- Nama Kelompok :

1. Andreana Triwahyuni (18)

2. Nofita Ertika W. (20)
3. Rahmi Aminda Sari (16)
4. Saidatul Munawaroh (29)
5. Suci Rahmawati (38)
- Judul : Momentum Dan Impuls
- Standart Kompetensi :
“Mendeskripsikan Gejala Alam Dalam Cakupan Mekanika Klasik
Sistem Diskret (Partikel)”
- Kompetensi Dasar :
“Menemukan hubungan antara konsep impuls dan berdasarkan
pada hukum Newton tentang gerak dan hukum kekekalan
momentum linier untuk menyelesaikan masalah pada
tumbukan”
- Materi :
 1. MOMENTUM
Momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa terhadap kecepatan. Hasil
kali besaran skalar terhadap besaran vektor diperoleh besaran vektor, oleh
sebab itu momentum merupakan besaran vektor.

Gambar 7.2 melukiskan sebuah benda

berbentuk balok dengan massa m yang
bergerak dengan kecepatan v arahnya
ke kanan. Arah momentum balok tersebut
searah dengan kecepatan geraknya, sedang besar atau nilai momentum
balok tersebut secara matematis dirumuskan sebagai :
Dimana :
P : Momentum (kg m.s-1)
M : Massa benda (kg)
V : Kecepatan benda (m. s-1)
 2. IMPULS
Sebuah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat
dinamakan impuls. Dalam kehidupan sehari-hari impuls disamakan
pukulan.

Dalam fisika impuls merupakan besaran

vektor yang diperoleh dari hasil perkalian
antara gaya terhadap waktu. Apabila gaya
palu menyentuh permukaan kepala paku
besarnya F dan lama waktu persentuhan
palu dan kepala paku sebesar ∆t, secara
matematis impuls yang terjadi sebesar :
Dimana :
I : Impuls (kg.m. s-1)
F : Gaya (kg.m. s-2)
∆t : Selang waktu (sekon)
Arah impuls searah dengan arah gaya penyebabnya atau searah gaya F
(lihat gambar 7.4)
Impuls Sebagai Perubahan Momentum

Besarnya perubahan momentum pada peristiwa tumbukan sama

besar dengan impuls yang dihasilkannya.
Produksi mobil dari suatu pabrik sebelum dipasarkan dilakukan tes
efek tumbukan terhadap dinding yang sangat kokoh bertujuan untuk
mengetahui kualitas mobil.
Apabila massa benda sebesar m sebelum menumbuk dinding
kecepatan geraknya v dengan arah ke kanan dan sesaat setelah
menumbuk kecepatannya sebesar v’ dengan arah ke kiri, maka

Dimana :
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda sesaat sebelum
menumbuk (m/s)
v ‘ : kecepatan benda sesaat sesudah
menumbuk (m/s)
Penerapan Impuls dan Perubahan Momentum Pada
Prinsip Kerja Roket

Gaya dorong roket diperoleh dari perubahan momentum yang

dihasilkan oleh semburan partikel-partikel gas bahan bakar
dengan tekanan yang sangat kuat dengan BB untuk tambahan
hidrogen cair dengan tabung BB yang kokoh.
Apabila ada kesalahan kontruksi tabung bahan bakar dapat
menyebabkan roket meledak.
Untuk memperhitungkan gaya dorong roket dapat digunakan
perubahan momentum menjadi impuls.
3. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Untuk memahami hukum kekekalan momentum perhatikan gambar 7.7
Apabila dalam peristiwa tersebut tidak
dipengaruhi gaya luar, secara matematis
hukum kekekalan momentum dituliskan
sebagai persamaan :

Dimana :
mA dan mB : massa bola A dan
bola B
vA dan vB : kecepatan bola A & bola B sebelum tumbukan
v‘A dan v’B : kecepatan bola A & bola B sesudah tumbukan
Jangan lupa untuk arah kecepatan yang berlawanan diberikan tanda
(-) atau (+) pada nilainya saja, bukan pada persamaan atau rumus di
atas.
 4. TUMBUKAN
Peristiwa dua benda dikatakan bertumbukan apabila dua
benda atau salah satu dalam keadaan bergerak saling
bersentuhan, hingga terjadi saling memberikan gaya.
Tumbukan dibedakan atas dua kelompok, yaitu tumbukan
sentral dan tumbukan sembarang. Sedangkan tumbukan
sentral dikelompokkan menjadi tumbukan sentral lurus dan
tumbukan sentral miring. Pembahasan kita kali ini khusus
untuk memahami tumbukan sentral lurus saja.
Ada beberapa kemungkinan setelah benda bertumbukan yaitu
perubahan bentuk benda, terpental, energigerak benda
berubah dan sebagainya.
Ditinjau dari sifat elastisitas atau kelentingan suatu
suatu benda, maka tumbukan sentral lurus
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu tumbukan
lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan
tumbukan tidak sempurna.
 Tumbukan Lenting Sempurna

