Вы находитесь на странице: 1из 4

Dalam penelitian ini yang menjadi latar belakang masalah adalah (1) semakin beragamnya

kejahatan diakibatkan dari perkembangan teknologi dan perkembangan social-kultur dan


politik, (2) kejahatan betapapun kecilnya selalu mendatangkan kerugian dan membawa
dampak negatif dalam pergaulan hidup bersama, (3) kemiskinan merupakan salah satu
kondisi hidup manusia yang dapat membawa pengaruh terhadap munculnya kejahatan,
khususnya kejahatan terhadap pencurian kendaraan bermotor.Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah (1) adakah hubungan antara kemiskinan dengan munculnya
kejahatan pencurian kendaraan bermotor, (2)upaya-upaya apakah yang dilakukan pihak
Rumah Tahanan Negara dalam pembinaan terhadap narapidana yang melakukan tindak
kejahatan pencurian kendaraan bermotor, (3) hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi
pihak Rumah Tahanan Negara dalam melaksanakan pembinaan terhadap narapidana tindak
kejahatan pencurian kendaraan bermotor.Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian
ini adalah (1) lokasi penelitian yang di pilih yaitu Rumah Tahanan Negara Kelas II B
Pasuruan yang terletak di jalan Panglima Sudirman No. 4 Pasuruan, (2) sumber data
menggunakan data primer dan data sekunder, (3) metode pengumpulan data dengan cara
wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, (4) dan metode analisa data myang digunakan
adalah metode analisis diskriptif analisis kualitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa (1) faktor kemiskinan merupakan salah satu
penyebab narapidana melakukan pencurian kendaraan bermotor di kota Pasuruan dengan
jumlah relatif tinggi, (2) secara khusus pola pembinaan terhadap narapidana pencurian
kendaraan bermotor di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan ini tidak ada, hanya ada
pengecualian atau perlakuan khusus narapidana pelaku pencurian kendaraan bermotor yaitu
dalam hal menonton televisi, film-film atau acara lainnya yang berhubungan dengan
pencurian kendaraan bermotor itu tidak diperbolehkan menonton, (3) sedangkan hambatan-
hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembinaan narapidana pencurian kendaraan
bermotor di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan yaitu : (a) kurangnya tenaga ahli
dalam bidang pemasyarakatan dan sarjana-sarjana yang terkait dalam tugas pemasyarakatan,
(b) narapidana kebanyakan mempunyai m sifat kaku, kasar, tidak berpindidikan, tidak
mempunyai minat belajar, tingkat kesadaran rendah, dan mudah putus asa, sehingga tidak
mudah untuk mencapai hasil yang diharapkan, (c) masyarakat sebagai wadah hasil
pembinaan, tetapi terkadang masyarakat sulit menerima kehadiran bekas narapidana.
Sehingga untuk itulah pembinaan yang ada di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan
benar-benar dapat memberikan hasil yang positif bagi semua narapidana yang ada, dan dapat
kembali hidup serta diterima di tengah-tengah masyarakat.
Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan yaitu : (1) hubungan kemiskinan dengan
tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor dapat dikatakan sangat erat, dimana kondisi
hidup miskin cenderung membuat orang lebih berani melakukan tindak kejahatan karena hal
itu terdorong dari keadaan hidupnya yang serba kekurangan sehingga mereka tidak berfikir
panjang sebelum melakukan suatu perbuatan, (2) berbagai macam bidang pembinaan
diharapkan dapat memberi bekal dan motivasi bagi narapidana dalam bermasyarakat kembali.
Maka bidang-bidang yang di programkan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan
meliputi : (a) pembinaan di bidang mental spiritual; (b) pembinaan di bidang ketrampilan; (c)
pembinaan di bidang olahraga dan kesehatan; dan (d) pembinaan di bidang kemasyarakatan.
Agar pembinaan dapat dilakukan dengan baik dan lancar maka juga diperlukan adanya
sarana-sarana yang mendukung, (3) dalam pelaksanaan pembinaan narapidana tidak terlepas
dari hambatan. Adapun hambatan yang timbul yang dihadapi petugas Rumah Tahanan
Negara Kelas II B Pasuruan antara lain : (a) petugas yang ada di Rumah Tahanan Negara
Kelas II B Pasuruan berjumlah terbatas bila dibandingkan dengan banyaknya narapidana dan
tenaga ahlinya sedikit terutama yang bertugas di lapangan, (b) narapidana sendiri tingkat
pendidikannya beragam dan kebanyakkan buta huruf sehingga menyulitkan para petugas
untuk memberikan pembinaan, (c) masyarakat masih sulit menerima kehadiran bekas
narapidana sehingga tidak mendukung suksesnya pembinaan. Dengan demikian diharapkan
adanya partisipasi dari semua pihak untuk membantu kelancaran dan keberhasilan pembinaan
yang diberikan kepada narapidana. Serta saran yang dapat diajukan penulis adalah : (1)
menyadari semakin semaraknya frekwensi terjadinya tindak kejahatan pencurian kendaraan
bermotor, maka sangat diharapkan kepada pihak pemerintah atau swasta untuk membuka
lapangan kerja yang lebih luas, guna memberikan kesempatan kepada golongan miskin untuk
mendapatkan penghasilan, sehingga dapat memperkecil angka pengangguran dan bahkan
dapat memberantas kemiskinan. Dengan memperkecil angka pengangguran dan kemiskinan,
maka tingkat terjadinya tindak kejahatan akan lebih berkurang, (2) supaya pembinaan
narapidana ada kesamaan gerak langkah secara nasional upaya lain adalah tetap
menggunakan sarana-sarana yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal, serta mengadakan kerja sama dengan pihak yang terkait antara lain pembinaan
bidang mental spiritual, bekerja sama dengan Departemen Agama dan organisasi keagamaan,
pembinaan bidang pendidikan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, masalah peralatan kerja bekerja sama dengan BLK, Departemen Tenaga Kerja,
Departemen Sosial, dan Departemen Perindustrian, (3) agar tidak ditemukan faktor
penghambat dalam pembinaan narapidana, maka adanya partisipasi dari semua pihak untuk
membantu kelancaran dan keberhasilan pembinaan yang diberikan kepada narapidana dan
anak didik dengan berdasarkan Pancasila.

