Вы находитесь на странице: 1из 21

KELAS X

Hidrosfer

Siklus hidrologi

Perairan laut Air tanah


Air permukaan
(OCEANOGRAFI)

Sungai Danau Rawa


Aktivitas
manusia

Polusi
air Banjir
Daerah aliran sungai
(DAS)
Kebijakan
Bencana pengelolaan DAS
Ekosistem DAS
A. Siklus Hidrologi
1. Pergerakan Air di Bumi
a. Komponen siklus hidrologi
1) Presipitasi (hujan)
Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
presipitasi adalah :
1. massa uap air, dan
2. inti-inti kondensasi, seperti partikel-partikel
debu, kristal, dan garam.

Berdasarkan cara terjadinya, presipitasi dapat


dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
a. presipitasi siklonik,
b. presipitasi konvektif, dan
c. presipitasi orografik
Menurut arah gerakannya, presipitasi dapat menjadi
dua, yaitu :
1. presipitasi vertikal
2. presipitasi horizontal
3. Evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi-


evapotranspirasi, yaitu :
1. perbedaan suhu udara
2. perbedaan tekanan udara
3. kecepatan angin
4. sinar matahari
5. jenis vegetasi
• Infiltrasi dan Perkolasi
Infiltrasi adalah proses masuknya air ke permukaan tanah.
Adapun perkolasi merupakan suatu gerakan air dalam tanah
di bawah permukaan secara vertikal akibat gaya (gravitasi).
Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur
hidrologi maupun dalam proses pengalihragam hujan menjadi
aliran di sungai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi dan


perkolasi, secara fisik adalah :
1. Sifat tanah (tekstur, kandungan bahan organik,
permeabilitas, dan kelembapan tanah),
2. kadar kejenuhan air,
3. sifat hujan (intensitas dan lama hujan), dan
4. jenis vegetasi.
• Limpasan (run off)
Limpisan atau run off adalah semua air yang terkumpul dan
mengalir melawati suatu sungai serta bergerak meninggalkan
daerah aliran sungai (DAS). Air limpasan merupakan
gabungan antara aliran air permukaan (surface flow), aliran
air bawah permukaan (sub surface flow), dan aliran air tanah
(ground water flow).
c. Jenis siklus hidrologi
1) Siklus pendek
2) Siklus sedang
3) Siklus panjang
B. Air Permukaan

1. Sungai
Menurut asal airnya, sungai dapat dibedakan menjadi :
a. sungai mata air, yaitu sungai yang airnya
berasal dari mata air;
b. Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya
berasal dari hujan;
c. Sungai glester, sungai yang airnya berasal
dari gletser (es) yang mencair;
d. Sungai campuran, yaitu sungai yang
airnya merupakan campuran dari berbagai sumber.
Sungai diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Sistem aliran sungai influen adalah aliran
sungai yang memasok air tanah.
b. Sistem aliran sungai effluen adalah aliran
sungai yang berasal dari air tanah. Pada sistem aliran air
sungai berlangsung sepanjang tahun. Oleh karena itu,
sering disebut juga sebagai aliran tahunan atau perrenial
stream.
c. Sistem aliran sungai intermitten adalah
aliran sungai yang berlangsung hanya setelah terjadi
hujan.
Berdasarkan kestabilan airnya, sungai dibedakan menjadi 3,
yaitu sungai permanen, sungai episodik, dan sungai periodik.
1. Sungai permanen adalah sungai yang selalu mengalir
sepanjang tahun dengan debit air yang stabil. Sungai ini disebut
juga sungai perenial. Contoh sungai permanen di antaranya
Sungai Musi, Sungai Barito, dan Sungai Kapuas.
2. Sungai episodik adalah sungai yang mengalir hanya di
musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau sungai
kering. Sungai ini juga disebut sungai ephemeral. Sungai
episodik banyak dijumpai di Nusa Tenggara.
3. Sungai periodik, yaitu sungai yang mengalir sepanjang
tahun, namun pada musim kemarau debitnya kecil.
Pola aliran sungai
a. Dendritik
b. Trelis
c. Paralel
e. Radial (sentrifugal)

