Вы находитесь на странице: 1из 11

M A K A L A H

OPTIMALISASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU

BERBASIS SEKOLAH

Drs. H. Amin Wijaya, M.M.Pd

Pembina Tk.I IV b

NIP. 131 287 319

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 MARGAHAYU

Jl. KH. Wahid Hasyim No. 387 Telp. 5405962


A. Pendahuluan

B.

dimaksudkan untuk mendorong, memotivasi dan memfasilitasi proses belajar dan


mengajar di sekolah dengan penyertaan ICT (Information, Communication &
Technology).
Kosep dan komitmen TELKOM dalam memberikan dukungan pada proses
“pemintaran” yang lebih cepat dengan menggunakan teknologi informasi (ICT)
yang dimiliki TELKOM itulah yang kemudian diharapkan dapat disinergikan dengan
konsep Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional) yang dimiliki pemerintah
(Depdiknas dan Kominfo).
Deklarasi yang terdiri dari lima butir itu, berisi :
1. Kami putra-putri Indonesia, dengan ini menyatakan siap untuk menerima, mengerti
dan memahami informasi, komunikasi dan teknologi berbasis internet sebagai
fasilitas dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Kami putra-putri Indonesia, dengan ini berjanji akan memanfaatkan informasi,
komunikasi dan teknologi berbasis internet yang kami pahami untuk meningkatkan
pengetahuan, pendidikan, memanfaatkan untuk tujuan positif di dalam kehidupan
sehari-hari serta tidak akan menyalahgunakan pengetahuan tersebut.
3. Kami putra-putri Indonesia, siap menjadi agen-agen perubahan dengan
menyebarkan pengetahuan internet yang kami miliki kepada teman-teman, keluarga
dan lingkungan sekitar demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang secara langsung
akan menyukseskan pembangunan Indonesia seutuhnya.
4. Kami putra-putri Indonesia, dengan ini menyatakan siap merealisasikan visi kami
untuk mempersiapkan dan membangun sistem informasi bagi masyarakat dan
generasi mendatang.
5. Kami putra-putri Indonesia, siap menjadi garda terdepan dalam
mengimplementasikan informasi, komunikasi dan teknologi berbasis internet untuk
kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Integrasi teknologi informasi dan komunikasi menjadi perhatian negara-negara di
Asia Tenggara, terutama dalam memperluas akses pendidikan. Integrasi teknologi
informasi dengan dunia pendidikan dirasakan semakin penting seiring dengan
perubahan di kawasan dan tantangan globalisasi.

"Information and communication technology ialah salah satu instrumen penting untuk
mencapai cita-cita di tengah perubahan zaman," kata Yudhoyono.

Menurut Presiden, memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan tidak


cukup hanya memberikan modal uang kepada masyarakat. Lebih besar dan penting
daripada itu adalah kesempatan dan akses yang terus diperbaiki melalui
pengembangan riset yang mumpuni di bawah tanggung jawab Depdiknas.

"Salah satu peluang besar saat ini ialah bagaimana kita dapat memanfaatkan dan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam dunia pendidikan.
Kalau tahun 1980-an internet hanya digunakan segelintir orang di universitas, saat ini
setidaknya terdapat 1,1 miliar pengguna e-mail dan sekitar 30 miliar situs. Saya
sangat menghargai perhatian yang diberikan oleh konferensi ini terhadap isu
pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan kualitas
pendidikan," kata Yudhoyono.

Mendiknas Bambang Sudibyo menambahkan, SEAMEO sangat strategis fungsinya


untuk saling bertukar metode dan pengalaman dalam hal pengembangan pendidikan,
ilmu pengetahuan, serta kebudayaan melalui pemutakhiran teknologi informasi dan
komunikasi. Salah satu wujud kerja sama antaranggota SEAMEO adalah pertukaran
pelajar, mahasiswa, maupun staf pengajar untuk saling menimba ilmu.

