Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Oleh
Lisa Oktavianingtyas
3352401125
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Drs. Kusmuriyanto, M. Si
NIP. 131404309
109
110
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Semarang,
Lisa Oktavianingtyas
NIM. 3352401125
111
Motto :
Persembahan :
2. Adikku tercinta
3. Almamaterku
4. Teman-temanku Manajemen’02
PRAKATA
Semarang,
Penulis
114
SARI
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN …………………………………………………………… iv
PRAKATA ………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
6. Koperasi ………………………………………………..……… 25
5. Kepegawaian …………………………………….………………… 51
118
6. Keanggotaan …………………………………….………………… 51
D. Pembahasan …………………………………….…………….….…… 70
BAB V PENUTUP
A. Simpulan …………………………………….…………………...…… 85
B. Saran …………………………………….……………………...…..… 86
LAMPIRAN …………………………………….……………….…………… 89
119
DAFTAR TABEL
6. Tabel Pelayanan Usaha Kredit KPRI Bina Karya Kudus Tahun 2000-2004.. 54
10. Tabel Komponen Neraca KPRI Bina Karya Kudus Tahun 2000-2004....... 63
11. Tabel Komponen Rugi dan Laba KPRI Bina Karya Kudus
12. Tabel Pehitungan dan Perkembangan Aspek Likuiditas KPRI Bina Karya
13. Tabel Pehitungan dan Perkembangan Aspek Solvabilitas KPRI Bina Karya
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
4. Daftar Laporan Rugi dan Laba KPRI Bina Karya Kudus tahun 2000. …... 93
5. Daftar Perhitungan hasil Usaha KPRI Bina Karya Kudus 2000. ……...…. 94
8. Daftar Perhitungan hasil Usaha KPRI Bina Karya Kudus 2001. …………. 97
10. Daftar Laporan Rugi dan Laba KPRI Bina Karya Kudus9
11. Daftar Perhitungan hasil Usaha KPRI Bina Karya Kudus 2002. …………. 100
12. Daftar Neraca KPRI Bina Karya Kudus tahun 2003. ……………………. 101
13. Daftar Laporan Rugi dan Laba KPRI Bina Karya Kudus
14. Daftar Perhitungan hasil Usaha KPRI Bina Karya Kudus 2003. …………. 103
15. Daftar Neraca KPRI Bina Karya Kudus tahun 2004. …………………….. 104
16. Daftar Laporan Rugi dan Laba KPRI Bina Karya Kudus tahun 2004. ……. 105
17. Daftar Perhitungan hasil Usaha KPRI Bina Karya Kudus 2004. …………. 106
18. Daftar Hasil Analisis Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus
19. Daftar Hasil Analisis Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus
20. Daftar Hasil Analisis Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus
21. Daftar Hasil Analisis Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus
22. Daftar Hasil Analisis Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus
23. Daftar Perbandingan Rasio Keuangan KPRI Bina Karya Kudus 2000-2004 112
24. Daftar Permodalan KPRI Bina Karya Kudus 2000. ……………….……… 113
25. Daftar Permodalan KPRI Bina Karya Kudus 2001. ………………….…… 114
26. Daftar Permodalan KPRI Bina Karya Kudus 2002. …………………..…… 115
27. Daftar Permodalan KPRI Bina Karya Kudus 2003. ……………..………… 116
28. Daftar Permodalan KPRI Bina Karya Kudus 2004. ……………………….. 117
29. Sertifikat Hasil Penelitian Kesehatan Usaha Simpan Pinjam KPRI Bin8
32. Surat Pemberian Ijin Observasi dari Fakultas Ilmu Sosial. ……….……….. 121
33. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial. ………….…….. 122
35. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari KPRI Bina Karya Kudus. ………….. 124
36. Daftar nama Pengurus dan Pengawas KPRI Bina Karya Kudus. ………… 125
37. Daftar Jam Kerja KPRI Bina Karya Kudus. ………………….…………… 126
Lampiran 1.
PEDOMAN DOKUMENTASI
A. Rasio Likuiditas
B. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang dihitung adalah rasio total aktiva dengan total
C. Rasio Rentabilitas
Lampiran 2.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Organisasi
B. Jenis Usaha
C. Permodalan
Lampiran 36.
DAFTAR PENGURUS DAN PENGAWAS
KPRI BINA KARYA KUDUS.
Adapun perbandingan pengurus KPRI Bina Karya Kudus tahun 2000 dengan
Adapun perbandingan pengawas KPRI Bina Karya Kudus tahun 2000 dengan
dan ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) dengan susunan sebagai
berikut :
Lampiran 37.
