Вы находитесь на странице: 1из 7

Judul : Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks

Pada Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba


Pengarang : Efri Widianti, S.Kep., Ners
Sumber : resources.unpad.ac.id

Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok, Penyimpangan


Seks Pada Remaja, Dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman
Keras/Narkoba

Pembahasan

1. MASA REMAJA
Masa remaja merupakan masa pubertas di akhir usia belasan antara usia 15-18
akan tetapi pada masa sekarang, seorang individu yang berusia sebelum 11 tahun
mungkin saja sudah mengalami pubertas akan tetapi belumlah dianggap dewasa. Masa
remaja adalah masa peralihan, masa dimana seorang individu mengalami perubahan
baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-
masalah (Hurlock, 1998).
Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan
pada dimensi-dimensi tersebut.

Dimensi Biologi
Pada dimensi biologis ini perubahan secara fisik lebih bisa dilihat misalnya
pada remaja putri yang mengalami menstruasi pertama kali, sebagai pertanda bahwa
sistem reproduksinya sudah aktif atau pun perubahan suara, otot, dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone (hormon kelaki-lakian).

Dimensi Kognitif
Seorang ahli perkembangan kognitif, Jean Piaget berpendapat bahwa
perkembangan kognitif remaja merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal. Jadi idealnya, para remaja seharusnya sudah memiliki
pola pikir sendiri dalam usahanya untuk memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak, dengan mempertimbangkan apa saja resiko dan akibat.

Dimensi Moral
Pada dimensi ini, seorang remaja mulai bertanya-tanya akan lingkungan di
sekitarnya dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Remaja mulai
mempertanyakan kebenaran pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih
banyak alternatif.
Peranan orangtua dan pendidik tidak dapat lepas dari perkembangan remaja
dalam memberikan alternatif jawaban-jawaban yang dipertanyakan putra-putrinya,
supaya remaja dapat berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik.

Dimensi Psikologis
Pada dimensi ini, masa remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam
kesadaran diri mereka, mereka sangat rentan terhadap pendapat dan kritikan orang
lain seperti dirinya yang mengkritik diri mereka sendiri, sehingga mereka
beranggapan citra diri adalah hal yang sangat penting. Mereka menganggap diri
mereka berbeda dari orang lain dan unik.

2. REMAJA DAN ROKOK


Remaja merokok supaya mendapatkan pengakuan bahwa dirinya dewasa.
Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh Orangtua
Orangtua yang dianggap sebagai model identitas diri adalah orangtua yang
perokok. Selain itu, merokok adalah salah satu bentuk pemberontakan karena pola
asuh yang dianggap mereka cenderung otoriter, acuh tak acuh, bahkan over protektif.
2. Pengaruh Teman
Pengaruh teman sangatlah besar, fakta mengungkapkan bahwa semakin
banyak remaja yang merokok maka semakin besar kemungkinannya teman-temannya
adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
3. Faktor Kepribadian
Seseorang mencoba untuk merokok adalah karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, namun terlepas dari itu semua,
seseorang yang memiliki skor komformitas sosial lebih tinggi maka ia mudah menjadi
pengguna dibandingkan mereka yang memiliki skor komformitas rendah.
4. Pengaruh Iklan
Pada zaman serba modern, informasi yang didapat sangat beragam, entah
informasi yang sifatnya positif maupun negatif. Akan tetapi, melihat iklan dari media
elektronik maupun media massa yang menampilkan gambaran bahwa seorang
perokok adalah sebuah perlambang kejantanan dan glamour membuat remaja terpicu
untuk mengikuti perilaku tersebut.

3. PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA


Tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja adalah masa transisi, masa dimana
mereka ingin mengetahui segala hal di luar dirinya tak terkecuali seks. Namun
bertambahnya usia seseorang maka semakin matangnya organ reproduksi tersebut.
Karena banyak sekali remaja sekarang yang melakukan seks bebas, maka
berdampak pula pada masalah HIV/AIDS. Laporan data dari Departemen Kesehatan
jumlah pengidap HIV/AIDS dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, di bulan
Juni 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup Dengan
HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV dan 1.088
ORANG pengidap AIDS. Dan jumlah penderita terbanyak adalah dari kalangan
remaja dan orang muda.
Jumlah tersebut belumlah keseluruhannya, karena laporan diatas hanya yang
terlihat sementara yang tidak terungkap adalah berkali-kali lipat.

