Вы находитесь на странице: 1из 68

PROPOSAL

PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK BALITA DI


POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO KECAMATAN DONGKO

Disusun dalam rangka mendapatkan gelar


Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Trenggalek

KEPERA
MI
W
E

A TA
A KAD

Oleh :
LIANA
NIM : 06.017

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK


AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB TRENGGALEK
2009

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan Ibu Balita
Tentang Zink Untuk Balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko”
telah disetujui untuk dilaksanakan

Pembimbing I Pembimbing II

S U G I T O, SKM. AWAN HARIYANTO, S.Kep. Ners.

Menyetujui,
Direktur Akademi Keperawatan
Pemkab Trenggalek

S U G I T O, SKM.
NIP. 140 078 132
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
(KTI) yang berjudul “Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink Untuk Balita di Posyandu
Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko” sesuai waktu yang ditentukan.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di Akper Pemkab Trenggalek.
Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Sugito, SKM., selaku Direktur Akper Pemkab Trenggalek dan Pembimbing I
yang telah banyak memberi pengarahan, revisi kepada penulis.
2. Dr. Bakhtiar Arifin, selaku Kepala Puskesmas Dongko yang telah memberi
ijin melaksanakan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Dongko.
3. Awan Hariyanto, Skep. Ners., selaku Pembimbing II dalam penelitian ini
yang telah banyak memberi pengarahan, revisi dan saran hingga terwujudnya
Proposal ini.
4. Responden penelitian ini yang telah bersedia meluangkan waktunya demi
kelancaran penelitian.
5. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Keperawatan Pemkab Trenggalek dan
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak, untuk menyempurnakannya.

Trenggalek, November 2009

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Persetujuan. .......................................................................................... ii
Kata Pengantar..................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
Daftar Tabel......................................................................................................... vi
Daftar Gambar..................................................................................................... vii
Daftar Lampiran................................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan.................................................................... 7
2.2 Konsep Ibu................................................................................... 10
2.3 Konsep Balita .............................................................................. 12
2.4 Konsep Zink................................................................................. 17
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian......................................................................... 26
3.2 Kerangka Kerja (Frame Work).................................................... 26
3.3 Variabel Penelitian....................................................................... 28
3.4 Definisi Operasional.................................................................... 28
3.5 Sampling Desain.......................................................................... 29
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 30
3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data........................... 30
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data.......................................... 31
27
Etika Penelitian............................................................................ 33
3.9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 36
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink Untuk
Balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko....... 28
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink


Untuk Balita.............................................................................. 25

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink Untuk
Balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko. 27
...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Formulir Persetujuan Menjadi Responden ............................ 36

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden .............................. 37

Lampiran 3 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian .............................................. 38

Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian ............................................................. 39

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Proposal + KTI ...................................... 42

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya

manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Indonesia sehat 2010 merupakan

usia pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri untuk

mencapai status gizi masyarakat/keluarga yang optimal (Depkes, 2000). Namun

kenyataannya masih banyak balita di Indonesia yang mengalami kurang energi

protein (KEP), terbukti di negara-negara berkembang defisiensi zink

menduduki peringkat ke-5 diantara 10 faktor resiko kekurang energi protein

(KEP) (Tatar, 2008). Zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn,

nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Beberapa miligram tambahan

zink setiap hari dapat membuat jutaan umat manusia di seluruh penjuru dunia

merasakan perbedaan antara keadaan sakit dan keadaan sehat beserta hidup

yang produktif (Supariasa, 2001).

WHO menghubungkan 800.000 kasus kematian di seluruh dunia setiap

tahunnya dengan defisiensi zink dan lebih dari 28 juta yang kehilangan

kesempatan menjalani pola hidup sehat. Diperkirakan sebanyak 1/3 dari seluruh

populasi dunia terkena dampak defisiensi zink. Masalah gizi mikro seperti

defisiensi zink sampai saat ini belum dapat diungkap. Secara umum masalah

1
2

gizi di Indonesia terutama adalah kurang energi protein (KEP) yang masih lebih

tinggi daripada negara-negara ASEAN. Tahun 1995 prevalensi balita yang

menderita KEP sekitar 35,4 % kemudian turun menjadi 23,1 % di tahun

berikutnya. Keadaan ini tidak bertahan lama dengan datangnya krisis moneter

sehingga pada tahun 1998 prevalensi kurang energi protein (KEP) meningkat

menjadi 39,8 % (Supariasa, 2001). Berdasarkan Laporan Penimbangan Balita

Kabupaten Trenggalek tahun 2008 terdapat 2.260 balita mengalami gizi kurang

dan 546 balita mengalami gizi buruk. Di Wilayah Kerja Puskesmas Dongko

terdapat 57 balita mengalami gizi kurang dan 9 balita mengalami gizi buruk. Di

Posyandu Krajan ada 7 balita mengalami gizi kurang dan 2 balita mengalami

gizi buruk yang merupakan jumlah terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas

Dongko. Studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti pada tanggal 16

September 2009 dari 10 ibu balita yang datang ke Posyandu, 7 (70 %) ibu balita

tidak mengetahui tentang zink dan hanya 3 (30 %) ibu balita yang mengetahui

tentang zink untuk balita.

Kekurangan zink ringan dapat menimbulkan kurangnya nafsu makan

disertai dengan penurunan berat badan, rabun senja, dan mudah terinfeksi.

Pengecapan dan penciuman juga bisa terganggu karena sel-sel perasa rusak

akibat berkurangnya enzim carbonic anhydrase. Enzim itu hanya bisa terbentuk

kalau ada zink. Kekurangan zink sedang menyebabkan terhambatnya

pertumbuhan, kekurangan hormon kesuburan (hipogonadisme), dan

melambatnya penyembuhan luka. Yang lebih berat, timbul gejala kerdil, anak
3

sering sakit karena kurangnya sel darah putih, kelenjar timusnya mengecil,

botak, kelainan kulit dan pencernaan, diare, dan juga gangguan emosi (Syafri,

2009). Pada balita yang kekurangan zink, sintesa asam nukleat dan protein di

dalam tubuh akan terganggu. Padahal asam nukleat ada didalam inti sel dan

sangat berperan pada metabolisme tubuh, pertumbuhan sel serta berperan

meregulasi aktivitas genetik. Ia akan menyebabkan sel-sel membelah-belah,

bertumbuh menjadi banyak dan membagi diri sesuai dengan fungsinya masing-

masing. Bila tubuh kekurangan zink maka proses di dalam sel ini akan

terganggu. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan si kecil juga akan

terganggu. Misalnya, tinggi si kecil menjadi kurang memadai (lebih pendek)

dibandingkan dengan tinggi teman sebayanya, kemampuan berpikir dan belajar

menjadi terganggu. Anak-anak di Indonesia banyak yang menderita defisiensi

zink karena asupan protein hewan yang kurang dan sebagian besar

mengkonsumsi protein asal serealia yang mengandung tinggi fitat, mengikat

dan menghambat absorpsi zink (Armin, 2005). Masalah utama penyebab anak

kekurangan zink adalah ketidak mengertian orang tua tentang manfaat zink

untuk pertumbuhan dan perkembangan, sumber zink pada makanan dan

pemilihan bahan makanan yang salah (Tatar, 2008).

