Вы находитесь на странице: 1из 17

1

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP ADALAH TUNTUTAN

KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK YANG BERAKAL

Oleh: Siti Krisnawati.

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan terobosan penting dalam upaya membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, apabila tidak memprioritaskan pendidikan sebagai unsur

yang penting dalam membangun manusia seutuhnya, maka akan berimplikasi

terhadap munculnya berbagai masalah kemanusian, seperti meningkatnya

pengangguran, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya kemiskinan dan berbagai

persoalan lain yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa dan negara dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata.

Dengan pendidikan manusia dapat menuju kesempurnaan hidupnya, karena pada

dasarnya pendidikan merupakan upaya sadar yang dilalukan oleh individu atau

kelompok dengan individu atau kelompok lain untuk memperoleh ilmu, membentuk

sikap, dan membekali keterampilan.

Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling unggul keberadaannya

dibandingkan dengan mahkluk lain (binatang dan tumbuhan), keunggulan manusia

terletak pada akalnya. Dengan akalnya, manusia dapat mengatasi berbagai persoalan

hidupnya dengan mudah, namun apabila akal tersebut tidak dioptimalkan fungsinya,

maka manusia tidak akan memiliki arti apa-apa dalam hidupnya, manusia tidak lebih
2

seperti mahkluk lain yang hanya melakukan reproduksi. Oleh karena itu pendidikan

sebagai sarana untuk mengoptimalkan fungsi akal dalam kehidupan manusia

merupakan kebutuhan yang amat vital dan perlu mendapat perhatian yang serius dari

semua pihak.

Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir tentang diri dan lingkungannya

melalui proses pembelajaran. Sedangkan berpikir pada dasarnya merupakan sebuah

proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak

pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada

sebuah kesimpulan yang berupa ilmu.

Ilmu merupakan buah pemikiran manusia dalam menjawab berbagai

persoalan yang ditemukan dalam hidupnya yang disusun secara kritis, analitis, dan

sistimatis, serta telah dibuktikan kebenarannya.1 Untuk bisa menghargai ilmu

sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah makna ilmu itu

sebenarnya bagi kehidupan manusia.

Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran

biasanya tidak mengetahui makna ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya

dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat

kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punyai

sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka

kurang mengenal makna ilmu yang sebenarnya.

1
Jujun S. Suriasumantri, 1995, Filsafat Ilmu: Sebuah Penngantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, h.
19
3

Ilmu diperoleh melalui pendidikan dengan melakukan proses pembelajaran,

kehidupan tanpa ilmu ibarat bearjalan tanpa petunjuk, sehingga pendidikan bagi

hidup manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan tuntutan kehidupan yang

harus dilakukan sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalaha antara lain: apa makna pendidikan bagi kehidupan?,

apa manfaat pendidikan bagi kehidupan manusia? mengapa pendidikan merupakan

tuntutan kehidupan yang berakal?

B. Pengertian Pendidikan

Para ahli pendidikan mengartikan pendidikan dengan pandangan yang

berbeda-beda. Menurut Muhtar Yahya dan Nasruddin Thaha berpendapat bahwa

pendidikan adalah mempersiapkan dan memberikan bekal kepada anak untuk menjadi

orang yang sempurna, percaya pada diri sendiri sehingga dapat lebih baik selama

hidupnya.2 Sedangkan Plato berpendapat, “pendidikan adalah mengasuh jasmani dan

rohani untuk mencapai keindahan dan kesempurnaan hidup manusia di dunia.”3

Menurut Langeveld, “pendidikan adalah memberikan bimbingan atau pertolongan

dalam usaha anak menunaikan tugas hidupnya secara berdiri sendiri (Self Standing).”4

Berdasarkan pandangan para ahli pendidikan sebagaimana dinyatakan di atas,

maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai upaya yang dilakukan

2
Muchtar Yahya dan Nasruddi Thoha. 1941. Fannuttarbiyah, Padang Panjang: Al-Maktah Al-
Tarbiyah, h. 3
3
William Ebenstein. 1960. The Great Political Thinkers: Plato to Pressent, New York: Holt Remhart
and Wusroh, h. 44 – 45
4
M.j. Langeveld, Tth. Diklat Pedagogik HMI, Com, SPF GAMA, Yogyakarta: Gama, h. 15
4

secara sadar dalam mengembangakan berbagai potensi yang dimiliki oleh manusia

yang dilakukan oleh individu atau kelompok kepada individu atau kelompok yang

lain untuk mendapatkan ilmu, memilki moral yang baik dan memiliki keterampilan.

