Вы находитесь на странице: 1из 11

A.3.

Mikroskop polarisasi
Menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa struktur yang
birefringent.Birefringence - suatu property spesimen yang transparan dengan 2

indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya

terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu

dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut.

Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar relatif

terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak

cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini, semua cahaya akan berhenti (gelap).

MINERAL OPTIK

Ilmu pengetahuan mineralogi menitikberatkan pada studi tentang pengamatan dan


pendeskripsian minera-mineral penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi.

Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral
penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini
adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa
hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang
dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa
komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator,
polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam,
ada beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert.

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada
prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan biologi.
Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi.
Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor
yang paling penting adalah warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna
yang khusus.

Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu
difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah sangat
peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya
ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu,
minyak dan kotoran lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa butir debu yang betapapun kecilnya
akan dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.

1.Bagian – Bagian Mikroskop Polarisasi


1.1 Kaki Mikroskop

Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan
ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga
digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki
mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.

1.2 Substage Unit


1.2.1 Polarisator atau ” lower nicol ”

Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid. Berfungsi untuk menyerap
cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah
bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian
hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.

1.2.2Diafragma Iris

Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan
dengan cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan
faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena
kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda.
Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin
diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk
pengamatan “garis becke”.

1.2.3Kondensor
Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”.

Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk memberikan cahaya memusat yang
datang dari cermin di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar

dari
jalan
cahaya
apabila

tidak digunakan/difungsikan.
Fungsi kondensor lebih lanjut akan dibahas pada bab konoskop.

1.2.4 Meja Objek

Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan masuknya
cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat
berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0
sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan
perputaran meja pada sumbunya (centering).

1.3Tubus Mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai
unit teropong. Terdiri atas beberapa bagian antara lain :
1.3.1 Lensa Objektif

Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan
memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi
terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan
pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang
100x.

1.3.2 Lubang Kompensator


Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan kompensator, suatu
bagian yang digunakan untuk menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa
atau gips yang menipis ke arah depan

sehingga
pada
saat dimasukkan
lubang
akan
menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral.
1.3.3 Analisator

Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan polarisator, dan terbuat
dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator
(nikol sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)

1.4Lensa Amici Bertrand

Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja,


untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada
bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan
memfokuskan pada lensa okuler.

1.5Lensa Okuler

Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop,


berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai
tempat kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini
biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu dalam
pengamatan dan pemusatan objek pengamatan.
Gambar 1.1 Mikroskop Polarisasi
2.Sifat Optik Mineral Pembentuk Batuan
2.1Oli vi n

Abu2 agak kehijauan-transparan

Relief tinggi

Bentuk poligonal/prismatik

Pecahan tak beraturan, tanpa belahan

WI orde II

Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi
serpentin
1.1Pi roksen
1.1.1 Klinopiroksen
A. Biotit

Warna Abu-abu kecoklatan, hitam


Sayatan sejajar bidang c


Gelapan miring diopsid 37-44o


belahan 1 arah
A. Augit

Warna hitam

Sayatan tegak lurus c


Gelapan miring augit 45-54o


belahan 2 arah masing-masing 90o


Gambar 2.1 Thin Section of Augite
1.1.1 Ortopiroksen
A. Hipersten
Sifat optik sama dengan klinopiroksen
Yang membedakan adalah gelapannya sejajar
(klino=miring)
TO sumbu 2 (-) hipersten
Gambar 2.2 Hipersten
B. Enstatit
TO sumbu 2 (+) enstatit
1.1.1 Hornblende


Warna kehijauan/kecoklatan

relief tinggi

pleokroisme kuat (dikroik/trikroik)

belahan 1 arah atau 2 arah 120o



bentuk prismatik (biasanya memanjang)

gelapan miring 12-30o


Gambar 2.3 Hornblende
1.1.1 Biotit

Warna Abu-abu kecoklatan, hitam


Sayatan sejajar bidang c


Gelapan miring diopsid 37-44o


Belahan 1 arah
Gambar 2.4 Biotit
1.1.1 Plagioklas

Colorles tapi agak keruh

relief rendah-sedang

kembaran albit atau carlsbad-albit

WI abu2 terang orde I

TO sumbu 2 (-) dan (+)
1.1.1 Ortoklas
Gambar 2.6 Kuarsa
1.1.1 Kalsit

Colorless

Belahan sempurna tiga arah

Bias ganda sangat tinggi



TO I (-)
Gambar 2.7 Kalsit
1.1.1 Garnet
Gambar 2.8 Garne
DAFTAR PUSTAKA
Staff Asisten Mineralogi dan Kristalografi. 2010. Buku Panduan Praktikum
Mineralogi dan Kristalografi. UNDIP: Semarang
Arief, Ario. 2009. http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/mineral-optik.html
(diakses 28 April 2010, pukul 23.12 WIB)
Haryadi, Heru. 2009. http://heruharyadi27.blogspot.com/search?updated-
min=2009
(diakses 3 April 2010, pukul 11.00 WIB)
http://one2land.wordpress.com/2010/03/19/mikroskop-polarisasi/ (diakses
3 April 10.10 WIB)

Вам также может понравиться