Pengetahuan ibu sangat diperlukan dalam mencegah kekurangan zink

pada balita untuk menjaga tumbuh kembang balita menjadi baik karena ibu

merupakan orang yang paling dekat dengan balita. Makin banyak pengetahuan

seseorang akan makin mudah menerima informasi dan menerapkannya


4

(Notoadmojo, 2002). Ibu sebagai istri, pemimpin dan pemberi asuhan kesehatan

sangat penting untuk mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemilihan

bahan makanan balita karena ibu harus dapat menentukan gejala-gejala dan

memutuskan pencarian sumber-sumber yang penting. Ia juga mempunyai

kontrol substansial terhadap keputusan apakah balitanya akan mendapatkan

layanan kuratif atau preventif (Friedman, 1998). Upaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah kekurangan zink pada balita adalah penyuluhan kepada ibu

tentang pentingnya zink, menjelaskan tentang sumber makanan yang

mengandung zink dan akibat kekurangan zink pada balita. Sedangkan dari

pemerintah telah dilaksanakan program-program untuk memerangi defisiensi

zink dengan cara fortifikasi makanan dan fortifikasi ladang dengan pemakaian

pupuk zink (Armin, 2005). Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik

untuk meneliti tentang pengetahuan ibu balita tentang Zink untuk balita di

Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan ibu balita tentang Zink untuk balita di

Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


5

Dapat diketahuinya pengetahuan ibu balita tentang Zink untuk

balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi pengetahuan ibu balita tentang pengertian zink,

peranan zink, sumber zink, manfaat zink, tanda-tanda kekurangan dan

kelebihan zink, akibat kekurangan zink serta penanganan dalam

mengatasi defisiensi zink pada balita di Posyandu Krajan Desa Dongko

Kecamatan Dongko.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam

membuat karya tulis, karena merupakan karya tulis yang pertama dibuat

oleh peneliti.

1.4.2 Bagi Akper Pemkab Trenggalek

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi Akper

Pemkab Trenggalek dalam mengembangkan materi komunitas sehingga

dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang zink.

1.4.3 Bagi Responden

Diharapkan mengetahui gambaran/informasi tentang zink untuk

balita.
6

1.4.4 Bagi Puskesmas Dongko

Memberikan masukan dan data bagi Puskesmas khususnya

Puskesmas Dongko dalam usaha mencegah dan mengatasi kekurangan

zink pada balita melalui program pemberian suplemen zink.

1.4.5 Bagi Posyandu Krajan

Mendapat masukan atas penelitian ini dan lebih lanjut akan

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang zink.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera

penglihatan, penginderaan penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

merupakan kognitif domain yang sangat penting dalam membuat

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmojo, 2003).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan (Notoadmojo, 2003).

a. Tahu/C1 (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang


7
8

dipelajarinya antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami/C2 (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

memahami baik materi atau objek harus dapat menjelaskan,

menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi/C3 (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dikaji pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

d. Analisis/C4 (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu siklus organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis/C5 (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada satu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun,

dapat merencanakan dapat meringkas terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.


9

f. Evaluasi/C6 (Evaluasi)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penelitian terhadap suatu materi atau objek penelitian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :

a. Pendidikan

Suwarno, 1992 (dalam Nursalam dan Pariani, 200) berpendapat,

pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga perilaku dan pola

hidup terutama dalam motivasi untuk berperan serta dalam

pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang harus diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya, dan kehidupan keluarganya (Thomas,

1996 dalam Nursalam dan Pariani, 2001). Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari


10

nafkah yang membesarkan, berulang dan banyak tantangan (Erich,

1996 dalam Nursalam dan Pariani, 2001)

c. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum

cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya (Nursalam dan Pariani,

2001).

d. Informasi

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi

rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan

mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal (Nursalam

dan Pariani, 2001).

2.2 Konsep Ibu

2.2.1Definisi Ibu

Ibu adalah wanita yang melahirkan seseorang atau sebutan untuk

orang yang telah bersuami, panggilan kepada wanita baik yang sudah
11

bersuami atau belum, sebutan untuk wanita atasan kita (Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia).

Ibu adalah perempuan yang melahirkan kita, sebutan untuk

wanita yang telah bersuami, sebutan untuk wanita atasan kita (Gita

Media Press, 2001)

2.2.2Peran Ibu dalam keluarga

a. Istri dan ibu dari anak-anaknya.

Ibu sebagai istri membina hubungan baik dengan suami

supaya tetap harmonis untuk menjaga keutuhan perkawinan. Dan

peran ibu dari anaknya yaitu memenuhi kebutuhan anak mulai dari

kasih sayang, perhatian ibu untuk pertumbuhan dan perkembangan

biologis, fisik, psikologis, sosial dan spiritual anak.

b. Mengurus rumah tangga.

Sebagai pengasuh, merawat dan memahami tugas-tugas

tumbuh kembang yang harus dikuasai anak mulai lahir sampai

dewasa. Sedangkan peran ibu sebagai pendidik bertugas mendidik

anak untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang

baik.
12

c. Pengasuh dan pendidik anak-anaknya.

Ibu bertugas mengurus suami, anak, hingga keperluan rumah

tangga. Supaya kehidupan keluarganya harmonis dan berhasil

meraih cita-cita.

d. Pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya.

Yaitu melindungi anak dari tindakan tidak baik, sehingga

anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

e. Anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sebagai anggota masyarakat harus mematuhi tata aturan

yang berlaku dalam masyarakat sehingga tetap diakui sebagai

anggota masyarakat

f. Pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

Peran seorang ibu selain mengurus anak dan rumah tangga

adalah membantu meningkatkan pemasukan bagi keluarga, sehingga

dapat meningkatkan kelangsungan hidup keluarga (Effendy, 1998).

2.3 Konsep Balita

2.3.1 Pengertian Balita


13

Balita adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil,

melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf

pertumbuhan yang matang (Suryanah, 2003).

Pengertian lain balita (http://www.media indonesia

online.com) adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun–4 tahun

11 bulan) yang ada di Kabupaten/Kota.

2.3.2 Pertumbuhan Balita

a. Berat badan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir

akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat

badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat

badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan

lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat

badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai

berakhir dan dimulai Pre-Adolescent Growth Spurt” (pacu tumbuh

pra-adolesen) dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5

kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “Adolescent Growth

Spurt” (pacu tumbuh adolesen). Dibandingkan dengan anak laki-

laki “Growth Spurt” (pacu tumbuh) anak perempuan dimulai lebih

cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru

pada umur sekitar 10 tahun.

b. Tinggi Badan
14

Sejak lahir sampai umur 4-5 tahun laju pertumbuhan

dengan cepat berkurang (deserasi) dan kemudian berkurang

(deserasi) ini mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6

tahun. Sejak saat ini sampai awal pacu laju pertumbuhan, maka

pertumbuhan bersifat konstan. Namun sering terjadi suatu

kenaikan kecil yang terjadi antara 6-8 tahun yang secara umum

menyebabkan suatu gelombang lagi pada kurva laju pertumbuhan,

tetapi hal ini tidak selalu ada. Pada umur 13-15 tahun terjadi

percepatan (akselerasi) pertumbuhan yang disebut pacu tumbuh

adolesen. Pada anak prasekolah kenaikan tinggi badan rata-rata 6-

8 cm/tahun.

