Вы находитесь на странице: 1из 5

KISI-KISI RESPONSI, MISSKONSEPSI LAPORAN, DAN

NILAI PRETEST DAN LAPORAN PRAKTIKUM KOEFISIEN


GESEKAN.

Sebelumnya saya sebagai asisten, minta maaf karena tidak hadir dalam
diskusi hari ini. Dibawah ini ada kisi-kisi responsi, misskonsepsi dalam laporan
kalian, nilai pretest dan laporan, serta ketentuan-ketentuan. Jadi diharapkan masing-
masing praktikan punya softfile atau malah hardfilenya.

Gaya gesek
Gaya gesek itu timbul karena ada kontak antara 2 permukaan yang
kasar, yaitu permukaan benda yang cenderung akan bergerak atau sedang
bergerak dan permukaan lantai yang ditindihnya
Gaya gesek sifatnya selalu melawan gaya yang cenderung menggerakkan
benda. Karena itu arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah
kecenderungan gerak benda.

           Gaya gesek ini dapat terjadi pada:

1.                  gaya gesek antara zat padat dengan zat padat (kayu dengan kayu)

2.                  gaya gesek antara zat cair dengan zat padat (kelereng dengan oli)

 
Ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak, maka
gaya geseknya ini disebut gaya gesek statis.
Ketika benda sudah dalam keadaan bergerak, maka gaya geseknya ini
disebut gaya gesek kinetis.

Mengenai gaya gesek statis:


Selama benda belum bergerak, gaya gesek statis besarnya mengikuti
besar gaya dorong atau gaya tarik yang cenderung menggerakkan benda.
Besar gaya gesek statis memiliki batas maksimum yang besarnya
tergantung pada kekasaran permukaan benda dan gaya kontak antara
lantai dan benda (atau yang kita sebut sebagai gaya normal).
Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin
besar pula gaya gesek statis maksimumnya.
 
Mengenai gaya gesek kinetis:
Gaya gesek ini terjadi pada saat benda bergerak.
Besar gaya gesek kinetis ini konstan dan selalu lebih kecil dari
besar gaya gesek statis maksimum.
Gaya gesek yang konstan ini besarnya juga tergantung pada kekasaran
permukaan benda dan lantai dan besar gaya kontak antara lantai dan
benda. Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin
besar pula gaya gesek kinetis.
Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih
kecil dari besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita
mendorong benda di atas permukaan yang kasar, pada saat benda belum
bergerak kita harus memberikan gaya dorong yang cukup besar untuk
membuatnya bergerak. Tetapi ketika benda sudah bergerak, gaya dorong
kita bisa dikurangi tanpa membuatnya berhenti bergerak.
 
Koefisien gesek

Rumus untuk koefisien gesek statik sering dinyatakan dengan:


μ = tan θ

Rumus tersebut merupakan rumus yang digunakan sebagai cara untuk


mengukur koefisien gesek. Apabila kita punya sebuah benda, misalnya buku, lalu kita
ingin mengetahui berapa koefisien gesek statik antara buku dengan permukaan dari
kayu, maka cara mengetahuinya adalah dengan meletakkan buku tersebut di atas
permukaan kayu. Kemudian permukaan kayu itu kita miringkan (terhadap horizontal)
sedikit demi sedikit. Pada saat awal (sudut kemiringan kecil), buku tidak akan
bergerak, tetapi setelah terus dimiringkan, pada sudut kemiringan tertentu (θ) buku
akan mulai mulai bergerak, nah tan θ inilah yang merupakan nilai μ.

Terlihat bahwa nilai sudut θ adalah spesial, tidak bisa divariasikan sembarangan,
hanya terdapat satu nilai θ untuk koefisien gesek statik antara bahan kayu dan kayu.
Hal ini mengakibatkan bahwa rumus diatas tidak bisa dipahami sebagai hubungan
ketergantungan antara μs terhadap θ. Rumus itu memberitahu kita bagaimana cara
mengukur μ.

Pada bidang miring, koefisien gesek statik diberikan oleh ekspresi : μ =


tan θ, dimana θ adalah sudut kemiringan. Secara matematis ini ekuivalen.