Pertumbuhan teknologi internet memberikan kesempatan untuk diaplikasikan dalam


berbagai bidang termasuk pendidikan tinggi, dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang faktor-faktor penting yang
harus dipertimbangkan ketika kita membangun sistem pendukung distance learning
menggunakan teknologi internet atau web, dan juga perlu kita pertimbangkan tentang
Open Source yang diimplementasikan untuk membuat sistem dengan biaya rendah
tanpa menurunkan performansinya dan keandalannya.

1. Pendahuluan

Sejalan dengan kemajuan teknologi jaringan dan perkembangan internet,


memungkinkan penerapan teknologi ini di berbagai bidang termasuk di bidang
pendidikan atau latihan.
Di masa datang penerapan teknologi internet di bidang pendidikan dan latihan akan
sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan,
terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat
berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai
masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya aplikasi
pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet, maka ketergantungan akan jarak dan
waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan dan latihan akan dapat diatasi,
karena semua yang diperlukan akan dapat disediakan secara online sehingga dapat
diakses kapan saja.
Pada paper ini dibahas hal-hal yang diperlukan dalam penerapan teknologi internet
untuk bidang pendidikan.

2. Aplikasi Web

Web merupakan salah satu tekonologi internet yang telah berkembang sejak lama dan
yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak jauh (e-
Learning).
Secara umum aplikasi di internet terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:

• Synchronous System

Aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai bisa
berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting, Video Conference,
dsb.
• Asynchronous System

Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai bisa
mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan
dengan waktunya masing-masing, contohnya: BBS, e-mail, dsb.

Dengan fasilitas jaringan yang dimiliki oleh berbagai pendidikan tinggi atau institusi
di Indonesia baik intranet maupun internet, sebenarnya sudah sangat mungkin untuk
diterapkannya sistem pendukung e-Learning berbasis Web dengan menggunakan
sistem synchronous atau asynchronous, namun pada dasarnya kedua sistem diatas
biasanya digabungkan untuk menghasilkan suatu sistem yang efektif karena masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Dibeberapa negara yang sudah maju dengan kondisi infrastruktur jaringan kecepatan
tinggi akan sangat memungkinkan penerapan teknologi multimedia secara waktu
nyata seperti video conference untuk kepentingan aplikasi e-Learning, tetapi untuk
kondisi umum di Indonesia dimana infrastruktur jaringannya masih relatif terbatas
akan mengalami hambatan dan menjadi tidak efektif. Namun demikian walaupun
tanpa teknologi multimedia tersebut, sebenarnya dengan kondisi jaringan internet
yang ada sekarang di Indonesia sangat memungkinkan, terutama dengan
menggunakan sistem asynchronous ataupun dengan menggunakan sistem
synchronous seperti chatting yang disesuaikan dengan sistem pendukung pendidikan
yang akan dikembangkan.

3. Sistem Pendukung Pendididikan

Dengan adanya sistem ini proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di
dalam ruangan kelas saja dimana secara terpusat guru memberikan pelajaran secara
searah, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para siswa dapat
secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar. Mereka bisa terus
berkomunikasi sesamanya kapan dan dimana saja dengan cara akses ke sistem yang
tersedia secara online. Sistem seperti ini tidak saja akan menambah pengetahuan
seluruh siswa, akan tetapi juga akan turut membantu meringankan beban guru dalam
proses belajar-mengajar, karena dalam sistem ini beberapa fungsi guru dapat diambil
alih dalam suatu program komputer yang dikenal dengan istilah agent [5].
Disamping itu, hasil dari proses dan hasil dari belajar-mengajar bisa disimpan
datanya di dalam bentuk database, yang bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali
proses belajar-mengajar yang lalu sebagai rujukan, sehingga bisa dihasilkan sajian
materi pelajaran yang lebih baik lagi.