Adapun jam kerja yang berlaku di KPRI Bina Karya Kudus adalah sebagai
berikut:
1. Hari Senin pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
2. Hari Selasa pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
3. Hari Rabu pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
4. Hari Kamis pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
5. Hari Jumat pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB.
6. Hari Sabtu pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
Lampiran 38.
1. USP : Zubaedi
3. Waserda : Rofiati
PENDAHULUAN
adalah sektor negara, sektor swasta dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah
kesejahteraan bersama dan yang sesuai dengan itu adalah Koperasi. Koperasi
salah satu sektor kekuatan ekonomi diharapkan menjadi soko guru perekonomian
demokrasi ekonomi bangsa Indonesia yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
1
Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi, maka dalam melaksanakan
kegiatan usahanya tidak terbatas pada salah satu usaha saja namun dapat
prospek usahanya.
Pengurus dalam hal ini adalah pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh
Oleh karena itu, dalam melakukan aktifitasnya, Koperasi sebagai salah satu
bentuk Badan Usaha tidak bisa terlepas dari pembukuan atau Akuntansi.
informasi sehubungan untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil yang telah
dicapai oleh Perusahaan atau Badan Usaha yang bersangkutan, karena laporan
keuangan ini sangat berkaitan erat dengan proses Akuntansi yang merupakan
produksi barang dan jasa. Hal ini berarti laporan keuangan sangat besar artinya
2
bagi badan usaha atau perusahaan untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya
jika data tersebut diperbandingkan untuk 2 (dua) periode atau lebih dan dianalisis
lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang mendukung keputusan yang akan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Karya Kudus adalah salah satu
contoh Koperasi Pegawai yang ada di Kota Kudus. Kegiatan usaha yang
dilakukan oleh KPRI Bina Karya Kudus ada 3 (tiga) usaha yaitu usaha simpan
pinjam, toko koperasi, dan usaha lain-lain (seperti usaha sepeda motor dan arisan
sepeda motor). KPRI Bina Karya Kudus berbadan Hukum pada tanggal 30 April
1997. Sampai akhir tahun 2004 anggota KPRI Bina Karya Kudus berjumlah 419
orang. Suatu jumlah yang cukup besar dan memerlukan pengelolaan koperasi
dan cakap, sehingga koperasi akan mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat
kondisi keuangan di KPRI Bina Karya Kudus dipergunakan suatu analisis yaitu
analisis kinerja keuangan dimana dapat diketahui dari daftar Neraca dan Laporan
Rugi Laba.
Kinerja menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai atau
3
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
memerlukan tolok ukur yang dapat dipakai untuk membantu analisis tersebut.
Tolok ukur tersebut berupa rasio yang menghubungkan antara 2 (dua) variabel
atau pandangan tentang kondisi keuangan koperasi. Rasio yang digunakan adalah
lebih jelas tentang perkembangan dan sehat tidaknya di KPRI Bina Karya Kudus,
Analisis ini akan berguna bagi pengurus koperasi yang baru dalam mengambil
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu untuk membahas tentang
Indonesia Bina Karya Kudus, data laporan keuangan yang akan diambil adalah
Periode Tahun 2000 – 2004, yang meliputi Aspek Likuiditas, Aspek Solvabilitas
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Karya Kudus diantaranya Sisa Hasil
Usaha (SHU) yang telah dicapai belum maksimal, sehingga perlu diupayakan
adalah bagaimana kinerja keuangan KPRI Bina Karya Kudus selama periode
5
1.3. Tujuan penelitian
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Karya Kudus selama periode tahun
2000 – 2004.
BAB I PENDAHULUAN
6
Landasan Teori Penelitian mengemukakan tentang Kinerja Keuangan,
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Keberhasilan atau tidaknya suatu koperasi dapat dilihat dari kondisi koperasi.
berdasarkan data yang ada. Tujuan utama Analisis Kinerja Keuangan untuk
merupakan hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara
laporan keuangan Neraca dan Laporan SHU (Sisa Hasil Usaha) serta Laporan
8
Perubahan Modal yang dibuat secara berkala atau periodik untuk maksud dan
b. Pemilik Perusahaan
9
karena kesuksesan seorang manajer biasanya dinilai dari keuntungan atau
perusahan tersebut.
d. Pemerintah
e. Karyawan
Keuangan harus disusun dengan baik dan benar, sehingga dapat dipahami
10
Pada dasarnya Laporan Keuangan berguna untuk menyediakan
informasi keuangan mengenai suatu Perusahaan atau badan usaha yang akan
memperoleh laba.
