Вы находитесь на странице: 1из 18

PERENCANAAN BADAN BENDUNG

A. Data Perencanaan
 Debit banjir rencana (Qd) = 200 m3/dt
 Panjang Sungai (L) = 8 km
 Luas DAS (Daerah Aliran Sungai) A = 35 km2
 Lebar dasar sungai pada lokasi bendung = 30 m
 Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 91,00 m
 Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 92,00 m
 Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai = + 95,30 m
 Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0020
 Tegangan tanah dasar yang diizinkan (∂t) = 1,65 kg/cm2
 Koefisien pengaliran (c) akibat curah hujan = 0,5

B. Perhitungan Hidrolika Air Sungai

1. Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai

d3 d3

d3

Gambar 1.

Data sungai :
Kemiringan dasar sungai (I) = 0,0020
Lebar dasar sungai (b) = 30 m
Debit banjir rencana (Qd) = 200 m3/dt
Kedalaman maksimum air sungai dicari dengan cara coba – coba sampai didapat
Q = Qdesign. Kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1
Tabel 1. Perhitungan tinggi air maksimum di hilir bendung

Perkiraan tinggi air (d3) Catatan


Bagian
2,332 2,334 2,336
A = bd3 + d32 75,398 75,468 75,537

√2 36,596 36,602 36,607


P=b+2

d3
2,060 2,062 2,063
A Q ≈ Qd
R= P

C = 41,141 41,149 41,157

2,641 2,642 2,644

87 199,119 199,418 199,718


γ
(1+ )
√R

v3 = C √ R. I
Q = A . v3

Didapat d3 = 2,336 m.
Keterangan :
d3 = tinggi air sungai maksimum di hilir bendung (m)
P = keliling basah (m)
R = jari – jari hidrolis (m)
γ = 1,6 (untuk saluran tanah)
C = koef. Chezy
v3 = kecepatan aliran sungai di hilir (m/dt)
Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froud (Fr)
Fr = 1 ......................aliran kritis
Fr > 1 ......................aliran super kritis
Fr < 1 ......................aliran sub kritis
V 2,644
Fr = = = 0,552 < 1,termasuk aliran sub kritis
√ g x d 3 √ 9,81 x 2,336
2. Menentukan Panjang Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal – pangkalnya (abutment). Agar tidak
mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk menjaga agar tinggi air
di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B ¿ 1,2 Bn

d3 = 2,0055
2,336 mm
d3
/2

b = 30 m 35 m

Gambar 2.
a. Lebar sungai rata – rata (Bn)
Bn = b + 2 (1/2 d3) = b + d3
= 30 + 2(1/2.2,336)
= 32,336 m
b. Lebar maksimum Bendung (B)
B = 1,2 Bn
= 1,2 . 32,336
= 38,8032 m ≈ 39 m
Keterangan :
Bn = lebar air normal (m)
B = panjang bendung (m)

3. Menentukan Panjang Efektif Bendung


1 1
B
Σb1 = 10 = 10 . 39
= 3,9 m
Lebar maksimum pintu penguras = 1,3 m
3,9
n = = 3 buah
1,3
3,9
b1 = = 1,3 m
3
Lebar pilar (t) diambil = 1 m
Leff = B – Σt – 0,20 Σb1
= 39 – (3 . 1) – (0,20 . 3 . 1,3)
= 35,22 m
Keterangan :
b1 = lebar pintu penguras (m)
n = jumlah pintu penguras
t = tebal pilar (m)
Leff = panjang efektif bendung (m)
Direncanakan 3 pintu pembilas dan 3 pilar.

b
t
b
t
b
t

Beff

Gambar 3.
4. Menentukan Tinggi Bendung
Kehilangan energi air :
- Elevasi dasar sawah terhilir, tertinggi, dan terjauh = 92,00 m
- Tinggi genangan air sawah = (0,10 x 2) = 0,20 m
- Kehilangan tinggi air pada saluran + box tersier = (0,10 x 2) = 0,20 m
- Kehilangan tinggi air pada bangunan sadap = (0,10 x 2) = 0,20 m
- Kehilangan tinggi air pada jaringan primer = (0,10 x 2) = 0,20 m
- Kehilangan tinggi air pada bangunan – bangunan = (0,20 x 2) = 0,40 m
- Kehilangan tinggi air pada alat – alat ukur = (0,30 x 2) = 0,60 m
- Kehilangan tinggi air akibat kemiringan saluran = 1,00 m
- Kehilangan tinggi air akibat eksploitasi = 0,10 m
+
JUMLAH(x) = 94,90 m
- Elevasi dasar sungai pada dasar bendung(y) = 91,00 m
Maka, Tinggi Mercu Bendung (p) =x–y
= 94,90 m – 91,00 m
= 3,90 m
Catatan :
- Perhitungan diatas berdasarkan asumsi bahwa bending akan mengairi 2 sawah,
sehingga perhitungan tinggi genangan air di sawah sampai kehilangan tinggi air
pada alat - alat ukur dikalikan dengan 2.
- Kehilangan energi akibat kemiringan saluran = I x L = 0,0020 x 500 m = 1,00 m
dimana, I = 0,0020 dan L diambil 500 m (disesuaikan Q pengaliran = 3 m3/dt kira –
kira dapat mengairi sawah sepanjang 500 m).

