Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penggaris / Mistar
Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering anda gunakan pada
kehidupan sehari.hari. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.
Ketelitian mistar adalah ½ x skala terkecil = 0,05 cm.
Dengan ketelitian 0,05 cm ini maka mistar dapat anda gunakan untuk mengukur
panjang sebuah buku atau pensil.
Untuk menggunakan mistar dapat anda lakukan dengan cara menempatkan mistar
tersebut diatas benda yang akan diukur panjangnya, pastikan bahwa titik nol skala
mistar tepat berimpit dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan mistar
adalah :
1. Pastikan bahwa titik nol skala mistar telah berimpit dengan salah satu ujung
benda yang diukur panjangnya.
2. Baca skala yang ditunjukkan oleh ujung benda yang satunya.
3. Nyatakan hasil pengukuran yang anda peroleh dalam 2 desimal sesuai
tingkat ketelitian mistar.
Hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur dapat dinyatakan dengan
format sebagai berikut :
Hasil pengukuran = xo + ∆ x
Dengan xo = hasil pembacaan pengukuran dengan alat ukur dan
∆ x = ketidakpastian alat ukur
Untuk mistar karena ketelitiannya atau ketidakpastiannya = 0,05 cm (2 desimal)
maka xo harus dinyatakan dalam 2 desimal pula.
Misalnya L = (4,95 + 0,05) cm
Jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam
sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot
masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap
bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala
utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius
memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling
berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius
adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari
jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian
jangka sorong adalah : ∆ x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk
mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam
sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk
keperluan tersebut
a. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut
• Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga
benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser
dan rahang tetap)
• Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
• Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda
yang diukur terjepit oleh kedua rahang
• Catatlah hasil pengukuran anda
b. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam
sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
• Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
• Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua
rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
• Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
• Catatlah hasil pengukuran anda
c. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
• Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
• Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka
sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
• Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada
jangka sorong menyentuh dasar tabung.
• Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
• Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik
nol skala nonis.
• Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
• Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
• Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena ∆ x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)
harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong
yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal
ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil
pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + ∆ x
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Mikrometer Skrup
Mikrometer skrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi. Mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas,
diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi.
Seperti halnya jangka sorong, mikrometer skrup terdiri atas :
• Rahang tetap yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm.
Panjang skala utama mikrometer pada umumnya mencapai 25 mm. jarak antara
2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,5 mm.
• Poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar (bidal). Pada ujung bidal
terdapat garis skala yang membagi menjadi 50 bagian yang sama yang disebut
skala nonius.
• Rahang geser yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk
memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.
Jika bidal digerakkan 1 putaran penuh maka poros akan maju/mundur 0,5 mm.
karena selubung luar memiliki 50 skala, maka skala terkecil mikrometer skrup
adalah 0,5 mm/ 50 = 0,01 mm.
Ketelitian dari mikrometer skrup adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian
mikrometer skrup adalah :
x = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm
Dengan ketelitian 0,005 mm, maka mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk
mengukur tebal kertas atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti (akurat).
Untuk menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
• Putar bidal (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang
antara rahang tetap dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang
akan diukur.
• Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.
• Kemudian putar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda
yang diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.
• Putar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius
pada pemutar besar tidak bergeser lagi.
• Baca hasil pengukuan yang diperoleh.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
• Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal)
dari rahang geser (atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit dengan
selubung silinder luar rahang geser)
• Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar pada
skala utama
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
• Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil
mikrometer skrup)
= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 mm)
Karena ∆ x = 0,005 mm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)
harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Karena kita tidak perlu menaksir angka
terakhir (desimal ke-3) maka kita cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3.
sehingga hasil pengukuran menggunakan Mikrometer skrup dapat anda
laporkan sebagai :
Panjang L = (Xo + ∆ X)
Neraca 3 Lengan
Neraca adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda.