C. Fungsi Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia

Pendidikan merupakan proses untuk dapat menghasilkan peserta didik yang

memiliki ilmu, moral dan keterampilan. Pendidikan sebagai proses berarti pendidikan

dipandang sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Secara makro menurut Pratiknya bahwa fungsi proses pendidikan itu

meliputi tiga hal, yaitu (1) proses alih nilai (transfer of Value), (2) Proses alih

pengetahuan (transfer of knowledge) dan (3) Proses alih metodologi (Transfer of

Methodology) 5

Melalui proses pendidikan individu didorong untuk berpikir, menilai dan

bertindak. Sedangkan hasil pendidikan yang diinginkan barulah tercapai bila berpikir

dan tingkah lakunya membantu kebutuhan individu dan kesejahteraan kelompoknya.

Individualisasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan

kemampuan pribadi, termasuk juga kehidupan sosialnya. Sebagaimana dinyatakan

Crow dan Crow bahwa pendidikan sebagai suatu proses dalam menambah suatu

bentuk kegiatan yang menjadikan seseorang individu sesuai dengan kehidupan

sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan-kebiasaan, undang-undang,

5
Ibid., h. 6
5

keyakinan, bahasa dan lembaga-lembaga sosial dari satu generasi ke generasi

lainnya.6

Hasil pendidikan meliputi perubahan yang telah terjadi atau berlangsung sebagai

hasil partisipasi individu dalam pengalaman belajar. Perubahan yang diperoleh

sebagai hasil belajar sebenarnya merupakan petunjuk demi mencapai tujuan

pendidikan. Sedangkan tuntutan pendidikan akan berbeda-beda karena tuntutan

kultural dan kemampuan serta ambisi individu. Oleh karena itu hasil pendidikan

sebagai pencerminan dari keseluruhan pengaruh belajar akan berbeda diantara

kelompok-kelompok kultural dan antar anggota kelompok yang sama. Dengan

demikian hasil pendidikan dapat menggambarkan tingkat pendidikan yang dimiliki

seseorang sebagai hasil pengalaman belajar. Namun menurut Plato bahwa hakikat

pendidikan tidak saja hanya menerima pengetahuan, tetapi adanya perkembangan

pembawaan yaitu pembawaan untuk memperoleh hakikat diri yang dihasilkan dari

pengalaman yang berkesinambungan.7 Secara mikro pendidikan merupakan proses

pengembangan sumber daya manusia8 yang dalam prosesnya meliputi tiga hal (1)

proses pembudayaan, (2) proses pembinaan iman dan takwa, (3) Proses pembinaan

ilmu pengetahuan dan teknologi.9

Proses pembudayaan ialah proses transformasi budaya yang berkaitan dengan

nilai-nilai etis, estetis dan nilai budaya, serta wawasan kebangsaan dalam rangka

terbinanya manusia berbudaya. Proses pembinaan iman dan taqwa ialah transformasi
6
Abd. Rahman Abror. 1989. Pshisichologi Pendidikan, Jogyakarta: Nurcahaya, h. 7
7
William Ebenstein, op. cit, h. 25-26
8
Ahmad W. Pratiknya, op. cit., h. 6-7
9
Ibid., h. 5
6

nilai-nilai keagamaan (iman, taqwa, kebajikan dan lain sebagainya). Proses

pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah mengembangkan potensi kearah

terbinanya kemampuan manusia sebagai manusia yang mampu mengembangkan

dirinya dan mengolah lingkungannya, dengan kemampuanya untuk menciptakan dan

memanfaatkan dalam proses mengatasi persoalan hidupnya, maka akan mendapatkan

kesejahteraan bagi umat manusia.10 Sedangkan keselarasan dalam kaitannya dengan

individu dan masyarakat untuk keperluan pendidikan dari perspektif subyek dan

perspektif pendidik. Hal ini bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah proses

pemanusiaan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.