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan

besarnya lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada

anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, umur

1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. jadi

pertumbuhan lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm.

d. Gigi

Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan. Pada umur 1

tahun sebagian besar lagi 8 gigi, sehingga jumlah seluruhnya

sekitar 14-16 gigi dan pada umur 2,5 tahun sudah terdapat 20 gigi

susu.
15

2.3.3 Perkembangan Balita

Perkembangan balita yang mencakup empat bidang, yaitu :

kemampuan bergaul dan mandiri (BM), kemampuan berbicara, bahasa

dan kecerdasan (BBK), kemampuan gerak kasar (GK) dan

kemampuan gerak halus (GH).

Adapun perkembangan balita menurut umur sesuai dengan

empat bidang tersebut adalah sebagai berikut :

1. 0-3 bulan

a. Dapat menggerakkan kedua lengan dan kaki sama

mudahnya.

b. Bereaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya.

c. Mengoceh dan bereaksi terhadap suara.

d. Bereaksi senyum terhadap ajakan.

2. 3-6 bulan

a. Menegakkan kepala saat telungkup.

b. Meraih benda yang terjangkau.

c. Menengok ke arah sumber suara.

d. Mencari benda yang dipindahkan.

3. 6-9 bulan

a. Ketika didudukan dapat bertahan dengan kepala tegak.

b. Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang

lain.
16

c. Tertawa/berteriak melihat benda yang menarik.

d. Makan biskuit tanpa dibantu.

4. 9-12 bulan

a. Berjalan dengan berpegangan.

b. Dapat meraup benda-benda kecil.

c. Mengatakan dua suku kata yang sama.

d. Bereaksi terhadap permainan ciluk ba.

5. 12-18 bulan

a. Berjalan sendiri tidak jatuh.

b. Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.

c. Mengungkapkan keinginan secara sederhana.

d. Minum sendiri dari gelas tidak tumpah.

6. 18-24 bulan

a. Berjalan mundur sedikitnya lima langkah.

b. Mencoret-coret dengan alat tulis.

c. Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.

d. Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.

7. 2-3 tahun

a. Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, sedikitnya

dua hitungan.

b. Meniru membuat garis lurus.

c. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata.


17

d. Melepas pakaian sendiri.

8. 3-4 tahun

a. Berjalan jinjit.

b. Membuat gambar lingkaran.

c. Mengenal sedikitnya satu warna.

d. Mematuhi cara permainan sederhana.

9. 4-5 tahun

a. Berdiri dengan satu kaki.

b. Dapat mengancingkan baju.

c. Dapat bercerita sederhana.

d. Dapat mencuci tangan sendiri.

10. 5-6 tahun

a. Menangkap bola kasti pada jarak satu meter.

b. Membuat gambar segi empat.

c. Mengenal angka dan huruf serta menghitung.

d. Berpakaian sendiri tanpa bantuan (Suherman, 2000).

2.4 Konsep Zink

2.4.1 Pengertian Zink

Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang

kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan

unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek


18

kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua

unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki

keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di

kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil (Wikipedia, 2009).

Zink atau zat seng adalah mineral penting yang terlibat dalam

pembelahan sel, metabolisme asam nukleat, dan pembuatan protein.

Zink juga membantu kerja beberapa hormon termasuk hormon

kesuburan, juga hormon yang diproduksi oleh kelenjar di otak, tiroid,

adrenal, dan timus. Hormon prolaktin juga membutuhkan zink untuk

menstimulasi ASI dan pertumbuhan kelenjar payudara (Syafri, 2009).

2.4.2 Peranan Zink Dalam Tumbuh Kembang Balita

Beda pertumbuhan dan perkembangan adalah, pertumbuhan

berhubungan dengan bertambahnya ukuran sedangkan perkembangan

berhubungan dengan proses pematangan fungsi. Zink mempunyai peran

sentral yang amat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita.

Tanpa zink, sintesa asam nukleat dan protein di dalam tubuh akan

terganggu. Padahal asam nukleat ada didalam inti sel dan sangat

berperan pada metabolisme tubuh, pertumbuhan sel serta berperan

meregulasi aktivitas genetik. Ia akan menyebabkan sel-sel membelah-

belah, bertumbuh menjadi banyak dan membagi diri sesuai dengan

fungsinya masing-masing. Bila tubuh kekurangan zink maka proses di

dalam sel ini akan terganggu. Akibatnya, pertumbuhan dan


19

perkembangan balita juga akan terganggu. Misalnya, tinggi si kecil

menjadi kurang memadai (lebih pendek) dibandingkan dengan tinggi

teman sebayanya, kemampuan berpikir dan belajar menjadi terganggu

(Tatar, 2008).

2.4.3 Peranan Zink Dalam Meningkatkan Kekebalan Tubuh Balita

Telah diketahui bahwa zink memainkan peran penting pada sistem

imun. Anak yang menderita defisiensi zink sangat rentan terhadap

berbagai macam kuman patogen. Zink mempengaruhi berbagai aspek

dalam sistem imun, mulai sistem pertahanan oleh kulit sampai regulasi

gen pada limfosit. Zink berperan pada perkembangan dan fungsi normal

yang memperantari imunitas nonspesifik seperti netrofil dan sel NK

(Armin, 2005).

Bila kandungan Zink di dalam tubuh balita rendah, maka ia akan rentan

terhadap penyakit. Kandungan Zink di dalam tubuh yang rendah akan

menyebabkan sistem imun tubuh terganggu sehingga tubuh tidak bisa

mengenali dan memerangi penyakit infeksi tertentu. Penambahan Zink

telah terbukti efektif untuk menurunkan penyakit pneumonia (radang

paru), diare dan penyakit infeksi lainnya. Zink juga dapat menurunkan

lama dan derajat keparahan batuk pilek selesma (Tatar, 2008).

2.4.4 Peranan Zink Dalam Kesehatan Kulit Balita

Kulit tubuh kita secara fisiologis (alamiah) selalu diperbarui. Apalagi

bila kulit tubuh terluka atau iritasi; secara alamiah, kulit yang terluka
20

akan diperbarui lagi dan terbentuk kulit yang baru. Kandungan Zink

yang cukup di dalam tubuh akan mempercepat proses pembentukan sel-

sel baru ini. Pemberian Zink yang memadai baik melalui asupan

maupun dengan krim kulit akan mempercepat penyembuhan kulit yang

terluka, penyakit gusi, kulit yang terbakar maupun ruam popok (Tatar,

2008).

Zink merupakan antioksidan kuat yang mampu mencegah kerusakan sel

dan menstabilkan struktur dinding sel. Zink juga berperan dalam proses

penyembuhan luka dengan cara merangsang pembentukan dan

pemindahan sel kulit ke daerah luka (Syafri, 2009).

