Вы находитесь на странице: 1из 6

Makna Kata LA ILAHA ILLALLAH

Bebarapa penafsiran bathil terhadap kalimat tauhid ini, diantaranya :


1. Tidak ada yang ada kecuali ALLAH
Makna ini adalah makna yang paling batil dari semua makna – makna batil yang
ada, penafsiran ini disebarkan oleh orang-orang tashawwuf yang berpahaman
wihdatul wujud (ALLAH menyatu dengan makhlukNya)
2. Tidak ada yang disembah yang ada kecuali ALLAH
Makna dan tafsiran ini umumnya dikemukakan oleh sebagian ahli bahasa yang
tidak memahami secara benar makna kata tauhid ini. Mereka mendahulukan sisi
bahasa semata-mata tanpa memperdulikan sisi syariatnya.
3. Mengeluarkan keyakinan yang rusak atas segala sesuatu dan memasukkan
keyakinan yang benar atas ALLAH
4. Tidak ada Tuhan selain ALLAH
Ini juga adalah penafsiran yang batil dan di bawahnya ada beberapa penafsiran
yang batil yang semuanya kembali kepada makna ini, yaitu :
a. Tidak ada pencipta selain ALLAH
b. Tidak ada yang menguasai atau memberi rezeki kecuali ALLAH
c. Tidak ada yang sanggup mengadakan yang baru kecuali ALLAH (ini
adalah penafsiran para ahli kalam dan filsafat)

Kata La Ilaha Illallah adalah terdiri dari 4 suku kata, yaitu :


1. LA = Tidak, tiada
2. ILAH / ILAHA = Sesembahan, yang disembah
3. ILLA = Kecuali
4. ALLAH = ALLAH
Jadi arti sebenarnya adalah : Tidak ada yang berhak disembah kecuali ALLAH. Adapun
kesalahan kita selama ini adalah menafsirkan kalimat Dzikir tersebut dengan artian Tiada
Tuhan selain ALLAH, atau ada juga kaum liberal mengartikan sebagai Tiada tuhan (t-
kecil) selain Tuhan (t-besar). Masya ALLAH !! suatu kesalahan besar yang mereka
lakukan !!
Alasannya : Firman ALLAH dalam Alquran
‘ Sungguh, jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang telah menciptakan mereka,
niscaya mereka akan menjawab “ALLAH! “ ( Az-Zukhruf : 87 )
Jadi apabila kita menanyakan kepada orang non muslim, apakah mereka mempercayai
Tiada Tuhan selain ALLAH, mereka pasti mempercayainya, karena mereka tau bahwa
ALLAH lah yang Maha Pencipta, yang menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini,
tetapi kalau kita tanyakan kepada siapakah mereka menyembah, tentunya mereka pasti
menjawab dengan Tuhan masing-masing (Nasrani kepada Yesus, Budha kepada Sang
Budha, Hindu kepada Dewa-Dewa, dll)
Oleh karena itu, penafsiran kata Tayyibah tersebut yang sebenar-benarnya adalah TIada
Tuhan yang berhak disembah selain ALLAH atau Tiada Sesembahan yang lain selain
ALLAH. Cukuplah bagi kita untuk kita menafsirkan kalimat dzikir itu dengan Tiada
Tuhan selain ALLAH, dan jangan lagi menafsirkan seperti itu ! Itu adalah salah satu
kesesatan ummat Islam saat ini.
MENGENAI BID’AH

Bid’ah adalah suatu ibadah atau amalan yang tidak pernah dicontohkan atau
diperintahkan maupun disetujui oleh Rasul, dan para Kulafaur Rosyidin.

