Вы находитесь на странице: 1из 3

KODE 2 DIMENSI (BAR CODE)

Dari beberapa sumber tentang kode 2 dimensi adalah ciptaan Norman Joseph
Woodland, dosen Institut Teknologi Drexel, Philadelphia sekitar setengah abad lalu
merupakan simbol yang sangat populer dalam dunia industri. Hampir semua barang
dan benda buatan industri diberi barcode. Penggunaan barcode memangkas waktu dan
biaya untuk mengidentifikasi suatu barang secara cepat dan mudah. Banyak
perusahaan yang menggunakan symbol ini, seperti pada beberapa barang di
supermarket kasir hanya menempelkan saja alat seperti sensor yang ditempelkan ke
barcode maka munculah harga barang sesuai jenisnya.

Sistem bar code dua dimensi yang pada awalnya dirancang untuk membantu orang
yang penglihatannya kurang untuk mengakses materi tertulis, saat ini dikembangkan
untuk fungsi lain yang lebih berguna. Fungsi baru itu ditemukan oleh Kosaido co. Ltd.,
perusahaan percetakaan Jepang dan pengembnag sotfware Original Design Inc.
Dengan software, 800 kata tertulis bisa dikonversikan ke dalam bar code 2 dimensi
yang disebut sebagai "SP Code" oleh pengembangnya. Bar code tersebut bisa
direproduksi dalam bentuk teks atau braille , dan jika di-scan dengan peranti pembaca
"Speechio", akan dihasilkan suara. Speechio adalah pembaca seukuran telur burung
unta.

SP Code, seperti bar code 2 dimensi lainnya terdiri dari banyak sekali titik-titik
monokrom pada bidang 18 milimeter persegi. Kapasitas memorinya mencapai 1.500
byte. Barcode merupakan deretan angka yang disimbolkan dalam bentuk pola garis
hitam berbentuk batang. Batang pertama berfungsi sebagai penanda awal. Nilai batang
berikutnya tergantung jarak dan ukurannya dibanding batang sebelumnya.

Penggunaan istilah ”barcode dua dimensi” sebenarnya kurang tepat karena simbol baru
itu tidak lagi berbentuk batang. Itu berupa susunan titik atau kurva dalam suatu area
berbentuk segi empat. Sebagaimana halnya barcode klasik, konfigurasi matrik dari titik-
titik tersebut menyimbolkan nilai tertentu. Bedanya, nilai pada 2D Code bukan hanya
angka namun juga huruf. Perbedaan lain, barcode klasik hanya dibaca pada arah
horisontal, sedangkan 2D Code dibaca pada arah horisontal dan vertikal.

Perangkat yang dibutuhkan untuk membaca 2D atau QR codes diantaranya scaner,


barcode scaner, Finger Print sebagai media input, dan outputnya adalah print barcode.

Kenyamanan kode dua-dimensi, misalkan telepon adalah situs editing yang sangat
melelahkan, sedangkan penggunaan kode dua-dimensi, maka hanya film, bisa masuk
ke situs tersebut. Diduga pada ponsel untuk menggunakan waktu untuk mengedit situs
web online adalah dengan menggunakan kode dua-dimensi akan 20 kali lebih banyak
waktu online.

Selain nyaman dan informatif, pemasaran mobile berarti keuntungan kode dua-dimensi
kedua adalah kemampuan untuk memantau efektivitas pemasaran, sehingga untuk
belajar yang harus dilakukan setelah strategi pemasaran.

Saat ini barcode dua dimensi sudah digunakan secara luas di negara maju, terutama
Jepang dan Amerika Serikat. Lembaga standardisasi internasional (di antaranya
International Standard Organization) telah mengesahkan beberapa jenis barcode dua
dimensi.
Sumber :

- http://indocashregister.com/2010/02/04/barcode-2-dimensi/
- http://esrt2000.50megs.com/potensi_tersembunyi_di_balik_bar.htm
- http://www.tekbar.net/id/brands-and-marketing/the-first-to-experience-the-two-
dimensional-codes.html

Вам также может понравиться