2.4.5 Sumber zink

Zink di dapat terutama dari makanan. Sumber Zink yang utama adalah

dari daging, unggas, ikan laut, produk susu dan sereal. Daging

merupakan sumber Zink yang mudah di dapat, makanan nabati secara

umum mempunyai bioavaibilitas yang lebih rendah oleh karena adanya

asam fitat dan serat yang menghambat absorpsi Zink (Tatar, 2008).

2.4.6 Absorpsi dan Utilisasi Zink

Zink yang masuk melalui makanan kedalam saluran pencernaan akan

diabsorpsi terutama di usus halus. Kontrol keseimbangan Zink di dalam

darah meliputi keseimbangan antara absorpsi dan asupan Zink serta

ekskresi endogen. Usus halus merupakan organ kunci untuk memelihara

keseimbangan tersebut. Rendahnya asupan Zink akan menyebabkan


21

tingginya absorpsi Zink di dalam usus halus. Sekresi asam lambung

akan menghambat absorpsi Zink. Fitat yang terkandung di dalam

sumber makanan nabati menurunkan absorpsi Zink. Demikian pula,

telah terbukti bahwa absorpsi Zink menurun pada susu formula dengan

bahan dasar kedelai (Tatar, 2008).

2.4.7 Balita Kekurangan Asupan Zink

Jika tubuh balita kekurangan asupan Zink, maka balita menjadi malas

makan, nafsu makan anak berkurang sehingga berakibat pada

berkurangnya seluruh asupan zat nutrisi yang lain. Pada beberapa

penelitian dikatakan bahwa kekurangan Zink akan berakibat pada

gangguan pertumbuhan dan perkembangan, penekanan sistem imun

tubuh sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit, kulit menjadi

kasar, tulang menjadi tidak normal, serta balita tidak bisa mencium bau

maupun merasakan makanan dengan baik (Tatar, 2008).

Defisiensi zink juga mempengaruhi perkembangan imunitas dapatan,

mulai dari pertumbuhan dan fungsi tertentu limfosit T seperti aktivasi,

produksi sitokin oleh Th-1 dan 2, perkembangan limfosit B serta

produksi antibodi, khususnya lgG. Makrofag, sel penting dalam banyak

fungsi imunologis, sangat dipengaruhi oleh defisiensi zink, dimana

dapat menyebabkan ketidakteraturan komponen dalam intra sel,

produksi sitokin, dan fagositosis (Armin, 2005).

2.4.8 Balita Kelebihan Asupan Zink


22

Jika balita mendapatkan asupan Zink yang berlebihan maka balita akan

mengalami perasaan tidak enak di perut, lambung akan terganggu, mual,

gelisah, pusing, dan mencret. Efek samping muntah akan terjadi pada

pemberian Zink > 150 mg/ hari. The National Academy of Sciences

menganjurkan bahwa batas konsumsi Zink maksimal adalah 40 mg

perhari (Tatar, 2008).

Kekurangan zink ringan dapat menimbulkan kurangnya nafsu makan

disertai dengan penurunan berat badan, rabun senja, dan mudah

terinfeksi, terganggunya pengecapan dan penciuman karena sel-sel

perasa rusak akibat berkurangnya enzim carbonic anhydrase (Syafri,

2009).

2.4.9 Program Kesehatan Masyarakat dalam Mengatasi Defisiensi Zink

Ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk menangani defisiensi

zink dalam kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi yaitu :

Pemakaian Suplemen zink, Fortifikasi zink dalam makanan sehari-hari

dan modifikasi pola makan. Berbagai bentuk Zn telah tersedia dalam

bentuk suplemen dengan harga yang murah dalam bentuk garam-garam

yang mudah larut seperti zink-Asetat, zink-Sulfat atau zink-Glukonat

untuk digunakan dalam formulasi suplemen dan bentuk suplemen ini

harus dikonsumsi setiap hari utamanya diantara waktu makan.

Suplemen zink direkomendasikan untuk digunakan dalam pengobatan

beberapa penyakit, contohnya pemakaian zink sebagai terapi tambahan


23

selama proses pengobatan diare pada bayi dan anak kecil. Suplemen

zink ini diberikan dalam bentuk sirup beraroma. Bentuk tablet kunyah

juga dapat diberikan pada anak-anak usia sekolah. Pendekatan lainnya

ialah dengan cara menggunakan kemasan sachet dosis tunggal

mikronutrient (bubuk) atau tablet yang mudah hancur dan larut yang

ditambahkan ke dalam makanan saat disajikan.

Metode lain dalam proses suplemen zink adalah pengolesan lemak

dengan kadar tinggi dan penambahan berbagai mikronutrient lainnya.

Dalam berbagai situasi, Zn sudah dapat disertakan dalam program

pengadaan zat gizi harian atau mingguan seperti penyediaan zat Besi

(Armin, 2005).

2.4.10 Fortifikasi Makanan

Fortifikasi makanan merupakan proses penambahan zat-zat gizi

kedalam makanan sehari-hari, minuman atau bumbu-bumbu masak yang

lazim dikonsumsi. Proses ini memainkan peran utama dalam program

pemberantasan defisiensi zink di negara-negara industri. Formula bayi,

sereal untuk bayi dan sarapan sereal siap saji sering mengalami proses

fortifikasi. Saat ini kita butuh program fortifikasi zink secara dan skala

nasional dimana zat gizi zink dan mikronutrient lainnya ditambahkan ke

dalam gandum dan tepung yang merupakan bahan baku pembuatan roti

dan makanan lainnya. Diharapkan juga adanya pengadaan minuman

campuran dengan komposisi dasar susu khusus untuk ibu-ibu hamil dan
24

menyusui. Senyawa-senyawa zink yang dapat digunakan sebagai zat

tambahan termasuk zink-Klorida, zink-Glukonat, zink-Oksida, zink-

Stearat dan zink-Sulfat, dimana kesemuanyatelah terdaftar sebagai

GRAS (Generally Regarded as Safe = pada umumnya aman) oleh the

Food and Drugs Administration. Pilihan tergantung pada daya larut

senyawa-senyawa tersebut, efek akhir pada cita rasa produk makanan

yang dihasilkan, daftar harga dan keamanan. Umumnya tingkat

fortifikasi pada produk makanan sereal misalnya, adalah 30-70 mg zink

untuk tiap 1 kg tepung. Program-program fortifikasi sangat efektif

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya pada populasi

dengan resiko tinggi dan juga efektif dari segi biaya (Armin, 2005).

2.4.11 Modifikasi Pola Makan

Berbagai cara untuk memodifikasi atau dengan menganeka ragamkan

pola makan dengan tujuan untuk meningkatkan asupan makanan dengan

kadar zink mudah serap tinggi sepantasnya diadakan untuk jangka

waktu yang lama. Suatu teknik yang dinamakan fortifikasi ladang juga

bisa digunakan. Teknik ini mencakup pemakaian pupuk zink yang

digunakan untuk meningkatkan kandungan zink (dan hasil panen ladang

tersebut) dalam padi atau sereal lainnya dan juga mencakup upaya

pembiakan tumbuhan untuk menghasilkan genotip yang dapat

mendefisiensikan kadar zat gizi zink.