11
Informasi akan bermanfaat jika memenuhi syarat-syarat kualitatif
12
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan
pendapatan yang adil dan merata bagi para pegawai, maka Koperasi Pegawai
ekonomi para pegawai yang dimiliki dan diatur oleh Anggota atau Pegawai
berhasil dalam usahanya harus memenuhi satu syarat yaitu harus mempunyai
sistem pencatatan yang baik dan teratur. Sama halnya dengan badan usaha
keuangan yang berupa neraca, laporan perhitungan rugi atau laba dan
13
laporan perubahan modal yang harus dilaporkan dalam rapat anggota sebagai
berikut :
Koperasi beberapa pos atau istilah yang sama atau muncul, baik pada
4. Perhitungan rugi atau laba menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa
14
5. Dengan adanya konsep sistem jaringan koperasi dan peraturan
berikut :
c. Pejabat Koperasi
pembinaan.
15
d. Kantor Pajak
e. Pengawas
kepada pemiliknya.
4. Transaksi, kegiatan dan keadaan yang terjadi dalam satu periode yang
koperasi
16
5. Sumber penggunaan dan informasi lain yang mungkin mempengaruhi
rugi laba untuk koperasi dan laporan perhitungan hasil Usaha, Neraca
dimana sukses yang dicapai dan kegagalan yang diderita suatu koperasi
menggambarkan dua macam arus yang membentuk laba dan rugi. Laba
17
usaha koperasi; menilai profitabilitas dari modal yang ditanam tersebut,
usaha yang berasal dari penjualan dengan total biaya yang dikeluarkan
2.2.3.2. Neraca
18
yaitu jaminan kemampuan koperasi untuk mendapatkan sumber data
keuangan.
penggunaan dana).
bersangkutan.
19
2.3. Analisis Rasio Keuangan
Analisis Keuangan adalah suatu proses analisis data neraca dan laporan
tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan
pengendalian keuangan.
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat memberikan
20
gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu koperasi
(Munawir, 2001:64).
modal dari suatu badan adalah dengan membandingkan atau rasio. Dengan
elemen tertentu dari aktiva disatu pihak dengan elemen-elemen tertentu dari
1995:25).
dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Bila tidak
ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding, dari penafsiran rasio-
ada yang kondisi keuangannya baik dengan operasi yang menguntungkan dan
bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standar rasio dapat digunakan
21
lebih jauh. Sebab penyimpangan tersebut dapat ditimbulkan oleh hal-hal yang
luar biasa yang hanya terjadi dalam Perusahaan yang sedang dianalisis.
alat-alat yang likuid (yang mudah dijual atau diuangkan) guna menjamin
hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo. Adapun menurut Departemen
22
Koperasi, Likuiditas adalah keadaan keuangan pada suatu saat untuk dapat
ditagih.
jangka panjang.
23
koperasi untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
tergantung pada laba dan aktiva yang akan diperbandingkan satu dengan
lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba berasal dari operasi atau
laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah
24
Menurut Riyanto (1991:30), bahwa modal Perusahaan pada dasarnya
berasal dari modal sendiri dan dari modal asing. Kedua sumber modal
b. Rentabilitas Ekonomi.
modal sendiri dan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan
2.3.6 Koperasi
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan
koperasi.
25
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (revisi 1998),
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan
perekonomian nasional.
yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu maka
ditetapkan pemerintah.
26
2.3.6.1 Asas Koperasi
semangat bekerja sama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari
kesejahteraan bersama.
Koperasi tidak dapat berkembang secara sendiri. Satu sama lain harus
27
Faktor utama yang menentukan terbentuknya koperasi adalah
gurunya.
28
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
e. Kemandirian.
a. Pendidikan Perkoperasian.
29
Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5
minyak tanah dan lain-lain). Oleh sebab itu, maka koperasi yang
konsumsi.
sebagai berikut :
keperluan anggota.
30
2.3.6.5.2 Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
(seperti Kredit sepeda motor Honda, Arisan Sepeda motor dan lain-
lain).
yang perlu dibantu. Oleh karena itu, maka Koperasi Kredit lebih tepat
dinamis dari aktivitas kerja dan usaha pameran serta warga, golongan
31
dominasi pihak-pihak tertentu. Kebersamaan fungsional juga tidak
32
memberikan pinjaman uang, banyak koperasi fungsional yang
harganya belum tentu lebih murah dan anggota sering dapat membeli
anggota.
baik dan jelas, dengan mengetahui tugas dan kewajiban setiap organisasi
33
a. Rapat Anggota.
b. Pengurus.
pelaksanaan tugas.
c. Pengawas.
berikut :
34
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan Koperasi.