Oleh karenanya prakarsa dan tanggung jawab belajar yaitu cara untuk individu,

harus secara eksplisit dan sedini mungkin diberikan kepada subyek didik. Akibatnya

pada tingkat permulaan pendidik mengambil sikap lebih mencampuri dan

menentukan, tetapi pada prinsipnya sejak sedini mungkin dan secara sistematis

pendidik menarik diri dari campur tangan pendidikan yang menjadi tanggung jawab

pendidik dalam menyediakan dan mengatur kondisi untuk membelajarkan subyek

didik dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusia dan masyarakat

belajar yang mampu memperbaharui metode pendidikan yang sesuai dengan

pembinaan dan pengembangan peserta didiknya.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa fungsi pendidikan bagi kehidupan

manusia meliputi: proses interaksi manusia yang ditandai keseimbangan dan

kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik, usaha penyiapan subyek didik

10
Ibid., h. 5
7

menghadapi lingkungan hidup yang terus menerus, meningkatkan kualitas pribadi

dan masyarakat, berlangsung seumur hidup, kuat dalam mengahadapi prinsip-prinsip

ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.11

D. Tiga Pusat Pendidikan Sebagai Jalur Pendidikan.

Dalam mekanismenya pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan

yang dikenal dengan istilah tri pusat pendidikan. Ketiga jalur tersebut antara lain:

jalur sekolah, masyarakat, dan keluarga.12

Pendidikan melalui jalur sekolah diartikan terutama memberi bekal kepada

anak agar dapat memasuki kehidupan bermasyarakat dimana perkembangannya

seirama dengan perkembangan masing-masing masyarakat.

Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalur sekolah dan tindakan

pendidikan yang dikuasai seseorang diperoleh melalui jalur sekolah. Jalur sekolah

merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan

pembelajaran secara berkesinambungan.13

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya membantu

keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan dan pendayagunaan

bakat, minat dan potensi yang dimiliki anak. Kegiatan untuk mengembangkan bakat,

minat dan potensi tersebut harus dilakukan secara terencana, terarah dan sistematik

guna mencapai tujuan tertentu, tujuan tersebut harus mengandung nilai-nilai yang
11
T. Raksa Joni. 1985. Wawasan Kependidikan Guru, Jakarta: Depdikbud Dikti-P2LPTK, h. 8
12
Hadari Nawawi. 1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung, h.
56
13
Sikun Pribadi. 1987. Mutiara-Mutiara Pendidikan, Jakarta: Erlangga, h. 84
8

serasi dengan kehidupan yang berlaku dilingkungan masyarakat. Oleh karena itu

fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi untuk meneruskan,

mempertahankan dan sebagai sarana untuk memobilisasi individu dan masyarakat

melalui pembelajaran, serta ikut membentuk kepribadian subyek didik agar menjadi

manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di dalam kebudayaan dan masyarakat.

Sebagaimana menurut Halsey bahwa lembaga pendidikan memainkan peranan

penting dalam masyarakat, sebagai agen kontrol sosial, perubahan budaya dan seleksi

sosial. Bahkan menurut Halsey bahwa pendidikan seseorang dapat menentukan

struktur seseorang dalam masyarakat, karena pendidikan seseorang menunjukkan

pada kapasitas dan kualitas cara berfikir, bersikap dan profesionalisme seseorang.

Halsey percaya bahwa lembaga pendidikan merupakan sarana mobilisasi sosial yang

dapat menentukan seseorang masuk dalam struktur sosial sesuai dengan tingkat

pendidikan. Karena lembaga pendidikan dalam pelaksanaannya memnyiapkan dan

membentuk individu dan kelompok tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga

memiliki keterampilan dan profesionalisme.14

Dengan demikian sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran besar

dalam membentuk dan menyiapkan seseorang untuk menjadi orang yang memiliki

pengetahuan, mandiri, profesionalisme serta bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup manusia di masa mendatang.

14
Jerome Karabel and A.P. Halsey, 1977, Power and Ideology in Education, New York: Oxford
University Press, h. 167 – 171
9

Selanjutnya jalur pendidikan yang kedua adalah jalur pendidikan yang

dilaksankan pada masyarakat seperti kursus-kursus dan pelatihan. Jalur pendidikan

yang dilaksanakan di masyarakat merupakan upaya untuk mengembangkan sumber

daya manusia, terutama pengembangan aspek kemampuan intelektual dan aspek

kepribadian manusia. Pendidikan yang non formal yang dilaksanakan di masyarakat

seperti pelatihan dan kurusus-kursus pada hakikatnya merupakan bagian dari proses

pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan

khusus seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan latihan adalah suatu cara untuk

memperoleh keterampilan tertentu.15

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan dalam pelaksanaanya

dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik dari aspek keilmuwan dan

moral maupun dari aspek keterampilan.16 Selain dari jalur pendidikan formal dan

non formal sebagai sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia, jalur

pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya adalah jalur pendidikan informal yaitu

pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Sebab pendidikan dalam keluarga

merupakan pendidikan yang pertama dan utama di mana anak mulai diperkenalkan

dengan dunianya yang mengitarinya. Anak-anak mulai mengenal dunia karena

diperkenalkan oleh keluarganya terutama oleh ayah ibunya sebagai pendidikan yang

pertama sekali dalam proses pendidikan manusia. Oleh karena itu pendidikan

15
Soekidjo Notoatmodjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, h. 27
16
Soekidjo Notoatmodjo. op. cit., h. 30-33
10

keluarga menjadi pendidikan yang begitu amat penting dalam kehidupan manusia

dalam pengembaraannya di dunia ini.