25

Program jangka panjang lainnya dalam bidang ini termasuk modifikasi

genetik tumbuh-tumbuhan yang bertujuan menaikkan tingkat

penyerapan zink pada tumbuhan tersebut dan memajukan areal

peternakan hewan di daerah terpencil serta bercocok tanam dengan

medium air yang akan meningkatkan produksi makanan yang kaya akan

zink (Armin, 2005).

2.5 Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai dengan

indikasi masalahnya. Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak, logika,

secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil

penemuan dengan body of knowledge (Nursalam, 2001).

Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ibu Balita Pengetahuan ibu Balita


tentang Zink : Ibu tahu Zink
a. Pengertian untuk balita
Faktor yang Zink
mempengaruhi b. Peranan
pengetahuan : Zink
a. Pendidikan c. Sumber
b. Pekerjaan Zink Ibu tidak tahu
c. Umur d. Manfaat Zink untuk
d. Informasi Zink bagi balita balita
e. Akibat
kekurangan Zink bagi
balita
f. Tanda-
tanda kekurangan dan
Keterangan :

Diteliti Tidak diteliti


26

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan Ibu tentang Zink untuk Balita
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan

dalam melakukan prosedur penelitian (Azis, 2003). Rancangan penelitian

deskriptif merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan atau

menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada kasus suatu

penyakit. Berdasarkan distribusi tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,

ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup dan lain-lain (Azis, 2003).

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk

menerangkan atau menggambarkan bagaimana pengetahuan ibu tentang Zink

untuk balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko.

3.2 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa saja yang akan diteliti (subjek

penelitian) variabel yang akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam

penelitian (Azis, 2003).

27
28

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Populasi : semua ibu Balita di Posyandu Krajan Desa Dongko


Kecamatan Dongko yang berjumlah 50 orang

Sample : sebagian ibu Balita di Posyandu Krajan Desa


Dongko Kecamatan Dongko yang berjumlah 50 orang

Sampling : Total sampling

Desain penelitian : deskriptif

Pengumpulan data kuesioner

Pengolahan data dan analisa data : editing,


coding, scoring, tabulasi. Menggunakan rumus
distribusi frekuensi.

Penarikan kesimpulan :

Baik : benar 76% - 100%


Cukup : benar 60% - 75%
Buruk : benar < 60%

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Pengetahuan Ibu Balita tentang Zink untuk balita
di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko.
29

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Variabel dalam penelitian ini

adalah pengetahuan ibu balita tentang zink untuk balita.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

dan berdasarkan pada karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

melakukan observasi atau pengukuran objek atau fenomena. Pada definisi

operasional ditentukan indikator yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Azis,

2003).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Balita tentang Zink untuk
balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko tahun
2009
Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional

Pengetahuan Kemampuan Pengetahuan ibu Kuesioner Ordinal Pertanyaan terdiri dari 11


ibu balita ibu yang balita tentang Zink pertanyaan dengan nilai :
tentang Zink mempunyai meliputi : Jawaban 1 : nilai 1
untuk balita balita untuk a. Pe Jawaban 2 : nilai 2
mengetahui ngertian Zink Jawaban 3 : nilai 3
dan memahami b. Pe Dan seterusnya
informasi ranan Zink
kesehatan yang c. Su Data dianalisa dengan
berhubungan mber Zink menggunakan skala
dengan Zink d. M kualitatif yaitu :
untuk balita anfaat Zink bagi Baik : benar 76% - 100%
balita Cukup : benar 60% - 75%
e. Ak Buruk : benar < 60%
ibat kekurangan
Zink bagi balita
f. Ta
nda-tanda
kekurangan dan
30

kelebihan zink
bagi balita
g. Pe
nanganan dalam
mengatasi
defisiensi zink
3.5 Sampling Desain

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti (Azis, 2003). Dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai populasi adalah semua ibu balita di Posyandu Krajan Desa

Dongko Kecamatan Dongko yang berjumlah 50 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azis,

2003). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu yang

mempunyai balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan

Dongko yang berjumlah 50 orang.

3.5.3 Sampling

Sampling merupakan proses dalam menyeleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian populasi atau dari populasi yang ada dengan

menggunakan teknik sampling (Azis, 2003). Dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu cara

pengambilan sampel dengan memasukkan semua ibu balita yang

mempunyai balita di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan

Dongko yang berjumlah 50 orang. Alasan pemilihan teknik sampling


31

tersebut adalah untuk memperoleh hasil yang lebih akurat (Notoadmojo,

2002). Sedangkan Roscoe (1975) dan Uma Sekaran (1992) dalam

Mustafa (2000) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel adalah

30-500 responden.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan

Dongko dan akan dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2010.

3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin dari Akademi Keperawatan Trenggalek dan

Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek peneliti kemudian meminta ijin kepada

Kepala Puskesmas Dongko serta koordinasi dengan bidan setempat. Peneliti

kemudian datang ke Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko pada

waktu jadwal Posyandu. Berdasarkan data daftar responden, kemudian peneliti

menemui dan memberi tahu ibu balita untuk mendapatkan persetujuan sebagai

responden penelitian. Selanjutnya peneliti menyampaikan maksud penelitian

dan menyampaikan angket dengan menjelaskan bagaimana cara pengisian

angket dimaksud. Setelah angket selesai diisi responden, peneliti kemudian

mengecek apakah telah diisi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Jika ada

ibu balita yang tidak dapat hadir di hari tersebut, peneliti mendatangi rumah

responden dengan catatan jika dua kali tidak ada di rumah waktu didatangi,

responden dinyatakan gugur.


32

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner

tentang Zink dan manfaatnya untuk balita di Posyandu Krajan Desa Dongko

Kecamatan Dongko.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan data

a. Editing : Dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan

melalui kuesioner telah terkumpul. Langkah pertama yang

digunakan adalah mengecek apakah kuesioner telah diisi sesuai

dengan petunjuk yang diberikan.

b. Coding : Memberi kode untuk memudahkan tabulasi data.

c. Scoring : Data terkumpul diberi skor. Bobot nilai dari jumlah

tiap jawaban adalah :

1) Jawaban 1 : nilai 1

2) Jawaban 2 : nilai 2

3) Jawaban 3 : nilai 3 dan seterusnya

d. Tabulasi : Data yang terkumpul dari hasil kuesioner diberi skor

dan dimasukkan ke dalam tabel kemudian dilakukan analisa data

(Arikunto, 2002).

