Вы находитесь на странице: 1из 3

Ada hampir dari 21 ayat di dalam Al-Qur’an tentang bagai mana bersikap terhadap anak yatim,

dan pula terdapat ratusan hadis yang bercerita tentang anak yatim, Anak yatim juga sering di
sandarkan pada kaliman ‫( مساكين‬orang-orang miskin), ini di karenakan kebanyakan dari manusia
sekarang menganggap sebelah mata terhadap kedudukan anak yatim terlebih pada anak yatim
yang miskin.

Rosulullah SAW bersabda “Saya dan anak yatim adalah seperti ini kelak di surga” ( sambil
mendempetkan jari tengah dan jari telunjuk beliau), Hadis ini dapat di fahami secara majazy
bahwa Rosulullah menempatkan derajat anak yatim lebih tinggi di banding umat yang lainya, ini
dikarenaan Rosul terlahir dalam keadaan yatim, Rosul sangat memahami apa dan bagaimana
yang di rasakan seorang yatim. Sehingga Rosul mengibaratkan interaksi dengan seoramg yatim
dengan dua jari, yang mana diantara jari tengah dan jari telunjuk itu tiada sebuah pemisah atau
sebuah pembatas.

Sedang rasa sayang Allah terhadap anak yatim di gambarkan di dalam surah al-Baqoroh : 220 :

‫في الدنيا واآلخرة ويسألونك عن اليتامى قل إصالح لهم خير وإن تخالطوهم فإخوانكم وهللا يعلم‬

‫ ولو شاء هللا ألعنتكم إن هللا عزيز حكيم‬Z‫المفسد من المصلح‬

tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah:
"Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka
mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang
mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan
kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Di dalam ayat ini terdapat kalimat ‫( قل إصالح لهم خير‬mengurus urusan mereka secara patut

adalah baik) kata ‫ إصالح‬secara etimologi berarti perbaikan atau membenarkan dari sesuatu yang
salah, sehingga memperlakukan anak yatim dengan sebaik-baiknya perlakuan tanpa adanya
sebuah perbedaan dan tidak berlebih-lebihan maka itu lah yang di maksud sebagai ‫ خير‬atau
kebaikan yang langsung di sandarkan kepada Allah.
Allah menyebutkan pula kalimat ‫ فإخوانكم‬Z‫( وإن تخالطوهم‬dan jika kamu menggauli mereka maka

mereka adalah saudaramu) kata ‫ إخوان‬berbeda dengan ‫صحابه‬, karena ‫ إخوان‬memiliki kedudukan

yang lebih di bandingkan ‫حابه‬ZZ‫ص‬. Sehingga dalam berinteraksi dengan anak yatim Allah
memerintahkan kita untuk menganggapnya sebagai saudara yang mana tiada perbedaan atau
suatu hal yang membatasi karena anak yatim adalah suadara dan Rosul bersabda :

‫اليؤمن اَحدكم حتي يحب اِل َخه ما يحب لنفسه‬

”Tidaklah beriman kalian sampai kalian mencintai saudara kalian lebih dari mencintai diri
kalian”

Rasa sayang Allah terhadap anak yatim juga di gambarkan dalam surah Al-Baqoroh :215 :

‫يسألونك ماذا ينفقون قل ما أنفقتم من خير فللوالدين واألقربين واليتامى والمساكين وابن السبيل‬
‫وما تفعلوا من خير فإن هللا به عليم‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”.

Ayat ini juga merupakan sebuah ayat perintah untuk bersedekah kepada anak yatim, yaitu sebuah
sedekah yang bermanfaat dan berguna, karena ‫ ما أنفقتم من خير‬juga dapat di tafsiran sebaek-baek
harta yang kamu nafkahkan adalah untuk orang tua, kerabat,anak yatim, orang miskin dan
musafir.

Sedangkan anak yatim mendapat kedudukan ke 3 setelah orang tua dan kerabat, di sini juga
menunjukkan sebuah proses dari suatu hal yang paling dekat ke suatu hal yang paling
jauh,sehingga anak yatim mendapatkan kedudukan yang tinggi karena masih dalam konteks
saudara. hal ini selaras dengan sabda Allah An-Nisa’ : 2 :
‫وآتوا اليتامى أموالهم وال تتبدلوا الخبيث بالطيب وال تأكلوا أموالهم إلى أموالكم إنه‬

‫كان حوبا كبيرا‬

”Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu
menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama
hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang
besar”.

Ayat ini berupa perintah dan ancaman sebagai bentuk dan rasa sayang Allah dan Rosul kepada
anak yatim, karena Islam adalah agama kasih sayang bagi seluruh alam termasuk anak yatim,
dan Islam juga tidak membedakan bagi semua hambanya, bahkan Islam membela sesuatu yang
sering di anggap rendah oleh semua manusi.

Вам также может понравиться