Demikian bahwa pendidikan formal, non formal dan pendidikan imformal

merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan

kualitas sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.

E. Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan Bagi Kehidupan Manusia

Sebagai Makhluk Yang Berakal

Pendidikan seumur merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal, hal ini

karena pendidikan adalah instrument untuk menuju kesempurnaan hidup manusia.

Manusia dinyatakan sebagai manusia apabila mampu menyatakan dirinya dalam

hidupnya melalui aktivitas berpikir, bersikap, dan bekerja, dimana aktivitas tersebut

merupakan perangkat pendidikan.

Dalam ajaran Islam sebagai agama rahmatanlillalamin memberikan perhatian

khusus terhadap pendidikan sebagai sesuatu yang penting bagi hidup manusia untuk

dapat mencapai eksistensi kemanusiaanya. Dalam upaya untuk menuju kesempurnaan

hidup, maka Islam memerintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang tidak

terbatas selama hayat masih dikandung badan. Prinsip belajar yang diperoleh melalui

pendidikan ini merupakan ajaran Islam yang penting sebagaimana Sabda Rasulullah

SAW: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”. (HR. Ibn. Abd. Bar.).

Dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa manusia sebagai mahkluk berakal dituntut

untuk mecari ilmu sepanjang hidupnya melalui proses pendidikan. Sebab dalam Islam
11

dinyatakan bahwa mereka yang berilmu dan tidak berilmu itu berbeda, sebagaimana

dinyatakan dalam Firman Allah:

Artinya: “Katakanlah (ya Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang
yang tidak berilmu! Sesunggunyalah yang memiliki akal pikiranlah yang
dapat menerima pelajaran. Q.S. Ar. Zumar 9).

Berdasarkan ayat di atas, memberikan isyarat kepada manusia tentang adanya

perbedaan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal yang memfungsikan akalnya

secara optimal dengan yang tidak, bagi manusia yang memiliki ilmu akan ditinggikan

derajatnya dibandingkan dengan mereka yang tak berilmu. Hal ini sesuai dengan

Firman Allah:

Artinya: “… (Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu


pengetahuan itu. (Q.S 58 Al Mujadalah 11)
Berbagai contoh peristiwa alam dan benda-benda yang ada di dunia ini, tidak

dapat dipikirkan dan diolah oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan untuk

memperkuat imannya, kecuali oleh orang yang berilmu yang menggunakan ilmunya,

Firman Allah dalam al-Qur’an:


12

Artinya: “ Itulah berbagai contoh perumpamaan yang Kami berikan kepada manusia,
tidak ada yang dapat memikirkannya (untuk kepentingan hidupnya),
kecuali orang yang berilmu”, (QS. Al-Ankabut 43).

Demikian beberapa pernyataan ayat dan hadits di atas merupakan faktor

terbesar yang membuat manusia itu mulia, karena memiliki ilmu dan menggunakan

ilmunya, sehingga menuntut ilmu melalui proses pendidikan seumur hidup

merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap orang sebagai mhkluk yang berakal.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an, beberapa ayat menyatakan:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka…”(Q.S. At-Tahrim 6)17

Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S.

Asy-Syu’ara; 214).18

Demikian dari beberapa pernyataan ayat di atas, nampak bahwa Islam

mengajarkan tentang pendidikan yang bersipat mendalam, integral, universal, dan

bearlangsung seumur hidup. Hal ini agar manusia dapat memperoleh kesejahteraan

hidupnya sebagai akhir dari tujuan pendidikan.

17
Al-Qur’an, Surat At-Tahrim : 6
18
Al-Qur’an, Surat Asyi Syuro : 214
13

Selanjutnya bahwa dalam ajaran Islam, pendidikan merupakan kebutuhan

yang harus diutamakan yang di awali dari pemeliharaan diri, keluarga, dan

masyarakat yang kemudian sebagai wujudnya harus direalisasikan baik dalam

institusi pendidikan imformal, formal dan non formal sebagai sarananya.