Gambar 1
Kerangaka Teoretis Penelitian
Aktiva
Hutang
Modal
SHU
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah oleh sebab itu harus
dapat memenuhi mutu ilmiah suatu penelitian. Salah satu cara untuk dapat
dengan metode penelitian. Jenis penelitian ini berupa studi kasus dengan
yang harus diteliti dalam melakukan penelitian, ada kalanya peneliti menjadikan
keseluruhan obyek (populasi) untuk diteliti, ada juga yang mengambil sebagian
saja dari keseluruhan obyek penelitian (sampel) yang untuk diteliti. Menurut
Arikunto (1991:91), Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi
suatu penelitian.
36
3.2. Populasi dan sampel Penelitian
Republik Indonesia Bina Karya Kudus sama, yaitu data Laporan Keuangan dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang terdapat pada Koperasi Pegawai
3.3.Variabel Penelitian
(a). Aktiva, dengan indikator aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain.
(b). Hutang, dengan indikator hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang.
(d). Modal, dengan indikator modal sendiri dan modal dari luar.
dikonsumsi selama sirkulasi usaha koperasi yang normal, yang terdiri dari
atas aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain (rupa-rupa aktiva).
Aktiva lancar terdiri atas kas, piutang dagang, persediaan, serta uang muka
37
sedangkan untuk aktiva lain meliputi peralatan kantor dan perlengkapan
2000-2004.
jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan atau perjanjian yang berlaku.
segera dipenuhi dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan jatuh tempo
maupun secara tunai atas barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen,
tahun 2000-2004.
menggunakan data sekunder. Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan
38
sendiri pengumpulannya, melainkan data yang sudah tersedia yang diperoleh
dari neraca dan laporan perhitungan selama lima tahun yaitu tahun 2000 - 2004.
a. Interview
Interview yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan
b. Dokumen
1. Coding
2. Editing
39
3. Tabulating
4. Komputerisasi
jawaban yang tepat. Dalam penelitian ini metode analisis data yang
a. Analisis Deskriptif
diperoleh. Metode ini akan membahas antara lain mengenai kondisi yang
berikut ini.
40
Periode I meliputi periode per 1 Januari 2000 - 31 Desember 2000
b. Analisis Keuangan
Aktiva Lancar
Rasio Likuiditas = x 100%
Hutang Lancar
41
Standar Likuiditas menurut Departemen Koperasi seperti
Tabel 1
Standar Likuiditas (Current Ratio)
Total Aktiva
Rasio Solvabilitas = x 100%
Total Hutang
42
Standar Solvabilitas menurut Departemen Koperasi seperti
Tabel 2
Standar Solvabilitas
Sendiri.
sebagai berikut :
43
Standar Rentabilitas Ekonomi menurut Departemen Koperasi
Tabel 3
Standar Rentabilitas Ekonomi
8 % - 11 % Efisien
antara jumlah laba yang tersedia bagi anggota yang menghasilkan laba
44
Standar Rentabilitas Modal Sendiri menurut Departemen
Tabel 4
Standar Rentabilitas Modal Sendiri
9 % - 12 % Efisien
45
BAB IV
koperasi ini dilengkapi dengan adanya Toserda (Toko Serba Ada). Pada
P dan K, serta unsur guru-guru Dinas P dan K. KPRI Bina Karya Kudus
46
Kudus dan juga bertambahnya jumlah Pegawai Negeri yang bernaung di
Kudus.
Pegawai Negeri.
berlangsung.
47
STRUKTUR ORGANISASI
KPRI BINA KARYA KUDUS
PERIODE 2004 – 2006
Rapat
Anggota
Pengurus Pengawas
Kasir Pembukuan Piutang Kasir Pendidikan Simpanan Pembukuan Kasir Pembukuan Pembelian
Penj. Stock
Anggota
Penjelasan Struktur
1. Rapat Anggota
48
anggota berhak meminta keterangan dan tanggung jawab pengurus dan
Koperasi.
2. Pengurus
49
3. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam rapat anggota.
pengelolaan koperasi.
a. Setiap Karyawan wajib datang tepat pada waktunya dan mengisi daftar
hadir.
atasan.
c. Apabila tidak hadir / masuk kerja dengan alasan apapun wajib memberi
50
4.1.5. Kepegawaian
memperoleh imbalan atau upah sesuai dengan perjanjian atau aturan yang
berlaku.