C. Perhitungan Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu Bendung

Ec E1

hv0 hvc
M.A.B He
H dc hv1
E2 E3
M.A.N v0

d0 v1 hv2 hv3
p

T d3 v3
d2
d1
L
Gambar 4.
1. Tinggi Energi dari Puncak Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung (p) = 2,40 m
Lebar efektif bendung (Leff) = 34,32 m
Qd
He3/2 = C x Lef
2
Qd

He =
( )
C x L ef
3

Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba – coba (Trial and
Error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.
Dicoba He = 1,93 m maka :

P 3,9
 He = 1,93 = 2,021
Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C 1 = 2,132 (dengan upstream face :
vertical)

 hd = P + He – d3 = 3,9 + 1,93 – 2,336 = 3,494 m


hd+ d 3 3, 494+2.336
He = 1,93 = 3,021
Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00

hd 3, 494
 He = 1,93 = 1,81
Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00

 Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,132

2 2
Qd 200
 He` =
( ) (
C x L ef
3

= 2,132 x 35,22 ) 3
= 1,928 m ⇒ He≈ He
Perhitungan selanjutnya ditabelkan

Tabel 2. Perhitungan tinggi air di atas mercu bendung

Tinggi Perkiraan (He)


Bagian Catatan
1,93 1,94 1,95
Qd 200 200 200 p = Hd = 3,90 m
p/He 2,021 2,01 2 d3 =2,336 m
(hd + d3)/He 3,021 3,01 3 Leff = 35,22 m
(p + He - d3)/He 1,81 1,806 1,802
C1 2,132 2,131 2,13
C2 1 1 1
C3 1 1 1
C = C 1 x C2 x C3 2,132 2,131 2,13
Leff 35,22 35,22 35,22
He’ =

2 1,928 1,928 1,929 He’ ≈ He


Qd
( )
C x Lef
3

Maka didapat tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 1,93 m.
Keterangan :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
He = Tinggi energi dari puncak mercu bendung (m)
C = koefisien debit (discharge coefficient)

C1 = dipengaruhi sisi depan bendung


C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung

Nilai C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient yang terlampir pada
halaman berikutnya.
2. Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu
Tabel 3. Tinggi air maksimum di atas mercu bendung

Tinggi perkiraan (hv0)


Bagian Catatan
0,048 0,049
H = He – hv0 1,882 1,881 Qd = 200 m3/dt
d0 = H + p 5,782 5,781 P = 3,9 m
A = Lef . d0 203,642 203,607 He = 1,93 m
v0 = Qd/A 0,982 0,982 Leff = 35,22 m
v
02
0,049 0,049 hv’ ≈ hv0
hvo’ = 2g

hv0 = 0,049 m
H = 1,881 m
d0 = 5,781 m
v0 = 0,982 m/dt
Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum diatas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)

D. Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik


1. Tinggi Energi pada Aliran Kritis
Q
q = Lef
200
= 35,22 = 5,679 m4/dt
1
q2
dc =
() g
3

2 1
5,679
=
( 9,81 ) 3

= 1,487 m
q
vc = d c
5,679
=3,819 m/dt
= 1,487
v
c2

hvc = 2g
2
3,819
=0 ,743 m
= 2. 9,81
Ec = dc + hvc + p
= 1,487 + 0,743 + 3,9
= 6,13 m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis diatas mercu (m) , hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt) , Ec = tinggi energi kritis (m)

2. Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan


Tabel 4. Kecepatan aliran pada punggung bendung
Perkiraan kecepatan (v1)
Bagian Catatan
10,47 10,48 10,49
q
0,542 0,542 0,541 q = 5,679 m4/dt
d1 = v 1
v2
1
5,587 5,598 5,609 Ec = 6,13 m
hv1 = 2 g
E1 = d1 + hv1 6,13 6,14 6,15 E1 ≈ Ec

v1 = 10,47 m/dt
d1 = 0,542 m
hv1 = 5,587 m
E1 = 6,13 m
Keterangan :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
hv1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)
3. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan
v1