4. Collaboration

Collaboration didefinisikan sebagai kerjasama antar peserta dalam rangka mencapai


tujuan bersama [1]. Collaboration tidak hanya sekedar menempatkan para peserta ke
dalam kelompok-kelompok studi, tetapi diatur pula bagaimana mengkoordinasikan
mereka supaya bisa bekerjasama dalam studi [2].
Saat ini penelitian di bidang kolaborasi melalui internet dikenal dengan istilah CSCL
(Computer Supported Collaborative Learning), dimana pada prinsipnya CSCL
berusaha untuk mengoptimalkan pengetahuan yang dimiliki oleh para peserta dalam
bentuk kerjasama dalam pemecahan masalah. Kenyataannya kolaborasi antar peserta
cenderung lebih mudah dibandingkan dengan kolaborasi antara peserta dengan guru
[6].
Dalam pelaksanaan sistem e-Learning, kolaborasi antar siswa akan menjadi faktor
yang esensial [3][5], terutama pada sistem asynchronous dimana para siswa tidak
secara langsung bisa mengetahui kondisi siswa lain, sehingga seandainya terjadi
masalah dalam memahami makalah yang disediakan, akan terjadi kecenderungan
untuk gagal mengikutinya dikarenakan kurangnya komunikasi antar siswa, sehingga
timbul kecenderungan terperangkap pada kondisi standstill, sehingga menyebabkan
hasil yang tidak diharapkan.

Ada 5 hal essensial [6] yang harus diperhatikan dalam menjalankan kolaborasi lewat
internet, yaitu sebagai berikut:

(a) clear, positive interdependece among students

(b) regular group self-evaluation


(c) interpersonal behaviors that promote each member’s learning and success

(d) individual accountability and personal responsibility

(e) frequent use of appropriate interpersonal and small group social skills

Dalam proses kolaborasi antar siswa, guru bisa saja terlibat didalamnya secara tidak
langsung, dalam rangka membantu proses kolaborasi dengan cara memberikan arahan
berupa message untuk memecahkan masalah. Sehingga diharapkan proses kolaborasi
menjadi lebih lancar.

5. Konfigurasi Sistem

menunjukkan struktur global dari sistem pendukung untuk e-Learning. Pemakai


sistem dalam hal ini siswa dan guru dapat mengakses ke sistem dengan menggunakan
piranti lunak browser

• Collaboration, untuk melakukan kerjasama antar siswa dalam pemecahan


masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kolaborasi ini bisa
diwujudkan dalam bentuk diskusi atau tanya-jawab dengan memanfaatkan
fasilitas internet yang umum dipakai misalnya: e-mail, BBS, chatting,
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat.

• Database, untuk menyimpan materi pelajaran dan record-record yang


berkaitan dengan proses belajar-mengajar khususnya proses kolaborasi.

• Web Server, merupakan bagian mengatur akses ke sistem dan mengatur


tampilan yang diperlukan dalam proses pendidikan. Termasuk pula
pengaturan keamanan sistem.

Pengembang aplikasi seperti ini bisa dilakukan dengan menggunakan software


sebagai berikut:

Platform OS Linux
Web Server Apache+Tomcat
Programming Java
Script Java Server Page
Database MySQL / Postgress
Frame Work Struts
Development Tool Eclipse
Keuntungan menggunakan software diatas yaitu seluruhnya merupakan Open Source
yang bisa didownload secara gratis dari web site masing-masing, sehingga dalam
implementasinya bisa ditekan biaya serendah mungkin, tanpa mengurangi realibilitas
sistem itu sendiri. Keuntungan lainnya yaitu untuk akses ke sistem seperti ini tidak
tergantung pada suatu platform operating system.
Oleh karena itu, dengan penerapan berbagai software Open Source seperti ini,
diharapkan akan dicapai suatu sistem e-Learning yang aman, terpercaya, performance
tinggi, multiplatform, dan biaya rendah.

6. Penutupan

Sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan khususnya internet, dan pemerataan


pemakaian fasilitas internet di Indonesia, maka sudah selayaknya untuk memulai
penerapan teknologi ini di bidang pendidikan, yang diharapkan dapat menunjang
peningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan tinggi dan institusi yang relatif
telah memiliki fasilitas jaringan komputer.
Dalam makalah ini telah dibahas berbagai fasilitas penunjang yang bisa
dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi internet dengan biaya yang
seminimal mungkin melalui pemanfaatan Open Source tanpa mengurangi kualitas
sistem.
Faktor kolaborasi menjadi penting dalam rangka menciptakan sistem pendidikan yang
lebih efektif, karena dalam sistem pendidikan jarak jauh faktor komunikasi antar
peserta akan menjadi penentu dalam menentukan perolehan pengetahuan yang
dicapai oleh setiap siswa.

