Вы находитесь на странице: 1из 9

TUGAS ENTOMOLOGI

OLEH :

KELOMPOK A :

1. I WAYAN ADNYANA
2. PUTU CHANDRA MAHAYANI
3. FERDINAN L. NDAKUNAU
4. I.B.SURYA SASTRAWAN
5. NI NYOMAN MAHENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARWATI DENPASAR

2010

ENTOMOLOGI
Ikhtisar

Entomologi berasal dari dua kata yaitu etonom dan logos, entonom yang berarti
serangga dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, entomologi dapat didefinisikan yaitu ilmu
yang mempelajari tentang serangga. Serangga merupakan salah satu hewan yang paling sukses di
dunia yang menempati berbagai bentuk habitat, yaitu air, tanah, udara, hutan, tetumbuhan, tanah,
manusia, hewan, dan berbagai habitat lainya. Tujuan utama mempelajari serangga ialah
memahami hubungan yang terjalin antara serangga dan manusia. Pemahaman ini mengandung
kepentingan yang besar, karena kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia
serangga. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini dan
dapat sukses beradaptasi dengan lingkungannya. Hal tersebut disebabkan oleh ukuran tubuhnya
yang kecil, kemampuan reproduksinya yang cepat (poliembrioni), lapisan tubuhnya yang dilapisi
oleh kitin untuk mengurangi penguapan, morfologi dan fisiologinya yang mudah beradaptasi,
dapat bermetamorfosis, dan mempunyai kemampuan bertahan diri yang efektif, berupa sengat,
bau-bauan, dan kemampuan mobilisasi yang cepat. Serangga yang keragaman jenisnya sangat
banyak ini (menurut ahli entomologi, kemungkinan sudah mencapai angka lebih dari 900.000
spesies yang dapat dikelompokkan ke dalam 28 ordo yang masing-masing ordo memiliki ciri-
ciri unik yang membedakan antara mereka. Kelas (class) Insecta terbagi menjadi dua subkelas
(subclass).

Secara umum, tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh (caput, torak dan
abdomen). Entomologi secara garis besar mempunyai kaitan-kaitan dengan bidang ilmu lainnya.
Contoh keterkaitan entomologi dengan ilmu lainnya adalah sebagai berikut :Di bidang
kedokteran banyak sekali jenis-jenis serangga yang diteliti untuk dijadikan sebagai obat. Di
bidang kesehatan, Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan
penyakit dan penyebab penyakit secara langsung. Di bidang kehutanan, serangga di pelajari
sebagai penyeimbang ekosistem dan dibudidayakan untuk menghasilkan produk-produk yang
bernilai ekonomis tinggi. Di bidang pertanian, Pengendalian Hama Terpadu adalah suatu metode
dalam pengelolaan atau pengendalian hama menggunakan berbagai kombinasi teknik yang
diketahui dengan tujuan mengurangi tingkat populasi dan status hama ke dalam tingkat toleransi
tertentu sehingga dapat dikendalikan secara alamiah (dengan musuh alami). Serangga dalam
kehidupan sehari-hari dapat bermanfaat sebagai penghasil madu atau nektarisasi, penghasil
benang sutra, penghasil lak, bahan makanan, saprofag, zoosaprofag, koprofag, dan indikator
pencemaran lingkungan. Serangga juga dapat bersifat merugikan antara lain sebagai sebagai
hama tanaman dan gudang pembawa faktor penyakit pada manusia, ternak dan hewan liar,
endoparasit, dan penular penyakit.

Tujuan

Setelah membaca bab ini diharapkan pembaca dapat :

1. Menjelaskan pentingnya mempelajari serangga.


2. Menguraikan kesuksesan, keanekaragaman, dan karakteristik serangga.
3. Menjelaskan hubungan antara entomologi dengan ilmu lainnya.
4. Menyebutkan keuntungan dan kerugian serangga bagi kehidupan.

Pendahuluan

Kata entomologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu entomologia yang dapat diuraikan
menjadi 2 kata yaitu entomon yang berarti serangga dan logos yang berarti ilmu pengetahuan
jadi entomologi dapat didefinisikan yaitu ilmu yang mempelajari tentang serangga. Sebagai
bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan
perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah
berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah setiap tahun. Nilai
yang menguntungkan dapat berasal dari produk seperti madu, royal jelly, sutera, jasa
penyerbukan, agens hayati, perombak, pariwisata, sumbangan dalam ilmu pengetahuan, dan
peran dalam ekosistem. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu
sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan
bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif dan manfaat serangga bagi
kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspek yang merugikan.

Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional


dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan
namun serangga juga sering memberikan keuntungan terhadap makluk hidup. Selain itu juga
belajar entomologi kita dapat mengetahui keanekaragaman jenis serangga di alam ini,
mengetahui kesusksesan serangga di dalam kehidupan ini serta bisa mengetahui manfaat dan
kerugian serangga dalam kehidupan ini.