Fr = √ g . d1
10,47
= 4,54
= √ 9,81. 0,542
1

d2 =
d1
2
[(1+8 Fr ) −1]
2 2

=
0 ,542 (
2
[ ]
1+ 8 . 4,54 2 ) 2 −1 = 3,219 m

q
v2 = d 2
5,679
= 1,764 m/dt
= 3,219
v
22

hv2 = 2g
2
1, 764
=0 ,159m
= 2. 9,81
E2 = d2 + hv2
= 3,219 + 0,159 = 3,378 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran (m/dt)
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)
4. Tinggi Energi di Hilir Bendung
d3 = 2,336 m.
q
v3 = d 3
5,679
= 2,431 m/dt
= 2,336
v
32

hv3 = 2g
2
2,431
=0 ,301 m
= 2 . 9,81
E3 = d3 + hv3
= 2,336 + 0,301 = 2,637 m
Keterangan :
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)

5. Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan


Dalam penggerusan (scouring depth) :
h = d0 – d3
= 5,781 – 2,336 = 3,445 m
q = 5,679 m4/dt
d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm
Schoklish Formula :
4, 75 0,2 0,57
.h .q
T = d 0 ,32
4 ,75
0 , 32
.(3,445)0,2 .(5,679 )0,57= 2,639 m
= 300
Keterangan :
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
d = diameter batu yang jatuh ke dalam kolam olak (mm)
T = kedalaman penggerusan (m)
Panjang penggerusan (scouring length) :
v1 = 10,47 m/dt
H = 1,881 m
p = 3,9 m

Angelholzer Formula :

2p
L =
(v 1 + √2 g H )
√ g
+H

2 . 3,9
=
(10,47+ √ 2. 9,81 . 1,881)
√ 9,81
+1,881= 16,639 m
~ 17 m
Keterangan :
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
L = panjang penggerusan (m)

Ec = 6,13 m E1 = 6,13 m
hvo = 0,049 m hvc = 0,743 m

He = 1,93 m
H = 1,881 m dc = 1,487 m
Vc = 3,819 m/dt

hv1 = 5,587 m

Vo = 0,982 m/dt E2 = 3,378 m E3 = 2,637 m


do = 5,781 m P = Hd = 3,9 m hv2 = 0,159 m
hv3 = 0,301 m
V1 = 10,47 m/dt
d3 = 2,336 m
v2= 1,764 m/dt v3 = 2,431 m/dt
T = 2,639 m
d2 = 3,219 m

d1 = 0,542 m

L = 17 m

Gambar 5

E. Perencanaan Bentuk Mercu Bendung


Kemiringan muka bendung (upstream face) :
p = 3,9 m
He = 1,93 m
hv0 = 0,049 m
H = He - hv0
= 1,93 m – 0,049 m
= 1,907 m

p 3,9
= =2 ,02
He 1 ,93

Tabel 5. Hubungan nilai p/He terhadap kemiringan muka bendung :

p/He Kemiringan

< 0,40 1:1


0,40 – 1,00 3:2
1,00 – 1,50 3:1

> 1,50 vertikal

Dari tabel, untuk p/He = 2,02 kemiringan muka bendung adalah vertikal.
Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh
karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan mercu
sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air
akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu(KP-02,1986).

 Bagian upsteam(upstream face) :


H = 1,881
X0 = 0,175 H = 0,175 . 1,881 = 0,329 m
X1 = 0,282 H = 0,282 . 1,881 = 0,53 m
R0 = 0,5 H = 0,5 . 1,881 = 0,941 m
R1 = 0,2 H = 0,2 . 1,881 = 0,376 m

 Bagian downstream :
Perencanaan permukaan mercu Ogee di bagian hilir, digunakan persamaan :
n (n−1 )
X =K . H . y ...................................................................(1)
Tabel 6. harga K dan n untuk berbagai kemiringan
Kemiringan permukaan K n
1:1 1,873 1,776
3:2 1,939 1,810
3:1 1,936 1,836
vertikal 2,000 1,850

Nilai K dan n dari tabel dimasukkan ke dalam persamaan (1)

n (n−1 )
X =K . H .y
1 ,85 (1,85−1)
X =2.1,881 .y
1 ,85
X =3, 422 y
1,85
X = √ 3,422 y .............................................................(2)
1 1 ,85
X
⇔ Y......................................................................................= 3, 422
1,85
Y = 0,292 X
Tabel 7. Perhitungan Elevasi

x (m) y (m) Elevasi (m)