3.8.2 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul melalui angket diberi skor, lalu

dikumpulkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Pemberian skor sesuai

dengan jawaban yang dipilih dari tiap-tiap pertanyaan, yaitu :


33

1) Jawaban 1 : nilai 1

2) Jawaban 2 : nilai 2

3) Jawaban 3 : nilai 3 dan seterusnya

Skor maksimal angket penelitian ini adalah 46. Setelah menjawab

pertanyaan maka dilakukan skoring. Dari skor yang didapat dijadikan

presentase dengan rumus :

Sp
N= x 100%
Sm

Dimana :

N : Nilai yang didapat

SP : Skor yang didapat

Sm : Skor maksimal (Arikunto, 2002)

Hasil persentase dari pengolahan data diinterpretasikan dengan

menggunakan kriteria kualitas :

Baik : menjawab benar 76% - 100%

Cukup : menjawab benar 60% - 75%

Buruk : menjawab benar < 60%

(Sugiono 2005)

Setelah diketahui data kualitatif kemudian diolah dengan menggunakan

rumus :

∑F
P= x100%
N
34

Dimana :

P : Persentase

∑ F : Jumlah jawaban

N : Jumlah sampel

Kemudian ditabulasi dalam tabel tabulasi distribusi frekuensi dari hasil

persentasi yang didapat kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan skala kualitatif :

100 % : Seluruh responden

76 % - 99 % : Hampir seluruh responden

51 % - 75 % : Sebagian besar responden

50 % : Setengah responden

26 % - 49 % : Sebagian kecil responden

1 % - 25 % : Sangat sedikit responden

0% : Tidak ada responden

3.9 Etika Penelitian

3.9.1 Informed Concent (Lembar Persetujuan Responden)

Informed concent adalah persetujuan yang diberikan kepada

subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset

yang akan dilakukan serta yang akan terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti, maka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek tidak bersedia diteliti

maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.


35

3.9.2 Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data, cukup

diberi nomor kode tertentu.

3.9.3 Confidentialily (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang

akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

3.10 Keterbatasan

Burns and Grove, 1991 (dalam Nursalam dan Pariani, 2001)

mendefinisikan keterbatasan sebagai kelemahan atau hambatan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :

3.10.1 Peneliti belum memiliki pengalaman dalam penelitian,

sehingga kemampuan peneliti dalam menjabarkan masalah kurang

dalam.

3.10.2 Instrumen pengumpulan data dibuat sendiri oleh peneliti dan

belum pernah diuji coba, oleh karena itu validitas dan reliabilitasnya

masih perlu diuji cobakan.

3.10.3 Alat ukur / instrument menggunakan kuesioner,

memungkinkan hasil yang kurang obyektif dan sangat tergantung pada

subyektifitas reponden
36

3.10.4 Terbatasnya waktu tenaga dan dana yang dimiliki peneliti

dalam melakukan penelitian memungkinkan kurang sempurna dan

kurang memuaskan hasil penelitian ini.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dari pengumpulan kuesioner

mengenai pengetahuan ibu tentang Zink untuk balita di Posyandu Krajan Desa

Dongko Kecamatan Dongko. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010

dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden.

Setelah memberi penjelasan dan mendapat persetujuan dari responden

selanjutnya lembar kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi dan didampingi

peneliti.

Hasil penelitian berupa dua data yaitu data umum yang terdiri dari umur, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan responden, kemudian data khusus yang disajikan

berdasarkan variabel yang diukur.

Dari hasil kuesioner yang telah diisi responden, dianalisa, diinterpretasikan

dan disajikan dalam bentuk tabulasi sehingga diperoleh data sebagai berikut :

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

Responden yang digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan data

dalam penelitian ini adalah ibu balita di Posyandu Krajan Desa Dongko

Kecamatan Dongko.

37
38

4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko Bulan
Januari 2010

No Umur Frekuensi Prosentase


1 < 25 tahun 13 26,0
2 26-30 tahun 12 24,0
3 31-40 tahun 20 40,0
4 > 40 tahun 5 10,0
Total 50 100,0
Sumber: Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 50 responden sebagian

kecil responden (40 %) berumur 31-40 tahun, yaitu berjumlah 20 orang.

4.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko
Bulan Januari 2010

No Pendidikan Frekuensi Prosentase


1 SD 12 24,0
2 SLTP 15 30,0
3 SLTA 12 24,0
4 PT 2 4,0
5 Tidak Sekolah 9 18,0
Total 50 100,0
Sumber: Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa dari 50 responden latar

belakang pendidikannya merata dan yang terbanyak mempunyai latar

belakang pendidikan SLTP, yaitu sebanyak 15 (30 %) orang.


39

4.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko
Bulan Januari 2010

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase


1 Bekerja 25 50,0
2 Tidak Bekerja 25 50,0
Total 50 100,0
Sumber: Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa dari 50 responden setengah

responden (50 %) bekerja dan setengah responden (50 %) berikutnya tidak

bekerja, yaitu masing-masing berjumlah 25 orang.

4.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Informasi di Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko
Bulan Januari 2010

No Informasi Frekuensi Prosentase


1 Pernah 13 26,0
2 Tidak Pernah 37 74,0
Total 50 100,0
Sumber: Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa dari 50 responden sebagian

besar responden (74 %) tidak pernah mendapatkan informasi tentang zink,

yaitu berjumlah 37 orang.


40

4.1.2 Data Khusus

Data khusus akan menampilkan pengetahuan ibu balita di Posyandu

Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko tentang zink.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Zink untuk balita di
Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko Bulan Januari
2010

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase


1 Baik 0 0,0
2 Cukup 1 2,0
3 Buruk 49 98,0
Total 50 100,0
Sumber: Kuesioner 2010

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 50 responden di

Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko didapatkan hampir

seluruh responden (98 %) mempunyai pengetahuan buruk tentang zink, yaitu

berjumlah 49 orang.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 responden di

Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko didapatkan hampir seluruh

responden mempunyai pengetahuan buruk tentang zink.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, penginderaan

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh


41

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat

penting dalam membuat tindakan seseorang (overt behavior). Selanjutnya

Notoatmojo, (2003) membagi tingkat pengetahuan menjadi enam tingkatan

yang dipengaruhi oleh faktor-faktor : pendidikan, pekerjaan, umur, informasi,

lingkungan, sosial ekonomi dan kebudayaan.

Hasil penelitian menunjukkan umur responden hampir merata dibawah 40

tahun yang termasuk dewasa awal, latar belakang pendidikan juga merata

dibawah SLTA, status pekerjaan juga memperlihatkan separo responden bekerja

dan hanya sebagian kecil yang pernah mendapatkan informasi tentang zink.

Berdasarkan latar belakang tersebut seharusnya pengetahuan responden juga

akan merata, namun kenyataannya hampir seluruhnya mempunyai pengetahuan

buruk. Keadaan ini terjadi karena zink atau zat seng adalah unsur kimia berupa

mineral yang jarang diketahui bentuknya oleh masyarakat sehingga sangat

wajar bila responden penelitian ini mempunyai pengetahuan yang buruk karena

belum pernah melihat, mencium, merasakan dan meraba unsur kimia tersebut.

Setengah responden hanya pernah mendapatkan informasi tentang zink tanpa

mengetahui bentuknya. Pengetahuan yang didapat melalui pendengaran akan

mudah dilupakan walaupun pengetahuan sebagian besar diperoleh melalui mata

dan telinga. Peneliti berpendapat untuk menambah pengetahuan masyarakat

tentang zink perlu dilakukan penyuluhan dengan membawa materi yang

disuluhkan sehingga audien akan melihat secara langsung bentuk zink tersebut.