4.1.6. Keanggotaan
orang dan bukan kumpulan modal, sehingga koperasi tidak dapat berdiri
KPRI Bina Karya ini adalah : Simpan Pinjam, Toserda (Toko Serba Ada) dan
51
1. Simpan Pinjam
sebagai berikut :
Kredit jangka Pendek di KPRI Bina Karya Kudus ada 3 (tiga) jangka
Kredit jangka panjang di KPRI Bina Karya Kudus, jangka waktu yang
(6). Tidak mempunyai pinjaman, atau sisa pinjaman harus dilunasi, atau
membayar barang yang dibeli secara tunai dan kredit. Jika membayar
52
secara kredit, setiap bulan gaji anggota dipotong sesuai dengan perjanjian
1. Khitanan Masal yang diadakan yayasan dan KPRI Bina Karya Kudus ikut
2. Hari ulang Tahun Koperasi setiap bulan Juli, iurannya diserahkan kepada
santunan duka ini, setiap anggota wajib iuran uang sebesar Rp. 2.000,00
perkembangan usaha koperasi itu sendiri. Alat penunjang usaha KPRI Bina
53
a. Modal
b. Pelayanan
1) barang-barang konsumsi
2) barang elektronik
3) alat-alat tulis
54
6) obat-obatan
7) dan lain-lain
Meninjau lebih jauh kondisi keuangan KPRI Bina Karya Kudus sehingga
dapat diketahui kinerja keuangannya, akan tampak pada Rasio Likuiditas, Rasio
neraca dan laporan rugi laba KPRI Bina Karya Kudus. Adapun komponen-
komponen dari laporan keuangan pada KPRI Bina Karya Kudus yang digunakan
untuk menentukan kinerja keuangan yang diukur dengan Rasio Likuiditas, Rasio
4.2.1. Neraca
dimana menunjukkan harta atau kekayaan badan usaha atau perusahaan yang
lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004 dapat disusun neraca secara
55
analisis kinerja keuangan secara umum, komponen neraca dapat disajikan
Tabel 1
Komponen Neraca
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 – 2004 (dalam Rupiah)
Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa aktiva lancar KPRI
Bina Karya Kudus setiap tahun mengalami kenaikan karena setiap tahun ada
penerimaan kas dan pemberian piutang dari utang pihak ketiga yaitu dari BRI
Aktiva Tetap KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir
Total Aktiva KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir
mangalami peningkatan, karena pada aktiva lancar dan aktiva tetap selama
Hutang Lancar KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir
56
penambahan dana, penambahan penyisihan, penambahan utang, dan
Modal Sendiri KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir
selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004 dapat disusun Laporan
Rugi Laba secara komparatif seperti yang terlampir pada lampiran 6 – 10.
komponen Laporan Rugi Laba dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Komponen Rugi Laba
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 – 2004 (dalam Rupiah)
Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Laba kotor KPRI Bina
57
Biaya Operasional pada KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun
SHU (Sisa Hasil Usaha) pada KPRI Bina Karya Kudus selama lima
mengalami penurunan.
Kudus selama periode tahun 2000 – 2004, akan dipergunakan analisis keuangan
ditinjau dari Aspek Likuiditas, Aspek Solvabilitas dan Aspek Rentabilitas dari
laporan keuangan KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir.
4.3.1. Likuiditas
telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen Rugi Laba selama
lima tahun terakhir yaitu periode tahun 2000 – 2004 setelah melalui
Likuiditas pada KPRI Bina karya Kudus akan tampak pada tabel dibawah ini.
58
Tabel 3
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Likuiditas
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 - 2004
Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio Likuiditas Perubahan
Tahun
(Rupiah) (Rupiah) (%) (%)
1 2 3 4 : 2 / 3 X 100 % 5
2000 702.385.864,89 118.100.275,00 595,58 -
2001 938.618.288,32 175.590.225,00 534,55 (61,03)
2002 1.058.984.321,45 218.577.485,00 484,49 (50,06)
2003 1.255.129.902,15 265.940.270,22 471,96 (12,53)
2004 1.513.776.747,02 346.018.969,51 437,48 (34,48)
Sumber : Data Sekunder yang diolah.