Saat membuat laporan, praktikan diharuskan menjawab tiga pertanyaan,


diantaranya “koefisien gesek statis antara dua permukaan benda tergantung dari
kemiringan permukaan benda tersebut. jelaskan!”

Jawabannya adalah:

Secara matematis, apabila dalam praktikum diambil 5 data dengan nilai θ


yang berbeda-beda, mulai dari θ bernilai kecil sampai θ bernilai besar, maka nilai μ
juga bervariasi dari kecil sampai besar. Karena nilai μ = tan θ. Misal diperoleh
tabulasi data sebagai berikut:

θ (derajad) μ
19 0,344327613
20 0,363970234
20,5 0,373884679
21 0.383864035
21,5 0,393910475

Secara perhitungan dari data praktikum, pernyataan tersebut benar. Jadi


untuk pertanyaan nomor 3 saya benarkan semua (meski juga ada yang menjawab
salah)

Namun pernyataan tersebut cenderung bisa menjadi "menyesatkan".


Menyesatkan, karena seolah-olah mengimplikasikan bahwa dengan memvariasikan
sudut kemiringan, kita dapat memvariasikan koeffisien gesek statik. Ini salah, bukan
itu yang dimaksud!

Rumus μ = tan θ sering dipahami bahwa koefisien gesek statik (μ)


tergantung pada besarnya sudut kemiringan bidang (θ). Padahal koefisien gesek statik
hanya tergantung pada jenis bahan-bahan yang bergesekan. Atau dalam bahasa
fisika, koefisien gesek statik merupakan karakteristik dua bahan yang bergesekan
(misalnya, antara kayu dengan kayu, dll).

Koefisien gesek statik adalah karakteristik internal dari kemulusan


permukaan yg berkaitan, tidak bergantung sama sekali dari berapa sudut
kemiringan yang kita berikan (faktor eksternal). Seharusnya, relasi yg benar secara
fisika adalah: θ = arc tan μ.

Di sini, kalimat implisitnya adalah "sudut kemiringan yang membuat


benda di atasnya bergeser turun bergantung pada koeffisien gesek statik benda
tersebut dengan permukaan bidang miring".

Ada beberapa praktikan yang menjawab faktor-faktor yang mempengaruhi


koefisien gesek antara lain:

1.                  kecepatan relatif

Jawaban ini kurang tepat karena untuk kelajuan sampai beberapa m/s,
besarnya koefisien gesek kinetis SAMA ATAU HAMPIR SAMA.

2.                  Gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan bidang


gesek

 Jawaban ini salah karena selama kekasaran permukaan


batu bata adalah sama dan merata (homogen), maka besar gaya geseknya
sama. Kalau tidak percaya, kita bisa melakukan eksperimen, tapi dengan
syarat pastikan dulu bahwa kekasaran permukaan batu bata tersebut sama dan
merata di kedua permukaan yang akan dihadapkan ke lantai. (ini yang agak susah)

3.                  Gaya normal, karena fgesek = μ  Fnormal

Jawaban ini juga kurang tepat. Ketika dikatakan bahwa f = μ N, ini berarti
bahwa gaya gesek itu proporsional terhadap gaya normal yang dialami oleh benda
tersebut. Kebalikannya TIDAK berlaku. kita tidak bisa (dan tidak boleh)
mengekspresikan gaya normal sebagai N = f / μ, meskipun secara matematis
keduanya ekuivalen. Gaya normal tidak dipengaruhi oleh gesekan, melainkan
MURNI BERASAL dari persentuhan benda dengan bidang. disini adalah konstanta
atau koefisien. Jadi gaya normal berasal atau timbul atau bergantung dari adanya
persentuhan benda dengan bidang (koefisien gesek), BUKAN sebaliknya.

4.                  Derajat pengotoran

Sudah dijelaskan diatas

Kesimpulannya : silakan disimpulkan sendiri, hehehehehe

Saran: Dipelajari materinya, kisi-kisi diambil dari sini. Bila mau


mempelajari, insyaAllah bisa mengerjakan. SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 
 

Вам также может понравиться