Maraknya Bid’ah di Indonesia atau didunia Islam pada umumnya tidak terlepas daripada
peranan para ulama dan ustadz yang tidak berusaha mempelajari lebih jauh secara
bersungguh-sungguh terhadap Sunnah Rasulullah, SAW dan para sahabat, sehingga
tampaklah ditengah Ummat Islam bahwa Bid’ah dijadikan Sunnah, sedangkan Sunnah
dikatakan Bid’ah. Sebuah buku yang berjudul RISALAH BID’AH karangan Abdul Hakim
bin Amir Abdat telah memuat secara luas definisi Bid’ah, kesesatan Bid’ah serta 500
macam Bid’ah yang diamalkan kaum muslimin di Indonesia.
Dengan membaca buku tersebut, kita akan sadar bahwa betapa kesesatan yang telah
dilakukan oleh kebanyakan ummat Islam baik yang sudah paham maupun mereka yang
masih awam. Yang paling ironis adalah dari sekian banyak ustadz dan penceramah
agama yang seyogyanya diharapkan memberikan dakwah dan keteladanan bahwa betapa
berbahayanya Bid’ah dan menjauhinya adalah suatu kewajiban. Rupanya tokoh – tokoh
agama Islam dan para ulama sekarang ini belum banyak yang mendapatkan hidayah dari
ALLAH, SWT, sehingga mereka belum memahami bahwa kesempurnaan Islam itu
meliputi :
- Bahwa Islam tidak memerlukan segala bentuk penambahan dan pengurangan
sedikitpun juga.
- Bahwa Islam telah sempurna didalam kemuliaan dan kebenarannya secara
mutlak, bahwa Islamlah agama yang haq, agamanya para Nabi dan Rasul dari
Nabi Adam, AS sampai Nabi Muhammad, SAW, dan agama telah diridhoi oleh
ALLAH Rabbil Alamin.

Simaklah tiga Hadits berikut ini :


“ Dari Aisyah, Ra, ia berkata : Telah berkata Rasullullah, SAW : Barangsiapa yang mengerjakan
sesuatu amalan yang tidak ada keterangannya dari kami (ALLAH dan Rasul-Nya) maka
tertolaklah amalnya itu “ Hadits Riwayat Muslim.
“ Sesungguhnya sebaik – baik perkataan adalah Kitabullah (Alquran) dan sebaik – baik petunjuk
adalah petunjuk Rasulullah, sejelek – jelek urusan adalah Muhdats, setiap Muhdats adalah Bid’ah,
setiap Bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka “ RIwayat Muslim,
Achmad dan Ibnu Madjah.
“ Barangsiapa yang hidup diantara kamu sesudahku, niscaya kamu akan melihat perselisihan yang
banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Khulafaur Rosyidin.
Berpeganglah dengannya dan gigitlah dengan gigi gerahammu, dan jauhilah olehmu segala
muhdats, karena setiap Muhdats adalah Bid’ah, dan setiap Bid’ah adalah sesat “ Riwayat Abu
Dawud, Tarmidzi, Ibnu Madjah, Achmad, Darimi dan Hakim.

Sekarang timbul pertanyaan, mengapa ulama – ulama yang hidupnya ratusan tahun
setelah Nabi Muhammad, SAW, begitu berani membuat tambahan – tambahan dalam
agama ini, yang diyakini adalah baik untuk menambah pahala, padahal itu hanya
menambah kesesatan kita terhadap agama yang mulia ini. Memang banyak yang akan
mengatakan bahwa apabila perbuatan tersebut dilarang, maka apa dalil yang
melarangnya ? semestinya merekalah yang harus mencari dalil atau syariat untuk
mengerjakan sesuatu, bukan dalil larangannya yang harus dicari !