kondisi Likuiditas pada KPRI Bina Karya Kudus menunjukkan bahwa pada
tahun 2000 tingkat likuiditasnya adalah sebesar 595,58 %, tahun 2001 sebesar
12,53 % dibandingkan tahun 2002 serta terjadi penurunan yang besar sekali
100 % berarti tidak likuid, 100 % - 150 % berarti cukup likuid, 150 % - ≤ 300
% berarti likuid dan > 300 % berarti sangat likuid. Apabila kurang dari
standar yang telah ditentukan berarti likuiditas buruk dan apabila lebih besar
59
dari standar berarti tidak semua modal digunakan dalam operasional usaha
bahwa tingkat likuiditas KPRI Bina Karya Kudus secara umum adalah sangat
secara lebih rinci tingkat likuiditas pada KPRI Bina Karya Kudus pada tahun
4.3.2. Solvabilitas
sebagaimana telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen rugi laba
selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004, setelah melalui
solvabilitas pada KPRI Bina Karya Kudus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Solvabilitas
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 - 2004
Total Aktiva Total Hutang Rasio Solvabilitas Perubahan
Tahun
(Rupiah) (Rupiah) (%) (%)
1 2 3 4 : 2 / 3 X 100 % 5
2000 781.616.984,89 148.859.350,00 525,07 -
2001 1.022.785.568,32 268.885.345,00 380,38 (144,69)
2002 1.144.587.761,45 253.791.610,00 450,99 (70,61)
2003 1.343.312.502,15 305.066.895,22 440,33 (10,66)
2004 1.606.345.657,02 430.924.276,51 372,77 (67,56)
Sumber : Data Sekunder yang diolah.
60
Dari tabel tersebut diatas memberikan gambaran secara jelas tentang
kondisi Solvabilitas pada KPRI Bina Karya Kudus menunjukkan bahwa pada
KPRI Bina Karya Kudus tahun 2003 sebesar 440,33 % sehingga penurunan
sebesar 10,66 % dibandingkan tahun 2002 serta terjadi penurunan pada tahun
201 % berarti Sangat Solvabel, 100 % – 200 % berarti Solvabel, < 100 %
berarti Tidak Solvabel. Apabila kurang dari standar yang telah ditentukan
berarti Solvabilitas buruk dan apabila lebih besar dari standar berarti dana
koperasi lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya atau hutang-
bahwa tingkat Solvabilitas KPRI Bina Karya Kudus secara umum adalah baik
atau dalam keadaan yang sangat solvabel. Hal ini dikarenakan tingkat
solvabilitas selama periode tahun 2000 – 2004 berada diantara standar yang
61
dan Koperasi Kabupaten kudus. Jika dicermati secara lebih rinci tingkat
solvabilitas pada KPRI Bina Karya Kudus sejak tahun 2000 – 2004
4.3.3. Rentabilitas
telah disajikan dalam komponen neraca dan komponen Rugi Laba selama
lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004, setelah melalui pengolahan,
sendiri pada KPRI Bina Karya Kudus dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 5
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Rentabilitas Modal Sendiri
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 - 2004
Rasio Rentabilitas
Laba (SHU) Modal Sendiri Perubahan
Tahun Modal Sendiri
(Rupiah) (Rupiah) (%)
(%)
1 2 3 4 : 2 / 3 X 100 % 5
2000 45.919.163,55 586.838.471,34 7,82 -
2001 42.109.551,98 711.790.671,32 5,91 (1,90)
2002 54.538.620,11 836.257.531,34 6,52 (0,60)
2003 73.234.675,59 964.950.931,34 7,58 (1,07)
2004 73.758.949,17 1.101.662.431,34 6,95 (0,89)
Sumber : Data Sekunder yang diolah.
adalah sebesar 7,82 %, tahun 2001 sebesar 5,91 % dengan tingkat penurunan
62
2002 sebesar 6,52 % dengan peningkatan sebesar 0,60 % dibandingkan tahun
2001. Sedangkan untuk Rentabilitas modal Sendiri KPRI Bina Karya Kudus
dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun 2005 adalah < 9 % berarti tidak
rentabilitas KPRI Bina Karya Kudus secara umum dilihat dari rata – rata
dengan rasio sebesar 29,22 % adalah sangat efisien, demikian juga jika
dicermati untuk tiap tahunnya KPRI Bina Karya Kudus juga mengalami
kondisi yang sangat efisien karena terletak pada interval >12 % bahkan dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 rasio rentabilitas modal sendiri < 9 %.
rentabilitas modal sendiri yang dihasilkan selama periode lima tahun terakhir
63
pengelolaan keuangan pada KPRI Bina Karya Kudus dilihat dari aspek
Tabel 6
Perhitungan dan Perkembangan Aspek Rentabilitas Ekonomi
KPRI Bina Karya Kudus
Tahun 2000 - 2004
Rasio Rentabilitas
Laba (SHU) Total Aktiva Perubahan
Tahun Ekonomi
(Rupiah) (Rupiah) (%)
(%)
1 2 3 4 : 2 / 3 X 100 % 5
2000 45.919.163,55 781.616.984,89 5,87 -
2001 42.109.551,98 1.022.785.568,00 4,12 (1,75)
2002 54.538.620,11 1.144.587.761,00 4,76 (0,64)
2003 73.234.675,59 1.343.312.502,00 5,45 (0,69)
2004 73.758.949,17 1.606.345.657,00 4,59 (0,86)
Sumber : Data Sekunder yang diolah.
