Вы находитесь на странице: 1из 20

Disusun oleh :

Bayu Residewanto Putro


 Definisi
Suatu infeksi arbovirus akut, ditularkan oleh
nyamuk spesies Aedes.
 Etiologi
4 serotipe virus
 Vektor
Ae. Aegypti dan Ae.albopictus.
 Sejarah

Demam dengue
- Bylon Batavia th 1779.
- Eropa th 1784.
- Jatinegara 1893, Medan 1930

DHF
- Filipina 1953
- Surabaya 1968, Jakarta 1969,
- Semua prop 1983.
EPIDEMIOLOGI
- Gejala klinis : ringan – berat.
- 1 kasus renjatan 150 -200 kasus tanpa gejala.

PATOGENESIS
- Hipotesis infeksi heterolog sekunder.
- Hipotesis virulensi virus.
- Renjatan proses imunologis.

PATOFISIOLOGI
- ↑ permeabilitas dinding pembuluh darah.
- ↓ volume plasma.
- Hipotensi.
- Trombositopenia dan diatesis hemoragik.
Manifestasi klinis
 Masa tunas 3 – 15 hari.
 Timbul mendadak : demam, nyeri kepala/ seluruh badan,
anoreksia, malaise, timbul ruam makulopapular.
 WHO :
- Demam tinggi mendadak 2-7 hari.
- Manifestasi perdarahan/ uji tornikuet (+).
- Pembesaran hati.
- Renjatan/syok.

Laboratorium
 Hb ↑
 Ht ↑
 Leukopenia / leukositosis.
 Trombositopenia (< 100.000/mm3 )
DERAJAT PENYAKIT DBD (WHO 1975)
 Derajat I
Demam +gejala tidak khas +uji tornikuet (+).

 Derajat II
Derajat I + perdarahan kulit/tempat lain.

 Derajat III
Gagal sirkulasi ( nadi cepat,lemah, hipotensi, ekstremitas
dingin).

 Derajat IV
Renjatan berat (nadi tdk teraba, tensi tidak terukur)
 Based of WHO 1997 criteria:
DF/DHF Degree Symptom Laboratory

DF Fever with 2/> sign: cepalgia,retro-orbital pain, Leucopenia, Trobositopenia, not dengue
myalgia, artralgia found leakage of plasma Serologic is
positive

DHF I All symptom above plus Rumple leede (+) Trombositopenia (<100.000/?l),
leakage of plasma (+)

DHF II All symptom above plus plus spontaneous bleeding Trombositopenia (<100.000/?l),
leakage of plasma (+)

DHF III All symptom above plus circulation failure (Cold Trombositopenia (<100.000/?l),
skin, humid and nervous. leakage of plasma (+)

DHF IV severe shock with BP and pulse not measured Trombositopenia (<100.000/?l),
leakage of plasma (+)
PENGOBATAN
 Simtomatik : antipiretik/analgesik.
 Cegah dehidrasi
 Istirahat

Atasi renjatan.
 Medikamentosa
• Antipiretik dapat diberikan, (parasetamol dan aspirin.)
• Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak
diperlukan (misalnya antasid, anti emetik) untuk
mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.
• Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati,
apabila terdapat perdarahan saluran cerna
kortikosteroid tidak diberikan.
• Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.
 Penggantian volume plasma segera, iv RL 10-20 ml/kgbb
secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok
belum teratasi tetap RL 20 ml/kgbb ditambah koloid 20-30
ml/kgbb/jam, maksimal 1500 ml/hari.
 Pemberian cairan 10m1/kgbb/jam tetap diberikan sampai 24
jam pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi 7ml/kgbb/
jam dan selanjutnya 5m1, dan 3 ml apabila tanda vital baik.
 Jumlah urin 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa
sirkulasi membaik.
 Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan
lagi 48 jam setelah syok teratasi.
 Oksigen 2-4 l/menit pada DBD syok
 Koreksi asidosis metabolik dan elektrolit pada
DBD syok Indikasi pemberian darah
 Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
 Nafsu makan membaik
 Secara klinis tampak perbaikan
 Hematokrit stabil
 Tiga hari setelah syok teratasi
 Jumlah trombosit > 50.000/ml
 Tidak dijumpai distres pernafasan
 Cegah gigitan nyamuk.
 Fogging
 Serbuk abate
 3M
 Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD
dengan syk atupun tanpa syok.
 Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan
dapat terjadi gagal ginjal akut.
 Edem paru, seringkali terjadi akibat
overloading cairan
  
 Infeksi dengue pada umumnya mempunyai
prognosis yang baik

Вам также может понравиться