Deskripsi Alternatif :

Dalam penelitian ini yang menjadi latar belakang masalah adalah (1) semakin beragamnya
kejahatan diakibatkan dari perkembangan teknologi dan perkembangan social-kultur dan
politik, (2) kejahatan betapapun kecilnya selalu mendatangkan kerugian dan membawa
dampak negatif dalam pergaulan hidup bersama, (3) kemiskinan merupakan salah satu
kondisi hidup manusia yang dapat membawa pengaruh terhadap munculnya kejahatan,
khususnya kejahatan terhadap pencurian kendaraan bermotor.Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah (1) adakah hubungan antara kemiskinan dengan munculnya
kejahatan pencurian kendaraan bermotor, (2)upaya-upaya apakah yang dilakukan pihak
Rumah Tahanan Negara dalam pembinaan terhadap narapidana yang melakukan tindak
kejahatan pencurian kendaraan bermotor, (3) hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi
pihak Rumah Tahanan Negara dalam melaksanakan pembinaan terhadap narapidana tindak
kejahatan pencurian kendaraan bermotor.Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian
ini adalah (1) lokasi penelitian yang di pilih yaitu Rumah Tahanan Negara Kelas II B
Pasuruan yang terletak di jalan Panglima Sudirman No. 4 Pasuruan, (2) sumber data
menggunakan data primer dan data sekunder, (3) metode pengumpulan data dengan cara
wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, (4) dan metode analisa data myang digunakan
adalah metode analisis diskriptif analisis kualitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa (1) faktor kemiskinan merupakan salah satu
penyebab narapidana melakukan pencurian kendaraan bermotor di kota Pasuruan dengan
jumlah relatif tinggi, (2) secara khusus pola pembinaan terhadap narapidana pencurian
kendaraan bermotor di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan ini tidak ada, hanya ada
pengecualian atau perlakuan khusus narapidana pelaku pencurian kendaraan bermotor yaitu
dalam hal menonton televisi, film-film atau acara lainnya yang berhubungan dengan
pencurian kendaraan bermotor itu tidak diperbolehkan menonton, (3) sedangkan hambatan-
hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembinaan narapidana pencurian kendaraan
bermotor di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan yaitu : (a) kurangnya tenaga ahli
dalam bidang pemasyarakatan dan sarjana-sarjana yang terkait dalam tugas pemasyarakatan,
(b) narapidana kebanyakan mempunyai m sifat kaku, kasar, tidak berpindidikan, tidak
mempunyai minat belajar, tingkat kesadaran rendah, dan mudah putus asa, sehingga tidak
mudah untuk mencapai hasil yang diharapkan, (c) masyarakat sebagai wadah hasil
pembinaan, tetapi terkadang masyarakat sulit menerima kehadiran bekas narapidana.
Sehingga untuk itulah pembinaan yang ada di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan
benar-benar dapat memberikan hasil yang positif bagi semua narapidana yang ada, dan dapat
kembali hidup serta diterima di tengah-tengah masyarakat.
Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan yaitu : (1) hubungan kemiskinan dengan
tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor dapat dikatakan sangat erat, dimana kondisi
hidup miskin cenderung membuat orang lebih berani melakukan tindak kejahatan karena hal
itu terdorong dari keadaan hidupnya yang serba kekurangan sehingga mereka tidak berfikir
panjang sebelum melakukan suatu perbuatan, (2) berbagai macam bidang pembinaan
diharapkan dapat memberi bekal dan motivasi bagi narapidana dalam bermasyarakat kembali.
Maka bidang-bidang yang di programkan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pasuruan
meliputi : (a) pembinaan di bidang mental spiritual; (b) pembinaan di bidang ketrampilan; (c)
pembinaan di bidang olahraga dan kesehatan; dan (d) pembinaan di bidang kemasyarakatan.
Agar pembinaan dapat dilakukan dengan baik dan lancar maka juga diperlukan adanya
sarana-sarana yang mendukung, (3) dalam pelaksanaan pembinaan narapidana tidak terlepas
dari hambatan. Adapun hambatan yang timbul yang dihadapi petugas Rumah Tahanan
Negara Kelas II B Pasuruan antara lain : (a) petugas yang ada di Rumah Tahanan Negara
Kelas II B Pasuruan berjumlah terbatas bila dibandingkan dengan banyaknya narapidana dan
tenaga ahlinya sedikit terutama yang bertugas di lapangan, (b) narapidana sendiri tingkat
pendidikannya beragam dan kebanyakkan buta huruf sehingga menyulitkan para petugas
untuk memberikan pembinaan, (c) masyarakat masih sulit menerima kehadiran bekas
narapidana sehingga tidak mendukung suksesnya pembinaan. Dengan demikian diharapkan
adanya partisipasi dari semua pihak untuk membantu kelancaran dan keberhasilan pembinaan
yang diberikan kepada narapidana. Serta saran yang dapat diajukan penulis adalah : (1)
menyadari semakin semaraknya frekwensi terjadinya tindak kejahatan pencurian kendaraan
bermotor, maka sangat diharapkan kepada pihak pemerintah atau swasta untuk membuka
lapangan kerja yang lebih luas, guna memberikan kesempatan kepada golongan miskin untuk
mendapatkan penghasilan, sehingga dapat memperkecil angka pengangguran dan bahkan
dapat memberantas kemiskinan. Dengan memperkecil angka pengangguran dan kemiskinan,
maka tingkat terjadinya tindak kejahatan akan lebih berkurang, (2) supaya pembinaan
narapidana ada kesamaan gerak langkah secara nasional upaya lain adalah tetap
menggunakan sarana-sarana yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal, serta mengadakan kerja sama dengan pihak yang terkait antara lain pembinaan
bidang mental spiritual, bekerja sama dengan Departemen Agama dan organisasi keagamaan,
pembinaan bidang pendidikan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, masalah peralatan kerja bekerja sama dengan BLK, Departemen Tenaga Kerja,
Departemen Sosial, dan Departemen Perindustrian, (3) agar tidak ditemukan faktor
penghambat dalam pembinaan narapidana, maka adanya partisipasi dari semua pihak untuk
membantu kelancaran dan keberhasilan pembinaan yang diberikan kepada narapidana dan
anak didik dengan berdasarkan Pancasila.
Rumusan masalah :

Вам также может понравиться