Pendidikan imformal yang dilaksanakan dalam keluarga merupakan

pendidikan yang paling utama, yaitu dimana anak-anak mulai mengenal dunia

sekitarnya. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dari mulai

cara mengucapkan kata-kata seperti mama, papa, kakak, adik dan lailn-lain, sampai

pada mengenal dunia sekitarnya. Sehingga keluarga memiliki peran yang cukup besar

bagi pembentukan watak dan sikap anak.

Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dari mulai

tingkat dasar hingga perguruan tinggi, pendidikan sekolah merupakan pendidikan

yang berjenjang dan memiliki aturan dan disiplin yang ketat, dimana para peserta

didik diberikan pengetahuan dan dibekali keterampilan sesuai dengan program studi

yang disediakan oleh sekolah.

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat

melalui kursus-kursus, pelatihan, lokakarya dan lain-lain. Tujuan dari jenis

pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat adalah adalah membekali keterampilan

pada peserta didiknya untuk dapat bekerja secara fropesional sesuai dengan

keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan

merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal. Hal ini sejalan dengan ajaran
14

agama dengan mewajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat, hal ini agar

manusia dapat merealisasikan eksistensi kemanusiaan dalam kehidupannya dengan

tindakan yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungann pada masa sekarang dan

yang akan datang.

endidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun
anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan
menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di
dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan
educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan
atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti pengolahan, mengolah,
mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian sang anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar
didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai
pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya
upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.

Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa
pendidikan adalah upaya menuntun anak  sejak lahir untuk mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya.

Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek
afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya
tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan
dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut
Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah
memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa
15

pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya
harus lebih luas.

This entry was posted on Friday, January 29th, 2010 at 12:47 pm and is filed under PENDIDIKAN.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or
trackback from your own site.

(http://nuraelpidia.student.umm.ac.id/2010/01/29/arti-pendidikan/) akses 15

november 07.35wib

F. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi di atas, maka dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan ilmu dan

keterampilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada

seseorang atau sekelompok orang baik secara formal, imformal dan non formal

untuk menuju kebahagiaan hidup manusia.

2. Fungsi pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi

orang yang berilmu, bermoral dan memiliki keterampilan yang dapat diabdikan

kepada masyarakat, bangsa dan Negara di masa sekarang dan yang akan datang.

3. Pendidikan dalam pelaksanaanya dilakukan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

imformal yang dilakukan oleh keluarga, pendidikan formal dilakukan oleh

sekolah, dan pendidikan non formal dilakukan oleh masyarakat. Ketiga pusat

pendidikan tersebut merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis dalam
16

upaya meningkatkan harkat martabat manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam

sebagai agama yang universal yaitu bahwa pendidikan harus berlangsung

sepanjang hayat dan merupakan kewajiban bagi setiap manusia tanpa mengenal

usia dan jenis kelamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rahman 1989. Pshisichologi Pendidikan, Jogyakarta: Nurcahaya,

Ebenstein, William, 1960. The Great Political Thinkers: Plato to Pressent, New
York: Holt Remhart and Wusroh,

Joni, T. Raksa, 1985. Wawasan Kependidikan Guru, Jakarta: Depdikbud Dikti-


P2LPTK,

Karabel, Jerome, and A.P. Halsey, 1977, Power and Ideology in Education, New
York: Oxford University Press,

Langeveld, M.j. , Tth. Diklat Pedagogik HMI, Com, SPF GAMA, Yogyakarta: Gama,

Mudyahardjo, Redja dkk. 1993, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: UT.,


17

Nawawi, Hadari, 1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung
Agung,

Notoatmodjo, Soekidjo, 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:


Rineka Cipta,

Pribadi, Sikun, . Mutiara-Mutiara Pendidikan, Jakarta: Erlangga,

Pratiknya, Ahmad W. 1994. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada


PJP II, Makalah yang disampaikan dalam seminar tentang “ Pengembangan
Peran Pendidikan Islam dan Tradisi Pesantren Dalam Modernitas Bangsa”,
IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 10 – 11 Juli,

Suriasumantri, Jujun S., 995, Filsafat Ilmu: Sebuah Penngantar Populer, Jakarta:
Sinar Harapan,

Syaib, Akhmad, 1964, Ushul Anakdi Al-Adah, Kairo: Maktabah An-Nahdhah Al-
Mistiah,

Yahya, Muchtar, dan Nasruddi Thoha. 1941. Fannuttarbiyah, Padang Panjang: Al-
Maktah Al-Tarbiyah,