Remaja dan HIV/AIDS


Penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, cara
penularan lainnya adalah melalui jarum suntik yang telah dipakai berkali-kali oleh
pengguna narkoba.
Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah:
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan
upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda.
2. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh
melalui seks, alkohol, narkoba dan sebagainya melalui media cetak maupun
media elektronik.
3. Adanya tekanan dari teman sebaya karena dengan melakukan seks maka
dianggap jantan.
4. Kurangnya informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS.

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Merupakan virus


penyebab AIDS yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh
yang disebabkan oleh HIV.
HIV menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, jarum
suntik bebas pakai, jarum sunti yang tidak steril, melakukan hubugan seks berganti-
ganti pasangan atau proses penularan melalui ibu ke bayi. Setelah masuk dan
menginfeksi manusia selama 2 minggu sampai 6 bulan merupakan masa antara
masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibodi (HIV positif). Pada fase
ini HIV sudah dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil masih negatif. Fase
ini disebut fase jendela. Setelah melalui fase ini, dan setelah 3-10 tahun terinfeksi,
seorang pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Baru setelah 1-2 tahun kemudian
muncul infeksi opportunistik.
HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga, keringat, sentuhan,
pelukan, ataupun ciuman, berenang bersama, terpapar batuk atau bersin, berbagi
makanan atau makan bersama dan memakai toilet bersamaan.

4. REMAJA DAN PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS DAN


NARKOBA
Narkoba adalah bahan/zat yang apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia
baik secara oral/diminun, dihirup, maupun dengan disuntikkan dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikologis.
Yang termasuk jenis Narkotika adalah:
- Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokain, ekgonina, tanaman ganja dan damar ganja.
- Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokain serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut diatas.
- Sedatin (pil KB), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, dll.

Minuman Keras
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol. Alkohol adalah
zat penekan susunan syaraf pusat. Alkohol dapat menyebabkan: kecelakaan lalu
lintas, luka bakar, kasus penganiayaan anak, bunuh diri, kecelakaan kerja, dll.
Pengaruh alkohol terhadap tubuh memang bervariasi, yaitu: jenis dan jumlah
alkohol yang dikonsumsi, usia, berat badan dan jenis kelamin, dan makanan yang ada
di dalam lambung.
Alkohol memberikan pengaruh jangka pendek pada pemakainya, yaitu:
euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif jika konsumsi alkohol
berlebih.
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah mabuk dan teler sehingga
dapat menyebabkan kematian. Apabila mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang
maka akan berakibat kerusakan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan hati,
kenker saluran pencernaan, impotensi dan berkurangnya kesuburan, dll.
Mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan ketergantungan pada
penggunanya, seseorang yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap
alkohol akan mengalami gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi
penggunaannya. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari, diantaranya adlaah
gemetar, mual, cemas, depresi, berkeringat yang banyak, nyeri kepala, dan sulit tidur.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba


1. Dampak Fisik
1. Kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gannguan jantung dan pembuluh darah
3. Gangguan pada kulit
4. Gangguan pada paru-paru
5. Sakit kepala, mual, dan muntah-muntah, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi
2. Dampak Psikis
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Penghayal, hilang kepercayaan diri, penuh curiga
3. Menjadi ganas dan perilaku brutal
4. Sulit untuk konsentrasi
3. Dampak Sosial
1. Dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Masa depan suram karena pendidikan terganggu