Adapun Bid’ah yang lazim diamalkan oleh kabanyakan ummat Muslim di Indonesia,
yaitu :
Memperingati Maulid Nabi dan Isra Mi’raj, tahlilan, memperingati hari kematian
(haulan), membaca barzanji, membaca ayat Alquran pada orang mati, Yasinan pada
malam Jumat, Nuzulul Qur’an, MTQ, Adzan dikuburan, shalat hajat, Nisfu Sya’ban,
Qunut Shubuh terus menerus, berkumpul untuk membaca doa selamat termasuk doa
bersama, berdzikir bersama (majelis dzikir), membaca Shalawat Badar, Nariyah (Shalawat
ini adalah Shalawat yang menjurus ke syirik), dan masih banyak lagi yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Untuk Bid’ah memperingati Maulid Nabi tiada lain adalah orang – orang yang biasaanya
tidak luput dari berbagai kemungkaran, dan pelanggaran terhadap Syariat Islam.
Peringatan Maulid Nabi tidak pernah diadakan oleh Rasulullah sendiri, para sahabat,
para tabi’in, imam-imam mazhab, dan orang-orang yang hidup sesudah mereka yang
masih teguh memegang Islam. Lebih dari itu, tidak ada dalil syar’I yang mendasari
perbuatan tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diketahui berkenaan dengan peringatan
mauled Nabi, yaitu kebanyakan orang-orang yang mengadakan peringatan tersebut
terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan syirik. Yang pertama kali mengadakan
peringatan mauled adalah Raja Al-Muzhaffar di Syam pada awal abad ketujuh hijriyah,
sedangkan yang pertama kali mengadakan mauled di Mesir adalah Bani Fathimah.
Mereka itu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir, adalah orang-orang kafir, fasik, dan
suka berbuat dosa.
Perlu diketahui juga adalah apabila kita melakukan satu perbuatan bid’ah maka satu
sunnah dari kita hilang, sepuluh bid’ah maka hilang pula sepuluh sunnah dari kita. Para
pelaku Ahlul Bid’ah bagaikan seperti penyakit Rabies (anjing gila) yang menggrogoti
seluruh bagian tubuhnya sampai tidak ada satupun darah didalam tubuhnya yang tidak
bisa hilang dari perbuatan bid’ah. Maksiat itu belum tentu bid’ah, tetapi bid’ah itu sudah
tentu maksiat. Seseorang berbuat maksiat, kemungkinan suatu saat nanti bisa bertobat,
tetapi orang yang melakukan bid’ah sampai mati akan dibawa bid’ah itu bahkan sampai
ke liang lahatpun dilakukan secara bid’ah yang tidak pernah diajarkan oleh Rasul.
Naudzubillah min zdalik.

Oleh karena itu, marilah kita sebagai ummat Muslim, jauhkanlah diri kita dari perbuatan
– perbuatan yang tidak pernah di syariatkan oleh agama Islam, karena Islam sudah
sempurna, tidak memerlukan tambahan – tambahan atau pengurangan – pengurangan
sedikitpun !! dengan atau alasan apapun.
Firman ALLAH dalam Alquran :
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu “ (Al-Maidah : 3)
Ingatlah perkataan Imam Malik bin Anas didalam salah satu perkataannya yang sangat
terkenal :
“ Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalam Islam yang ia menganggap sebagai bid’ah
hasanah, maka sesungguhnya ia telah menuduh bahwa Muhammad, SAW, telah
berkhianat di dalam (meyampaikan) RIsalah. Karena, sesungguhnya ALLAH telah
berfirman : Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu Agama kamu “. Maka, apa-
apa yang tidak menjadi Agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi Agama pada
hari itu “. (Al-I’tisham oleh Imam Asy-Syatibi juz. 1 hal 49)

Contoh – contoh perbuatan bid’ah, yaitu :

Bid’ah dalam aqidah :


1. Tawassul : Meminta kepada ALLAH(berdoa) dengan perantara orang-orang yang
telah mati. Tidak dapat disangkal lagi bahwa perbuatan ini adalah syirik besar.
2. Menganggap sial atau keberuntungan terhadap sesuatu
3. Bahwa apabila burung hantu hinggap di atas sebuah rumah, alamat akan ada yang
mati dari penghuni rumah tersebut.
4. Bahwa apabila telapak tangan terasa gatal, niscaya akan mendapat rezeki ??
5. Istighasah (meminta pertolongan agar dibebaskan dari kesusahan dan kebinasaan)
dengan perantara orang-orang yang telah mati, dan dengan cara – car bid’ah
seperti istighasah bersama di tanah lapang.
6. Keyakinan mereka : Bahwa umat Islam tidak berhak mengatakan bahwa Islamlah
Agama yang benar dan yang lain batil sebelum sampai di akhirat (ini adalah cara
pemikiran orang-orang yang telah nyata kesesatannya, yaitu orang-orang yang
mengatakan dirinya liberal, sekuler, dan lain-lain)
7. Keyakinan mereka : Bahwa azab kubur dihentikan selama bulan Ramadhan.
8. Melambangkan Islam dengan bulan dan bintang
9. Keyakinan mereka : Bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
10. Ilmu pelet dan ilmu kebal
11. Perkataan mereka : Bahwa manusia adalah khalifah dimuka bumi
12. Keyakinan mereka : Bahwa Shirath adalah seperti rambut dibelah tujuh.
13. dan masih banyak lagi

Bid’ah didalam azan :