Вам также может понравиться

  • Pak Dedi
    Pak Dedi
    Документ29 страниц
    Pak Dedi
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Full Book in Sin Yur Indonesia
    Full Book in Sin Yur Indonesia
    Документ165 страниц
    Full Book in Sin Yur Indonesia
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • E Booklet STRI
    E Booklet STRI
    Документ7 страниц
    E Booklet STRI
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • PAPARAN KA BNNP KEPRI 10 September 2021 New
    PAPARAN KA BNNP KEPRI 10 September 2021 New
    Документ35 страниц
    PAPARAN KA BNNP KEPRI 10 September 2021 New
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Materi Diklat Advokasi
    Materi Diklat Advokasi
    Документ33 страницы
    Materi Diklat Advokasi
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ5 страниц
    1 PB
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Pak Suryokoco
    Pak Suryokoco
    Документ31 страница
    Pak Suryokoco
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Permenhan 18 2019 TTG Pencegahan Narkoba
    Permenhan 18 2019 TTG Pencegahan Narkoba
    Документ11 страниц
    Permenhan 18 2019 TTG Pencegahan Narkoba
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pusraka
    Tinjauan Pusraka
    Документ9 страниц
    Tinjauan Pusraka
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • 2013-1-01189-MC Bab2001
    2013-1-01189-MC Bab2001
    Документ15 страниц
    2013-1-01189-MC Bab2001
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • 8821 16875 1 SM
    8821 16875 1 SM
    Документ14 страниц
    8821 16875 1 SM
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ19 страниц
    Bab 2
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • 2949 5922 1 SM
    2949 5922 1 SM
    Документ13 страниц
    2949 5922 1 SM
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • PM No. 17 Tahun 2012 PDF
    PM No. 17 Tahun 2012 PDF
    Документ24 страницы
    PM No. 17 Tahun 2012 PDF
    Aldi RI
    Оценок пока нет
  • CMC
    CMC
    Документ36 страниц
    CMC
    aditya dermawan
    Оценок пока нет
  • Paparan BNN-PMK
    Paparan BNN-PMK
    Документ11 страниц
    Paparan BNN-PMK
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Isi Pedoman Relawan
    Isi Pedoman Relawan
    Документ20 страниц
    Isi Pedoman Relawan
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Persiapan HANI 2016 Soft Launching-1
    Persiapan HANI 2016 Soft Launching-1
    Документ15 страниц
    Persiapan HANI 2016 Soft Launching-1
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Panduan Pencegahan Korupsi Untuk Dunia Usaha - Fix PDF
    Panduan Pencegahan Korupsi Untuk Dunia Usaha - Fix PDF
    Документ76 страниц
    Panduan Pencegahan Korupsi Untuk Dunia Usaha - Fix PDF
    N.H Wirawan
    Оценок пока нет
  • Profil BNN
    Profil BNN
    Документ11 страниц
    Profil BNN
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pusraka
    Tinjauan Pusraka
    Документ9 страниц
    Tinjauan Pusraka
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Materi Sosialisasi
    Materi Sosialisasi
    Документ19 страниц
    Materi Sosialisasi
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Surat Workshop Perubahan Kementerian
    Surat Workshop Perubahan Kementerian
    Документ5 страниц
    Surat Workshop Perubahan Kementerian
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Inpres No. 12 Tahun 2011
    Inpres No. 12 Tahun 2011
    Документ29 страниц
    Inpres No. 12 Tahun 2011
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Character Building - Dr. Aisyah Dahlan
    Character Building - Dr. Aisyah Dahlan
    Документ48 страниц
    Character Building - Dr. Aisyah Dahlan
    Ratih Frayunita Sari
    100% (12)
  • Program Obamacare
    Program Obamacare
    Документ5 страниц
    Program Obamacare
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Program Obamacare
    Program Obamacare
    Документ5 страниц
    Program Obamacare
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Perspektif Hukum Peredaran Dan Penyalahgunaan Narkoba
    Perspektif Hukum Peredaran Dan Penyalahgunaan Narkoba
    Документ133 страницы
    Perspektif Hukum Peredaran Dan Penyalahgunaan Narkoba
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Data Ipwl 2013
    Data Ipwl 2013
    Документ1 страница
    Data Ipwl 2013
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет
  • Riset Publik Dan Analisis Media Uas Repaired)
    Riset Publik Dan Analisis Media Uas Repaired)
    Документ72 страницы
    Riset Publik Dan Analisis Media Uas Repaired)
    Ratih Frayunita Sari
    Оценок пока нет