bahwa pada tahun 2000 tingkat Rentabilitas Ekonomi adalah sebesar 5,87 %,
tahun 2000. Tingkat Rentabilitas Ekonomi tahun 2002 sebesar 4,76 % dengan
Rentabilitas Ekonomi KPRI Bina Karya Kudus tahun 2003 sebesar 5,45 %
penurunan 0,86 %.
64
ekonomi menurut Departemen Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kabupaten Kudus Tahun 2005 adalah < 8 % berarti tidak
rentabilitas ekonomi KPRI Bina Karya Kudus secara umum dilihat dari rata-
rata dengan rasio sebesar 21,12 % adalah sangat efisien, demikian juga jika
dicermati untuk tiap tahunnya KPRI Bina Karya Kudus juga mengalami
pengelolaan keuangan pada KPRI Bina Karya Kudus dilihat dari aspek
4.4. Pembahasan
Dengan berdasarkan analisis kinerja keuangan pada KPRI Bina Karya Kudus
dari aspek likuiditas dan solvabilitas pengelolaan keuangan pada KPRI Bina
Karya Kudus sangat likuid dan dalam kondisi yang sangat solvabel, walaupun
65
tahun ke tahun selama lima tahun terakhir tersebut. Untuk aspek rentabilitas,
pengelolaan keuangan pada KPRI Bina Karya Kudus dapat dikatakan sudah
sangat efisien.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat likuiditas selama
lima tahun terakhir oleh KPRI Bina Karya Kudus secara berturut-turut dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar 595,58 %, 534,55 %,
umum tingkat likuiditas pada KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun
Khusus Kredit) pada tahun 2001-2004 akan tetapi pada tahun 2000 tidak
66
jangka panjang, yang perlakuannya sama dengan SHU dan sesuai dengan
Pada tahun 2000 jumlah aktiva lancar KPRI Bina Karya Kudus
%. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin
Pada tahun 2001 jumlah aktiva lancar KPRI Bina Karya Kudus
%. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00 dijamin
Pada tahun 2002 jumlah aktiva lancar KPRI Bina Karya Kudus
484,49 %. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00
Pada tahun 2003 jumlah aktiva lancar KPRI Bina Karya Kudus
471,96 %. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00
67
Pada tahun 2004 jumlah aktiva lancar KPRI Bina Karya Kudus
437,48 %. Hal ini berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1.00,00
Kudus selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004 dalam kondisi
(Simpanan Khusus Kredit) pada tahun 2001-2004 akan tetapi pada tahun
2000 tidak ada SKK sehingga tahun 2001-2004 mengalami penurunan. Hal
ini berarti KPRI Bina Karya Kudus mempunyai dana yang lebih dari cukup
sendiri / anggota.
68
dengan jumlah hutang, jadi setiap penambahan nilai hutang akan
selama lima tahun terakhir oleh KPRI Bina Karya Kudus secara berturut-
turut dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar 525,07 %,
secara umum tingkat solvabilitas pada KPRI Bina Karya Kudus selama
karena adanya utang pihak ketiga yaitu PT Taspen dan PKPRI. Pada tahun
2001 ada penambahan utang pihak ketiga yaitu BRI (Bank Rakyat
Pada tahun 2000 jumlah aktiva KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar
Rp. 5.250.
Pada tahun 2001 jumlah aktiva KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 100,00 dijamin dengan aktiva sebesar
Rp. 3.804.
Pada tahun 2002 jumlah aktiva KPRI Bina Karya Kudus sebesar
69
sehingga memperoleh tingkat solvabilitas sebesar 450,99 %. Hal ini berarti
bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar
Rp. 4.493.
Pada tahun 2003 jumlah aktiva KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar
Rp. 4.403.
Pada tahun 2004 jumlah aktiva KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap kewajiban sebesar Rp. 1.00,00 dijamin dengan aktiva sebesar
Rp. 3.728.
