Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Menurut Sugiyono :
“Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi”2
2 Sugiyono (2002:35)
5
4 Ibid
7
untuk menjelaskan beberapa variasi atas respon negara terhadap berbagai tekanan-
tekanan internasional, berbagai macam kendala, dan berbagai macam kesempatan.
Pendekatan ini sangat cocok diterapkan untuk membahas tentang beberapa variasi
dari dampak-dampak para aktor transnasional yang beroperasi dalam kebijakan
sebuah negara.5
Gagasan mengenai konsep struktur domestik merujuk pada institusi-
institusi politik dari sebuah negara hingga struktur sosial, dan kepada hubungan
akan kebijakan-kebijakan yang menyatukan keduanya. Konsep struktur domestik
meliputi organisasi dari aparat-aparat politik dan institusi-institusi yang bergerak
dalam bidang sosial, termasuk didalamnya adalah rutinitas mereka, peraturan-
peraturan akan pengambilan keputusan, serta berbagai prosedur tentang hukum
dan adat, yang sama halnya dengan nilai serta norma yang terdapat dalam budaya
politiknya.6
Konsep ini telah sebenarnya telah disinggung pada beberapa definisi yang
ada sebelumnya, sebagai contoh adalah konsep dari Katzenstein yang membahas
tentang “Between Power and Plenty”. Konsep-konsep tersebut terkonsentrasi pada
fitur-fitur organisasional dari sebuah negara dan masyarakat, khususnya pada
tingkatan sentralisasi mereka. Hal ini membimbing kita pada perdebatan
mengenai pembedaan akan negara kuat dan lemah. Karena kekuatan sebuah
negara seringkali diukur dari kapasitas negara tersebut untuk “mengekstrak”
berbagai sumber daya dari masyarakatnya untuk mencapai berbagai tujuannya di
dunia internasional.7
Ada tiga tingkatan konsep struktur domestik yang dapat dibedakan.
Pertama adalah struktur daripada institusi politik, yang menyatakan bahwa
sebuah negara dapat dianalisa dalam konteks bentuk institusi politiknya yang
tersentralisasi ataupun terpecah-pecah (terfragmentasi). Pada level ini, konsep
politik domestik digunakan untuk menjawab beberapa studi kasus yang ada,
seperti untuk mengukur tingkat konsentrasi dari kekuatan eksekutif yang
terkonsentrasi pada sekelompok kecil decision makers, lalu untuk menjawab
Ruang lingkup struktur sosial (struktur sosial lemah versus struktur sosial
kuat)
Jepang.
Kelima adalah negara-negara dengan tipe struktur domestik yang
didominasi oleh masyarakatnya (society-dominated). Tipe ini ada pada Negara
yang memiliki tekanan publik yang kuat, namun memiliki institusi politik yang
tidak terpusat dan terpecah-pecah. Negara yang tergolong kategori ini adalah
Amerika Serikat, dan dalam beberapa kasus, Hong Kong juga termasuk
didalamnya. Tidak tertinggal Filipina juga termasuk di dalam tipe ini, dimana
negara yang sangat terfragmentasi (kepulauan yang terpisah-pisah) menghadapi
tekanan publik yang sangat tinggi dalam kultur politik yang sangat terpolarisasi.
Keenam adalah struktur domestik yang rapuh (fragile). Pada tipe ini
struktur domestik merupakan kombinasi dari institusi negara yang terfragmentasi,
tingkat mobilisasi sosial yang rendah, ditambah lagi organisasi sosial yang rendah.
Negara-negara yang tergolong dalam tipe ini adalah kebanyakan negara-negara di
Afrika. Hal yang sama juga terjadi pada Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet.
Pembahasan dan asumsi yang akan dibahas selanjutnya akan lebih masuk
akal dan menjadi pembahasan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan semakin
tersentralisasi sistem politik sebuah negara, maka semakin sedikit akses yang
dapat digunakan aktor transnasional untuk menembus sistem dan institusi dari
“negara target”. Dalam kata lain, akses semakin sulit ketika menghadapi negara
dengan sistem struktur domestik yang sepenuhnya dikontrol negara (state-
controlled), padahal, ada harapan akan jauh lebih mudah mendapatkan akses
ketika menghadapi negara dengan institusi politik yang “lemah”. Hal ini
dikarenakan pada negara yang struktur domestiknya dikontrol oleh negara,
pemerintah memiliki wewenang yang sangat kuat dan luas untuk memperketat
akses transnasional. Contoh kasusnya adalah ketika organisasi perdamaian dari
barat menghadapi kesulitan untuk masuk ke wilayah Eropa Timur untuk menjalin
hubungan dengan pihak-pihak pergerakan anti-komunis disana.13
Namun, jika semakin terfragmentasi sebuah negara, maka kemampuan
pemerintahan nasional untuk mencegah masuknya aktivitas transnasional juga
semakin lemah. Dalam kasus tipe struktur domestik yang didominasi negara
Tabel 1.1 : Pengaruh MNC terhadap arah kebijakan pemerintah pada beberapa
tipe negara
14 Ibid
15 Bringing Transnasional Relation Back In, Thomas Risse-Kappen, Hal 26
13
DOMESTIK KEBIJAKAN
PEMERINTAH
16 Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and Robert D. Keohane, An
Introduction, hal xxi
17 Ibid
18 Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and Robert D. Keohane, An
Introduction, hal xxii-xxiii
15
19 Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and Robert D. Keohane, An
Introduction, hal xxiii
20 Ibid
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis
dalam memecahkan suatu masalah sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan
menggunakan metode penelitian diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang
dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang ada. Oleh karena itu metode
penelitian mempunyai peranan penting dalam tercapainya penelitian.