Kesuksesan serangga

Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan
perilaku. Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat dengan
rangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkap sebagai rangka
penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian besar
jenis serangga. Ukuran badannya yang relatif kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga
relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya.
Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, keragaman
genetik yang lebih besar dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa
generasi dalam satu tahun. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak
jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan
sifat resistensi terhadap insektisida.

Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata,


kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity
(keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh
serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenoptera parasit, Thysanoptera, berbagai
macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walang kayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu
habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial
(jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-
jenis vertebrata.

Keanekaragaman serangga
Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis .Keluarga besar serangga
( insecta) dikelompokkan ke dalam 28 ordo yang masing-masing ordo memiliki ciri-ciri unik
yang membedakan antara mereka. Kelas (class) Insecta terbagi menjadi dua subkelas (subclass)
berdasarkan keberadaan organ sayapnya, yaitu subkelas Apterygota bagi serangga-serangga yang
tidak memiliki sayap dan subkelas Pterygota bagi serangga-serangga yang memiliki sayap.
Anggota subkelas Apterygota tidak melakukan metamorfosis dalam perkembangan tumbuh pada
siklus hidupnya, sedangkan anggota kelompok (subkelas) Pterygota biasanya mengalami
metamorfosis. Serangga atau insecta hidup berdekatan dengan manusia, mamalia, burung dan
lingkungan sekitar. Dalam menjalankan peranannya sebagai anggota komponen rantai dan hidup
organisme di alam serangga ada yang merugikan manusia dan ada pula yang menguntungkan
manusia.

Di dalam subkelas Apterygota terdapat lima ordo dengan ordo yang memiliki jumlah
spesies terbanyak yaitu Collembola. Sedangkan anggota subkelas Pterygota mencakup dua puluh
tiga ordo. Ordo terbanyak dengan jumlah jenis yang diketahui adalah Coleoptera. Beberapa ordo
yang terdapat dalam subkelas Pterygota yaitu:

1. Isoptera, mempunyai dua pasang sayap, yang tipis dengan ukuran sama,
metamorfosisidak sempurna. Contoh: rayap.

2. 2 Neouroptera/bersayap jala, mempunyai dua pasang sayap dengan banyak urat terlihat
seperti jala. Metamorfosis sempurna. Contoh: myrmelon frontalis/undur undur.

3. Orthoptera/bersayap lurus, mempunyai 2 pasang sayap. Kaki belakang kuat di gunakan


untuk meloncat. Metamorfosis tidak sempurna. Contoh : belalang, kecoa, jangkrik.

4. Hemiptera/bersayap tak sama, mempunyai alat penusuk dan pengisap makanan.


Metamorfosis tidak sempurna. Contoh: nilaparvata lugens/wereng

5. Homoptera/bersayap sama, mempunyai alat penusuk. Metamorfosis tidak sempurna.


Contoh: coccidae sp./kutu perisai
6. Coleoptera, mempunyai dua pasang sayap. Sayap depan tebal dan halus mengandung zat
kitin yang di sebut elitra. Sayap belakang tipis berupa selaput. Termasuk endopterygota.
Contoh: coccinella sp./kepik emas, kutu beras.

7. Diptera/bersayap dua, mempunyai dua buah sayap. Termasuk endopterygota. Contoh:


anopheles sp. /nyamuk malaria, musca domestica/lalat rumah.

8. Lepidoptera/golongan kupu kupu, mempunyai dua pasang sayap. Termasuk


endopterygota. Metamorfosis sempurna. Contoh: kupu kupu.

9. Hymenoptera/bersayap selaput, mempunyai dua sayap tipis dengan sayap belakang


lebih tipis. Termasuk endopterygota yang ber metamorfosis sempurna. Contoh: apis
indica/lebah madu

10. Siphonoptera/golongan pinjal, tidak mempunyai sayap termasuk endopterygota yang


bermetamorfosis sempurna. Contoh: ctenocephalides cannis/pinjal anjing.

11. Phthiraptera, tidak mempunyai sayap, hidup sebagai parasit dan mempunyai cakar
untuk menempel pada inangnya. Contoh: pediculus humanus capitis/kutu kepala,
phithirus pubis/kutu alat kelamin.

