Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu kondisi yang menyatakan kadar hemoglobin dalam
darah di bawah 12 gr %, hal ini dapat mengakibatkan suplai darah keseluruh
tubuh berkurang.

Anemia pada remaja putri yang pertama kali mengalami menstruasi


merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dengan baik. Anemia yang
terjadi pada masa ini sering kali mengakibatkan dampak buruk bagi remaja,
diantaranya yaitu anemia bisa berlanjut pada masa kehamilan dan melahirkan
bila tidak segera ditangani, penurunan prestasi yang diakibatkan oleh
penurunan IQ karena anemia ini.

Dampak anemia pada remaja putri yaitu tubuh pada masa pertumbuhan
mudah terimfeksi, mengakibatkan kebugaran/kesegaran tubuh berkurang,
semangat belajar/prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu
dengan keadaan berisiko tinggi.

Rata – rata kadar haemoglobin untuk SMP kota adalah 11,3 gr/dl dan
untuk SMP desa adalah 11,11 gr/dl. ( Yatni,2006 )

Anemia pada remaja putri menjadi masalah kesehatan dengan prevalensi


>15%, dimana merupakan hasil penelitian pada remaja putri 10-14 tahun di
Bogor sebesar 57,1% (SKRT 1995), remaja putri di Bogor 44% (Permaesih
1988), remaja putri di Bandung 40-41% (Saidin 2002 & Lestari 1996), remaja
putri di Bogor, Tangerang dan Kupang 4,17% (UNICEF 2001), remaja putri
10-19 tahun 30% (SKRT 2001), anak SD daerah pantai 23,58% (Dinkes Kab.
Tangerang 2001).

Anemia defisiensi besi terjadi sebagai akibat dari gangguan balans zat besi
yang negatif, jumlah zat besi (Fe) yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan

1
tubuh. Pertama -tama balans Fe yang negatif ini oleh tubuh diusahakan untuk
diatasinya dengan cara menggunakan cadangan besi dalam jaringan-jaringan
depot. Pada saat cadangan besi tersebut habis, baru anemia defisiensi besi
menjadi manifest.

Perjalanan keadaan kekurangan zat besi mulai dari terjadinya anemia


sampai dengan timbulnya gejala-gejala yang klasik, melalui beberapa tahap :

Tahap I : Terdapat kekurangan zat besi ditempat-tempat cadangan besi (depot


iron), tanpa disertai dengan anemia (anemia latent) ataupun perubahan
konsentrasi besi dalam serum (SI). Pada pemeriksaan didapati kadar feritin
berkurang.

Tahap II : Selanjutnya mampu ikat besi total (TIBC) akan meningkat yang
diikuti dengan penurunan besi dalam serum (SI) dan jenuh (saturasi)
transferin. Pada tahap ini mungkin anemia sudah timbul, tetapi masih ringan
sekali dan bersifat normokrom normositik. Dalam tahap ini terjadi eritropoesis
yang kekurangan zat besi (iron deficient erythropoesis).

Tahap III : Jika balans besi tetap negatif maka akan timbul anemia yang
tambah nyata dengan gambaran darah tepi yang bersifat hipokrom mikrositik.
Tahap IV : Hemoglobin rendah sekali. Sumsum tulang tidak mengandung lagi
cadangan besi, kadar besi plasma (SI) berkurang. Jenuh transferin turun dan
eritrosit jelas bentuknya hipokrom mikrositik. Pada stadium ini kekurangan
besi telah mencapai jaringan-jaringan. Gejala klinisnya sudah nyata sekali
(Gultom, 2003).

Suplementasi Iron /zat besi & Zinc/seng pada remaja putri cukup
diperlukan, karena remaja putri yang anemia/rentan kurang zinc (sumber zat
besi & Zn hampir mirip yaitu sumber hewani seperti daging, produk laut &
sumber nabati seperti kacang-kacangan), remaja putri (membutuhkan zat besi
& Zn untuk tumbuh kembang), pemberian zat besi (mengobati remaja putri
yang anemia, pemberian zinc(meningktan pembentukan sel-sel baru,
pemberian Iron & zinc (meningkatkan status besi & Zn/meningkatkan tumbuh
kembang dan kesehatan).

2
Tujuan peberian suplementasi, meningkatkan status gizi & kesehatan
remaja putri yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar
HB & zat besi & zinc dalam darah melihat efek suplementasi pada penurunan
kejadian sakit, melihat efek suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi
badan, Indeks Masa Tumbuh ( IMT )

Hasil pemberian suplementasi akan dimanfaatkan/dikembangkan untuk


program pencegahan & penanggulangan anemia kurang besi pada remaja
putri, penurunan angka kesakitan pada remaja putri, peningkatan status gizi &
kesehatan pada remaja putri. Suplementasi zat besi & Zn pada remaja putri
diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi dan
kesehatan pada remaja putri. Suplementasi zat besi & Zn pada remaja putri
diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi &
kesehatan calon ibu

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan Umum
Melakukan skrining anemia terhadap remaja putri pada tahun
pertama menstruasi
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan karakteristik remaja putri Pondok Pesantren Mambaus
Sholihin Suci Kabupaten Gresik.
b. Mengetahui kadar hemoglobin remaja putri Pondok Pesantren Mambaus
Sholihin Suci Kabupaten Gresik.
pada saat menarche.
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam pencegahan dan penanganan kejadian
anemia pada remaja putri di pondok pesantren.

3
1.3.2. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang telah diperoleh dan menambah
keterampilan dalam melakukan penelitian ilmiah bidang epidemiologi
kesehatan

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai angka kejadian anemia remaja putri pada saat menarche ditinjau
dari kadar hemoglobin di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci
Kabupaten Gresik.

Вам также может понравиться