Dalam Pembelajaran ini kita akan membahas neraca 3 lengan sebagai salah satu
alat ukur massa yang paling banyak ditemui di labolatorium.Pada umumnya neraca
3 lengan (sering disebut sebagai neraca Ohause) memiliki batas ukur hingga 600
gram.
Neraca 3 lengan terdiri atas :
• Penyangga beban yang digunakan untuk
menempatkan benda yang akan diukur.
• Lengan neraca yang terdiri atas 3 lengan yaitu lengan
paling belakang yang memiliki skala dari 0-100gram dengan jarak antar skala
10 gram. Lengan yang terletak di tengah-tengah yang memiliki skala dari 0-
500gram dengan jarak antar skala adalah 100 gram. dan lengan paling depan
yang memiliki skala dari 0-10 dengan jarak antar skala 0,1 gram.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-
masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil
pengukuran.
• Titik 0, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.
Skala terkecil dari neraca tersebut adalah 0,1 gram (yaitu jarak antar skala pada
lengan yang paling depan)
Ketelitian dari neraca adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian neraca
adalah :
∆ x = ½ x 0,1 gram = 0,05 gram
Dengan ketelitian 0,05 gram, maka neraca 3 lengan dapat dipergunakan untuk
mengukur massa sebuah benda dengan lebih teliti (akurat).
Untuk mengukur massa suatu benda dengan menggunakan neraca 3 lengan dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
• Siapkan benda yang massanya mau diukur, kemudian tempatkan benda
tersebut diatas penyangga beban (bagian neraca untuk menempatkan benda
yang akan diukur).
• Geser anting (pemberat) pada masing-masing lengan dimulai dari pemberat
paling besar hingga pemberat paling kecil sedemikian sehingga lengan neraca
dalam keadaan setimbang (horizontal) yang ditandai dengan berimpitnya garis
mendatar pada ujung lengan dengan titik 0 (nol).
• Setelah posisi lengan setimbang, maka bacalah hasil pengukuran yang anda
peroleh.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca 3 lengan dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
• Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-
masing lengan neraca.
• Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan
Belakang + Pembacaan skala pada lengan depan
Karena ∆ x = 0,05 gram (dua desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)
harus juga dinyatakan dalam 2 desimal.
Seperti halnya pada lat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat
anda laporkan sebagai :
Massa M = xo + ∆ x
Misalnya M = ( 322,75 + 0,05) gram
MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya
tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur diameter kawat yang kecil.
1. Skala Utama, terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah :
1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
2. Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5
mm.
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran benda
cair. Gelas ukur ini sering digunakan dalam dunia masak-memasak. Akan tetapi,
gelas ukur juga dipakai dalam percobaan kimia di laboratorium.
Fungsi gelas ukur untuk memasak hampir sama dengan timbangan. Bedanya, gelas ukur
dipakai untuk benda cair, sedangkan timbangan lebih sering digunakan untuk benda padat.
Meski begitu, gelas ukur juga berguna untuk mengukur takaran benda padat. Nah, benda
padat yang dimaksud di sini adalah yang berbentuk bubuk. Misalnya gula, tepung, dan
beras.
Takaran bahan berbentuk bubuk di gelas ukur dan timbangan tak selalu sama. Bisa
demikian karena dipengaruhi oleh kepadatan bendanya. Jadi, 1 gram tepung terigu di gelas
ukur belum tentu sama bila diukur dengan timbangan. Walau berbeda, biasanya selisihnya
takkan jauh. Tapi jangan khawatir, permasalahan ini telah terpecahkan. Untuk mendekati
keakuratan penakaran bubuk pada gelas ukur, gunakan saja gelas ukur digital.
Bentuk gelas ukur digital tak jauh beda dengan gelas ukur pada umumnya. Bedanya, gelas
ukur digital dilengkapi perangkat teknologi canggih di bagian pegangannya. Jadi, jika
benda cair atau bubuk dimasukkan ke dalamnya, di bagian pegangannya akan muncul
angka takarannya. Cara ini tentu saja memudahkan si pengguna serta memberi pengukuran
yang lebih akurat
KELOMPOK 3