Karakteristik serangga

Secara umum, tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh (caput, torak dan
abdomen). Morfologi Serangga pada bagian kepala terdapat mulut, antena, mata majemuk
(faset) dan mata tunggal (ocelli) dengan bagian-bagiannya. Pada bagian torak, ditemukan
tungkai 3 pasang (3 pasang kaki yang beruas-ruas) dan dua atau sepasang sayap. Sedangkan di
bagian abdomen terdiri atas kurang lebih 11 buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya
genital dan dapat dilihat membran timpanum, spirakel, dan alat kelamin. Serangga dapat
dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki (sepasang pada setiap
segmen thoraks). Perbedaan serangga satu dengan yang lainnya dibedakan dengan daur atau
siklus hidupnya, cara bereproduksi, habitanya, tipe mulut serangga itu sendiri.
Penggunaan informasi Entomologi

Entomologi secara garis besar mempunyai kaitan-kaitan dengan bidang ilmu lainnya.
Contoh keterkaitan entomologi dengan imu bidang lainnya adalah sebagai berikut :

1. Di bidang kedokteran
Pada Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian
golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung(penyengat/menggigit
mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak
lansung (vektor penyakit seperti lalat, nyamuk ,kecoak, pinjal/kutu.Secara umum
Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan
penyebab penyakit secara langsung. Bila inang atau obyek yang terkena penyakit adalah
hewan atau ternak, entomologi yang akan terlibat berkaitan dengan entomologi sektor
pertanian. Nyatalah bahwa entomologi di sektor kesehatan tidak dapat dipisahlan dari
sekor pertanian. Hubungan ini akan terlihat lebih nyata apabila terjadi kaitan inang antara
manusia dan hewan ternak untuk serangga tertentu penular penyakit. Berapa banyak
spesies serangga yang terlibat dan pola keterlibatannya, serta intensitas hubungan
masing-masing serangga perlu penggarapan yang tepat. Program entomolgi yang terarah
akan memainkan peran yang sangat menentukan.
2. Bidang Kesehatan
Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia
dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi
serangga yang berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti
Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan
kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat
digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.
3. Bidang Kehutanan
Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan
pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang
bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim
hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang
membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem
hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak
hutan jati.
4. Bidang Pertanian
Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-
serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura,
tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator,
peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang
dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke
buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang. Kegiatan entomologi mempunyai dua
segi, pertama sebagai penunjang (promotor) meningkatnya produksi, dan kedua sebagai
pelaku produksi itu sendiri. Seimbang.
5. Di bidang Peternakan
Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian kepada
serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat lansung seperti caplak,
kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor
penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen
penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya.
Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan
vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat
ditularkan dari unggas ke manusia.

Keuntungan dan kerugian serangga bagi kehidupan

Serangga sebagai kelas dengan jumlah populasi dan diversitas tertinggi memiliki
peran yang sangat berati bagi ekosistem, baik itu dapat bermanfaat atau merugikan. Serangga
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia misalnya, serangga sebagai penghasil madu atau
nektarisasi pada tanaman, contoh yaitu Apis cerana (Ordo Hymenoptera). Serangga sebagai
penghasil benang sutra, contoh Bombyx mori (Ordo Lepidoptera). Serangga sebagai penghasil
lak “lac insect”, contoh Laccifer lacca (Ordo Hemiptera). Serangga sebagai bahan makanan di
Lampung, pada saat ledakan belalang, serangga ini dijadikan rempeyek belalang. Serangga
sebagai saprofag (pemakan bahan organik) contoh Collembola. Serangga sebagai pemakan
bangkai (Zoosaprofag), biasanya digunakan sebagai entomologi forensik, serangga yang umum
ditemukan pada mayat, contoh Famili Calliphoridae, Sarcophagidae, Staphilinidae, Histeridae
dan Silphidae. Serangga sebagai pemakan kotoran (Koprofag), contoh kumbang koprofag dari
Afrika. Seragga yang sebagai indikator pencemaran lingkungan, contoh Ordo Ephemeroptera,
Plecoptera dan Trichoptera. Dan banyak lagi yang lainnya.
Dalam kondisi tertentu, serangga juga dapat bersifat merugikan misalnya, serangga
sebagai organisme penggangu tanaman adalah segala makhluk hidup yang kehadiran dan
aktivitasnya berinterferensi dengan kepentingan manusia. Salah satu aktivitas itu adalah sebagai
hama yang umumnya adalah dari kelompok serangga. Sekitar 1% dari spesies serangga bersifat
sebagai hama. Contoh hama tanaman : hama penggerek pada jeruk dan lalat buah. Serangga-
serangga parasit pada tanaman contohnya adalah kutu tempurung (Parasseisetia nigra)
(homoptera: coccidae) dan kepik (hemiptera: pachygrontidae). P.nigra dapat berkembang dan
menyelesaikan hidupnya pada tanaman sambiloto. lama hidup kutu ini dari telur sampai imago
berkisar antara 64 – 141 hari dan banyaknya telur yang dihasilkan oleh seekor imago berkisar
antara 14 – 258 butir. selain serangga yang merugikan ada juga serangga yang berperan sebagai
musuh alami. P. nigra mempunyai musuh alami berupa parasitoid yaitu Cocophagus bogriensis
dari famili encyrtidae, ordo hymenoptera. Secara umum, kerugian yang diakibatkan oleh
serangga antara lain : sebagai hama tanaman dan gudang; pembawa faktor penyakit pada
manusia, ternak dan hewan liar; endoparasit; dan penular penyakit.

Вам также может понравиться