Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
V-1
5.2 Metode Pemetaan Terestris
5.2.1 Penentuan Posisi Horisontal
Posisi horisontal disini merupakan posisi dua dimensi dari suatu objek di permukaan
bumi yang diproyeksikan pada bidang datar. Terdapat tiga metode penentuan posisi
horisontal :
9 Poligon
Pada penentuan posisi horisontal dengan metode poligon, untuk menentukan posisi titik
yang belum diketahui koordinatnya dari titik yang sudah diketahui koordinatnya, semua
jarak dan sudut dalam poligon diukur. Poligon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
poligon tertutup dan poligon terbuka (Gambar 5.1)
β2
β3
α AB
β1
β4
β6
β5
α0
V-2
9 Trilaterasi
Pada metode trilaterasi semua sisi dari segitiga harus diukur jaraknya untuk
mendapatkan posisi horizontal dari suatu titik.
α0
9 Trigonometric Leveling
Alat yang digunakan untuk penentuan posisi vertikal dengan metode trigonometric
leveling adalah theodolit.
V-3
a
SinA =
c
a = c.sinA
V-4
interpretasi foto udara. Dikaitkan dengan perkembangan penginderaan jauh pada saat ini,
istilah interpretasi foto telah diganti menjadi analisis citra (image analysis) dan interpreter
foto (photo interpreter). Penggunaan sumber data juga berganti dari istilah foto udara
menjadi citra inderaja (remote sensing image).
Interpretasi foto udara banyak digunakan untuk berbagai disiplin ilmu dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Aplikasi dalam berbagai bidang antara lain :
pertanian, teknik lingkungan, ekologi, kehutanan, meteorology, militer, manajemen sumber
daya alam, ilmu tanah, perencanaan wilayah dan kota. Untuk memperoleh informasi spasial
dilakukan denngan teknik interpretasi foto/citra, sedangkan untuk referensi geografinya
dapat diperoleh dengan cara fotogrametri.
Interpretasi foto dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan
komputer. Salah satu alat interpretasi foto udara konvensional adalah stereoskop. Dalam
melakukan interpretasi foto terdapat kunci dasar untuk mengenali suatu objek atau
fenomena. Kunci dasar interpretasi foto tersebut adalah : ukuran (size), bentuk (shape),
bayangan (shadow), derajat kehitaman dan warna (tone and color), derajat kehalusan
(tekstur), pola (pattern), tinggi (height), lokasi (site) dan keterkaitan (association).
Kesembilan kunci dasar interpretasi foto tersebut diperkenalkan oleh Raben (1960), Estes
dan Simonett (1975).
V-5
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah mengumpulkan data mengenai sumber
daya alam dan lingkungan. Informasi tentang objek disampaikan ke pengamat melalui
energi elektromagnetik yang berfungsi sebagai pembawa informasi dan penghubung
komunikasi. Data yang dihasilkan dari teknik pengindaraan jauh berupa beberapa bentuk
citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasikan sehingga diperoleh informasi yang
dapat digunakan untuk aplikasi dibidang pertanian, kehutanan, geografi, geologi,
perencanaan, arkeologi dan bidang-bidang lain.
V-6
Gambar 5.8. Konstelasi Satelit GPS
Konsep dasar pada penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan
kebelakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa
satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Pada pelaksanaan pengukuran penentuan
posisi dengan GPS, pada dasarnya ada dua jenis/tipe alat penerima sinyal satelit (receiver)
GPS yang dapat digunakan, yaitu :
9 Tipe Navigasi digunakan untuk penentuan posisi yang tidak menuntut ketelitian tinggi.
9 Tipe Geodetik digunakan untuk penentuan posisi yang menuntut ketelitian tinggi.
Kelebihan penentuan posisi dengan menggunakan GPS antara lain :
9 GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca.
9 GPS dapat digunakan oleh banyak orang pada waktu yang sama dan pemakaiannya
tidak bergantung pada batas politik dan alam.
9 Penggunaan GPS dalam penentuan posisi secara relatif tidak bergantung dengan kondisi
topografis daerah survey.
9 Posisi yang ditentukan dengan GPS mengacu ke datum global yang dinamakan World
Geodetic System 1984 (WGS’84). Dengan kata lain posisi yang diberikan oleh GPS akan
selalu mengacu ke datum yang sama.
9 Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.
9 Receiver GPS cenderung lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya dan kualitas data
yang diberikan lebih baik.
9 Pengoperasian alat GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif lebih mudah dan tidak
mengeluarkan biaya banyak.
9 Data pengamatan GPS sukar untuk dimanipulasi.
9 Semakin banyak bidang aplikasi yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS dan di
Indonesia semakin banyak instansi yang menggunakan GPS.
V-7
Referensi
McCoomac, Jack. 2004. Surveying. Fifth Edition. Clemson University.
Robinson, Arthur H, Morrison, Joell, Muehrcke, Phillip C, et.al.1995. Elements of Cartography.
John Wiley & Sons, Inc. New York
Wolf, Paul R & Ghilani, Charles D. 2002. Elementary Surveying : An Introduction to
Geomatics. Prentice Hall. New Jersey
V-8