Menurut Sudjarwo (dalam Rusidi, 2001:22) yang dimaksud metode adalah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah sistematis.
Sedangkan Sugiono (2005:1) menyebutkan ”Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Maka
dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian, sebagai berikut :
1. Tipe penelitian
2. Objek penelitian
3. Sumber dan jenis data
4. Teknik pengumpulam data
5. Metode analisis data.
and Development Council (SPDC) sejak tahun 1990 melarang Aung San Suu Kyi
dan partainya (NLD) untuk beroperasi, serta banyaknya aksi pelanggaran HAM
yang menyebabkan Myanmar dijatuhi sanksi ekonomi.
1.8 Pendekatan
Pendekatan dalam karya tulis ilmiah diperlukan untuk memahami sudut
pandang dari permasalahan yang ada. Pendekatan menurut The Liang Gie adalah:
waktu mulai tahun 1990 hingga tahun 2010. Pada bab ini juga akan muncul
permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dengan landasan teori yang ada
sehingga mendapatkan hipotesis, atau jawaban sementara. Selanjutnya bab ini
akan menerangkan tujuan dan manfaat dari penelitian, metode penelitian, tipe
penelitian, objek penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data,
metode analisis data, hingga pada pendekatan teoritis.
Pada bab 2 secara khusus akan menjelaskan tentang gambaran umum dari
MNC serta perkembangannya di Myanmar. Dalam pembahasan mengenai MNC
itu sendiri, pembahasan akan mencakup tentang sejarah dan gambaran umum
MNC. Selanjutnya, pembahasan akan diarahkan pada perkembangan MNC di
Myanmar dengan melakukan ulasan terhadap MNC dari beberapa Negara yang
dianggap sangat berpengaruh terhadap kondisi di Myanmar, diantaranya adalah
China, AS, Perancis, Thailand, dan beberapa Negara Asia lain. Selain penjelasan-
penjelasan tersebut, selanjutnya akan dibahas mengenai pengaruh hadirnya MNC
terhadap kondisi dalam negeri Myanmar.
Pada bab 3 secara khusus akan menjelaskan tentang gambaran umum
Myanmar serta kondisinya dibawah pemerintahan Junta Militer, setelah itu,
pembahasan akan beralih kepada penjabaran tentang sanksi ekonomi, yang
didalamnya termasuk fungsi sanksi ekonomi dalam perspektif sejarah, dan untuk
menjawab beberapa pertanyaan atas mengapa negara-negara menggunakan cara
sanksi ekonomi dan bagaimana mereka menggunakan serta mengaplikasikannya
untuk menyempurnakan politik luar negeri dan tujuan nasionalnya. Bab ini juga
membahas tentang aplikasi sanksi ekonomi di Myanmar dengan berbagai faktor
sejarah serta penyebabnya.
Pada bab 4 akan dijelaskan mengenai pemecahan masalah melalui analisis
data dengan menggunakan metode, teknik, dan landasan teori yang telah dipilih.
Yaitu akan dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan MNC dapat terus
berkembang di Myanmar di tengah embargo ekonomi dengan menggunakan
analisis teori struktur domestik serta konsep transnasionalisme mengenai sifat
aktor transnasionalisme yang otonom dan bergerak bebas, dan lepas dari
konstitusi negaranya berkaitan dengan pembahasan mengenai ketergantungan
junta militer Myanmar akan dana dari MNC bagi kelangsungan hegemoninya.
Selanjutnya analisis membahas tentang dampak sanksi ekonomi terhadap
perkembangan MNC di Myanmar.
Pada bab 5 akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari skripsi ini. Pada bab
ini juga akan disertakan saran dari penulis yang penulis anggap relevan dan
merupakan jalan keluar yang penulis anggap terbaik dari permasalahan MNC dan
embargo ekonomi di Myanmar.