Permasalahan kedepan yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:

• Pengembangan Student Model dari database untuk menformulasikan karakter


siswa sehingga sistem mampu mendeteksi kondisi siswa yang bermasalah.

• Pengaturan pemakaian tool synchronous dan asynchronous dalam


pelaksanaan kolaborasi, supaya tidak terjadi duplikasi yang membahas
masalah yang sama berulang-ulang.

• Membuat fasilitas penyusunan makalah di Web yang memudahkan para guru


tanpa perlu mengetahui perintah-perintah secara mendetail, yang disesuaikan
dengan kebutuhan untuk berkolaborasi.

Daftar Pustaka

[1] Marion A. Barfurth, “Understanding the Collaborative Learning Process in a


Technology Rich Environment: The Case of children’s Diagreements�?,
Departemnet of Science and Education, University of Quebeca Hull.

[2] Johnson D. W., Johson R. T., and Smith K., “Active Learning: Cooperation in the
Classroom�?, Edina, MN: Interaction Book Company (1991).

[3] Ana Hadiana, Kenji Kaijiri, “Collaboration Learning Support System Using
Q&A�?, 4th International Conference of Information Technology for High
Education and Training (2003)

[4] Japanese Association of Education Engineering, “Dictionary of Education


Engineering?, Jikkyou Publisher

[5] Yutaka Matsusita, Kenichi Okada, “Collaboration and Communacation?,


Kyouritu Publisher

[6] Johson D. W., “Learning together and alone�?, Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall

Kepala sekolah (kepsek) menjadi kunci penting untuk meningkatkan kualitas


pendidikan, khususnya di sekolah yang dipimpinnya dan umumnya di tingkat
nasional.
Untuk itu, Mendiknas Bambang Sudibyo mengatakan bermutu atau tidaknya suatu
sekolah tergantung kemampuan kepala sekolahnya dalam mengelola sekolah.

''Makin banyak kepala sekolah yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi makin
banyak juga sekolah yang bermutu,'' ujar Mendiknas Bambang Sudibyo di Jakarta,
Kamis (6/12).

Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat strategis untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Jumlah total kepala sekolah sebanyak 265.000 di seluruh
Indonesia merupakan aset sentral untuk mendongkrak mutu pendidikan nasional.

''Efektif tidaknya proses pembelajaran di suatu sekolah tergantung kepala


sekolahnya,'' tegas Mendiknas seraya meminta kepala sekolah tersebut untuk
meningkatkan kualifikasi dan profesionalismenya.

Kepala sekolah yang nota bene guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah
ini harus mampu membangkitkan kegairahan proses belajar mengajar di sekolah itu.
Baik dari sisi guru-guru di sekolah itu maupun siswa-siswanya.

Sementara itu, Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Depdiknas Surya Dharma di sela acara Rapat Kerja Asosiasi
Kepala Sekolah Seluruh Indonesia mengatakan berdasarkan data yang ada 76%
kepala sekolah SD belum memiliki gelar S-1, SMP 49%, dan SMA 11% belum
meraih gelar S-1. ''Kita akan programkan mereka raih S- secepatnya sesuai kebijakan
Pak Menteri,'' ujarnya.

Surya mengakui program peningkatan kualifikasi dan kompetensi menjadi prioritas


direktoratnya. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan pemda-pemda dan LPTK
untuk membiayai kepsek yang belum S-1 melanjutkan pendidikannya hingga lulus S-
1. Sekaligus memprioritaskan mereka ikut program sertifikasi pendidik, agar bisa
memiliki kompetensi sesuai dengan aturan yang berlaku

Вам также может понравиться