Вы находитесь на странице: 1из 5

PEMODELAN PENGERINGAN SLAB CABAI SECARA FLUIDISASI

Bregas Siswahyono Tatag Sembodo dan Fadilah


Jurusan Teknik Kimia FT-UNS
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126 telp./fax 0271-632112
e-mail: bregas@uns.ac.id

Abstract : It is the advantage of fluidized drying that the heat and mass transfer rate between
solid and gas phase are relatively higher than other methods. The objectives of this research
were to find fluidized driying curve of chili slabs, effective diffusivity coefficient (D e), mass
transfer coefficient of water (ky) and mathematical model of fluidized drying of chili slabs. It was
also to find any influential factors of D e and ky through dimensionless number analysis. The
experiment was performed by flowing the hot air through chili slabs in the fluidized glass column,
which was equipped with blower, thermometer and flowmeter. The rate of drying air was varied
in order to obtain its effects. The results showed that the drying curve consisted of two sections,
3
constant and falling rate. The increase of drying air rate from 942.14 to 1087.08 cm /s had no
effect significantly on drying rate. Comparing the mathematical model with the data indicated
that it was fitting each other.

Keywords : fluidized drying, chili slabs, fluidized column

PENDAHULUAN Ada beberapa mekanisme yang dapat


Pengeringan secara fluidisasi banyak terjadi pada saat bahan basah dikeringkan
digunakan untuk pengeringan butiran padatan sampai mempunyai kandungan air tertentu
seperti biji-bijian, pupuk, bahan kimia, obat- yang cukup rendah. Hal itu dapat diketahui dari
obatan dan mineral. Pada pengering jenis ini, kurva pengeringan. Kurva pengeringan
bahan padatan yang akan dikeringkan menunjukkan hubungan antara kandungan air
dikontakkan dengan udara pengering yang di dalam padatan sebagai fungsi waktu. Selain
bergerak dengan laju tertentu sehingga itu dapat pula dinyatakan dalam hubungan
padatan terfluidisasi yaitu udara dan padatan antara laju pengeringan dan kandungan air.
bergerak sebagai satu sistem yang dianggap Secara umum kurva pengeringan terdiri atas
sebagai seperti fluida (fluid like). Pengeringan dua bagian, yaitu periode laju pengeringan
dengan metode ini mempunyai keunggulan konstan dan periode laju pengeringan menurun.
utama yaitu laju transfer panas dan massa (Treybal, 1985)
antara fase padat dan gas yang relatif tinggi Laju pengeringan pada unggun
dibanding metode lain. (Srinivasakannan, 2002) terfluidisasi sangat dipengaruhi oleh
Pengeringan didefinisikan sebagai suatu karakteristik bahan dan kondisi operasi
operasi teknik yang mengubah air dalam suatu fluidisasi. Bahan dengan struktur yang berpori
padatan atau bahan semi padat menjadi hasil mengalami pengeringan dengan laju konstan
dengan kadar air yang sangat rendah. dan menurun. Sebaliknya bahan tidak berpori
Perbedaan antara penguapan (evaporation) hanya memiliki laju pengeringan konstan.
dan pengeringan adalah pengeringan Pengetahuan tentang kinetika pengeringan
menghilangkan sejumlah air yang relatif banyak sangatlah penting untuk memperkirakan waktu
dari pada penguapan. Pada penguapan, air pengeringan yang diperlukan untuk
dihilangkan pada titik didihnya, sedangkan menurunkan kadar air sampai tingkat yang
pada pengeringan air dapat dihilangkan dengan diinginkan dan untuk menentukan kondisi
menggunakan media pembawa berupa gas. operasi pengeringan yang optimal. Model laju
Pengeringan terjadi karena adanya daya pengeringan biasanya didasarkan pada
dorong (driving force) yang berupa perbedaan mekanisme pergerakan air secara difusi
konsentrasi air pada bagian dalam dengan intrapartikel menurut persamaan difusi Fick.
bagian luar padatan, dan perbedaan (Srinivasakannan, 2002)
konsentrasi air pada lapisan udara di Dutta dkk (1988) melakukan penelitian
permukaan padatan yang jenuh dengan uap air pengeringan dan menemukan bahwa gerakan
dengan udara luar yang tidak jenuh. (Treybal, air di dalam padatan merupakan proses difusi.
1985) Difusivitas air di dalam padatan tergantung

