membersihkan diri sebelum sahur ? Apabila dia bermimpi
siang hari, apakah dia wajib mandi dan bagaimana puasanya dihari itu batal ??
Benarkah mandi junub dilakukan menjelang sahur, atau sebelum shalat subuh,
manakah yang benar.
Penanya; Mulyadi, Padang dan Ny. Eni, Lapai.

Jawab
Pertama, Mandi wajib diperintahkan terhadap laki-laki atau wanita secara
umumnya apabila, (1). Sesudah jimak (junub),(2). Keluar mani setetes ataupun
banyak, (3). Orang Mati, kecuali mati syahid, (4). khusus wanita selesai haid
(menstruasi, datang bulan) sesuai QS.2, al Baqarah:222), (5). nifas, bagi wanita
setelah melahirkan, (6). Seketika setelah melahirkan.
Dalam pelaksanaan mandi wajib harus diperhatikan wajib (fardhu) mandi
antara lain (a). niat. Menghilangkan hadas besar (janabah, keluar mani), dan
menghilangkan hadas haid atau nifas atau janazah, (b). Mengalirkan air
kesekujur tubuh. Caranya dengan memelihara adab (sunat) mandi dengan
mengawali baca bismillah, berwudhuk sebelum mandi, menggosok badan
dengan tangan, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, dilakukan secara
tertib. Dalam kasus keluar mani dan janabah (jimak) diwajibkan mandi wajib.
Kedua, Bertalian dengan puasa, mandi wajib harus dilaksanakan menjelang
shalat subuh. Jadi bukan sebelum sahur, walaupun boleh dilakukan sebelum
sahur tapi tidak harus.
Ketiga, Bila mimpi basah keluar mani disiang hari, wajib juga melaksanakan
mandi wajib. Dalam puasa ataupun diluar puasa.
Keempat, Karena mimpi dilakukan dalam keadaan tidak sadar, maka mimpi
sedemikian tidak membatalkan puasa. Maka mandi wajib disiang hari
Ramadhan dengan mengguyurkan air kesekujur tubuh, bahkan kalau kebetulan
masuk ketelinga ketika itu tidak membatalkan puasa. Hukumnya sama dengan
masuk air ketenggorokan secara tidak sengaja, disaat berwudhuk ataupun
mandi, tidaklah membatalkan puasa. Allah berfirman, “…Tidak ada dosa atasmu
terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi yang ada dosanya ialah apa
yang disengaja oleh hatimu …” (QS.33,al Ahzab:5). Perhatikan pula sabda
Rasul SAW, innallaha tajaa wazaliy ‘an ummatil-khathaa-a wan nisyaan,
artinya “Sesungguhnya Allah memaafkan umatku mengenai perbuatan mereka
karena khilaf (tidak sengaja) dan karena lupa” (HR.Ath-Thabarani dari Ibn
Umar, dalam Al Ausath).
Kelima, Bila berjimak (sanggama) dan sengaja mengeluarkan mani (onani)
disiang hari, puasanya batal.
Demikianlah, semoga Allah memberkati kita semua, Amin.
Padang, 16 Desember 1999.

Вам также может понравиться