1. Memukul beduk sebelum azan
2. Tambahan beberapa lafadz di dalam do’a setelah azan. Diantaranya : Addarajur
rafi’ah… dan diakhiri dengan innaka laa tukhliful mii’ad.
3. Azan dengan kaset atau radio
4. Azan dikubur
5. Azan untuk orang yang akan menunaikan ibadah haji
6. Azan dua kali pada shalat Jum’at
7. Azan dan Qamat untuk bayi yang baru lahir
8. dan masih banyak lagi
Bid’ah didalam shalat :
1. Melafadzkan niat sebelum takbiratul ihrom (Ushalli fardhu…)
2. Mengusap muka ketika selesai shalat
3. Membaca Alhamdulillah ketika selesai salam
4. Membaca Al-Fatihah setelah selesai salam
5. Berzikir sesudah shalat wajib dengan suara keras dan dipimpin oleh imam
6. Berdo’a dipimpin imam selesai shalat wajib
7. Bersalam-salaman ke kanan dan ke kiri selesai shalat
8. Membaca surat Al-Falaq dan An-Nas sebelum takbiratul ihrom
9. QUNUT SUBUH TERUS MENERUS
10. Meletakkan kedua tangan (bersedekap) dibawah pusar
11. Bersedekap dipinggang
12. Ma’mum mengeraskan bacaan takbiratul ihrom
13. Tambahan lafadz wa’fu’anni dalam bacaan duduk diantara dua sujud
14. Selesai dzikir bersama sesudah shalat wajib yang dipimpin oleh imam mereka
berdiri saling bersalam-salaman sambil membaca shalawat bid’ah
15. Memejamkan mata ketika shalat
16. Imam terus menerus membaca/mengeraskan Bismillahirahmanirrohim ketika
membaca Al-Fathihah
17. Ma’mum membaca Al-Fatihah di dalam shalat jahar
18. Perkataan mereka : Bergerak tiga kali membatalkan shalat
19. dan lain-lain

Bid’ah di dalam masjid :


1. Membuat mihrab di masjid
2. Menulis kaligrafi di masjid
3. Meletakkan beduk di masjid
4. Melambangkan masjid dengan bulan sabit
5. Menulis atau memajang nama pendiri atau peresmi masjid
6. Jual beli di masjid
7. Perempuan masuk mesjid tanpa jilbab
8. Menguburkan mayit di masjid atau sekitar masjid
9. Membaca surat Yasin beramai-ramai pada hari atau malam Jum’at di masjid
10. Meletakkan biji-bijian tasbih di masjid (biji-bijian tasbih pun adalah bid’ah)
11. Berkumpul di masjid untuk peringatan – peringatan seperti Maulid, Isra Mi’raj,
Nuzulul Qur’an, haulan, dll
12. Mengumumkan kematian seseorang di masjid dengan pengeras suara
13. Membaca nasyid di masjid
14. dan lain-lain

Bid’ah shalat sunat :


1. Shalat Nisfu Sya’ban
2. Shalat Mi’raj
3. Shalah Hajat
4. Shalat iman
5. Shalat Istikaharah
6. Shalat Ied di masjid
7. Shalat dhuha dua belas rakaat
8. Ceramah sebelum shalat tarawih
9. Sujud syukur berjamaah
10. Shalat tarawih 23 rakaat
11. dan lain-lain

Bid’ah di dalam jenazah :


1. Haulan (selamatan ulang tahun kematian)
2. Membacakan Alquran kepada orang yang telah mati
3. Memayungkan jenazah
4. Mengiringi jenazah dengan zikir
5. Membacakan surat Yasin kepada orang yang hampir mati
6. Membawa foto mayit dihadapan jenazah
7. Tahlilan (selamatan kematian)
8. Meletakkan Qur’an dikepala orang yang hampir mati
9. Bersedekah di kubur
10. dan lain-lain

Bid’ah di dalam selamatan / peringatan :


1. Peringatan Maulid Nabi
2. Peringatan Isra Mi’raj
3. Peringatan Nuzulul Qur’an
4. Peringatan Tahun Baru Hijriyah
5. Haulan
6. Tahlilan
7. Selamatan tujuh bulan kehamilan
8. Peringatan ulang tahun kelahiran (walaupun kecil-kecilan)
9. Tahun baru masehi
10. Selamatan aqiqah
11. Selamatan syukuran
12. Selamatan khatam Qur’an

Вам также может понравиться