Hasil

Masalah remaja sangatlah beragam, tidak hanya narkoba, seks maupun alkohol
akan tetapi juga tawuran, depresi, kemarahan, bosan, dan masih banyak lagi. Masalah-
masalah tersebut perlu adanya perhatian khusus dari berbagai kalangan karena remaja
merupakan generasi penerus bangsa.
Data menunjukkan bahwa pengguna narkoba dari tahun ke tahun semakin
meningkat, ini merupakan perhatian khusus dari pemerintah. Pemakaian narkoba
dapat menyebabkan para remaja juga melakukan pergaulan bebas seperti seks, yang
berdampak soaial dan individu bagi mereka. Seks dan narkoba dapat mengakibatkan
HIV/AIDS yang selama ini belum ada pengobatannya dan tidak dapat diobati.
Peran orangtua sangatlah penting di dalam perkembangan remaja, orangtua
harus menanamkan pola asuh yang baik sejak masih kanak-kanak, membekali anak-
anak mereka dengan moral dan agama yang kuat, dapat berkomunikasi dengan baik
antara orangtua dan anak, menjadi panutan bagi anak mereka, menerapkan disiplin
pada anak mereka, menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah, dan
menghindarkan anak dari NAPZA.
Peran orangtua tidaklah cukup, di sekolah, guru memiliki peranan yang sangat
penting, yaitu: besahabat dengan siswa, menciptakan kondisi sekolah yang aman dan
nyaman, menyediakan sarana dan prasarana, meningkatkan disiplin sekolah dan
sangsi yang tegas, mengadakan kompetisi sehat, dll.
Peran pemerintah dan masyarakat juga sangatlah penting dalam membantu
perkembangan remaja, yaitu: memberikan keteladanan, menyediakan sarana dan
prasarana, menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas, menghidupkan
kembali kurikulum budi pekerti,dll.
Media juga memiliki peranan penting dalam perkembangan anak dan remaja,
karena mereka akan menyerap informasi apapun, baik yang baik dan buruk adalah
dari media, maka peran media sangat membantu di dalam perkembangannya, yaitu
dengan cara menyajikan tontonan tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia),
sampaikan berita dengan baik dan benar, dll.
Kesimpulan

Masa remaja memang masa yang sangat rentan, di masa ini, seorang remaja
harus mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan sekitarnya, peran
orangtua adalah faktor penentu, apabila keluarga berasal dari keluarga yang tidak utuh
(broken home) maka akan membentuk kepribadian remaja yang berontak dan brutal,
dan sebaliknya jika remaja berasal dari keluarga yang harmonis, maka kepribadian
mereka akan terbentuk menjadi remaja yang matang.
Di masa sekarang, pola asuh yang tepat bagi remaja adalah bersikap
bersahabat bagi mereka, menjadi ibu dan bapak bagi anaknya dan menjadi teman bagi
anaknya, sistem otoriter sudah tidak dapat diterapkan di masa sekarang, karena
pengaruh budaya dari luar sungguh sangat besar.
Remaja juga harus bersikap hidup sehat, yaitu dengan cara mengerti apa
tujuan ia hidup, memahami faktor penghambat dan pendukung kematanagannya,
bergaul dengan bijaksana, dan terus menerus memperbaiki diri (introspeksi diri).
Dengan demikian remaja dapat dihandalkan oleh lingkungan sekitarnya, keluarga dan
khususnya bagi penerus bangsa. Faktor religi adalah faktor penentu terbesar bagi
remaja dan intelektualpun akan mengikuti jika ia memegang teguh agamanya.
Semua hal yang terjadi pada remaja adalah dalam perjalanan menuju atau bisa
dikatakan adalah sebuah proses menuju kematangan kepribadian. Dalam proses ini
yang menonjol dalam diri remaja adalah fisik yang kuat, emosi yang mudah meledak
dan berubah-ubah, sering mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, sopan santun
dan tata krama hanya jarang dipakai. Dan didalam proses ini, remaja haruslah tahu
bagaimana menuju fisik yang ideal, mengatur emosi, menuju pada cara berpikir yang
dewasa, dan mempercayai hal-hal yang bersifat agamis, bersifat falsafah dan bersifat
tatakrama.

Вам также может понравиться