Lebih baik lagi bila ada brosur, leaflet yang berisi gambar akibat kekurangan

zink. Gambar akan lebih mudah diingat daripada penyuluhan dengan kata-kata
42

atau penjelasan melalui tulisan. Penyuluhan ini dapat diberikan oleh tenaga

kesehatan Puskesmas atau mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek

lapangan.

Pengetahuan dapat meningkat bila kita dapat mengingat materi. Materi

dapat diingat bila pernah mengalami atau melihat secara langsung. Responden

penelitian ini nampak belum mempunyai pengalaman dan belum pernah melihat

akibat balita kekurangan zink. Responden juga belum pernah melakukan

tindakan nyata mencegah balita kekurangan zink. Alasan lain adalah responden

tidak menyadari bila balitanya kekurangan zink seperti penurunan nafsu makan

atau sering sakit. Responden menyangka adanya penurunan nafsu makan akibat

menu yang kurang menarik, bukan karena kekurangan zink. Balita yang sering

sakit dianggap responden karena tertular orang lain atau karena perubahan

cuaca. Mereka tidak pernah memikirkan akibat kekurangan zink juga dapat

menimbulkan nafsu makan menurun dan penurunan kekebalan balita sehingga

mudah terserang penyakit.


BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisa data dalam penelitian yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan dari 50 ibu balita di Posyandu Krajan Desa Dongko

Kecamatan Dongko didapatkan hampir seluruhnya mempunyai pengetahuan

buruk tentang zink.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Responden

Diharapkan untuk memperbanyak pengetahuan tentang zink

melalui konsultasi dengan petugas kesehatan atau mahasiswa yang

sedang praktek lapangan, berdiskusi dengan ibu balita lain atau kader

pada waktu pelaksanaan Posyandu.

5.2.2 Bagi Institusi atau Pelayanan Kesehatan

Diharapkan melakukan penyuluhan dengan membawa materi yang

disuluhkan sehingga audien akan melihat secara langsung bentuk zink

tersebut. Lebih baik lagi bila ada brosur, leaflet yang berisi gambar-

gambar akibat kekurangan zink.

43
44

5.2.3 Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

untuk melengkapi data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan

pengetahuan ibu balita tentang zink.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

untuk penelitian selanjutnya.


45

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Armin, Suryani As’ad. (2005). Zat Gizi Mikro Zink, Dari Aspek Molekuler Sampai
Pada Program Kesehatan Masyarakat. Makasar : Bidang Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Aziz, Alimul. A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.

Behrman et.al, (2000). Alih Bahasa Wahab, Samik dkk., Ilmu Kesehatan Anak. Edisi
15. Jakarta : EGC.

Depkes RI. (2000). Ahli Pangan dan Gizi Nasional. Jakarta ; Direktorat Gizi
Masyarakat.

Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Friedman, Marilyn M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Mustafa, Hasan. (2000). Teknik Sampling. Bersumber dari :


<home.unpar.ac.id/~hasan/sampling.doc >. [Diakses tanggal : 23 September 2009].

Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam dan Pariani, Siti. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset


Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suherman. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.

Supariasa, ID Nyoman. dkk. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Syafri, Ronny. (2009). Penggunaan Zink Sebagai Bagian dari Penatalaksaan


Diare. [Internet]. Bersumber dari : <http://isfipalembang.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=9:penggunaan-zink-sebagai-bagian-
dari-penatalaksaan-diare&catid=29:farmakoterapi&Itemid=37>. [Diakses
tanggal : 23 September 2009].

Tatar, Endang. (2008). Manfaat Zink Untuk Kesehatan Si Kecil. [Internet].


Bersumber dari : <http://my.opera.com/tarndang/blog/manfaat-zink-untuk-
kesehatan-si-kecil>. [Diakses tanggal : 23 September 2009].
46
Lampiran 3

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK BALITA DI


POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO KECAMATAN DONGKO

Kami adalah mahasiswa Akper Trenggalek, mengharap partisipasi Ibu dalam

penelitian saya yang berjudul “Pengetahuan ibu Balita tentang Zink untuk balita di

Posyandu Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko”.

Dan juga mengharap tanggapan dan jawaban yang diberikan sesuai dengan

pengetahuan Ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin kerahasiaan

jawaban dan identitas Ibu atas informasi yang diberikan hanya akan dipergunakan

untuk mengembangkan ilmu keperawatan.

Tanda tangan di bawah ini, menunjukkan Ibu telah diberi informasi dan

memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanda Tangan :
Tanggal :
No Responden : (diisi peneliti)
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Pengetahuan Ibu Balita tentang Zink untuk balita di Posyandu
Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko
Peneliti : Liana

Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang Zink untuk balita di Posyandu

Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko.

Saya telah diberitahu jawaban terhadap kuesioner bersifat sukarela dan

identitas saya sebagai pemberi jawaban kuesioner tidak diberitahukan kepada

siapapun.

Partisipasi saya atau penolakan saya untuk menjawab kuesioner ini tidak

akan merugikan saya. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat

bermanfaat bagi tenaga kesehatan.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya

bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Trenggalek, Januari 2010

Peneliti Responden

LIANA
NIM : 06.017
Lampiran 5

KISI-KISI KUESIONER

PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK BALITA DI


POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO KECAMATAN DONGKO

Jumlah Skor
Variabel Pertanyaan Nomor Soal
Soal Maksimal
Pengetahuan ibu 1. Pengertian Zink 1 1 4
balita tentang Zink 2. Peranan Zink 2, 3, 4 3 13
untuk balita 3. Sumber Zink 5 1 4
4. Manfaat Zink bagi 6 1 4
balita
5. Akibat kekurangan 7 1 4
Zink bagi balita
6. Tanda-tanda 8, 9 2 9
kekurangan dan
kelebihan zink bagi
balita
7. Penanganan dalam 10, 11 2 8
mengatasi defisiensi
zink
JUMLAH 11 11 46
Lampiran 6
KUESIONER

PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK BALITA DI


POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO KECAMATAN DONGKO

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda silang (X) pada jawaban kuesioner berikut ini!

Kode Responden :

1. Umur :
a. < 25 tahun b. 26-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun

2. Pendidikan :
a. SD c. SLTA e. Tidak sekolah
b. SLTP d. Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan :
a. Bekerja b. Tidak bekerja

4. Pernahkah menerima informasi tentang manfaat seng untuk balita :


a. Pernah b. Tidak pernah
II. TINGKAT PENGETAHUAN

 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban
yang anda anggap benar !
 Jawaban boleh lebih dari 1 (satu)

1. Apa yang dimaksud dengan zat seng :


Mineral penting yang terlibat dalam pembelahan sel dan pembuatan protein
Merupakan unsur kimia
Unsur yang melimpah di bumi
Bahan yang membantu kerja hormon

2. Seng mempunyai peranan dalam tumbuh kembang, yaitu :


Membantu pematangan fungsi sel
Membantu pembelahan sel
Berperan dalam metabolisme tubuh.
Meregulasi aktivitas genetik

3. Peranan zink dalam kekebalan tubuh balita adalah :


Memperkuat sistem kekebalan tubuh balita
Membantu sistem pertahanan balita terhadap penyakit
Membantu memerangi penyakit infeksi tertentu.
Menurunkan lama dan derajat keparahan batuk balita

4. Peran zink dalam kesehatan kulit balita adalah :


Mempercepat mengganti kulit yang telah mati
Mempercepat penyembuhan luka
Mencegah penyakit gusi
Mencegah terjadinya ruap popok
Memperhalus kulit balita

5. Sumber makanan yang merupakan sumber seng :


Daging
Ikan laut
Susu
Ayam/unggas

6. Manfaat seng bagi balita adalah untuk :


Membantu pembuatan protein dalam tubuh
Membantu pertumbuhan dan perkembangan balita
Meningkatkan kekebalan tubuh balita
Meningkatkan nafsu makan.