Pemodelan Pengeringan Slab Cabai secara Fluidisasi 43


(Bregas Siswahyono Tatag Sembodo dan Fadilah)
pada kandungan air dan suhu padatan selama
berlangsungnya proses pengeringan.
Abid dkk (1990) meneliti pengeringan butir
jagung dengan menggunakan unggun
terfluidisasi. Dari penelitian tersebut diperoleh
hasil bahwa kelembaban dan laju udara hanya
sedikit berpengaruh terhadap laju pengeringan,
sedangkan suhu udara berpengaruh cukup
besar.
Suhu merupakan variabel yang perlu -L 0 L
diperhatikan dalam pengeringan hasil pertanian.
Suhu pengeringan yang aman untuk Gambar 1. Elemen volum pada slab.
0
kebanyakan sayuran adalah antara 60 C
0
sampai 75 C (Desresier, 1988). Menurut Reyes
(2002) kehilangan karoten pada pengeringan Neraca massa air pada elemen volum padatan
irisan wortel adalah minimum pada operasi sebesar A z adalah
0
dehidrasi bersuhu 130 C dengan waktu  
X X X
pengeringan selama 12 menit.   b De A     b De A    b A z
 (1)
Evaluasi nilai difusivitas (De) dan z zz  z z  z z  t
koefisien perpindahan massa air (k y) yang
berguna untuk perancangan alat pengering Persamaan (1) diatur dan diambil limit z
cabai dengan fluidisasi dapat dilakukan dengan mendekati nol diperoleh
menyusun persamaan matematis yang
2 X 1 X
berhubungan dengan neraca massa dan panas.  (2)
Kebanyakan model matematis z 2
De t
pengeringan secara fluidisasi dibuat untuk
partikel berbentuk bola. (Srinivasakannan, Kondisi awal
2002) Studi kali ini bertujuan untuk X 0 ,t   X 0 (3)
mendapatkan model matematis pengeringan
irisan cabai berbentuk slab secara fluidisasi.
Kondisi batas
Selain itu juga untuk memperoleh nilai De dan
ky yang berguna untuk perancangan alat X
0 (4)
pengering cabai dengan fluidisasi serta z 0 ,t 
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai De dan ky melalui analisis bilangan tak dan
berdimensi.
Persamaan matematis disusun dengan
X

ky 
z L,t  De
Y Y   (5)
penyederhanaan peristiwa sebagai berikut :
1. Proses berlangsung secara isotermal.
2. Volum irisan cabai dan ukuran irisan Hubungan keseimbangan kadar air di
cabai tetap. padatan (X) dan di udara (Y) mengikuti
3. Irisan cabai tersuspensi merata persamaan yang mirip dengan hukum Henry
sepanjang kolom (kolom merupakan Y  H X (6)
tangki teraduk sempurna (well mixed
tank)). Konstanta H dicari dari percobaan pada
Irisan cabai dapat dianggap sebagai saat terjadi keseimbangan antara kadar air di
suatu slab tipis sehingga perpindahan massa padatan (X) dan di udara (Y). Hubungan Y dan
air di dalam irisan searah tebal irisan. X untuk waktu tertentu didekati dengan
Persamaan neraca massa dapat disusun pada menggunakan neraca massa air dalam kolom
elemen volum A z seperti terlihat pada yaitu
gambar 1.
air dalam  air dalam  air dalam  air dalam 
udara mula  mula   padatan mula  mula   udara   padatan 
       