2. Danau
a. Danau tektonik
b. Danau vulkanik
c. Danau vulkano-tektonik
d. Danau bendung
e. Danau karst
f. Danau glasial

3. Rawa
3. Rawa
a. Danau tektonik
b. Danau vulkanik
c. Danau vulkano-tektonik
d. Danau bendung
e. Danau karst
f. Danau glasial
C. Air Tanah

a. Air meteorik (meteoric water atau vados water), yaitu air


yang berasal dari atmosfer, baik secara langsung seperti
rembesan (infiltrasi) dari hujan, maupun secara tidak
langsung seperti rembesan dari air danau, sungai, atau
saluran buatan.
b. Air magmatis (magmatis water) atau air juvenil, yaitu air
yang berasal dari magma yang berupa gas (H2O) yang
masuk ke bagian pori-pori bumi bagian dalam.
c. Air konat (connate water) adalah air yang asal mulanya dari
batuan sedimen/gunung. Air konat disebut juga air fosil
(fossil water). Air ini mempunyai salinitas yang tinggi
dibandingkan dengan air di daerah laut.
Air tanah dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Air tanah dangkal (air freatis) adalah air tanah yang terletak
di atas lapisan kedap air dan biasanya tidak begitu dalam.
Air ini banyak dimanfaatkan untuk sumur galian.
2. Air tanah dalam (air artesis) adalah air tanah yang terletak
di antara 2 (dua) lapisan kedap air, seperti air yang berasal
dari pegunungan. Umumnya air ini terletak pada lapisan
akuifer dengan jumlah air yang relatif besar. Jika tekanan
air sangat besar, maka air akan memancar, baik melalui
rekahan maupun melalui sumur artesis.
Akuifer dapat dibedakan menjadi empat (4) tipe, yaitu :
1. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air
tanah. Kedalaman dan bentuk muka air tanah sangat
tergantung pada keadaan di permukaan tanah, luas daerah
tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.
2. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis,
yakni suatu lapisan air tanah yang terletak di antara 2 (dua)
lapisan kedap air;
3. Akuifer setempat, merupakan lapisan yang lokasinya
setempat-setempat mengikuti lapisan kedap air yang
keberadaannya juga setempat-setempat.
4. Akuifer semi tertekan, merpakan akuifer tertekan yang
dibatasi oleh lapisan yang agak tembus air.
Fluktuasi permukaan air tanah terjadi karena :
1. Adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk konsumsi
manusia (rumah tangga), industri, dan pertanian;
2. Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan
tinggi muka air tanah mengalami kenaikan, tetapi pada
musim kemarau cenderung menurun secara bertahap.

D. Daerah Aliran Sungai (DAS)


1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
1) memanjang
2) radial
3) paralel
4) kompleks
2. Pengelolaan DAS
Sasaran utama pengelolaan DAS adalah :
1. rehabilitasi lahan yang terlantar atau yang masih produktif,
2. perlindungan terhadap lahan yang rawan terhadap erosi
dan longsor tanah, dan
3. peningkatan dan pengembangan sumber daya air.
Beberapa tindakan di bawah ini merupakan contoh tindakan
yang tidak mendukung program pengelolaan DAS :
1. sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah
rumah tangga;
2. sungai dijadikan tempat pembuangan limbah industri;
3. sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah sakit
dan limbah pasar;
4. mendirikan bangunan di bantara sungai;
5. sempadan sungai dijadikan lokasi hunian;
6. air sungai diracun untuk diambil ikannya.
E. Banjir: Penyebab, Dampak, dan Usaha Mengurangi Risiko

Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk


mengurangi dan menanggulangi banjir :
1. menjaga kelestarian hutan di kawasan DAS, sehingga
volume dan kualitas air sungai tetap terjaga;
2. mencegah dan melarang pembangunan sampah ke
sungai dan melaksanakan program kali bersih (prokasih);
3. membuat bendungan dan pintu-pintu air untuk mengurangi
kecepatan lajur air sungai dan limpasan dari air hujan;
4. memperbanyak daerah terbuka untuk resapan air dan
membuat sumur-sumur resapan air;
5. mengadakan penghijauan terhadap lahan-lahan gundul,
sehingga sedimentasi dan limpasan air hujan bisa berkurang;
6. membuat undang-undang pelestarian sumber daya air dan
penegakan hukum terhadap undang-undang tersebut.

Вам также может понравиться