Tumbukan sentral lurus dikatakan lenting (elastis)

sempurna apabila dua benda saat bertumbukan
kehilangan energi geraknya, tetapi setelah tumbukan
berlangsung energi gerak yang hilang dapat diperoleh
kembali.
Kesimpulan :
 Untuk tumbukan lenting sempurna nilai e = 1, dimana e
disebut konstanta kelentingan atau konstanta elastisitas
= koefisien resitusi.
Tumbukan Lenting Sebagian
tumbukan sentral lurus dikatakan lenting (elastis) sebagian apabila dua
benda saat bertumbukan kehilangan energi geraknya, tetapi setelah
tumbukan berlangsung energi gerak yang hilang hanya sebagian saja
dapat diperoleh kembali.
Perhatikan gambar 7.10.
Pertama, balok A dan balok B
masing-masing massanya mA dan
mB1 sebelum bertumbukan
kecepatannya VA dan VB
Kedua, saat balok A dan balok B
bertumbukan keduanya diam atau
tidak bergerak
Ketiga, setelah balok A dan balok
B bertumbukan keduanya
bergerak dengan kecepatan
masing-masing VA’ dan VB’. Pada
tumbukan lenting sebagian
berlaku hukum kekekalan
momentum, tetapi tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik
secara metematis dinyatakan :
Kesimpulan :
Untuk tumbukan lenting sebagian nilai e<1
Tumbukan Tidak Lenting
Tumbukan sentral lurus dikatakan tidak lenting (elastis) sama sekali
apabila dua benda saat bertumbukan kehilangan energi geraknya,
selanjutnya setelah tumbukan berlangsung energi gerak yang hilang
tidak dapat diperoleh kembali. Perhatikan gambar 7.11.

Pertama, balok A dan B masing-

masing massanya mA & mB,
sebelum bertumbukan
kecepatannya vA dan vB.

Kedua, saat balokA dan B

bertumbukan keduanya diam atau
tidak bergerak.

Ketiga, setelah balok A dan Balok

B bertumbukan keduanya melekat
bergerak bersama-sama dengan
kecepatan vA’ = vB’ = v’.
Pada tumbukan tidak lenting berlaku hukum
kekekalan momentum, tetapi tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik secara
matematis konstanta kelentingannya
dinyatakan :
 Soal
1. Bola bowling (m1 = 7,5 kg) yang bergerak dengan
kelajuan 6 m.s-1, menumbuk bola bilyar (m2=0,5 kg)
yang mula-mula diam.
a. Jika tumbukannya sepusat dan elastik sempurna,
berapakah kecepatan masing-masing bola setelah
tumbukan?
b. Berapakah momentum total sistem setelah
tumbukan?

2. Sebuah benda bermassa 2 kg bergerak dengan

kelajuan 6 m.s-1 menabrak benda yang bermassa 4
kg yang mula-mula diam. Setelah tumbukan, benda
yang bermassa 2 kg bergerak mundur dengan
kelajuan 1 m.s-1.
a. Hitunglah kelajuan bola yang bermassa 4 kg
setelah tumbukan.
b. Hitunglah energi kinetik yang hilang selama
tumbukan
c. Berapakah koefisien restitusi tumbukan ini?
3. Seseorang yang bermassa 60 kg naik perahu
yang sedang bergerak ke timur dengan
kecepatan 12m.s-1. Tiba-tiba orang itu meloncat
dengan kecepatan 8 m.s-1 terhadap perahu. Jika
massa perahu 40 kg, tentukan besar dan arah
kecepatan perahu sesaat setelah orang itu
meloncat jika arah loncatannya :
a. Ke timur b. Ke barat c. ke selatan

4. Dua buah keretaluncur bermassa 300 g dan 200

g bergerak saling mendekati pada permukaan
horizontal tanpa gesekan. Kecepatan kedua
kereta berturut-turut 50 cm.s-1 dan 100 cm.s-1.
a. Jika kedua kereta itu bertumbukan dan
melekat jadi satu, hitunglah kecepatan setiap
kereta sesudah tumbukan.
b. Hitunglah energi kinetik yang hilang selama
tumbukan!
5. Sebuah kotakbermassa 2 kg bergerak ke kanan
dengan kelajuan 5 m.s-1. Kotak ini menumbuk
kotak bermassa 3 kg yang bergerak searah
dengan kelajuan 2 m.s-1. Setelah tumbukan,
kotak bermassa 3 kg bergerak dengan kelajuan
4,2 m.s-1 searah dengan kecepatan semula.
a. Berapakah kecepatan kotak bermassa 2 kg
setelah tumbukan?
b. Berapakah koefisien restitusi tumbukan ini?