0 0 93,40
0,3 0,031 93,369
0,6 0,113 93,287
0,9 0,240 93,16
1,2 0,409 92,991
1,5 0,618 92,782
1,8 0,866 92,534
2,1 1,152 92,248
2,4 1,475 91,925
2,7 1,834 91,566
3 2,229 91,171
3,099 2,367 91,033
3,1 2,368 91,032
3,13 2,411 90,989

 Mencari Xc dan Yc:


dy
=1
dx
dy
= 0 ,85
dx 0,54 X
1
X 0, 85 =
⇔ c 0, 54
0 ,85
Xc = √ 1,852
Xc = 2,065 m
1,85
Yc = 0,292 X
1,85
= 0,292.2,065 = 1,117 m

Bentuk Mercu Bendung

Gambar 6.
F. Perencanaan Lantai Depan ( Apron )
Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah ΔH terbesar. ΔH
terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu bendung, sedangkan di
belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai muka ini diperlukan, sangat
ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang digambar kearah upstream dengan titik ujung
belakang bendung sebagai titik permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik
gradien disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu
dengan menggunakan Creep Ratio (c).
L

α
ΔH
Gambar 7.
Berdasarkan teori Bligh, prosedur mencari panjang apron dengan hidroulik gradient ini
menggunakan perbedaan tekanan sepanjang garis aliran.

S R O K A
0.82
1.25 1.25
N J G 1 F
0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 1.25
1 0.8 0.8
1.25 1.25 D
U T Q P M 1.25 L 2
2.2 1.2
I H E
1

C 1.2 B

Gambar 8.
 Menentukan panjang lantai muka dengan rumus BLIGH
L
ΔH = c
L = c . ΔH
Di mana : ΔH = Beda Tekanan
L = Panjang Creep Line
c = Creep Ration (diambil c = 5, untuk pasir kasar)

ΔH ab = 2/5 = 0,4
ΔH bc = 1,2/5 = 0,24
ΔH cd = 1/5 = 0,2
ΔH de = 1,2/5 = 0,24
ΔH ef = 0,8/5 = 0,16
ΔH fg = 1/5 = 0,2
ΔH gh = 0,8/5 = 0,16
ΔH hi = 2,2/5 = 0,44
ΔH ij = 1/5 = 0,2 +
ΔH = 2,24 m

L = ΔH . c
= 2,24 . 5 = 11,2 m
faktor keamanan = 20% . 11,2 m = 2,24 m
jadi L = 11,2 m + 2,24 m = 13,44 m
 Menentukan Panjang Creep Line
Panjang horizontal (Lh ) = 1,2 + 1,2 + 1 + 2,2 + 1,25 + 1,25 + 1,25 + 1,25 +
1,25 + 1,25
= 13,1 m
Panjang vertical (Lv) = 2 + 1 + 0,8+ 0,8 + 1 + 0,6 + 0,6 + 0,6+ 0,6 + 0,6 +
0,82
= 9,42 m
Panjang Total Creep Line (ΣL) = Lh + Lv
= 13,1 + 9,42 = 22,52 m
 Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu:
a. Teori Bligh
L = Cc . H b
Di mana L = Panjang Creep Line yang diijinkan
Cc = Koefisien Bligh (Cc diambil 5)
Hb = beda tinggi muka air
Hb = P + H – d3
= 2,4 + 1,907 – 2,336 = 1,971 m
sehingga L = Cc . Hb
= 5 . 1,971 = 9,855 m
Syarat : L < ΣL
9,855 m < 22,52 m ……………………..(OK!!!)
b. Teori Lane
L = Cw . Hb
Di mana Cw adalah koefisien lane (Cw diambil 3)
Sehingga L = Cw . Hb
= 3 . 1,971
= 5,913 m
1
Ld = Lv + 3 Lh
1
= 9,42 + 3 .13,1
= 13,787 m
Syarat : L < Ld
5,913 m < 13,787 m ……………….......(OK!!!)

Tabel 8. Data – data hasil perhitungan

d3 2,336 m v1 8,872 m/dt


v3 2,644 m/dt d1 0,657 m
Leff 34,32 m hv1 4,012 m
p 2,4 m E1 4,669 m
He 2m d2 2,934 m
hv0 0,093 m v2 1,986 m/dt
d0 4,307 m hv2 0,201 m
H 1,907 m E2 3,135 m
v0 1,353 m/dt T 2,394 m
dc 1,513 m L 13 m
vc 3,852 m/dt hv3 0,317 m
hvc 0,756 m E3 2,653 m
Ec 4,669 m ΣL 22,52 m

Вам также может понравиться