Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
:Disusun oleh
Umar Hasyim
NIM. 103053028730
1
B. UNSUR-UNSUR MAJLIS TAKLIM
Adanya badan yang mengurusi kegiaatn secara berkesinambungan.
Adanya guru atau kyai yang memberikan pelajaran secara rutin dan
berkesinambungan.
Adanya peserta atau jamaah yang terus menerus mengikuti pelajaran.
Adanya kurikulum baik.
Adanya kegiatan pendidikan secara teratur dan berkala.
Adanya tempat tertentu untuk penyelenggaraan kegiatan
2
sebagai tempat menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahid)
dalam berbagai ilmu.
Dengan demikian majelis taklim mempunyai kedudukan dan ketentuan tersendiri
dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah Islamiyah, disamping lembaga-
lembaga lain yang mempunyai tujuan yang sama.
I. TUJUAN
Adalah untuk membina dan mengembangkan hubungan yang
santun antara manusia dengan lingkungan dalam rangka membina
masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
II. FUNGSI MAJELIS TAKLIM
a. Membina dan mengembangkan ajaran Islam.
b. Sebagai taman rekreasi Rohani.
c. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi.
d. Sebagai sarana dialog.
e. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat.
3
Administrasi adalah upaya mendayagunakan semua tenaga, biaya dan fasilitas
secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya tujuan.
1. kegiatan yang tergolong kedalam administraasi pada umumnya meliputi:
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pengarahan (direction)
Pengkoordinasian (coordinating)
Pengawasaan (controlling)
2. Kaidah (prinsip) administrasi
Administrasi harus praktis tidak ruwet dan dapat dikerjakan dengan mudah.
Administrasi harus dapat berfungsi sebagai sumber informasi dari seluruh
kegiatan majelis taklim.
Administrasi harus dilaksanakan menurut sistem yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
3. Kopentensi (kemampuan) Administrasi
Memiliki pengetahuan tentang administrasi pada umumnya.
Memiliki keterampilan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengawasan kegiatan majelis taklim.
Memiliki sikap untuk selalu berusaha.
4. Komponen (unsur) Administrasi
Pengaturan pelajaran
Pengaturan guru
Pengaturan peralatan
Pengaturan tempat
Pengaturan keuangan
Pengaturan ketata usahaan
4
2. Pemimpin demokratis
Empat factor teori kepemimpinan, yaitu meliputi dimensi-dimensi: structural, fasilitatif,
suportif, dan partisifasi. Selain empat factor teori kepemimpinan di atas ada satu lagi
kepemimpinan yang berindikasi:
1. pengikut menaruh kepercayaa terhadap kebenaran dan keyakinan pemimpin.
2. Ada kesamaan keyakinan bawahan dengan keyakinan pemimpin.
3. Kemauan untuk patuh dari bawahan terhadap pemimpin.
4. Terdapat rasa kasih sayang (affection) pengikut kepada pemimpin.
5
- Menyusun jadwal kegiatan
Langkah-langkah Perencanaan Majelis Taklim
a. Tujuan Pembinaan
Upaya pembinaan yang dilakukan dapat menumbuhkan kondisi yang
memungkinkan majelis taklim berperan secara optimal sebagai lembaga pendidikan non
formal keagamaan.
b. Sasaran Pembinaan
1. Citra dimasyarakat
Faktor yang memgang peranan dalam hal ini antara lain:
- Mempunyai program kerja
- Memppunyai laporan keuangan
- Menerima saran, kritik atau masukan
- netral
2. Minat guru dan pengurus
Melalui pembinaan diharapkan para guru maupun pengurus, merasa ikut
terlibat dan bertanggung jawab untuk masalah sosial.
3. Kemampuan guru, pengurus dan Pembina.
6
1. Pekerjaan
2. Pegawai-pegawai
3. Hubungan-hubungan
4. Lingkungan
1. KRISIS KEPENGURUSAN
Hal ini terjadi dengan banyak sebab, diantaranya karena, pertama, komitmen dan
tanggung jawab pengurus yang rendah. Kedua, ada pengurus yang tidak mengerti tentang
7
bagaimana menjalankan roda kepengurusan. Ketiga, tidak ada uraian kerja pengurus dan
wewenagn yang jelas. Keempat, waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian pengurus
yang kurang sehingga kepengurusan berjalan sambil lalu saja. Kelima, konflik atau
ketidak cocokan pribadi antara pengurus yang satu dengan yang lain, dan sebagainya.
Agar kepengurusan majelis taklim bisa berjalan dengan baik dan memperoleh
kepercayaan daari jamaah, harus dipilih orang-orang yang memiliki dedikasi yang tinggi
terhadap persoalan kemajelis takliman dan keumatan, memiliki kemauan dan kemampuan
dalam bekerja, mau bekerja sama dan selalu menjaga persatuan dan kesatuan dikalangan
pengurus, mencurahkan potensi yang dimilikinya untuk mengurus majelis taklim dan
meningkatkan kapasitasnya sebagai pengurus.
2. KRISIS GURU
Majelis taklim kita tidak memiliki guru dalam jumlah yang memadai atau cukup
jumlahnya tetapi tidak memiliki kualitas yang memadai. Pengkaderan guru perlu
dilakukan oleh pengurus majelis taklim, baik dalam bentuk menyelenggarakan pelatihan
guru maupun menugaskan pengurus atau jamaah yang berpotensi menjadi guru untuk
mengikuti pendidikan guru dan mubaligh yang biasa diselenggarakan oleh lembaga
dakwah.
3. KRISIS KETERLIBATAN
Keterlibatan jamaah dalam kegiatan majelis taklim memang dirasakn masih amat
rendah bila dibandingkan dengan jumlah penduduk muslim di sekitar majelis taklim.
Pengurus majelis taklim perlu melakukan upaya mengaktifkan jamaahnya dalam berbagai
kegiatan. Salah satu pendekatan yang penting yang perlu dilakukan adalah secara
individual.
8
bangunan majelis taklim kita umumnya memang baru diperuntukkan bagi aktivitas
pengajian dan peribadatan.
5. KRISIS KEUANGAN
Kurangnya semangat berinfaq dikalangan jamaah bukanlah karena masalah
kesulitan ekonomi, tapi tingkat kesadaran yang masih harus dimantapkan lagi. Pengurus
majelis taklim juga perlu melaporkan pemasukan dan pengeluaran dana secara transparan
agar jamaah menjadi semakin yakin bahwa dana yang mereka sumbangkan memang
semata-mata digunakan untuk kepentingan majelis taklim.