Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Achdiat adalah seorang pengarang yang pernah mengajar di sekolah Taman Siswa
Jakarta dan di Universitas Nasional Australia (ANU), di Canberra. Ia pernah menjadi
wartawan dan pegawai Balai Pustaka. Belasan bukunya telah diterbitkan, meliputi
roman, kumpulan cerita pendek, sandiwara, terjemahan, bahkan renungan filsafat.
Namun, yang paling termasyhur adalah roman Atheis, yang ditulis sekitar Mei 1948
hingga Februari 1949.
Di zaman Orde Lama, Achdiat hijrah ke Australia, dan untuk seterusnya bermukim
di Canberra. Setelah lama karya-karyanya tidak beredar dalam khazanah sastra
Indonesia, pada tahun 1997, Achdiat menerbitkan Si Kabayan, Manusia Lucu, yang
merupakan kumpulan cerita rakyat yang disusun secara acak. Sejak dia tidak lagi
mengajarkan sastra Indonesia di universitas di Australia, perhatian dan
pengamatannya kepada sastra dan pengarang-pengarang Indonesia menjadi sedikit
berkurang.
Chairil Anwar
o Kerikil Tajam (1949)
o Deru Campur Debu (1949)
Idrus
o Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
o Aki (1949)
o Perempuan dan Kebangsaan
Achdiat K. Mihardja
o Atheis (1949)
Trisno Sumardjo
o Katahati dan Perbuatan (1952)
Suman Hs.
o Kasih Ta' Terlarai (1961)
o Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
o Pertjobaan Setia (1940)
4. Ringkasan Cerita
Hasan adalah seorang pemuda yang memiliki tingkat sosial yang tinggi di desa
asalnya. Ia pergi meninggalkan kedua orang tuanya untuk melanjutkan
pendidikannya dan memulai kehidupannya yang baru di Bandung. Di sana ia bekerja
di kantor pemerintah. Sejak Hasan bersekolah di MULO, ia tinggal bersama bibinya.
Bibinya biasa menampung anak – anak sekolah atau bujangan – bujangan yang
sudah bekerja untuk menumpang hidup padanya.
Hasan awalnya adalah pemuda yang sangat taat kepada agama karena ia
dibesarkan di lingkungan yang memiliki nilai keagamaan yang kuat. Mulanya
kehidupan Hasan di Bandung berjalan normal seperti biasanya. Namun setelah
pertemuannya dengan kawan lamanya, Rusli, beserta adik angkat Rusli, Kartini,
kehidupan Hasan menjadi berubah.
Pertemuan yang tidak disengaja itu terjadi ketika Hasan sedang bekerja. Ia
bertemu dengan Rusli dan adik angkatnya Kartini yang mirip dengan Rukmini.
Rukmini adalah anak seorang pedagang besar di kota Bandung. Rukmini taat
menjalankan perintah agama, meskipun begitu ia tidak kaku dalam pergaulan. Cita –
citanya sama dengan Hasan, yaitu berjuang memajukan agama Islam. Lambat laun
mereka saling menyukai satu sama lain. Namun kedua orang tua Rukmini
menentang hubungan mereka karena mereka tidak ingin Rukmini mendapatkan
orang yang memiliki kelas sosial yang tinggi. Akhirnya Rukmini dipaksa untuk
menikah dengan seorang pedagang dari Jakarta.
Kesamaan wajah antara Rukmini dengan Kartini membuat Hasan menjadi tertarik
kepada Kartini meskipun Kartini adalah wanita modern yang memiliki pergaulan
sangat bebas. Hal ini menyebabkan berbagai kegundahan ada di dalam hati Hasan.
Ditambah lagi pertemuannya dengan Rusli membawa kegoyahan akan
kepercayaannya terhadap Tuhan. Rusli yang seorang atheis mengemukakan
pendapat yang sedang beredar pada masa itu. Rusli memaparkan akan pendapatnya
bahwa Tuhan itu tidak ada! Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan ajaran
yang dianut Hasan selama ini. Awalnya Hasan ingin mengembalikan Rusli dan Kartini
ke jalan yang benar. Namun Rusli yang cakap berbicara dan sangat ulung dalam hal
propaganda dapat mempengaruhi pemikiran Hasan yang sederhana dan tradisional.
Hasan yang mulanya ingin mengembalikan Rusli ke jalan yang benar malah
terpengaruh dengan pemikiran Rusli yang seorang atheis.
Hasan semakin tenggelam dalam komunitas para penganut marxisme itu. Sewaktu
ia kembali ke desanya bersama Anwar, seorang atheis yang paling anarki, ia bahkan
berani mengungkapkan tentang keimanan baru yang ia dapatkan itu kepada kedua
orang tuanya. Tentu saja hal ini membuat hati kedua orang tua Hasan sangat
kecewa. Akhirnya hubungan Hasan dan keluarganya terputus akibat Hasan yang
telah menjadi seorang atheis itu.
Setelah itu menikahlah Hasan dengan Kartini yang ia cintai selama ini. Awalnya
pernikahan Hasan dan Kartini berjalan harmonis dan bahagia. Tak lama kemudian,
datanglah berbagai masalah. Hasan dan Kartini mulai saling bertengkar. Hal ini
disebabkan karena Hasan tidak suka dengan gaya hidup Kartini yang serba modern
karena Hasan rupanya masih memendam cara pikir yang konservatif. Pertengkaran
ini pun berujung pada perpisahan.
Suatu hari Hasan mengetahui bahwa di suatu hotel Anwar pernah berniat
memperkosa Kartini. Meledaklah amarah Hasan terhadap Anwar. Ketika ia sedang
mencarian Anwar dengan perasaan marah, ia ditembak oleh tentara Jepang yang
menuduhnya sebagai seorang mata - mata. Hasan tersungkur oleh terjangan peluru
dan ia mengucap takbir ( Allahuakbar! ). Akhirnya keluarlah sisa - sisa relijiusitas
yang terpendam di hatinya selama ini. Ia mati di penjara sebab tidak sanggup
menahan siksaan dari tentara Jepang. Kartini sangat sedih dan terpukul begitu
mendengar kabar kematian Hasannya tercinta.