Вы находитесь на странице: 1из 3

KECUALI UNTUK BERIBADAH KEPADA-KU

Setiap individu muslim memahami bahwa tujuan dirinya diciptakan ke dunia ini tia
da lain dan tiada bukan adalah kecuali untuk beribadah kepada-Nya... Dia yang me
nciptakan langit, bumi, dan segala isinya... Dia yang telah menerbitkan matahari
dari barat dan menenggelamkannya di timur. Dia yang telah mengutus seorang yang
mulia di kalangan hamba-Nya... Dia yang menjaga kesucian al Quran dan menjagany
a dari tangan-tangan perusak... Dialah Allah Rabbul aalamiin...
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (berib
adah) kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat, 51: 56)
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kep
adanya: "Bahwasanya tidak ada Ilaah melainkan Aku, maka sembahlah Aku." (QS. Al
Anbiyaa, 21: 25)
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (QS. An Nahl, 16: 36)
Peribadahan atau penghambaan atau pengabdian yang sempurna hanyalah untuk Allah
semata.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ket
aatan kepada-Nya dalam diin yang hanif. (QS. Al Bayyinah, 98: 5)
Karenanya, Rasuulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa bersumpah
dalam setiap shalat kita... Bersumpah untuk memurnikan peribadahan hanya kepada-
Nya saja dengan membaca ayat:
...sesungguhnya shalatku, nusuk-ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb
semesta alam. (QS. Al An aam, 6: 162)
Itulah penghambaan yang sempurna, menyerahkan kehidupan dan kematian hanya kepad
a-Nya semata. Maka, tidak ada satu hal pun yang dilakukan kita di dunia ini mela
inkan dalam rangka menyempurnakan ibadah kita kepada-Nya. Setiap kata yang kita
keluarkan dari lisan kita adalah ibadah, setiap duduk kita adalah ibadah, setiap
kaki kita melangkah adalah ibadah, setiap mata ini memandang adalah ibadah, set
iap kita berbaring adalah ibadah, setiap kita makan adalah ibadah, setiap kita b
ahagia adalah ibadah, setiap kita sedih adalah ibadah, setiap kita mencinta adal
ah ibadah, setiap kita membenci adalah ibadah.
Setiap detak kehidupan kita adalah ibadah, karena jika tidak, berarti kita telah
memalingkah wajah dari Allah. Bukankah dari Allah semua berasal dan kepada-Nya
pula akan kembali..? Bukankah hanya Allah yang dapat memberi manfaat dan madhara
t..? Bukankah Allah pemberi rizqi, pengatur alam, pembuat hukum, yang menghidupk
an dan mematikan..? Bukankah Allah yang akan menghisab kita di akhirat..? Itulah
alasan mengapa kita harus menyempurnakan pengambaan kita kepada-Nya. Karena Dia
lah satu-satu-Nya Rabb yang haqq.
Jika kita melakukan sesuatu untuk selain Allah, maka kita telah berbuat syirik d
alam peribadahan. Jika kita meyakini bahwa kehidupan dan kematian, manfaat dan m
adharat, rizqi, aturan atau hukum hadir dari sesuatu selain Allah, maka kita tel
ah menyekutukan Allah dari sisi ke-Rubbubiyahan-Nya. Keduanya adalah syirik. Sed
angkan tidak ada dosa yang tidak diampuni kecuali syirik.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala d
osa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. A
n Nisaa , 4: 48)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, da
n dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah te
rsesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisaa , 4: 116)
Ketahuilah, bahwa sebanyak apapun kita beramal shalih, jika masih tersimpan kesy
irikan dalam hati kita, amalan tersebut tidak akan diterima di sisi Allah.
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, ia bekerja keras lagi kepayahan, ia mem
asuki api yang sangat panas (neraka), (Al Ghasyiyah, 88: 2-4)
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yan
g telah mereka kerjakan. (QS. Al An aam, 6: 88)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah k
amu termasuk orang-orang yang merugi. (Az Zumar, 39: 65)
Maka dari itu, tiada kata lain kecuali menyempurnakan penghambaan ini hanya kepa
da-Nya semata. Kita harus beriltizam (komitmen) dengan ikrar dan sumpah yang tel
ah kita ucapkan, yakni Asy Syahadatain (dua kalimat syahadat), sebagai ijab qabu
l jual beli kita dengan Allah, yakni membeli syurga dan Ridha-Nya dengan harta d
an jiwa kita, dengan penghambaan dan jihad kita.
Setelah kita memahami bahwa kita harus mengabdi dengan sempurna, maka sejak saat
ini tiada lagi do a yang akan kita panjatkan kecuali kepada-Nya. Karena Do'a itu a
dalah sari ibadah" (HR. Tirmidzi). Sehingga tidak mungkin ada do a kecuali kepada-
Nya, tanpa penghalang dan tanpa perantara.
Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-
orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaa
n hina-dina". (QS. Ghaafir 40: 60).
Maka, tidak ada rasa takut (khauf dan khasy-yah), kecuali kepada-Nya. Maka jangan
lah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar or
ang yang beriman. (QS. Ali 'Imran, 3 : 175). "
Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. (QS. Al Baqara
h 2: 150).
Tiada pengharapan (ar raja ) kecuali pada-Nya. Untuk itu barangsiapa yang mengharap
perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan jangan
lah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS Al Kahfi 18
: 110).
Hanya bertawakkal kepada-Nya. Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal,
jika kamu benarbenar orang yang beriman. (QS. Al Maa'idah 5: 23).
Menyerahkan raghbah, rahbah, dan khusyu (ketundukan) kepada-Nya. Dan hanya kepada
Allah-lah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al M
aa'idah 5: 23).
Maka tidak ada inabah (39: 54), memohon pertolongan (1: 4), memohon perlindungan
(113: 1 dan 114: 1-3), istighatsah (8: 9), sembelihan (6: 162), nadzar (76: 7),
cinta (2: 165) dan benci atau permusuhan (60: 4) kecuali karena Allah semata. B
arangsiapa memalingkan sebagian atau keseluruhan, maka ia telah mengkhianati All
ah... Maka ia telah berbuat syirik... Maka segala amal shalihnya terhapus seketi
ka, dan ia menjadi orang yang rugi di akhirat.
Menjadi seorang muslim berarti menjadi seorang muwahhid (ahli tauhid), yakni ora
ng-orang yang telah memurnikan penghambaan hanya kepada Allah semata. Sedangkan
para pengkhianat itu adalah ahli syirik.
Tidak mungkin dalam satu jiwa terdapat dua sifat ini. Tidak mungkin seseorang me
njadi ahli tauhid sekaligus ahli syirik. Jika ia ahli tauhid maka ia bukanlah ah
li syirik, jika ia ahli syirik maka ia bukanlah ahli tauhid. Karena tidak mungki
n syirik dan tauhid bersatu, sebagaimana tidak mungkin bagi seseorang untuk berg
erak sekaligus diam, atau ia berdiri sekaligus berbaring. Tidak mungkin...
Maka, pilihan ada di tangan kita... Menjadi muslim muwahhid atau menjadi musyrik
lagi kafir...

Вам также может понравиться