Karya Kudus selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004 dalam
pihak ketiga yaitu PT Taspen dan PKPRI. Pada tahun 2001 ada
penambahan utang pihak ketiga yaitu BRI (Bank Rakyat Indonesia) dan
pada tahun 2004 Rumah Sakit Khotijah. Hal ini berarti KPRI Bina Karya
Kudus mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin hutang
70
karena kebijakan dari manajemen koperasi lebih mengutamakan
dalam hal ini adalah koperasi untuk menghasilkan laba selama periode
pada KPRI Bina Karya Kudus adalah dengan membandingkan laba / SHU
modal sendiri selama lima tahun terakhir oleh KPRI Bina Karya Kudus
secara berturut-turut dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah
sebesar 7,82 %, 5,91 %, 6,52 %, 7,58 % dan 6,95 %. Hal ini menunjukkan
bahwa secara umum tingkat rentabilitas modal kerja pada KPRI Bina Karya
modal sendiri KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi dengan kenaikan
Pada tahun 2000 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
71
bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar
Rp. 0,078.
Pada tahun 2001 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar
Rp. 0,059.
Pada tahun 2002 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
ini berarti bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan
Pada tahun 2003 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar
Rp. 0,076.
Pada tahun 2004 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar
Rp. 0,067.
72
Dengan demikian tampak bahwa tingkat rentabilitas modal sendiri
KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 –
kenaikan modal sendiri KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi dengan
kenaikan laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti KPRI Bina Karya
Kudus mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin seluruh
hutang yang harus segera dilunasi selama jangka waktu yang telah
ditetapkan.
selama lima tahun terakhir oleh KPRI Bina Karya Kudus secara berturut-
turut dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar 5,87 %,
4,12 %, 4,76 %, 5,45 %, 4,59 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI Bina Karya Kudus selama lima
total aktiva KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi dengan kenaikan laba
Pada tahun 2000 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp. 0,059.
Pada tahun 2001 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
73
sehingga memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 4,12 %. Hal ini berarti
Rp. 0,041.
Pada tahun 2002 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp.
0,048.
Pada tahun 2003 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp.
0,055.
Pada tahun 2004 jumlah Laba KPRI Bina Karya Kudus sebesar
bahwa setiap aktiva sebesar Rp. 1.00,00 menghasilkan laba sebesar Rp.
0,046.
Bina Karya Kudus selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2000 – 2004
walaupun dari tahun ke tahun berfluktuasi naik turun rasio yang dihasilkan
karena kenaikan total aktiva KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi
74
dengan kenaikan laba usaha yang signifikan. Hal ini berarti KPRI Bina
Karya Kudus mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin
seluruh hutang baik hutang dari anggota maupunn non anggota sejumlah
total aktivanya yang harus dilunasi selama jangk awaktu yang telah
koperasi.
75
BAB V
5.1. Simpulan
Kinerja keuangan yang telah dicapai oleh KPRI Bina Karya Kudus selama
lima tahun terakhir yaitu 2000 – 2004 ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas dan
5.1.1 Tingkat likuiditas KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun dalam kondisi
dihasilkan karena adanya SKK (Simpanan Khusus Kredit) pada tahun 2001-
2004 akan tetapi pada tahun 2000 tidak ada SKK sehingga tahun 2001-2004
mengalami penurunan.
5.1.2 Tingkat Solvabilitas KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun dalam
berfluktuasi, karena adanya utang pihak ketiga yaitu PT Taspen dan PKPRI.
Pada tahun 2001 ada penambahan utang pihak ketiga yaitu BRI (Bank Rakyat
5.1.3 Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri KPRI Bina Karya Kudus selama lima
terletak pada interval >12% bahkan dari tahun 2000-2004 rasio rentabilitas
modal sendiri <9%. Tingkat rentabilitas modal kerja pada KPRI Bina Karya
76
Kudus selama lima tahun terakhir tersebut berfluktuasi, karena kenaikan
modal sendiri KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi dengan kenaikan laba
5.1.4 Tingkat Rentabilitas Ekonomi KPRI Bina Karya Kudus selama lima tahun
pada interval >11%. Tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI Bina Karya
Kudus selama lima tahun terakhir tersebut mengalami fluktuasi naik turun,
karena kenaikan total aktiva KPRI Bina Karya Kudus tidak diimbangi dengan
5.2 Saran
Pada tingkat likuiditas KPRI Bina karya Kudus mengalami penurunan, agar
tingkat likuiditas KPRI Bina karya Kudus meningkat maka sebaiknya hutang
77
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan: Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE.
MD, Sagimun. 1989. Koperasi Soko Guru Ekonomi Nasional Indonesia. Jakarta: CV.
Haji Masagung.
78
S, Munawir. 1993. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberti.
S.H, Drs, Sudarsono. dan S.E, Edilius. 2002. Koperasi dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
79