L
W Y0 +2 n A L X0 = W Y + 2 n A  X dz (7)
0

E K U I L I B R I U M Vol. 7. No. 2. Juli 2009: 43 - 47


atau dikeluarkan dari kolom dan ditimbang.
2n A L  Kelembaban udara keluar kolom diukur pada
Y = Y0 +  L X 0   X dz  (8) selang waktu yang sama dengan penimbangan
W  0  bahan. Percobaan dihentikan setelah tidak ada
lagi pengurangan berat cabai pada selang
Nilai difusivitas efektif (De) dan koefisien waktu yang berurutan. Pada percobaan ini laju
transfer massa (ky) dihitung secara numeris udara pengering divariasi besarnya yaitu
3 3
dengan menggunakan metode Hooke-Jeeves 942,14 cm /s, 1014,61 cm /s dan 1087,08
3 o
sehingga diperoleh Sum of Square of Errors cm /s, sedangkan suhu dibuat tetap yaitu 65 C.
(SSE) minimum dengan Masing-masing variasi diulang sebanyak 3 kali.
SSE   (Ydata  Yhitung )2 (9)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada gambar 3 dan 4 dapat dilihat
bahwa pada suhu yang sama, pengaruh
METODE PENELITIAN peningkatan laju aliran udara pengering
Bahan yang digunakan pada percobaan terhadap laju pengeringan tidak begitu nampak
ini adalah cabai merah dalam keadaan basah, pada kisaran yang diteliti (942,14 – 1087,08
dipotong sehingga berbentuk slab berukuran 5 3
cm /s). Ini berarti, turbulensi yang diakibatkan
x 5 mm. Tebal slab rata-rata 1 mm. oleh aliran udara pengering belum cukup untuk
Alat-alat dan rangkaian alat yang mempertipis lapisan film pada permukaan
digunakan bisa dilihat pada gambar 2. padatan secara signifikan. Hasil ini mirip
dengan hasil penelitian Abid dkk (1990).
Kisaran laju aliran udara yang diteliti
memang cukup sempit, karena untuk
memperoleh keadaan terfluidisasi kisaran ini
sangat terbatas. Usaha lain yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan laju pengeringan
adalah dengan mempertinggi suhu operasi
sampai batas tidak merusak bahan yang
dikeringkan. Variasi suhu operasi belum
dilakukan pada penelitian kali ini.
Pada gambar 4, bisa dilihat bahwa
pengeringan slab cabai dengan cara fluidisasi
ini terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju
pengeringan konstan dan periode laju
Keterangan: pengeringan menurun. Pada keadaan awal di
1. Blower mana padatan sangat basah, permukaan
2. Tabung pengaman terselimuti oleh suatu lapisan film cair yang tipis.
3. Manometer Jika padatan tersebut dikontakkan dengan
4. Flowmeter udara yang relatif kering, maka penguapan
5. Pemanas akan terjadi pada permukaan. Air yang
6. Slide Regulator menguap di permukaan padatan selalu
7. Termometer bola tergantikan oleh air yang berada di dalam
kering padatan. Jumlah air di dalam padatan relatif
8. Termometer bola banyak sehingga permukaan selalu basah oleh
basah air. Keadaan ini adalah periode pengeringan
9. Kolom fluidisasi konstan.
Pengeringan yang dilakukan lebih lanjut
Gambar 2. Rangkaian alat percobaan pengering- mengakibatkan lapisan film di permukaan tidak
an cabai dengan sistem fluidisasi lagi menutup seluruh permukaan padatan,
sehingga terdapat daerah-daerah kering pada
Percobaan dilakukan dengan permukaan. Akibatnya laju pengeringan akan
mengalirkan udara panas ke dalam kolom menurun.
fluidisasi dari tabung kaca yang telah berisi
8,08 gram (135 buah) irisan cabai basah
berbentuk slab. Kolom dilengkapi dengan
blower, termometer dan flowmeter. Pada
selang waktu tertentu (5 menit), cabai

Pemodelan Pengeringan Slab Cabai secara Fluidisasi 45


(Bregas Siswahyono Tatag Sembodo dan Fadilah)
6 persamaan kelompok tak berdimensi maka
akan diperoleh persamaan :
942.139 cm 3/detik
5
0,4189
1014.6115 cm 3/detik ky d   μ   ρvd 
0,4094
   5,135617  
X (gr air/gr padatan kering)

 
4
1087.08375 cm /detik 3
 D  ρD   μ 
 e   e
3
(10)
2
Hasil penyusunan persamaan kelompok
1 tak berdimensi [persamaan (10)], menunjukkan
bahwa nilai koefisien transfer massa (ky)
0.5811
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
sebanding dengan nilai De . Dengan
t (detik) demikian, hasil ini cukup dekat dengan teori
penetrasi yang menyatakan bahwa nilai
Gambar 3. Grafik hubungan waktu dengan kadar
koefisien transfer massa (ky) sebanding dengan
air dalam padatan (X) pada suhu 0.5
0
65 C dengan laju udara pengering De .
3 3
942,14 cm /s, 1014,61 cm /s dan Gambar 5 menunjukkan perbandingan
3
1087,08 cm /s data kelembaban (Y) hasil percobaan dan hasil
prediksi dengan model matematis, yang mana
0.09
terlihat kesesuaian yang cukup memuaskan.
0.08
0,04
0.07
0,035
0.06
N (gr/mnt.cm 2)

Y hasil perhitungan

0.05 0,03
0.04 0,025
0.03 942.139 cm 3/detik
0,02
0.02 1014.6115 cm 3/detik
0.01 1087.08375 cm 3/detik 0,015