7. Akibat kekurangan zink balita akan :


Mudah terkena penyakit
Kulit kasar
Tidak dapat membau dengan baik
Tulang menjadi pendek

8. Tanda-tanda balita kekurangan zink adalah :


Malas makan
Nafsu menurun sehingga berakibat kekurangan gizi
Balita tidak dapat tinggi (kerdil)
Balita tidak dapat besar (kurus)

9. Tanda-tanda balita kelebihan zink adalah :


Perasaan tidak enak di perut
Mual sampai muntah
Gelisah
Pusing
Mencret

10. Yang dapat dilakukan untuk mencegah kekurangan zink :


Minum obat penambah seng
Menyusun menu yang mempunyai kandungan seng tinggi
Mengolesi makanan dengan seng
Memberikan pupuk pada padi dengan pupuk yang mengandung zink

11. Penanganan balita yang kekurangan zink adalah :


Memberikan makan dengan menganekaragamkan pola makan
Memberi makanan bergizi : 4 sehat 5 sempurna
Memberi minum susu yang bukan berasal dari kedelai
Memberi jajanan yang telah diberi zink
Lampiran 7

TABULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN


PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK
BALITA DI POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO
KECAMATAN DONGKO

NO
UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN INFORMASI
RESP.
1 3 1 2 2
2 1 3 1 1
3 1 4 1 2 Keterangan :
4 1 1 1 2 Umur :
5 2 3 2 2 1 : < 25 tahun
6 2 2 2 2 2 : 26-30 tahun
7 3 3 1 1 3 : 31-40 tahun
8 4 5 2 2 4 : > 40 tahun
9 2 3 2 2
10 3 2 1 2 Pendidikan :
11 3 3 1 1 1 : SD
12 3 1 2 2 2 : SLTP
13 4 5 1 2 3 : SLTA
14 1 2 2 2 4 : PT
15 2 1 1 2 5 : Tidak Sekolah
16 3 4 1 1
17 4 1 2 2 Pekerjaan :
18 2 3 1 1 1 : Bekerja
19 1 5 1 1 2 : Tidak Bekerja
20 2 2 2 1
21 1 1 2 2 Informasi :
22 1 3 1 1 1 : Pernah
23 1 1 1 1 2 : Tidak Pernah
24 2 3 2 2
25 2 1 1 2
26 3 2 2 2
27 1 2 1 2
28 3 5 2 2
NO
UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN INFORMASI
RESP.
29 1 3 1 2
30 1 2 2 2
31 3 3 1 1
32 3 1 2 2
33 2 2 2 1
34 3 3 1 1
35 2 2 1 2
36 2 2 2 2
37 3 1 1 2
38 3 2 2 2
39 4 5 2 2
40 3 2 2 1
41 3 2 2 2
42 3 5 1 2
43 1 2 2 2
44 3 5 1 2
45 3 5 2 2
46 1 3 2 2
47 3 5 1 2
48 2 2 1 2
49 4 1 2 2
50 3 1 1 2
TABULASI PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ZINK UNTUK
BALITA DI POSYANDU KRAJAN DESA DONGKO
KECAMATAN DONGKO

SOAL
NO. SP SM N Interpretasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 46 48 % Buruk
2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 24 46 52 % Buruk
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 21 46 46 % Buruk
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 21 46 46 % Buruk
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
30 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 25 46 54 % Buruk
31 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 46 46 % Buruk
SOAL
NO. SP SM N Interpretasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
33 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 23 46 50 % Buruk
34 3 3 2 2 2 4 2 2 4 3 3 30 46 65 % Cukup
35 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 18 46 39 % Buruk
36 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 17 46 37 % Buruk
37 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 20 46 43 % Buruk
38 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 18 46 39 % Buruk
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 46 26 % Buruk
40 1 1 2 3 1 1 1 2 3 2 2 19 46 41 % Buruk
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 46 24 % Buruk
49 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 1 25 46 54 % Buruk
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 46 48 % Buruk
KEPERA
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
MI
W
DINAS KESEHATAN
E

A TA
AKAD

AKADEMI KEPERAWATAN
N

PEMKAB TRENGGALEK
Jln. Dr. Soetomo No. 5 Telp. (0355) 791293 Kode Pos 66312
TRENGGALEK

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL + KTI

NAMA :LIANA
NIM : 06.017
PEMBIMBING : Sugito, SKM.
JUDUL : Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink Untuk Balita di Posyandu Krajan Desa
Dongko Kecamatan Dongko

NO. BAB ISI TANDA TANGAN


1 6/11/’09 Latar belakang masalah cari data untuk justifikasi
Urutan penulisan alinea I - alinea IV à sesuaikan
buku pedoman

2 12/11/’09 Latar belakang terdiri dari 4 alinea saja :


I. Introduksi
II. Justifikasi
III. Kronologis
IV. Solusi

3 19/11/’09 Studi pendahuluan ditambah pada alinea II.


Sampling yang dipakai total sampling / purposive
DO : (indikator) kalimat manfaat diganti/dihilangkan

4 III Skala pengukuran dicari buku sumbernya


Teknik pengumpulan data dibuat urut / kronologis
Indikator pada DO disesuaikan dengan kerangka
konsep. Kisi-kisi dan pertanyaan (angket) disesuaikan
juga.

ACC uji proposal

5 31/12/’09 Indikator DO manfaat zink ditambah bagi balita


Pengetikan dikoreksi lagi
Kuesioner akibat kelebihan zink diganti tanda-tanda
KEPERA
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
MI
W
DINAS KESEHATAN
E

A TA
AKAD

AKADEMI KEPERAWATAN
N

PEMKAB TRENGGALEK
Jln. Dr. Soetomo No. 5 Telp. (0355) 791293 Kode Pos 66312
TRENGGALEK

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL + KTI

NAMA :LIANA
NIM : 06.017
PEMBIMBING : Awan Hariyanto, Skep. Ners.
JUDUL : Pengetahuan Ibu Balita Tentang Zink Untuk Balita di Posyandu Krajan Desa
Dongko Kecamatan Dongko

NO. BAB ISI TANDA TANGAN


1 I Masukan fenomena pada introduksi
Masukan data pada justifikasi

2 II Cermati penulisan dan pelajari kerangka konsep

3 III Pelajari metodologi penulisan cara pengambilan


sampel
Lengkapi proposal

Вам также может понравиться