0 0,01
0 1 2 3 4 5
X (gr air/gr padatan kering) 0,005
0
Gambar 4. Grafik hubungan kadar air dalam
padatan (X) dengan laju 0 0,01 0,02 0,03 0,04
0
pengeringan (N) pada suhu 65 C Y data percobaan
dengan laju udara pengering 942,14
3 3
cm /s, 1014,61 cm /s dan 1087,08 Gambar 5. Grafik perbandingan Y data percobaan
3
cm /s dengan Y hasil perhitungan dengan
Tabel 1. Nilai ky dan De pada berbagai variasi laju model matematis
0
udara pengering (suhu 65 C)
Laju ky De
2
udara (cm/detik) (cm /detik) KESIMPULAN
pengering 1. Kurva pengeringan slab cabai secara
3
(cm /s) fluidisasi ini terdiri dari dua bagian,
942,14 1,8523 0,00510 yaitu periode laju konstan dan periode
1014,61 2,0155 0,006304 laju menurun.
1087,08 2,052999 0,006708 2. Pengaruh peningkatan laju aliran udara
pengering terhadap laju pengeringan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui tidak begitu nampak pada kisaran yang
bahwa jika laju udara pengering diperbesar, diteliti.
maka nilai koefisien transfer massa (ky) akan 3. Model matematis yang dibuat cukup
semakin besar. Namun demikian, peningkatan sesuai dengan data percobaan.
nilai koefisien transfer massa ini ternyata tidak 4. Hubungan antara koefisien transfer
berpengaruh secara signifikan terhadap laju masa (ky) dan difusivitas efektif (De)
pengeringan. dengan variabel-variabel yang
Jika hubungan koefisien transfer massa mempengaruhinya dapat dinyatakan
dengan variabel-variabel yang dalam persamaan kelompok tak
mempengaruhinya dinyatakan dalam berdimensi seperti terlihat pada
persamaan (10)

E K U I L I B R I U M Vol. 7. No. 2. Juli 2009: 43 - 47


DAFTAR LAMBANG
A luas panampang cabai DAFTAR PUSTAKA
2
[cm ] Abid, M., Gilbert ,R and Laguerie, C.,
d diameter kolom (1990), ”An Experimental and Theoretical
[cm] Analysis of The Mechanism of Heat and
De difusivitas efektif air dalam cabai Mass Transfer During The Drying of Corn
2
[cm /detik] Grains in a Fluidized Bed “, Int. Chem.
H konstanta kesetimbangan Henry Eng., 30 (4), pp. 632-642.
[g cabai kering/g udara kering]
Desresier, N.W., (1988), “Teknologi
ky koefisien transfer massa volumetris
Pengawetan Pangan”, terjemahan oleh
[cm/detik]
Maljohardjo, M., 3 ed., hal. 207-209,
n jumlah slab cabai
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
v kecepatan aliran udara superfisial
Dutta, S.K., Nema, V.K., and Bhardwaj, R.K.,
[cm/detik]
(1988), “Drying Behaviour of Spherical
W massa udara pengering,
Grains”, I. J. Heat and Mass Transfer ,31 ,
[g]
p. 855-861
X kadar air dalam cabai,
Reyes, A., Alvarez, P,I., and Marquadt, F.H.,
[g air/g cabai kering]
(2002), “Drying of Carrots in a Fluidized
Y kelembaban (humiditas) udara
Bed: I. Effects of Drying Conditions and
[g air/g udara kering]
Modelling”, Drying Technology, 20, pp.
Y* kelembaban (humiditas) udara jenuh
1463-1483.
[g air/g udara kering]
Srinivasakannan, C. and Balasubramaniam, N.,
z tebal slab
(2002), “A Simplified Approach to The
[cm]
Drying of Solids in a Batch Fluidised Bed”,
 viskositas udara
Braz. J. Chem. Eng., 19, pp. 293-298
[g/(cm. detik)]
Treybal, R.E., (1985), “Mass-Transfer
ρ densitas udara
3 Operations” ,3 ed., pp. 655-716, McGraw-
[g /cm ]
Hill International Book Company, Tokyo.
ρb densitas padatan (cabai)
3
[g /cm ]

Pemodelan Pengeringan Slab Cabai secara Fluidisasi 47


(Bregas Siswahyono Tatag Sembodo dan Fadilah)

Вам также может понравиться